Kelelahan
Kelelahan
"Kami dari pihak hotel memberikan kesempatan pada tamu untuk menikmati fasilitas untuk perawatan kecantikan "
Nita mencoba membuka lebar kedua matanya dan terduduk.
"Gratis? " hal pertama yang nita tanyakan.
"Tanpa biaya sedikitpun "
Nita tersenyum lebar jika mendengar sesuatu menyenangkan itu tanpa biaya sedikitpun.
"Silahkan berkunjung di lantai satu dan dapatkan perawatan terbaik "
"Baiklah " nita dengan cepat mengakhiri pembicaraannya dan menoleh ke arah jarum jam di tangannya.
"Aku kirim pesan singkat saja pada dokter " nita dengan cepat mencari tas miliknya untuk mengeluarkan ponselnya dan dengan cepat dia mengirimi dokter edwin sebuah pesan.
"Aku akan mempercantik diriku dulu sebelum bekerja di tempat baru! " ucap nita seraya memandangi dirinya di sebuah cermin dan merapikan rambutnya.
Setelah selesai dia pergi ke arah luar dan menuju ke tempat perawatan yang di sediakan oleh hotel tempatnya menginap.
Di tempat lain, dokter edwin yang masih menggunakan seragam bedah lengkap dengan surgical cup dan masker keluar dari ruangan operasi.
"Kita lakukan observasi dulu selama dua jam " ucap dokter edwin pada satu rekan kerjanya bernama dokter kaif.
"B-lynch yang kita lakukan semoga saja bisa membantu pasiennya " ucapnya lagi.
"Tapi observasinya akan memakan waktu lama dokter " dokter kaif yang menjadi rekan kerja dokter edwin menanggapi, "bukankah hari ini dokter sedang cuti? "
Dokter edwin tidak segera menjawab pertanyaan dari rekannya itu, dia sedang membaca sebuah pesan dari nita dan tersenyum menggelengkan kepalanya.
"Dokter "
Panggilan itupun mengejutkannya dan dengan cepat dia menyimpan kembali ponselnya. Dia merasa tenang karena nita tidak mempermasalahkan kepergiannya sekarang ini.
"Iya "
"Dokter sedang cuti harusnya beristirahat, tetapi saya malah meminta bantuan dokter hari ini "
"Tidak apa-apa " jawab dokter edwin, "lagipula saya hanya cuti menikah bukan karena sakit "
Terlihat sekali keterkejutan di wajah rekan kerjanya itu, dia sama sekali tidak mengetahui bahwa seniornya itu sudah menikah.
"Saya tidak tahu dokter menikah "
Dokter edwin tersenyum, "nanti saya buat acara untuk kalian, dan juga istri saya akan sibuk dengan pekerjaannya "
"Selamat dokter " ucapnya, "karena lusa akan ada residen baru, saya pastikan waktu dokter tidak akan terganggu "
Dokter edwin hanya menanggapinya dengan senyuman dan anggukkan di kepalanya.
"Dokter perdarahan mulai berhenti, kontraksi uterus baik dan tanda-tanda vital stabil " seorang perawat yang bertugas di ruang observasi datang dan melaporkan hasil dari pemeriksaan yang dilakukan.
"Syukurlah " ucap dokter kaif, dia merasa tidak enak hati karena telah merusak acara dari seniornya itu tadi.
"Tapi dokter, tadi saya menerima telepon dari bidan jaga ruang ponek. Ada pasien dengan eklamsi dan gawat janin "
"Kamu observasi saja pasien tadi " ucap dokter edwin pada rekannya itu, "biar saya yang lakukan operasinya "
Lalu dia menoleh ke arah perawat, "siapkan ruangan operasinya "
"Baik dokter "
"Tapi, dokter. Biar saya saja yang lakukan operasinya " ucapnya, "saya akan semakin merasa bersalah jika terus mengganggu waktu dokter "
"Tidak apa-apa " jawabnya seraya menepuk pundak dokter kaif pelan.
"Karena wanita itu kalau perawatan pasti akan sangat lama, jadi saya menunggunya dengan melakukan operasi "
"Jadi istri dokter sedang perawatan kecantikan sekarang? "
"Iya " dokter edwin menjawab sambil melangkahkan kakinya ke arah ruang operasi dan menunggu pasien yang dilaporkan tadi datang.
Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam ketika dokter edwin keluar dari ruang intensive care unit setelah operasi yang dilakukannya selesai.
Pasiennya tiba-tiba mengalami sebuah henti nafas yang membuat dia dan seluruh tim harus melakukan tindakan sampai dengan pemasangan alat intubasi pada pasien.
Walaupun telah bekerja keras pasien yang berhasil selamat tetap harus masuk ke ruang intensive care unit dengan alat intubasi yang berada di tubuh pasien tersebut.
"Dokter baru selesai? " sebuah pertanyaan muncul ketika dia masuk kedalam ruangan dengan penerangan lampu tidur.
Terlihat oleh dokter edwin nita yang terbangun dari tempat tidurnya dan berjalan ke arahnya.
"Pasiennya harus dipasang intubasi " jelasnya pada nita.
