cinta dalam jas putih

Pertemuan Rahasia



Pertemuan Rahasia

Nita terkejut melihat axel yang sudah berdiri di depan nurse station ketika dia sedang menulis sebuah laporan.     

"Kamu masih sibuk? " dia bertanya pada nita dengan memastikan keadaan di sekitar ruang ponek yang hanya ada wanita itu saja sekarang ini.     

"Iya, dokter " nita menghentikan aktivitas menulisnya dan berbicara dengan axel sekarang ini.     

Terlihat senyuman sumringa di wajah axel, "aku senang karena akhirnya bisa bertemu denganmu disini setelah sekian lama "     

Nita tersenyum tipis, "apa kabar dokter? "     

Dia sama sekali tidak memiliki sebuah kekuatan untuk menolak berbicara dengan axel seperti yang dokter edwin katakan tadi.     

Ada perasaan tidak tega terlintas di benaknya untuk mengacuhkan. Dia terlalu memiliki perasaan yang sensitif, tetapi diapun tidak ingin mengecewakan dokter edwin.     

"Baik " jawab axel tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok nita.     

"Kamu sepertinya sangat baik " ucap axel, "terlihat sekali di wajahmu "     

Nita tersenyum seraya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.     

"Apa kamu sudah menikah? " pertanyaan axel itu seketika membuat bibir nita terasa beku seketika dan sulit untuk mengatakan kebenaran dari jawaban yang akan di katakannya pada axel.     

"Kenapa? " axel kembali bertanya ketika nita hanya terdiam, "kamu belum menikah? "     

Nita tersenyum, "sudah dokter, saya sudah menikah "     

Raut wajah axel seketika berubah mendengar jawaban nita. Tanpa harus dijabarkan nita seolah tahu itu adalah sebuah ungkapan kekecewaannya sekarang ini.     

"Saya akan menunggu undangan dari dokter dengan dokter ellen " sambung nita.     

"Kenapa bisa dengan cepat kamu menikah? " axel tidak mendengarkan perkataan nita tentang ellen justru kembali memberikan sebuah pertanyaan.     

"Itu artinya saya memang seseorang yang tidak memiliki pendirian teguh, hati saya mudah berubah ketika dekat dengan lelaki lain! "     

Axel mengerutkan dahinya, "kamu sengaja kan? "     

"Hanya ingin menghindariku? " tanyanya lagi, "itu adalah sikap penakut yang tidak berani menghadapi kenyataan! "     

"Kamu tidak benar-benar menikah! "     

Nita tersenyum tipis, "kenyataannya saya sudah menikah dokter " dia lalu memperlihatkan sebuah cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya.     

"Ini dokter register pasien ponek hari ini! " dengan cepat nita menyodorkan sebuah buku catatan kunjungan pasien pada axel yang masih terus memaksanya untuk bicara tentang pernikahannya ketika nayya dan zhemi keluar dari ruang ganti.     

Mereka memandangi aneh axel yang sedang berpura-pura membaca buku yang nita berikan.     

"Kita harus bicara besok! " ucap axel dengan mimik wajah datar dan kedua matanya yang membaca tulisan di buku yang ada di hadapannya.     

"Tapi dokter tidak ada lagi yang harus dibicarakan " tanggap nita, "bukankah semuanya akan kembali seperti biasa ketika kita sudah memiliki pasangan masing-masing "     

"Jadi tidak perlu lagi membicarakan masa lalu " sambung nita.     

Axel tersenyum sinis, "baiklah kalau kamu menolak besok "     

"Hari senin aku akan menunggu di gedung atas selesai kamu bekerja, dan aku akan tetap disana sampai kamu datang! "     

Axel lalu menutup buku yang dibacanya kali ini dan tersenyum ke arah nita seraya menarik nafasnya dalam-dalam.     

"Terima kasih bukunya " dia lalu berpamitan pada nita dan kedua sahabatnya yang sedang melakukan hand over dengan tim yang akan berjaga siang hari.     

"Nita, ayo ikut kami! " ajak nayya, "besok akhir pekan dan kita akan libur, ayo pergi jalan-jalan! "     

"Jalan-jalan? " nita merengut, "tapi aku harus meminta ijin dulu dengan suamiku "     

Dia ingin sekali ikut dengan kedua teman-temannya itu, sudah begitu lama dia tidak menikmati waktu untuk pergi bermain dengan teman-temannya di luar rumah.     

"Cepat telpon suamimu " ucap zhemi, "kami juga mendapatkan ijin hanya beberapa jam saja untuk bermain oleh suami "     

Nita tersenyum sambil menganggukkan kepalanya dan segera mengambil ponsel yang ada di tasnya menghubungi dokter edwin untuk meminta ijin.     

"Nay, berapa lama kita jalan-jalannya? " tanya nita pelan ketika dia sedang menghubungi dokter edwin.     

"Tiga jam cukup! " jawab nayya.     

"Dua jam saja " terdengar oleh nita suara dokter edwin, "beritahukan langsung tempat yang kalian datangi sesampainya disana "     

Walaupun waktu yang dimintanya sudah dikurangi oleh dokter edwin, tetapi nita tetap merasa sangat senang karena dia telah diberikan sebuah ijin.     

"Terima kasih dokter " pekik nita karena terlalu senang mendapatkan sebuah ijin.     

