Menikah dengan Mantan

Bab 156 \"PENGGANTI KENAN\"



Bab 156 \"PENGGANTI KENAN\"

YEY… HULA-HULA… UP GUYS… SEKUYLAH MERAPAT.     

YUKS IKUTAN CHALEGE YANG BANYAK – BANYAKIN POWER STONE + HADIAH. YANG MAU IKUTAN, SEKUYLAH LANGSUNG KOMENT DI PARAGRAF INI KALAU MAU IKUTAN.     

MAAFKAN TYPO YANG MASIH BETEBARAN YA GUYS…     

HAPPY READING…     

Raka turun dari tempat tidur tanpa mengenakan apapun. Ia tidak malu sama sekali pada Chika yang duduk sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa. "Mau kemana?" tanya Chika menatap Raka.     

"Mandi," jawab Raka singkat dan ia akan berjalan tetapi ucapan Chika membuatnya menghentikan langkahnya.     

"Gendong," ucap Chika dengan suara manjanya. Ia mengulurkan kedua tangannya ke depan meminta di gendong.     

"Memangnya masih kuat?" tanya Raka menatap Chika dengan tatapan mata menggoda.     

Chika memutar malas bola matanya mendengar pertanyaan Raka. Raka yang melihatnya malah terkekeh geli. Ia pun berjalan ke arah Chika kemudian ia mengulurkan kedua tanganya untuk menggendong Chika. Dengan senyumannya mengembangnya, Chika langsung berdiri di atas tempat tidur dan melompat ke tubuh Raka.     

Seperti anak kecil yang dig ending di depan, tangan Chika melingkar erat di leher Raka, ke dua kakinya pun melingkar di pinggang Raka. Kedua tangan Raka menopang tubuh Chika dengan memegang dua bongkah gunung bagian bawah milik Chika.     

Chika dan Raka saling tersenyum dan tanpa di perintah bibir mereka sudah saling bertaut. Raka membawa tubuh Chika yang ada di gendongannya ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi mereka melepaskan pagutannya dan kembali tersenyum.     

"Lannjut?" tanya Raka dengan senyum mesumnya.     

Chika tidak menjawab tetapi dirinya langsung memagut bibir Raka. Raka menyandarkan punggung Chika ke dinding kemudian satu tangan Raka bergerak menyentuh hole Chika. "Ah…" desahan kecil keluar dari mulut Chika ketika dua jari Raka bergerak keluar masuk di hole Chika.     

Raka senang, tentu saja. Apalagi baru Chika wanita yang hole-nya bisa di ajak main. Yang lainnya tentu saja menolak, baru juga jari jemarinya menyentuh hole mereka. Pasti mereka akan menjerit jika bukan di sana.     

Desahan kenikmatan yang terlontar dari bibir Chika membuat pedangnya yang tadinya sudah tertunduk lemas kini mulai berdiri. Raka medekatkan wajahnya kecerukan leher Chika. Hembusan napas hangat itu menyapa leher Chika membuat sang empunyanya pun merasakan sensasi geli. Chika mengeratkan pelukannya di leher Raka dan desahan kenikmatan ketika jari Raka di holenya mulai bergerak cepat keluar masuk.     

Jilatan dan ciuman di leher Chika pun berpindah dari sebelah kiri ke sebelah kanan. Pedang Raka yang sudah berdiri tegak pun kini perlahan masuk ke hole Chika . "Ah…" desahan Chika ketika pedang Raka memenuhi holenya.     

Perlahan Raka memainkan pedangnya dalam tempo pelan tetapi tempo itu semakin lama semakin cepat hingga bunyi kulit bokong dengan kulit paha Raka itu terdengar di dalam area kamar madi itu.     

Suara desahan kenikmatan kembali menggema bersamaan dengan pelpasan Chika yang kedua kalinya. Tubuh Chika seperti jelly yang begitu lemas dan Raka pun bersaha menahan tubuh Chika agar tidak terjatuh. Chika memeluk tubuh Raka dengan dagunya yang ia sandarkan di bahu jenjang Raka.     

Selagi Chika mengatur napasnya Raka malah dengan santainya kembali menggerakkan pinggulnya pelan di dalam hole Chika karena tadi ia sama sekali belum mengeluarkan pedanganya.     

"Ka," panggil Chika dengan suara lelah. Ia ingin istirahat karena merasa lelah.     

Hari ini Raka sepertinya tidak mengenal rasa lelah. Chika sudah beberapa kali mengalami pelesapasan bahkan Raka juga sudah sekitar tiga kali mengalami pelepasan tetapi rasanya tenaga Raka tidak habis.     

