cinta dalam jas putih

Reuni Kecil



Reuni Kecil

Dokter edwin membukakan pintu mobilnya untuk nita dan membawanya untuk berjalan bersamanya.     

Sedang key mengikuti mereka dari belakang.     

"Mommie ini rumah orang tua yunna " ucap key, "daddy juga pertama kalinya datang kesini "     

Nita mengerutkan dahinya dan menoleh ke arah dokter edwin yang hanya tersenyum.     

"Kamu pikir aku main ke tempat ini untuk apa? " tanya dokter edwin pada nita, "jangan tanya yang aneh-aneh! "     

Nita terkekeh, "siapa tahu aja seperti yang di drama-drama, berdiam diri di depan rumah sambil berharap seseorang yang ingin ditemui itu tiba-tiba muncul sendirian! "     

Tawa kecil dokter edwin muncul, "gak ada kerjaan itu namanya! "     

Dia lalu mencubit kecil pipi nita yang sudah membuatnya gemas karena perkataannya itu.     

"Dokter edwin! " ada suara seorang laki-laki di belakang mereka memanggilnya.     

Dia berbalik dan melebarkan senyumannya ke arah seseorang yang sedang berjalan ke arahnya.     

"Pak adit " dia dengan cepat menghampiri teman lamanya itu dan memberikan pelukan.     

"Sudah lama sekali " ucapnya pada dokter edwin, kedua matanya lalu tertuju pada nita yang berdiri di samping key.     

"Itu? " tanyanya.     

"Ingat, jangan katakan dia itu masih muda sekali " ucap dokter edwin pelan, "bisa-bisa saya tidur di ruang tamu! "     

Tawanya muncul mendengar ucapan dokter edwin, karena yang ingin dia katakan adalah wanita yang menjadi istrinya itu mirip sekali dengan wanita pemilik rumah yang akan mereka datangi saat ini.     

Dia tahu bahwa dokter edwin pun dulu adalah salah satu laki-laki yang mengagumi kanita sama seperti dirinya, dan bernasib sama tidak bisa memilikinya.     

"Ini istriku, kia " dia lalu memperkenalkan wanita yang sedang menggendong anak perempuan berusia satu tahun.     

"Ini, nita " dokter edwin memperkenalkan nita pada adit dan istrinya.     

Tentu saja adit menyembunyikan keterkejutannya mendengar nama istri dari sahabatnya itu setelah tadi dia merasa wanita itu mirip seseorang.     

"Cantik sekali " nita gemas melihat putri kecil yang digendong oleh kia.     

"Boleh saya gendong? " dia mengulurkan tangannya ke arah putri kecil pak adit yang dengan cepat mau berpindah ke dalam gendongan nita.     

"Anak pak adit masih kecil, tapi istrinya sudah hamil lagi " ucap dokter edwin pelan.     

Tawa kecilnya muncul, "kecelakaan kecil itu "     

"Tidak sengaja " sambungnya.     

Tawa dokter edwin muncul mendengar jawaban paling aneh dan lucu menurutnya.     

Ketika mereka asik berbicara di luar rumah, ada sosok axel yang membuka pintu dan menyambut mereka.     

"Koko " panggil nita sambil menggendong allynea putri kecil aditya dan kia, "saya mau yang lucu seperti ini! "     

Dokter edwin tersenyum lebar sambil berbisik ke arah nita.     

"Oke, kita buat langsung nanti setelah acara ini selesai! "     

Nita tersenyum malu sambil melirik ke arah koko nya itu dan lalu mengedipkan satu matanya.     

"Apa kabar dokter edwin? " ada sosok laki-laki yang lalu menyapanya ketika mereka masuk ke dalam rumah.     

"Dokter yoga sudah lama sekali " ucap dokter edwin yang lalu merangkul sahabat lamanya itu.     

Nita tersenyum ke arah dokter yoga yang dia tahu itu adalah ayah dari dokter axel. Mereka pernah bertemu dulu sewaktu dia masih menjadi bidan desa bersama axel.     

