cinta dalam jas putih

Bertemu dengan Kanita



Bertemu dengan Kanita

"Malu sekali! " nita menenggelamkan wajahnya di lengan dokter edwin yang sedari awal perjalanan pulang terus merengek padanya.     

Dokter edwin hanya menanggapi dengan tawa kecilnya, dan dia tidak bisa menghentikan rengekan nita kali ini.     

"Kamu malu karena suamimu bukan pria muda yang keren? "     

Nita terdiam mendengar ucapan dokter edwin, dan lalu kembali melanjutkan rengekannya.     

"Saya kan sudah bilang koko itu lebih keren dari siapapun! " cetus nita masih menyembunyikan wajahnya.     

"Terus malu kenapa? "     

"Koko! " nita menaikkan nada suaranya dan kali ini menatap wajah dokter edwin.     

"Saya takut koko malu karena sikap saya yang memalukan tadi itu! " bisik nita di telinganya.     

"Nita " panggilnya.     

Dia ingin mengingatkannya bahwa ada mata pak tito supirnya yang bisa melihat tindakannya sekarang.     

"Siapa yang malu? " ucap dokter edwin, "itu lucu sekali, biar semua orang tahu kalau kamu itu istriku "     

Nita menarik nafasnya dan lalu membenarkan posisi duduknya, "pokoknya saya tidak mau berhenti harus langsung pulang kerumah! "     

Senyuman terlihat di wajah dokter edwin sambil menggelengkan kepalanya, dia memaklumi sikap nita kali ini.     

"Pak, nanti kita beli makanan di mini market " dia bicara pada supirnya itu, "ibu negara tidak mau berhenti di jalan supaya cepat sampai "     

"Baik pak dokter "     

"Sudah " ucap dokter edwin pada nita ketika keinginannya sudah di laksanakan olehnya.     

"Sekarang apalagi? "     

Nita mencoba menahan tawanya dia selalu menang banyak jika merengek pada kokonya itu dan lalu menyandarkan kepalanya di pundak dokter edwin, dan laki-laki itu memindahkannya ke dalam dadanya agar satu tangannya bisa merangkul pundak nita.     

"Kucing kecil nakal! " cetus dokter pelan dan hanya nita yang bisa mendengarnya.     

Dia lalu tersenyum mengingat penampilan nita beberapa waktu yang lalu membuatnya terpukau walaupun hanya mempraktekan sebuah komunikasi efektif yang sedang diterapkan oleh pihak rumah sakit pada semua petugasnya.     

Entah kenapa dia merasa bangga ketika semua orang di tempat itu tahu bahwa wanita yang membuat acara penutupan seminar menjadi ramai adalah istrinya.     

"Dad " key menyapa ayahnya itu dengan nada yang tidak bersemangat ketika mereka berdua sudah sampai di rumah setelah perjalanan panjang.     

"Mom " lalu memberikan senyuman singkat di wajahnya pada nita.     

Nita terheran melihat sikap key hari ini, setelah menyapa dengan singkat dia langsung masuk kembali ke kamarnya.     

"Kenapa dengan key? " nita bertanya pada dokter edwin di dalam kamar.     

"Mungkin dia sedang kesal karena tugas sekolah " dokter edwin menebak sebuah jawaban.     

Tapi nita merasa ada hal yang membuat key yang biasanya selalu ramai menjadi seperti murung. Dia takut jika key merasa kehadirannya telah merebut semua kasih sayang ayahnya, karena dia selalu ditinggal sendirian.     

Dia merasa ragu untuk mengetuk pintu kamar key kali ini, tapi dia harus mencoba menjadi mommie yang bersahabat untuk key.     

Nita memperlihatkan senyumannya ketika melihat key membuka pintu kamarnya dengan wajah yang sangat tidak menyenangkan dan berjalan kembali masuk ke dalam kamarnya.     

"Key " panggilnya.     

Tetapi key sudah lebih dulu masuk ke dalam selimut di tempat tidurnya.     

Nita memutuskan untuk duduk di tempat tidur key.     

"Apa kamu marah? " tanya nita, dia tahu key tidak sedang tidur sekarang ini.     

"Marah sama siapa? " suara key terdengar walaupun tubuhnya ditutupi oleh selimutnya.     

"Sama mommie "      

"Kenapa? "     

"Karena pergi dengan daddy berdua saja kemarin " jawab nita.     