Dia berjalan cepat menghampiri kedua temannya, dan menggunakan waktu dengan sebaik mungkin agar bisa merasa senang untuk sepersekian menit berada di luar rumah.     

"Tasku ketinggalan di mobilmu zhe! " cetus nayya setelah keluar dari apotek yang berada di pusat perbelanjaan yang mereka kunjungi.     

"Nita aku titip ini dulu! " dia memberikan sebuah obat yang dibelinya pada nita.     

"Apa ini? " nita melihat kemasan obat itu sebelum memasukkannya ke dalam tas miliknya.     

"Inikan pil kontrasepsi " ucap nita sambil membuka resleting tasnya.     

"Iya, suaminya mau datang minggu besok jadi dia harus siap-siap itu! " zhemi yang memberikan jawabannya.     

"Menunda kehamilan? " tanya nita kembali.     

"Iya, biar jadi kayak pengantin baru dulu sampau suamiku bekerja disini " jawab nayya, "suamiku bekerja di luar kota, aku nggak mau menjalani kehamilan dan persalinan tanpa suami "     

"Jadi aku tunda dulu " sambung nayya.     

"Zhemi enak suaminya pengusaha jadi ada terus, makanya anak sudah tiga! " ucap nayya, "dimanja lagi sama suami dibeliin mobil, kalau belanja tinggal gesek tuh kartu! "     

Nita tersenyum menanggapi semua pembicaraan kedua sahabatnya itu, dan berharap tidak akan ada pertanyaan tentang suami kepadanya.     

"Suami kamu bekerja dimana nit? " tiba-tiba nayya bertanya yang mematahkan harapannya.     

"Kerja di rumah sakit juga " jawab nita pendek tidak ingin membicarakannya lebih panjang dengan berpura-pura membaca sesuatu dari ponselnya yang mengalihkan semua perhatian kedua temannya itu.     

Dia bisa bernafas lega karena acara diskon di sebuah toko baju itu akhirnya bisa mengalihkan keingin tahuan kedua temannya itu.      

"Ayo, nit pilih bajunya bahannya adem untuk tidur! " nayya paling antusias mengaduk-aduk tumpukkan pakaian yang sedang mendapatkan diskon lima puluh persen.     

Nita menertawakan kelakuan kedua sahabatnya yang memicu hormon adrenalin keluar dan membuat kebahagiaan. Walaupun waktu yang dia dapatkan sangat terbatas tetapi dia tetap bisa tertawa lepas dengan kedua sahabatnya itu.     

"Nita, aku antar kamu pulang setelah mengantar nayya " ajak zhemi ketika waktu mereka untuk bersenang-senang akan segera habis.     

"Iya, nanti zhe yang antar kerumahmu " ucap nayya.     

"Tidak usah, saya naik taksi saja " nita memandangi jarum jam yang ada di tangannya.     

"Terima kasih karena sudah mengajakku pergi bersama kalian " sambung nita.     

"Bagaimana kalau kita lakukan lagi akhir pekan nanti? " zhemi mengeluarkan sebuah ide.     

"Kamu harus ikut nita! " nayya meminta nita untuk tetap ikut seperti hari ini.     

Nita tersenyum, "aku usahakan, semoga bisa ikut "     

"Eh, zhe! " nayya menyikut tangan nayya yang berdiri di sampingnya.     

"Apa?? " tanya zhemi yang sibuk dengan tumpukan tas yang berisi pakaian hasil perburuannya hari ini.     

"Itukan dokter edwin! " cetus nayya menunjuk ke arah belakang nita dengan kedua alisnya yang bergerak naik turun.     

Nita dengan cepat berbalik dan memastikan apa yang dikatakan nayya itu benar. Dia terpaku melihat sosok dokter edwin yang sedang berjalan arahnya.     

"Dokter mau belanja juga? " zhemi melontarkan pertanyaan ketika atasannya itu ternyata berjalan ke arahnya.     

Senyuman terlihat di wajah dokter edwin, "sudah selesai belanjanya? "     

Mereka berdua menjawab dengan anggukan kepala dan senyuman yang tidak bisa menyembunyikan wajah mereka yang kebingungan karena kedatangan dokter edwin.     

Dia lalu melirik ke arah nita yang masih mematung.     

"Kalau sudah selesai kita pulang sekarang " ucapnya pada nita.     

Wajah nita terlihat tegang dan lalu menganggukkan kepalanya.     

"Kalian hati-hati di jalan " ucap dokter edwin sebelum akhirnya membawa nita pergi.     

"Zhe, kamu dengar berita dokter edwin sudah menikah kan? " tanya nayya dengan kedua matanya yang kesulitan untuk mengedip melihat dokter edwin yang memegang satu tangan nita ketika berjalan meninggalkan mereka berdua.     

"Iya " jawab zhemi, "tapi sumpah, aku tidak tahu kalau istrinya itu nita! "     

"Beruntung banget nita itu! " pekik nayya dengan perasaan irinya melihat keberuntungan sahabat barunya.     

Zhemi mengangguk, "aku pingin jadi nita sekarang! "     

"Aku juga! " sahut nayya.     

Mereka berdua masih mematung sambil memandangi langkah nita dan dokter edwin yang perlahan-lahan menghilanh dari hadapan mereka...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.