Wanita berbeda
Wanita berbeda
"Dion " jawab yoga, "ketika aku minta dia mengantarku ke suatu tempat untuk melihat sebuah bangunan yang sudah lama aku incar, dan dion yang pertama kali melihatnya. Dia yang melihat filla bersama laki-laki itu di dalam mobil "
"Satu mobil bukan berarti pacaran kan? mungkin mereka berteman atau saudara? " kata-kata nita mengingatkan yoga untuk tidak berasumsi tanpa mengetahui kebenarannya.
"Kalau satu rumah? " yoga berbalik bertanya pada nita.
Nita terdiam sejenak, "Satu rumah? oppa dokter diam-diam juga ngintip kehidupan pribadi wanita lain ya? "
Yoga tertawa ketika mendengar ucapan nita, "aku kan dapat informasi dari dion, kamu tahu sebelum dia memutuskan untuk melamar erin pada awalnya dia akan mengajak filla menjadi istrinya. Tapi ketika sampai di rumahnya dia melihat seno keluar dari rumah filla dan dia memberikan ciuman di pipi laki-laki itu sebelum pergi "
Nita semakin dibuat tidak percaya dengan ucapan yoga kali ini, dia baru saja mendapat ilmu terbaru tentang kehidupan seorang laki-laki. Mereka tampak tidak memiliki ketertarikan terhadap sebuah gosip tapi kenyataannya lebih menakutkan, mereka sampai tahu lebih detail kehidupan filla dibandingkan dengan dirinya.
"Jangan bilang aku suka gosip " yoga membela diri, "aku bicara seperti ini karena semuanya memang benar sesuai dengan fakta "
Nita tertawa kecil dengan pembelaan diri yang dilakukan oleh suaminya itu, dia hanya akan mempercayai apa yang sudah dibicarakannya karena mungkin selama ini dia terlalu menutup diri untuk mau tahu tentang kehidupan pribadi orang lain.
"Dan sekarang jelaskan padaku dengan baik " ucap nita pada yoga.
Yoga mengerutkan dahinya karena dia telah mengira nita sudah mempercayainya, "tentang apa? "
"Membeli bangunan baru untuk apa? " tanya nita, "bangunan seperti apa? bukankah kita menempati rumah yang sekarang itu masih baru? kenapa harus membeli bangunan baru? "
"Dan oppa dokter tidak pernah membicarakannya padaku sama sekali? " Nita terus menerus melemparkan pertanyaan pada yoga, "apa benar semua pejabat di tempatku bekerja itu memiliki wanita selain istrinya? apa itu termasuk dokter yoga juga dan itu alasan yang membuatnya membeli gedung baru? "
Dan yoga terdiam ketika nita melontarkan semua pertanyaan padanya, sepertinya karena ingin menjelaskan tentang filla membuatnya membuka rahasia lain yang membuat wanita disampingnya itu berpikiran negatif tentangnya.
"Bukan untuk wanita lain " jawab yoga, "dan bukan sengaja membelinya untuk wanita selain istriku, tempat itu bukan untuk tempat tinggal kita juga. Tapi aku berencana membelinya untuk rencana membuat sebuah klinik bersalin dan kamu yang mengelolanya, anak-anak kita akan semakin besar dan aku pada awalnya ingin supaya kamu tidak terlalu sibuk dengan bekerja di rumah sakit agar bisa mengawasi anak-anak kita... "
Nita terdiam dengan semua jawaban dari yoga yang telah merencanakan sesuatu untuk masa depannya, dia dengan diam-diam memikirkan rencana keluarganya hingga jauh hanya agar anak-anak mereka nanti tetap memiliki perhatian yang utuh.
"Atau kalau kamu tidak suka kita bisa buka konsep klinik kecantikan? " yoga memberikan penawaran lain.
Nita memaksakan senyuman di wajahnya kehadapan yoga, sepertinya suaminya itu telah memiliki rencana lain ke depannya. Secara tidak langsung menyebutkan bahwa yoga mengingkan nita untuk resign dari pekerjaanya dan fokus pada keluarganya dengan hadiah memegang sebuah klinik yang baru ada dalam rencananya. Walaupun itu terdengar sama-sama bekerja tapi setidaknya jika hanya mengelola saja waktunya untuk anak-anak akan lebih banyak jika dibandingkan bekerja di sebuah intansi yang memiliki peraturan jam kerja.
"Kamu tidak perlu resign dalam waktu dekat ini " yoga berucap, sepertinya dia mengetahui apa yang sedang ada dalam pikiran nita.