"Bukan itu " jawab key, "aku senang kalau daddy pergi dengan mommie berdua saja, itu artinya kalian memang akan tetap bersama tidak memutuskan untuk berpisah nanti "     

"Dan kenapa hari ini kamu menyambut kami dengan wajah tidak senang seperti itu? "     

Key keluar dari selimutnya dan duduk di samping nita di tempat tidurnya.     

"Tadi pagi kami bertengkar, mom " ucap key dengan wajahnya yang terlihat menyedihkan.     

Nita menaikkan kedua alisnya, "kamu dan yunna? "     

Key menjawabnya dengan anggukkan kepala.     

"Kenapa? " nita kembali bertanya, "bukannya beberapa hari yang lalu kalian baik-baik saja? "     

"Aku marah karena yunna selalu saja memprioritaskan alva " jawab key.     

"Alva? "      

"Dia itu teman sejak kecil yunna, ayahnya berteman dengan orang tua yunna dan teman daddy juga dulu. Semenjak ibunya meninggal dia lebih sering berada di rumah yunna karena lebih dekat dengan ibunya yunna " jelas key, "dia sering bertengkar dengan ayahnya "     

Nita tersenyum lebar, satu tangannya merangkul pundak key.     

"Itu artinya kamu sedang cemburu key! " nita memberitahukannya.     

Key mengerutkan dahinya dan melirik ke arah nita, "yunna kan pacarku wajarkan kalau cemburu? "     

Nita terantuk membenarkan pernyataan key itu, "tapi alva dan yunna itu sudah berteman sejak kecil, coba kamu kenal yunna sudah berapa lama? "     

"Baru beberapa bulan " jawab key pelan.     

"Apa itu artinya yunna bebas memprioritaskan orang lain selain pacarnya? kitakan sudah pacaran "     

"Key " nita tersenyum seraya mengusap lembut pundak key, "jangan terlalu membawa serius hubungan pacaran kamu di kelas satu smu "     

"Perjalanan sekolahmu dan yunna masih panjang " sambung nita, "yang ringan-ringan aja, seperti penyemangat kamu ketika sekolah atau teman yang paling kamu percaya untuk bertukar cerita "     

"Itu artinya hubungan kami tidak serius " key menanggapi perkataan nita.     

Nita tertawa kecil, "seriuslah karena kalian sedang belajar untuk menjadi orang yang setia mempunyai satu pasangan saja "     

"Tapi key, kamu harus ingat yunna itu pernah bilang kalau dia mau berpacaran cuma sama kamu " ucap nita, "dia bicara seperti itu sama mommie, itu artinya kamu spesial "     

"Tapi kamu harus tahu, kehadiran orang yang sudah lama dikenal yunna seperti alva itu tidak akan pernah bisa disingkirkan walaupun oleh pacar apalagi kalian baru kenal beberapa bulan "      

"Jadi dibiarkan saja? " tanya key.     

Nita tersenyum, "kamu juga harus mencoba bersahabat dengan sahabat yunna itu, supaya kamu belajar seperti apa rasanya mempunyai sahabat dekat "     

"Kalau kamu tidak belajar menerima sahabatnya, itu artinya kamu harus siap akan seperti ini setiap waktu " nita mengingatkannya.     

"Yunna kan bukan istri kamu yang semua dia lakukan harus kamu yang tentukan, nanti dia kabur kalau kamu seperti itu! "     

Key memikirkan semua yang dikatakan oleh nita.     

"Daddy juga pasti tidak akan ijinkan kamu menikah sekarang, karena kamu masih harus melanjutkan sekolah nanti " nita kembali mengingatkan key, "jadi untuk sekarang ikuti saja alurnya, dibawa bahagia saja "     

Yunna mengambil ponsel key tanpa ijinnya, dan mengetikkan sesuatu.     

"Ini " dia lalu memberikan ponsel key kembali, "sekarang kamu ketik itu beratus-ratus kali karena kamu sudah marah pada yunna "     

Key mengerutkan dahinya membaca pesan ucapan permintaan maafnya pada yunna dengan emotikon cinta di akhir pesan.     

Senyuman key terlihat sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.     

"Berapa ratus, mom? " tanya key.     

"Sampai yunna memaafkanmu " jawab nita.     

Key menganggukkan kepalanya, nita mengawasinya sambil tersenyum tetapi di dalam hatinya dia merasa ada sesuatu yang membuatnya sedih.     

