cinta dalam jas putih

Berbicara dengan wanita baik



Berbicara dengan wanita baik

"Apa kabar, kim min rae? "     

Nita tertegun dan seketika terdiam mendengar sebuah nama yang disebutkannya itu, bibirnya seketika membeku dan tidak dapat berkata apapun. Dia mengetahui dengan persis seseorang yang selalu memanggilnya dengan sebutan seperti itu padanya, dia tengah mengingat kembali masa lalu.     

"Apa aku bermimpi atau ini kenyataan? " tanya nita dalam hatinya, ketika dia harus mendengar kembali suara seseorang yang pernah menyatakan cinta padanya dulu.     

Lalu terdengar tawanya sekilas, "aku yakin kamu pasti sudah melupakanku.. "     

"Tapi aku sangat senang melihatmu baik-baik sekarang ini " sambungnya.     

Nita tersenyum kecil, "apa aku boleh berbalik untuk memastikan bahwa dokter edwin yang berbicara denganku saat ini? "     

"Tidak, tetaplah seperti itu. Aku memang orang yang kamu sebutkan " permintaan nita telah ditolak dengan cepat, dia harus tetap pada posisinya yang saling membelakangi berbicara tanpa saling bertatap wajah. Karena beberapa waktu sebelum dia bicara dengan nita dia sudah lebih dulu melihat penampilan cantiknya hari ini.     

"Aku semakin senang karena kamu masih mengenalku, karena aku sama sekali tidak pernah bisa melupakanmu setelah aku memutuskan untuk pergi menjauh darimu.. "     

Nita lagi-lagi harus tersenyum dengan sikap aneh dokter edwin yang juga penulis cerita romantis, masih selalu diluar hal-hal yang biasanya.     

"Dari suara dokter sekarang ini sepertinya dokter sangat baik-baik saja sekarang ini, dan masih tetap mengucapkan kata yang aneh " ucap nita.     

"Sebelum melihatmu aku tidak baik " dia memberikan sebuah jawaban, "setelah melihatmu sedikit baik, dan setelah mendengarkan suara serta bicara denganmu aku merasa semakin baik dan akan lebih baik lagi "     

Nita tersenyum tipis mendengarkan semua ucapan laki-laki yang pernah menjadi pimpinannya terdahulu, selalu saja ada perkataan yang berlebihan seperti yang ditulis dalam sebuah cerita.     

"Aku dengar kamu akan menjadi kepala ruang bersalin " lagi-lagi dokter edwin menjadi orang yang memulai pembicaraan.     

"Aku terkejut karena beritanya sudah menyebar secepat itu " tanggap nita, "bahkan dokter saja sudah tahu "     

Dokter edwin tertawa kecil, "aku tahu karena aditya yang memberitahukannya padaku, dia juga yang mengatakan kalau kamu akan hadir hari ini. Dan tentang penghargaan yang kamu dapatkan yang secara tidak langsung membuatku bangga padamu... "     

"Mendengar itu aku merasakan kebahagiaan diluar ekspektasiku " dia menyambung perkataannya.     

Nita tidak dapat menahan tawanya, akan tetapi dia harus mengontrol dirinya untuk tidak membuat semua orang-orang di sekitarnya keanehan melihatnya yang tertawa sendirian sekarang ini.     

Karena dia dan dokter edwin berbicara tanpa saling berhadapan, nita pun tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran dokter edwin sampai mereka harus berbicara seperti itu saat ini.     

"Kamu harus buktikan nanti pada dokter kim nanti " ucapannya itu seperti sebuah penyemangat untuk nita, "dan perlihatkan padanya bahwa dokter yoga memang memilih orang yang sangat terbaik, biar dia tahu dan mengerti kalau seseorang yang diam itu bukan berarti tidak berkarya dan berprestasi "     

"Wah aku benar-benar terkejut, dan cerita itupun pak adit yang sampaikan " nita berucap seraya berpikiran tentang dokter kim dan yoga yang terlihat baik-baik saja pada awalnya sampai setelah dia mempunyai jabatan baru dia tahu bahwa diantara hubungan baik mereka itu ada hal yang mereka seterukan.     