Dia merebahkan tubuhnya di sebuah sofa dan mengusap keningnya.
"Dokter sudah makan? "
"Sudah " dia memberikan jawaban kebohongan.
"Pasti dokter lelah " ucapnya seraya menyimpan sebuah gelas berisi air putih di atas meja, dan dia duduk di samping dokter edwin yang masih mengusap keningnya dengan memejamkan kedua matanya.
"Kamu tidur lagi saja... " ucapnya membuka kedua matanya dan terperanjat melihat nita yang duduk di sampingnya.
Nita pun ikut terkejut ketika melihat dokter edwin yang hampir melompat dari tempat duduknya ketika melihatnya.
"Ada apa dokter? "
Dokter edwin tertunduk dan lalu tersenyum, walaupun cahaya redup di ruangan itu tetap saja terlihat jelas oleh kedua matanya. Nita yang terduduk di sampingnya dengan pakaian nightie berwarna merah yang memperlihatkan sedikit belahan dadanya.
Setelah beberapa menit nita baru menyadari bahwa tadi dia langsung terbangun dari tempat tidur dan lupa memakai kembali bathrobesnya.
"Pantas saja aku merasa dingin.. " ucap nita dengan tawanya yang begitu dipaksakan.
Dengan cepat dia beranjak dari duduknya dan menuju ke arah tempat tidur, membuka selimut dan mengangkat semua bantal-bantal untuk mencari bathrobes miliknya.
"Dimana kusimpan tadi? " tanyanya dengan cepat mencari keberadaan bathrobes yang diberikan oleh bibi dokter edwin tadi.
"Kenapa juga harus aku lempar tadi sebelum tidur! " nita memaki dirinya pelan, dia terus mencari pakaian itu dengan ruangan yang pencahayaannya hanya dari lampu tidur.
"Kamu sedang mencari apa? " tanya dokter edwin sambil mencoba menahan tawanya melihat tingkah nita malam ini dan menghampirinya.
Dia yang sepulang dari rumah sakit, mendapati wanita di ruangan yang sama menggunakan nightie yang satu talinya telah turun dari pundaknya.
Dan rambut lurusnya malam ini berubah sedikit bergelombang, terlihat sedang sengaja menggodanya.
"Cari baju dokter! " nita masih terus mencari bathrobes miliknya.
Dokter edwin tersenyum, dia bisa melihat sesuatu yang di cari oleh nita itu bersembunyi di sudut bawah tempat tidur dan lalu membawanya.
"Apa kamu mencari ini? " tanya dokter edwin seraya memperlihatkannya pada nita.
Menghentikan semua pencarian yang nita lakukan, karena dokter edwin memperlihatkannya dengan cara yang aneh.
Kedua tangannya melingkar di pinggang nita dan memperlihatkan bathrobes yang dicarinya.
"Iya, dokter " jawab nita pelan.
Jantungnya terasa berdetak lebih kencang yang membuatnya semakin kesulitan untuk bernafas panjang. Karena dia bisa merasakan hawa panas dari seseorang yang begitu dekat di belakangnya itu menempel di pundaknya.
"Kamu malu berpakaian seperti itu di depanku? " dokter edwin membisikkan sebuah pertanyaan di telinga nita.
Membuatnya bereaksi dengan sedikit menjauhkan wajahnya dari dokter edwin.
Dia bisa merasakan reaksi dari nita ketika membisikkan sesuatu di telinganya, karena dia pun bisa merasakan pori-pori kulitnya yang membesar karena kegelian.
"Kamu sengaja menggodaku kan? " dia kembali bertanya pada nita yang masih mematung.
Dan kali ini memberikan satu ciuman di pundak nita.
"Dokter " nita dengan cepat mengarahkan pandangannya ke wajah dokter edwin yang akhirnya menatapnya juga.
Tawa kecil dokter edwin muncul melihat wajah nita yang ketakutan sekarang ini.
"Apa kamu pernah melakukannya? " tanya dokter edwin.
Nita membulatkan kedua matanya karena terkejut dan memberikan sebuah jawaban dengan gelengan kepalanya.
"Sebenarnya aku ingin sekali melakukannya " ucap dokter edwin seraya meraih tubuh nita dan membuatnya terbaring di atas tempat tidur dengan nightgown seksi yang dipakainya itu.
Dokter edwin tersenyum melihat wajah nita yang terlihat kaku sekarang ini.
"Tapi, aku kelelahan hari ini! " ucap dokter edwin.
Posisinya yang semula berada di atas tubuh nita itupun beralih menjadi berada di samping dan berhadapan dengan nita. Dia memeluk nita dengan sangat erat dengan menyembunyikan wajahnya di dada nita.
"Seperti ini membuatku nyaman " ucapnya lalu memejamkan kedua matanya.
'Tapi aku tidak nyaman!!! ' teriak nita dalam hatinya, dia merasa risih sekali ketika seorang laki-laki memeluknya dan wajah keren itu menempel di kulit dadanya.
Dia merasa malam ini akan menjadi malam yang berat untuknya karena dia sama sekali tidak dapat memejamkan matanya dan untuk pertama kalinya tertidur dengan pelukan seorang laki-laki disampingnya...