'Perpaduan sempurna, ayah keren dan pintar, ibunya cantik pintar juga,,, ' ucap nita dalam hatinya, 'jadinya dokter axel juga lebih keren dan pintar! '     

Celetukan nita dalam hatinya itu secara tiba-tiba muncul ketika melihat axel dan kedua orang tuanya.     

Dia terduduk sambil memangku allynea yang sepertinya senang sekali dengannya.     

"Nanti rumah kita dekat, kamu harus sering bermain ke rumah ya! " nita mengajak anak kecil berumur satu tahun itu bicara karena tidak mau mengganggu keseruan pembicaraan dokter edwin dengan sahabat lamanya.     

Setelah dia tahu komunikasinya dengan allynea hanya satu arah dia lalu mencoba mendengarkan keseruan pembicaraan mereka sekarang ini.     

"Kita bertiga pernah terkunci di aula rumah sakit dulu! " pak adit mengingatkan ke sebuah kejadian lucu ketika mereka sama-sama terkunci di sebuah aula untuk waktu yang lama.     

"Dan baru sekarang saya tahu kalau bidan kanita itu curang! " sambungnya.     

"Siapa yang curang? "      

"Dokter yoga yang bilang sendiri tadi kalau kamu mengancam dia, padahal dokter yoga sudah di depan pintu " jawabnya.     

Mata nita terus menerus bergantian memandangi satu persatu orang yang sedang mengobrol itu sampai akhirnya dia merasa bahwa kehadirannya sama sekali tidak berarti.     

Dia lalu memutarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah untuk mencari key yang ternyata diapun sedang bersenang-senang dengan yunna dan satu temannya yang lain.     

Senyumannya hambar ketika dia mencoba berpura-pura baik-baik saja, mengalihkan pandangannya ke arah allynea yang ada di pangkuannya.     

Axel yang menyadari bahwa nita sepertinya merasa tidak nyaman di tengah keseruan pembicaraan kedua orang tuanya dengan sahabat lamanya itu lalu beranjak dari duduknya dengan tujuan untuk menemaninya.     

"Kamu baik-baik saja? " tapi dokter edwin sudah lebih cepat dari axel.     

Dia yang duduk di samping nita menyadari bahwa istrinya itu mulai merasa tidak nyaman. Dia adalah orang yang pertama kali tahu bahwa nita pasti akan merasa bosan sekarang ini.     

"Saya baik " jawab nita pelan seraya memperlihatkan senyumannya.     

Tapi dokter edwin merasa jawaban nita adalah kebalikannya, dia lalu menggenggam satu tangan nita.     

"Apa kita pulang saja sekarang? "      

"Jangan koko " nita dengan cepat menjawabnya dengan wajah terkejut, "saya tidak apa-apa, koko lanjutkan saja ngobrolnya "     

"Kamu yakin? "     

"Iya, saya punya allynea " jawabnya sambil tersenyum.     

Dokter edwin mengusap dengan lembut jemari nita yang berada dalam genggamannya sambil sesekali memberikan ciuman di tangan nita ketika semua orang sedang tidak memperhatikannya.     

Axel sedari tadi berdiri di belakang mereka, dia harus melihat perlakuan manis dokter edwin pada nita yang membuat rencana awalnya dia akan menghibur nita gagal.     

Senyumannya muncul, tetapi di dalam hatinya ada luka kecil yang membuatnya begitu sakit melihatnya.     

"Kebetulan saya buat kue coklat " ibu dari axel dan yunna itu menyodorkan sepotong kue pada nita.     

"Nita tidak boleh makan coklat! "     

Semua orang di ruangan tersebut terdiam, axel dan dokter edwin secara bersamaan mengatakannya.     

Raut wajah dokter yoga berubah seketika melihat axel.     

"Saya alergi coklat,,, " ucap nita pelan dengan wajahnya yang terkejut.     

"Saya ambilkan makanan yang lain " ucap axel beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ke dapur yang lalu di susul oleh sosok ibunya.     

"Apa cuma perasaan ibu atau,,, " ucapannya terhenti karena kedua matanya mengawasi axel yang sedang memilih makanan manis untuk nita.     