Dan yang nita ketahui dulu adalah tentang hubungannya dengan dokter elsa, selain cerita itu dia tidak mengetahui apapun lagi. Rasa ingin tahu memang sempat terlintas dipikirannya tapi dia begitu enggan menanyakannya langsung pada yoga karena takut akan mengingatkannya pada satu hal yang mungkin tidak ingin dia ungkit kembali. Tapi perkataan dokter edwin sekarang ini membuatnya semakin penasaran tentang perseteruan lain suaminya dengan dokter kim.     

"Kenapa kamu diam? " pertanyaan dokter edwin itupun membuatnya harus membuyarkan lamunannya tentang dokter kim dan yoga.     

"Jangan bilang kamu terlalu senang bicara denganku sampai kamu tidak bisa berkata-kata "     

Tawa nita muncul mendengarkan ucapan penuh rasa percaya diri dari dokter edwin.     

"Apa dokter datang dengan pasangan dokter? dan itu alasan kenapa kita bicara seperti ini? " nita memberanikan diri untuk bertanya padanya walaupun sebenarnya dia merasa canggung untuk menanyakan hal itu.     

Ini sangat membuatnya aneh, bicara canggung layaknya inilah pertemuan pertama mereka.     

"Tidak ada pasangan untukku hari ini, dan aku tidak akan pernah mencarinya " jawabnya, "aku kan sudah bilang dulu kalau aku ini tipe manusia monosel, satu kali hidup, dan satu kali saja mencintai seorang wanita "     

Sebenarnya untuk sekilas itu terdengar lucu bagi nita, tapi jika diartikan lebih dalam itu seperti hal yang sangat berlebihan. Dia akan menjadi seseorang yang tidak menikmati kehidupan jika memang benar dia akan melakukan hal yang diucapkannya itu untuk jalan hidupnya.     

"Kita tidak boleh berkata melebihi kekuatan tuhan dokter " ucap nita, "jalan hidup dokter masih panjang dan yang akan menentukannya itu tuhan bukan kita "     

"Akan ada pasangan sejati yang dia ciptakan untuk dokter dan menemani hidup dokter " sambung nita.     

Ada senyuman di wajah dokter edwin, tapi dia merasakan satu kesedihan.     

"Iya, dia memang sudah menciptakannya untukku sekarang " ucapnya, "tapi sepertinya aku harus menunggunya lama "     

Nita tersenyum senang mendengarnya, "benarkah? tidak apa menunggu lama dokter harus bersabar "     

"Benar " dokter edwin menyetujuinya, "apa calon bayimu itu perempuan? "     

Nita mengernyit ketika dia tiba-tiba menanyakan jenis kelamin bayi yang sedang dikandungnya.     

"Iya " tapi tidak membuatnya untuk tidak menjawabnya, "kenapa? "     

"Karena yang tuhan ciptakan sesuai dengan doaku itu masih berada dalam perutmu "      

Kedua mata nita membulat, dia terbatuk karena terkejut dengan ucapan dokter edwin padanya.     

"Dokter, itukan aneh. Nanti ketika putriku dewasa mungkin dokter sudah sangat tua " kata-kata nita dengan nada manja itu membuat tawa dokter edwin muncul sangat panjang.     

"Dunia ini masih indah dokter, jadi cobalah mencari cinta "     

Dokter edwin tersenyum, "tidak apa, mencintai itu kan dengan hati jadi tidak peduli memiliki raganya atau tidak yang terpenting adalah menjaga cinta itu sendiri "     

"Pedoman yang aneh! " cetus nita pelan, ada tawa kecil di bibirnya. Jika sebelumnya pada seseorang yang menyatakan perasaan dan dia menolaknya tidak pernah ada rasa bersalah kali ini berbeda, ada setitik walaupun begitu kecil dia tentang kehampaan yang tiba-tiba melandanya.      

Nita sendiri pun tidak mengerti perasaan apa yang dirasakannya saat ini, dia pernah merasa seperti ini ketika berpisah dengan yoga beberapa waktu yang lalu.     

"Jadi jagalah calon istriku itu dengan baik dan dia harus lahir kedunia ini " ucap dokter edwin, "jika kejadian yang lalu terjadi lagi dan aku mendengarnya,,, aku tidak akan segan menculikmu dari dokter yoga, membawamu ke tempatku dan menguncinya supaya kamu tidak dapat pergi kemanapun dan hanya aku saja yang melihatmu "     

"Kejam sekali " nita dengan cepat mengusap perutnya dengan lembut mendengarkan ucapan dokter edwin yang menyeramkan.     

