Diuji kesabaran
Diuji kesabaran
Dia sengaja memilih tempat duduk tepat di kursi yang berada di depan istrinya yang sudah lebih dulu datang, sesekali menoleh ke arahnya dan tersenyum.
"Sudah datang terlambat, senyum-senyum lagi.. " ucap nita dalam hatinya menanggapinya dengan senyuman dan gelengan kepalanya. Dia sudah bersiap dengan pulpen dan buku catatannya, pagi tadi dia diberitahu bahwa akan ada rapat yang penting dan mendadak yang wajib dihadirinya.
Memang sepertinya penting karena tidak hanya kepala ruangan, direktur pun hadir dan juga sosok dokter kim yang menjadi bagian keuangan telah hadir sekarang ini.
"Kita akan memulai rapat hari ini " ucap dokter kim.
"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih pada dokter yoga yang sudah hadir " sambungnya, "saya hanya akan menyampaikan tentang satu suara seluruh kepala ruangan di rumah sakit kita, tentang pembagian asuransi persalinan "
Yoga sepertinya sudah mulai merasakan hal yang membuatnya tidak nyaman dengan apa yang akan mereka bicarakan sekarang.
"Karena itu adalah anggaran dari kas daerah, jadi saya rasa itu bukan hanya hak dari kebidanan saja " ucapnya, "semua pekerja di rumah sakit ini berhak mendapatkannya juga "
Dokter kim tampak menarik nafasnya dengan senyumannya ke arah yoga, "dan semua kepala ruangan lain bersama-sama melakukan petisi meminta pembagian asuransi tersebut dibagi secara merata "
"Tapi bukankah pasien itu hanya kebidanan saja yang mengelola? " aditya yang kali ini pertama bicara, dia yang sudah menganggap yoga sebagai kakak sekaligus sahabat akan mencoba berusaha menyuarakan sebuah keadilan.
"Tapi dalam peraturannya, semua anggaran yang masuk ke rumah sakit harus dibagikan secara merata ke semua pegawai dengan indek masing-masing " dokter kim memiliki jawabannya yang sudah sesuai dengan peraturan, sepertinya dia sudah mempersiapkan ini jauh-jauh hari dan membawa seluruh kepala ruangan lain untuk melakukan petisi yang disebutkannya tadi.
"Kita harus tahu bahwa adil disini itu bukan berarti harus sama rata " aditya yang menjadi wakil direktur pun sepertinya tidak menyetujui dengan apa yang sudah diucapkan oleh dokter kim.
"Kita harus mengingat beban kerja mereka " sambungnya, "apa kita harus menerima uang yang tidak kita kerjakan sama sekali, dan perihal indek itu akan membuat ketidakseimbangan pembayarannya. Kita harus memikirkan para staf yang sudah bekerja, dan yang harus diingat itu bahwa kebidanan lah yang memberikan banyak pemasukan pada rumah sakit ini "
"Tapi apa yang disebutkan dokter kim memang benar " kali ini pak direktur pun ikut menanggapi, "semua yang masuk pada rumah sakit harus dapat dirasakan oleh seluruh staf kita, dan akan lebih baik kita meredam petisi dari seluruh ruangan lain. Saya harap dokter yoga sebagai kepala obgyn dapat memikirkannya.. "
Yoga masih belum dapat bicara dia sedang mencari kebenaran dari peraturan yang disebutkan oleh dokter kim tadi.
"Bagaimana dokter yoga? " tanya dokter kim dengan senyum puas nya.
"Jika itu sesuai dengan peraturan yang dokter kim ucapkan saya hanya meminta bukti dari peraturan itu, dan catatan semua kepala ruangan yang melakukan petisi " jawab yoga, "saya harus membicarakannya kembali kepada seluruh staf saya, dan yang akan saya katakan nanti adalah sesuai fakta "
Dia mencurigai petisi yang tiba-tiba dilakukan oleh semua ruangan setelah sekian lama mereka tidak pernah mengungkitnya.
Senyum dokter kim lagi-lagi terlihat, kali ini dia melirik ke arah nita yang duduk dibelakang yoga. Sepertinya ada sedikit kesengajaan yang dilakukan oleh yoga untuk menutupi sosok istrinya itu.
"Bidan kanita, tolong bicarakanlah ini dengan seluruh stafmu " ucap dokter kim menangkap sosok nita.