Oh, tentu saja Raka tadi sempat meminum obat supaya tahan lama karena kegiatan bercinta mereka memerlukan tenaga lebih. Terutama kegiatan bercinta yang beberapa hari ini di gemari oleh Chika dan Raka pun mulai membiasakan diri dengan hal itu. Itu sebabnya dirinya ingin tetap kuat walau Chika tadi sempat membuat dirinya melepaskan pelepasan hanya dengan beberapa jenis dildo yang Chika gunakan untuk masuk ke hole-nya.     

Dan sebagai bentuk kesenangannya ia ingin bercinta berkali-kali hingga Chika tidak sanggup berdiri. Hah, maksud Raka tidaklah jahat, tapi ia melakukannya yang menandakan jika dirinya itu puas dengan permainan lawan pasangannya.     

Baru Kenan dan Chika yang membuatnya bisa melakukan hubungan badan berkali-kali. Yang lainnya hanya sekali pelespasan dan sudah selesai begitu saja. Di awal-awal pun Raka hanya melakukan sekali dengan Chika dan ia akan tertidur atau langsung turun dari tempat tidur menuju kamar mandi membersihkan tubunya.     

Namun. Semenjak Chika mengutarakan keingannya ingin melakukan kegiatan intim yang lebih dari biasanya Raka pun senang. Ia senang jika partner mainnya berexprimen dengan berbagai gaya, tdak sperti yang lainnya. Ketika bermain sarung pedang mereka hanya akan pasrah di bawah kukungannya.     

Telinga Raka seperti tuli hingga tidak mendengar suara penolakan dari Chika membuat Chika berusaha mendorong tubuh Raka. "Nikmati permainannya sayang," ucap Raka begitu lembut di telinga Chika.     

Chika langsung terdiam mendengar penuturan lembuat dari bibir Raka bahkan panggilan sayang itu membuat perutnya terdapat ribuan kupu-kupu yang beterbangan. Hanya panggilan biasa, tetapi mampu membuat Chika merasakan hatinya berbunga-bunga.     

Chika kini menatap wajah Raka yang sejajar didepannya dengan mata terpejam dan bagian pinggul Raka terus bergerak untuk menusukkan pedangnya keluar masuk di hole Chika.     

Chika melihat ekspresi wajah Raka yang begitu menikmati permainan mereka. Perlahan Chika merelax-kan tubuhnya dan kembali menikmati permainan mereka berdua. Hingga mereka mendapatkan pelepasan utuk yang kesekian kalinya.     

Raka membantu Chika untuk membersihkan tubuhnya dan ia juga membersihkan tubuhnya sendiri. Selesai membersihkan tubuhn mereka, Raka memakaikan handuk kimono pada Qia dan ia sendiri hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya.     

Raka mendudukkan tubuh Chika di pinggiran tempat tidur, ia kemudian melangkah ke arah lemari pakaiannya untuk mengambilkan pakaian untuk Chika. Ia mengambilkan kemeja putih miliknya kemudian mengambilkan celana dalam pendeknya.     

Akhir-akhir ini Raka lebih menyukai Chika yang memakai pakaiannya. Padahal biasanya ia sedikit risih dengan pakaiannya yang di pakai Chika. Ah, sepertinya Chika akan menjadi seseorang yang mampu menggantikan posisi Kenan untuk berada di sampingnya.     

Dengan telaten Raka memakaikan pakaiannya ke tubuh Chika. Bagian dalam tubuh Chika yang tidak menggunakan bra itu terpampang jelas karena kemeja Raka yang memang tipis. "Cepat pakai bajumu" ucap Chika melihat tatapan mata Raka ke bagian dadanya.     

"Udah pengen lagi ya?" tanya Raka dengan nada menggoda seraya menaik turunkan alisnya dengan kepala yang mendongak untuk menatapp Chika karena posisinya yang sedang berjongkok di depan Chika.     

Chika melayangkan satu pukulan ke pipi Raka hingga terdengar suara plak cukup keras. "Eh, aduh…" ucap Chika yang sedikit panik pada kemudian memegang pipi Raka.     

Niat awal Chika ia hanya menampar pelan tetapi ternyata ia terlalu keras menampar pipi Raka. Raka kemudian memegang satu tangan Chika yang sedang memegangi pipinya. Chika terdiam seraya menatap Raka. "Sakit ini gak seberapa di bandingkan kamu menolakku di ranjang," ucap Raka kemudian terkekeh dan ia segera berdiri dari jongkoknya.     

Chika mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali hingga ia tersadar dengan ucapan Raka yang mesum. "Sialan! Raka mesum!" teriaknya kesal sednagkan Raka hanya terkekeh saja mendengar teriakan Chika.     

TBC…     

YO YO YO… GUYS… BANYAKIN KOMENT DAN POWER STONENYA YA GUYS…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.