"Jadi, hiduplah dengan baik bersama dokter yoga " dia kembali berucap.     

"Tidak bisa memiliki bukan berarti berhenti mencintai dan menyayangi, karena aku mencintaimu aku akan senantiasa mendoakanmu walaupun kamu tidak berada di sisiku dan jauh dari jangkauan pandangan serta pikiranku! "     

Nita terdiam dengan ungkapan indah yang tidak seharusnya dia masukan ke dalam hati dan pikirannya, tapi seperti sebuah dorongan besar yang membuat nita tidak dapat menahannya. Ungkapannya menyayat hati nita seketika.     

"Kanita.. " panggilnya, "kamu tahu betapa kegembiraan sedang meliputiku hari ini ketika melihatmu berpenampilan cantik sekali hari ini, aku menyukainya... "     

"Dokter " nita dengan cepat berbalik tanpa meminta ijin darinya, kedua matanya menangkap sosok dokter edwin yang sedari tadi telah memandanginya.     

Mereka berdua terdiam, dengan dua pasang mata yang telah terikat satu sama lain.     

Senyuman terlihat di wajah dokter edwin untuk beberapa detik dia tertunduk, "sudah cukup melihatku dan segeralah berbalik kembali "      

"Kenapa? " nita tidak lantas menurutinya.     

"Aku tidak mau membuat dokter yoga salah paham dengan kita " akhirnya dia memberikan satu penjelasan pada nita, "aku menghormatinya dan juga menghormatimu "     

"Karena mata buayaku sama seperti laki-laki lain yang jika melihat wanita cantik selalu tidak dapat bertindak diluar nalar, pasti akan terus merayu " sambungnya.     

Dia kembali menatap nita, "aku tetap ingin bicara denganmu tanpa menimbulkan pembicaraan buruk tentangmu oleh semua pengunjung disini "     

"Dokter.. " nita bersuara pelan, ada perasaan bersalah darinya sekarang ini. Perasaan yang sama sekali tidak dapat dia mengerti mengapa muncul begitu besar.     

"Tidak apa-apa " ada senyuman lebar diwajahnya yang tetap sama seperti waktu dia melihatnya dulu, dia meyakinkan pada nita bahwa dia akan selalu memegang perkataannya.     

"Kamu wanita baik yang harus aku jaga nama baikmu di depan semua orang "     

Betapa nita dibuatnya terenyuh dengan kata-kata baiknya itu, dengan segera dia kembali berbalik dan tersenyum menerima kebaikan dokter edwin padanya yang memandang wanita begitu penuh rasa hormat.     

"Kamu juga senang sayang " ucap nita ketika calon bayi dalam kandungannya itu memberikan reaksi dengan gerakan yang di tunjukannya. Satu usapan lembut di perutnya sebagai bentuk kasih sayang satu-satunya yang dapat dia alirkan.     

"Apa aku boleh bertanya dokter? "     

"Tergantung apa pertanyaanmu "     

Nita lagi-lagi harus dibuatnya tersenyum, "apa aku boleh tahu dimana tempat dokter bekerja sekarang? "     

"Itu... " jawabannya terdengar ragu, "nanti aku beritahukan padamu secara personal, karena sampai sekarang pun aku tetap menyimpan nomor ponselmu "     

Dia lalu memandangi ponselnya yang telah menyimpan foto nita bersama rekan-rekannya yang lain, ada seseorang yang telah mengirimkannya foto tersebut.     

Dahi nita berkerut, "darimana dokter mendapatkan nomor ponselnya? "     

Tawa dokter edwin muncul sebelum dia memberikan jawaban pada nita.     

"Itu rahasia,,, kamu tenang saja aku tidak akan mengganggumu "     

Jawaban itu pun membuat tawa nita muncul dan dalam hatinya seperti ada letupan-letupan kecil yang mulai dirasakannya.     

"Dokter, hiduplah dengan baik diluar sana " ucap nita seraya membayangkan wajah dokter edwin yang beberapa menit yang lalu dilihatnya walaupun sekilas, ada yang menurutnya berubah tubuhnya sedikit kurus dari dokter edwin yang dulu.     

"Dokter yang baik hanya akan menerima semua yang terbaik dari siapapun " nita membalikan kata-kata yang pernah dokter edwin ucapkan padanya.     