"Beritahukan bahwa asuransi itu bukan hanya milik kebidanan saja, mereka itu kan hanya pekerja kontrak buat mereka mengerti dan katakan pada mereka untuk bekerja dengan baik.. " sambungnya.
Kedua sudut mata nita dapat menangkap orang-orang disampingnya yang sepertinya menertawakannya karena ucapan dokter kim padanya.
Dia lalu tersenyum kecil, "bukankah sebaliknya nasehat dokter tadi itu ditujukan pada kami semua pekerja tetap yang hadir disini? jika kita mengharuskan pekerja kontrak bekerja dengan baik bagaimana dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai tetap, apakah sudah baik? "
Dan semua orang yang hadir di ruang rapat itupun terkejut dengan keberanian nita kali ini, yoga yang tahu sifat dari istrinya itu hanya tersenyum kecil.
Begitu juga dengan aditya yang tahu bahwa nita tidak akan pernah diam ketika stafnya diperlakukan tidak adil seperti itu.
"Bagi saya mereka bukan hanya pekerja kontrak yang bisa membantu pekerjaan saya, yang bila tidak menyetujui semua yang sudah ditetapkan akan dengan mudah dikeluarkan dan diganti oleh pekerja baru " sambung nita, "jadi jangan pandang sebelah mata pada mereka hanya karena pembagian uang seperti ini! karena tidak ada dari mereka yang bekerja dengan tidak baik saya yang melakukan penilaian terhadap mereka.. "
Dokter kim dan direktur sepertinya memiliki ekspresi yang sama terkejutnya dengan keberanian bicara nita yang belum lama menjadi seorang kepala ruangan.
Senyum dokter kim muncul mendengar keberanian nita sekarang ini, "baiklah, saya sangat senang bidan kanita satu-satunya kepala ruangan yang melindungi stafnya dengan begitu berani bicara seperti itu. Saya harus mengkoreksi perkataan tadi rupanya "
Nita lalu terdiam menanggapi semua ucapan dokter kim padanya dan juga bisik-bisik dari semua orang yang hadir sekarang ini, dia hanya berusaha melindungi seluruh stafnya dari ketidak adilan. Mereka selalu saja diperlakukan tidak adil dari mulai jam kerja hingga pembagian upah seperti sekarang ini. Semua sudah didahului oleh orang-orang yang memiliki jabatan tinggi dan penuh dengan keserakahan.
"Nita " panggil ivanna di ruang rapat ketika rapat telah selesai.
"Kamu masih saja seperti itu, keras kepala dan melindungi orang-orang dibawahmu " ucapnya, "kamu akan kesulitan karena kemungkinan di kucilkan oleh seluruh kepala ruangan lain dan apa kamu tidak takut kalau nanti kamu dipersulit? "
Nita hanya tersenyum kecil, "saya hanya melakukan hal yang sewajarnya saya lakukan, karena saya sadar bahwa saya tidak bisa memberikan mereka uang karena bukan orang yang kaya. Setidaknya saya membela dan mempertahankan hak mereka, karena jika mereka sakit atau meninggal karena pekerjaan yang menangis itu keluarga mereka sendiri bukan pimpinannya. Direktur bisa dengan mudah langsung mencari pegawai baru "
"Setidaknya saya sudah berusaha untuk mereka, daripada harus berdiam diri " sambung nita, "tidak apa-apa dikucilkan oleh kalian tapi tidak oleh stafku.. "
Ivanna terdiam, dia tahu nita memang orang yang begitu keras ketika memikirkan orang-orang disampingnya. Dia tidak pernah peduli akan cibiran orang lain tentang tindakan beraninya itu, hal yang sama sekali tidak pernah ivanna lakukan selama menjadi pimpinan. Dia hanya tahu bagaimana cara tidak menimbulkan perseteruan dan membuat posisinya aman, maka itu dia akan selamanya menjadi seorang yang melakukan pekerjaan asal pimpinan senang.
Nita yang tengah berjalan menuju ke ruangannya terhenti ketika tiba-tiba dokter kim menyamakan langkahnya disampingnya.
"Kamu hebat sekali berani bicara seperti itu di depan direktur " ucapnya dengan senyuman mautnya.
Nita hanya menanggapinya dengan senyuman, dia tahu itu bukanlah sebuah pujian untuknya.
"Kamu tidak bertanya kenapa seluruh kepala ruangan melakukan petisi itu? " sepertinya dia ingin nita lebih dari sekedar tersenyum saja.