Dia menoleh ke arah nita dan tersenyum, "itu masih akan memakan waktu yang lama, membuat sebuah klinik bersalin bukan hal yang sangat mudah seperti dalam cerita dongeng. Kamu berhak untuk meraih cita-citamu sendiri, tidak harus mengikuti semua perkataanku "
Nita tersenyum, "aku ikut saja yang terbaik, pekerjaan bukan segalanya. Aku masih bisa mengamalkan ilmu dimana saja, tidak harus di tempat kerja tidak bekerja pun ilmu itu tidak akan hilang "
"Tidak untuk sekarang " ucap yoga, "kamu harus menunjukan pada satu orang bahwa kamu mendapatkan posisi sekarang ini bukan karena bantuanku, tapi karena kamu memang layak dan kamu memiliki kemampuan "
Nita mengernyit, dia sedang memikirkan seseorang yang yoga bicarakan tadi. Dia sama sekali tidak tahu orang yang yoga maksudkan, dan untuk apa dia harus menunjukannya.
"Tidak perlu " nita tidak menyetujui apa yang sudah di ucapkan suaminya itu, "biarkan mereka memiliki pikiran masing-masing dan bicara sesuai dengan apa yang ada di pikiran mereka, aku hanya akan melihat saja ketika mereka tidak mengusik kehidupan pribadiku "
Yoga tersenyum, "bukankah laki-laki kurang ajar itu sudah melakukannya padamu dan juga padaku? dia sepertinya mempunyai dendam pribadi pada kita "
Nita menganggukan kepalanya dan tersenyum, "iya benar, dia pernah bilang dulu ketika masih menjadi perawat anestesi dia bilang aku sama sekali tidak pernah menggubrisnya dan dia bilang aku lebih memilih orang yang mempunyai jabatan tinggi "
"Jadi karena itu " yoga menanggapinya dengan tawa kecil, "aku memang selintas mendengar cerita tentang dia yang menyukaimu dulu, karena waktu itu aku hanya berpikir siapa cepat dia yang akan dapat jadi aku yang meminta kamu yang mutasi ke poli kebidanan yang secara kebetulan edna sedang cuti melahirkan "
"Sudah aku duga " nita menggelengkan kepalanya, "sekarang aku tahu siapa inti dari semua orang yang menganggap aku hanya melihat laki-laki dari jabatannya, pakai alasan siapa cepat dia dapat juga! "
"Dia pikir kita barang dagangan "sambung nita.
Ucapannya itu membuat yoga tidak dapat menahan tawanya karena nita berpikiran hal yang lucu seperti itu.
"Bagi kami laki-laki dewasa yang telah berumur, selalu berpiikiran bahwa wanita itu membutuhkan kepastian bukan hubungan yang tanpa kejelasan walupun berpacaran "
"Dewasa yang berumur.. " nita tertawa mendengar perkataan ini, dia hanya mendengarnya sangat lucu di telinganya.
Dia menahan bibirnya untuk mengomentari semua yang dibicarakan yoga padanya, karena entah yoga mengingatnya atau tidak bahwa dia pernah menyakiti nita dengan ketidakpastian yang diberikan padanya dulu. Laki-laki disampingnya itu terkadang sangat tidak dapat dia mengerti, tetapi ketika sudah memperlihatkan perhatiannya sebagai bukti cintanya membuat semua keraguan nita menghilang begitu saja.
Sesampainya di ruang ponek nita diam-diam memandangi sosok filla dari kejauhan, dia menyembunyikan senyumannya ketika menangkap sosok cantik yang ternyata memiliki dua sisi lain di kehidupannya.
"Sayang sekali jika wanita cantik sepertimu harus dipermainkan laki-laki seperti itu " ucap nita dalam hatinya, kedua matanya masih memandangi filla yang sedang sibuk melakukan anamnesa pada pasien hari ini.
Filla sepertinya tahu bahwa nita sedang memperhatikannya, dia menjadi begitu tidak nyaman diperhatikan seperti itu oleh pimpinannya itu. Ada sedikit rasa takut padanya ketika pagi tadi orang yang selalu membantunya mendapatkan apa yang diinginkannya menceritakan tentang semua yang di ketahui oleh dokter yoga, jika beberapa hari yang lalu dia dengan sombongnya menertawakan nita kali ini dia seperti seseorang yang sedang menjadi buronan, karena setiap gerak-geriknya yang selalu diperhatikan...