Dokter edwin tertawa kecil, "aku yakin kamu pasti akan mengomentari badanku yang menyusut, tapi percaya aku sengaja melakukannya agar tetap muda mengimbangi calon istriku yang masih dalam perutmu nanti "     

Tawa nita muncul dengan gelengan kepalanya menanggapi pembicaraannya dengan laki-laki yang memiliki hati baik.     

"Baiklah, aku akan pada intinya saja " dia lalu kembali menyambung ucapannya.     

Kedua matanya menangkap sosok yang sangat dia kagumi dan hormati sebagai seniornya, yoga. Dari kejauhan yoga tampak tengah berjalan menuju ke arah wanita yang menjadi istrinya dan tanpa dia ketahui dicintai oleh dokter edwin.     

Dia tampak merogoh ke dalam saku kemejanya, dan memandangi kotak berukuran kecil berwarna biru untuk dua detik.     

"Kanita " panggilnya.     

"Iya "     

"Aku menyimpan ini sejak lama untukmu, jika kamu tidak berkenan memakainya pakaikan itu untuk calon istriku nanti jika dia sudah dewasa nanti "     

Lalu dia menyimpan kotak kecil tersebut di satu tangan nita.     

"Aku pamit dan,,, " untuk beberapa waktu tidak terdengar suara oleh nita.     

"Aku akan selalu mencintaimu.... "     

Jantung nita bekerja lebih cepat ketika mendengarnya, dengan cepat dia menoleh ke arah dokter edwin.     

"Dokter,,, " panggilannya telah terlambat karena dokter edwin dengan cepat pergi, dia hanya dapat melihat sosok punggungnya yang semakin lama menjauh dan hilang dari pandangannya.     

Kedua matanya lalu berpindah ke arah kotak kecil yang diberikan oleh dokter edwin padanya.     

"Sayang "      

Suara yoga dari arah belakangnya terdengar ketika dia hendak membuka kotak dan melihat isi dari kotak tersebut, membuatnya mengurungkan niat untuk membukanya dan segera memasukannya ke dalam tas minaudiere miliknya, dia menyembunyikan kotak tersebut dari suaminya.     

"Kamu cantik sekali " pujinya.     

Nita tersenyum tipis, "dimana axel? "     

Yoga memutarkan pandangannya dan menunjukan tangannya tepat di arah kiri nita.     

"Kamu tenang saja dia bersama dion "     

Menyadari istrinya itu seperti tidak merasa nyaman, dia meraih satu tangan nita dan menggenggamnya.     

"Ada apa? kamu lelah? atau kamu lapar? "      

Nita memasang wajah kesal tapi tetap saja tidak menghilangkan aura cantiknya.     

"Kenapa baru muncul? " tanya nita bernada ketus, "dari tadi aku sendirian mencari kalian, sampai aku lelah! "     

Yoga tersenyum menanggapi kekesalan istrinya itu, seperti yang sering dia ucapkan semakin marah nita dia akan semakin terlihat cantik dilihatnya.     

"Maafkan aku, tadi itu ada kakak kelasku sewaktu di FK dulu " jawabnya, "kami berbincang-bincang sampai lupa waktu, dan bicara sebentar dengan dokter arga yang terburu-buru untuk pulang. Aku menanyakan kabar elsa padanya "     

Mendengar nama elsa disebut oleh yoga, nita begitu tertarik.     

"Apa dokter elsa ikut? "      

"Tidak " jawab yoga, "arga bilang dia masih harus menjalani pengobatan sekarang ini, dia sering mengeluh sesak nafas akhir-akhir ini "     

Nita menarik nafasnya dalam-dalam, setelah tadi jantungnya dibuat bekerja cepat oleh dokter edwin kali ini kekhawatirannya muncul ketika mendengar kabar tentang elsa.     

"Jangan tinggalkan aku sendirian " rengek nita.     

Tawa kecil yoga muncul mendengarkan rengekan nita padanya, "iya aku janji, aku minta maaf ya sayang karena aku sudah lupa waktu tadi "     

Nita terdiam memandangi wajah yoga yang selalu dengan sabar menanggapinya, ada rasa bersalahnya karena beberapa waktu yang lalu dia telah menerima sesuatu dari seorang laki-laki yang menyukainya tanpa sepengetahuannya. Dia berharap ini hanya seperti sebuah bayangan indah yang tidak akan pernah lagi hadir di hidupnya sehingga tidak akan ada siapapun yang terluka..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.