"Jika memang mereka ingin uang itu mereka bisa meminta dan kami akan dengan senang hati memberikannya, tapi tidak perlu menyebutkan staf kami tidak bekerja dengan baik " jawab nita, "mereka sudah bertanggung jawab memenuhi semua kewajiban mereka untuk bekerja meninggalkan keluarga mereka hanya demi pekerjaannya "
Tawa dokter kim muncul, "saya suka pimpinan berani seperti ini, kami memang tidak salah memilih kamu "
"Yang salah itu kamu memilih dokter yoga " sambungnya, "kamu itu muncul seperti roket dengan cepat melesat dan bersinar, saya saja baru menyadari kalau kamu itu memiliki kepribadian yang menarik "
"Hah, dia sudah mulai membual! " cetus nita dalam hatinya, laki-laki yang berjalan dengannya itu terus saja mengikuti langkahnya.
"Kenapa kamu tidak menjadi dokter saja? kenapa kamu justru memilih bidan? " pertanyaan tidak bermutu pun mulai dia ucapkan pada nita.
Nita mengerutkan dahinya, menarik nafasnya ketika harus dihadapkan dengan orang yang sangat menguji kesabarannya hari ini.
"Pasti kamu sangat menyenangkan ketika menjadi seorang istri dirumah.. " ucapannya sudah mulai menjurus ke hal yang paling pribadi.
"Laki-laki tua ini... " ucap nita dalam hatinya, "sudah mulai membuatku geram " dia mengusap perutnya dengan satu tangannya, dia harus ingat kali ini tengah hamil dan dia tidak boleh membenci orang lain. oleh
"Dokter kim " nita dapat mendengar suara yoga dengan jelas dari arah belakangnya.
"Sepertinya dokter mulai lupa arah kantor dokter " ucap yoga dengan sedikit candaan.
Dokter kim tertawa kecil, "saya hampir lupa karena terlalu serius bicara dengan pimpinan terbaik "
Nita berusaha untuk tidak tersenyum sedikitpun menyaksikan kelakuan dua laki-laki dewasa itu. Pencemburu berlawanan dengan perayu ulung, itu seperti perpaduan sempurna menghiasi hari ini.
"Kamu baik-baik saja? " tanya yoga seperginya sosok dokter kim dari hadapan mereka.
"Iya " jawab nita dengan satu senyuman kecil yang dia tunjukan pada yoga.
"Kamu tidak perlu memikirkan petisi tadi, aku dan aditya yang akan mencari tahu siapa orang pertama yang mengajak seluruh ruangan melakukan hal itu.. "
Nita menganggukan kepalanya dan masih dengan senyumannya.
"Kamu tidak takut berbicara dengan dokter kim tadi? " tanya yoga kembali.
Nita menggelengkan kepalanya, "karena aku tahu kalau suamiku akan datang! "
"Dia itu kan memiliki kontak batin yang kuat denganku, dan selalu datang ketika aku membutuhkannya " ucapan nita dengan pujian yang membuat suaminya itu hanya menanggapinya dengan wajah malu. Nita begitu pintar mengambil seluruh hati suaminya itu hanya dengan kata-katanya saja.
"Aku akan tenang sekarang, karena sudah mengantarkanmu sampai di depan pintu ruang ponek " yoga menghentikan langkahnya ketika mereka sampai di depan ruangan dimana nita bekerja.
"Terima kasih " nita tersenyum ke arah yoga dan hendak melangkahkan kakinya ke dalam ruangan.
"Jangan masuk dulu " yoga menahannya.
Nita mengerutkan dahinya, "ada apa? "
"Kamu belum memanggilku ayah hari ini " jawab yoga yang membuat tawa nita seketika muncul.
"Ayah... " ucap nita dengan tatapannya ke arah yoga, "hati-hati ketika bekerja "
Yoga tersenyum lebar, "tentu saja, tolong jaga kesehatanmu dan kehamilanmu. Katakan pada calon bayi kita aku sangat menyayanginya,, dan menyayangimu.. "
"Manisnya... " nita memasang wajah imutnya mendengar kata-kata manis maksimal yang diucapkan yoga padanya. Lagi-lagi dia dapat merasakan reaksi dari dalam rahimnya ketika mendengar suara yoga, dia terlalu senang mendengar suara sang ayah.
"Dia bilang menyayangimu juga.. " ucap nita pelan, dia lalu melambaikan tangannya ke arah yoga dan berpisah di antara ruang yang berdiri dihadapannya..