Ketika dia mengatakan sesuatu hal pada key yang seolah perkataan itu adalah untuk dirinya sendiri, bahwa dia tidak bisa mengalahkan seseorang yang telah hadir begitu lama di dalam hati dokter edwin. Dan dia memilih untuk bersahabat dengan masa lalunya untuk menghibur perasaannya sendiri.     

"Mommie, ayo ikut aku! " key mengejutkannya ketika nita sedang duduk dan menonton drama jepang kesukaannya.     

"Mau kemana key? " langkah nita terseret-seret karena key dengan cepat membawanya keluar dari rumah.     

"Key! " nita memutarkan pandangannya, dia hanya memakai sandal jepit dengan sweater hoodie dan jogger pants kali ini.     

Key membawanya berjalan jauh sekali dari rumahnya sekarang, dan berhenti di depan gerbang perumahan mereka.     

"Kamu tunggu siapa? " tanya nita.     

Key tersenyum, "cara yang mommie ajarkan tadi berhasil, yunna memaafkanku dan dia bilang sekarang ini sedang di perjalanan menuju kesini "     

"Dia selesai mengantarkan adiknya melakukan pemeriksaan gigi "      

Tidak lama setelah itu berhenti sebuah mobil berwarna putih dan yunna keluar bersama seorang anak laki-laki yang lucu berusia lima tahun.     

Dari pintu lainnya muncul sesosok wanita paling cantik yang pertama kali dilihat nita, dengan dres berwarna navy dan rambutnya yang tergerai rapi sebahu itu tersenyum ke arah nita.     

"Ibu, ini mommie nya key " yunna memperkenalkannya dengan sosok wanita cantik itu dengan panggilan ibu.     

Nita tertegun, matanya kesulitan untuk berkedip ketika dia dipertemukan dengan wanita yang memiliki nama panggilan yang sama dengannya.     

Dia menjabat tangan nita, "istri dokter edwin kah? "      

Suaranya itu terdengar begitu lembut, membuat nita tidak bisa mengatakan apapun selain anggukkan kepalanya dia terlalu terpesona memandangi kecantikan dan keanggunan wanita yang dulu memenuhi ruang hati dokter edwin.     

"Akhir pekan besok kalian harus datang " ucapnya lagi pada nita.     

"Iya " nita menjawabnya dengan senyumannya.     

"Biasa anak muda kalau sedang ribut dengan pacar pasti kita yang sibuk " ucapnya pelan pada nita.     

"Kakak mampirlah sebentar ke rumah " nita mengatakan itu dengan gelapan.     

"Maaf, lain waktu mungkin. Nevhan pasti rewel karena baru selesai melakukan pemeriksaan gigi " dia menolaknya dengan cara yang halus dan sikapnya sangat akrab seolah dia sudah mengenal nita begitu lama.     

"Yunna tadi minta untuk bertemu sebentar dengan key, jadi maaf kalau kita harus bertemu disini " sambungnya.     

"Tidak apa-apa " nita menjawabnya dengan senyuman.     

Tiba-tiba satu tangannya diusap lembut oleh wanita bernama kanita itu.     

"Kamu mommie key yang baik " pujinya sebelum akhirnya mereka harus berpisah kembali. Pertemuan mereka yang singkat dan tidak terencana itu membuat nita terus memikirkannya.     

Nita berjalan kembali ke rumahnya dengan lamunan dan memandangi penampilan dirinya yang tidak bisa dibandingkan dengan wanita bernama kanita itu.     

'Dia cantik sekali ' ucapnya di dalam hati ketika lagi-lagi mengingat wajah cantik bidan kanita.     

'Pantas saja koko sulit sekali melupakannya, dia lebih cantik dari yang diceritakan! ' nita menangis dalam hatinya karena seketika dia merasa menjadi orang kecil dan tidak berarti.     

'Kanita ' ucapnya lagi.     

'Namanya saja sudah terdengar cantik, dengan wajah dan sikap anggunnya walaupun penampilan tidak terlihat berlebihan tetapi dia terlihat bercahaya,,, ' nita menarik nafasnya dalam-dalam.     

Memandangi dirinya di depan cermin dengan rambut yang terikat satu, sweater hoodie big size yang dipakainya dengan sandal jepit.     

"Arghhh! " nita menutupi wajahnya karena malu dan mengacak-acak rambut dan melempar sandal jepitnya.     

'Koko pasti senang sekali nanti jika bertemu dengan ibunya yunna,,, ' lirihnya dalam hati masih dengan tatapannya di depan cermin.     

Ada ketakutan padanya kali ini, karena dia merasa telah memiliki dokter edwin sekarang...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.