Senyuman axel terlihat, "perasaan ibu memang selalu kuat "     

Dia tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, "axel tapi kamu harus ingat,,, "     

"Ibu tenang saja, pertunanganku dengan ellen akan tetap dilaksanakan " axel menyela perkataan ibunya itu.     

"Wanita itu bukan siapa-siapa, dia juga sudah menjadi milik orang lain " ucapnya lalu berhadapan dengan ibunya, "tapi ternyata sulit sekali melupakannya "     

Axel hanya berani menceritakannya pada ibunya yang sejak kecil selalu dia percaya.     

"Lebih baik kamu jujur pada ellen daripada terus membohonginya " saran ibunya, "axel, hal yang paling menyakitkan bagi semua wanita adalah ketika tahu bahwa ada orang lain di hati pasangannya "     

"Kalau kamu jujur ellen juga pasti akan menerimanya " sambungnya, "tapi tentu saja kamu harus kehilangan ellen dan tidak akan pernah bisa memiliki nita "     

"Dia itu istri dokter edwin, teman ayahmu. Jadi apa kamu akan setega itu hanya supaya keinginanmu itu terpenuhi? "     

Axel tersenyum, "ibu ini, mana mungkin aku melakukan itu pada dokter edwin "     

"Aku tidak akan membuat nama baik ayah jelek di mata siapapun, bu "     

"Dan tentang ellen, anggap saja hubungan kami masih tetap seperti dulu sebelum kehadiran nita "     

"Kamu yakin? "     

Axel menganggukkan kepalanya dan tersenyum ke arah ibunya, "ibu kan selalu bilang hati seseorang akan dengan mudah berubah ketika dia mau menerima sosok baru "     

"Buktinya, dokter edwin saja bisa mencintai istrinya sekarang walaupun dulu dia sangat mencintai ibu! " ucap axel pada ibunya, "dan ayah bisa bernafas lega karena tahu bahwa yunna tidak akan jadi incaran keduanya "     

"Dan sekarang ayah mau mengundang dokter edwin kerumah karena tahu dia sudah menikah "     

Tawa ibunya itu muncul, "ayahmu itu kalau ketakutan masih sama seperti dulu, ibu tidak boleh pakai baju inilah, jangan terlalu berdandan karena cuma makan malam! "     

Dia mengusap pundak axel, "sekarang yang dia khawatirkan itu kamu "     

"Ibu tenang saja, saya tidak akan mengecewakan kalian "     

Dia tidak pernah minta axel untuk menjadi yang terbaik, dia hanya ingin axel mendapatkan kebahagiaannya sendiri sekarang.     

"Kita harus cepat bawa makanannya "      

Mereka berdua lalu memutuskan untuk kembali bergabung dengan semua orang yang menjadi tamu di rumah mereka.     

"Koko kenapa? " nita melihat raut wajah dokter edwin yang berbeda dari pertama ketika dia bercerita tentang kejadian yang lucu dulu.     

Dia memperlihatkan senyumannya yang singkat, "tidak apa-apa "     

"Bohong " jawab nita sambil memandangi wajahnya.     

"Pasti ada apa-apa " ucap nita kembali sambil tersenyum kecil, "koko itu kalau diperhatikan kenapa mirip sekali dengan ayahnya dokter axel! "     

"Dokter yoga " sambungnya.     

"Mirip bagaimana? "     

"Sama-sama tidak banyak bicara, wajah dingin dan menakutkan seperti orang galak. Tapi ternyata hatinya penuh bunga-bunga kebaikan! "     

"Apa memang semua dokter obgyn seperti itu? " lalu nita melontarkan pertanyaan yang membuat kedua ujung bibir dokter edwin tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman.     

"Kamu ini yah! " dia bicara sambil mencubit kecil hidung nita.     

"Paling bisa kalau merayu laki-laki tua sepertiku! " sambungnya.     

Nita terkekeh, "nah, seperti itu harusnya koko "     

"Tersenyum supaya tampannya awet sampai besok pagi " sambungnya.     

Dokter edwin tersenyum malu ketika nita terus menerus merayunya hanya untuk memperbaiki suasana hatinya yang sebenarnya sedang cemburu karena ternyata axel juga mengetahui semua tentang nita dan dia tidak menginginkan itu...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.