Bab 194 \"SABOTASE YANG MULUS\"
Bab 194 \"SABOTASE YANG MULUS\"
GUYS… MASIH ADA TIGA ORANG YANG BELUM HUBUNGIN AKU UNTUK MENGAMBIL HADIAN YANG UDAH AKU SIAPIN.
OH IYA GUYS.. AKU ADA CERITA BARU YANG JUDULNYA PERNIKAHAN SATU MALAM. YUKS RAMAIKAN RIVIEW, KOMENT DAN POWER STONENYA GUYS…
SEPERTI BIASA, KALAU BANYAK KASIH POWER STONE, AKU AKAN KASIH HADIAH UNTUK KALIAN. MASIH ADA 3 ORANG LAGI YA, YANG BELUM HUBUNGIN AKU.
MAAF YA GUYS... AKU BEGINI LAGI. LOVE YOU SEMUANYA...
HAPPY READING....
Kenan memutuskan untuk pulang ke appartement. Ia akan mengecek cctv untuk memastikan kebenarannya. Sampai si appartement Kenan meminta Pak Limin supirnya memabawa masuk kopernya sedangkan dirinya dan Lova pergi kebagia cctv.
"Pak, apa bisa bantu saya mengecek cctv. Beberapa hari lalu, istri saya mendapat teror. Karena saya sedang tidak di tempat jadi saya baru bisa mencari tahu."
"Maaf pak, appartement ini bukan appartement sembaragan sehingga orang bisa masuk dan meneror penguhuni di sini," jawab pria yang memiliki tinggi badan sekitar 170 cm dan badannya besar. Kumisnya tebal dan alisnya juga tebal.
"Pak, tolong. Ini juga untuk kenyaman penghuni, jadi tolong bantu saya untuk melihay cctv," ucap Kenan yang bersikap tidak seperti biasanya. Lova yang ada di samping Kenan pun mengernyitkan dahinya. Sikap Kenan berubah drastis dari yang tadinya marah-marah kini bersikap baik, kata-katanya juga melunak.
Si penjaga itu menatap rekannya, mereka seperti sedang berkomunikasi apakah boleh atau tidak. "Baiklah pak, saya izinkan," ucap si penjaga yang memiliki tubuh besar. "Tanggal berapa dan jam berapa, pak?" lanjut penjaga itu bertanya. Kenan pun menyebutkan tanggal dan dari jam berapa sampai jam berapa dan ada di unit berapa Kenan tinggal.
Pukul tujuh malam Qia masuk ke appartement, ia mengernyitkan dahinya melihat lampu appartement menyala. Ia kemudian melihat ke rak sepatu dan ternyata ada sepatu milik Kenan. "Kak," panggil Qia seraya melangkahkan kakinya masuk ke dalam.
"Kak, Ken!" panggil Qia lagi seraya terus berjalan masuk.
"Apa dia mandi?" tanya Qia karena tidak ada sahutan dari Kenan. Qia pun kemudian melangkahkan kakinya ke dapur untuk meletakkan barang belanjaannya. Siang tadi ketika istirahat ia pergi ke swalayan untuk membeli sayuran dan stock lainnya yang sudah habis.
Qia meletakkan semua belanjaannya sesuai letakkan. Tepung-tepung, makanan ringan , sayuran dan daging. "Habis dari mana kamu?" tanya Kenan yang sudah berdiri di belakang tubuh Qia. Qia yang focus dengan barang-barang yang sedang ia bereskan terlonjak kaget hingga ia memegangi pintu kulkas.
Jantungnya berdetak begitu cepat dan kakinya terasa lemas karena begitu terkejut. Qia pun menolehkan kepalanya menatap ke arah Kenan. "Jalanan macet, kak," jawab Qia.
Ia kemudian melanjutkan menatap barangnya, kemudian ia melipat plastik yang masih terlihat bisa kembali pakai. Setelah di lipat, ia letakkan di laci dapur. Kenan masih diam menatap Qia yang sibuk membereska barang. Ketika ia melihat Kenan sudah selesai Kenan pun memanggil Qia untuk mengikutinya.
Qia pun tanpa protes mengikuti langkah Kenan yang berjalan menuju ruang televise. Kenan sudah duduk di sofa kemudian ia menyuruh Qia duduk di sampingnya. Kenan menyetel televisi dan memperlihatkan apa yang terjadi ketika Qia masuk ke appartement. Qia mengernyitkan dahinya tidak mengerti maksud dari video yang terputar di televisi. Untuk apa vidionya yang masuk ke unit appartement harus di perlihatkan padanya.
"Rekaman itu terjadi ketika kamu mengatakan jika Lova menemuimu dan berkata dia yang hampir menabrakmu sehari sebelum pernikahan," ucap Kenan menatap ke depan televise yang kini layarnya sudah mati. Suara Kenan begitu dingin, membuat siapa saja sedikit talu jika Kenan sudah berbicara dengan saura dinginnya.
"Apa benar itu hari dan jam yang sama ketika kejadian?" tanya Qia yang kini menatap ke arah Kenan yang masih menatap lurus kedepan.
Kenan menyebutkan tanggal dan hari kemudian jam yang di tayangkan barusan. Qia terlihat terkejut karena tanggal itu benar-benar tanggalnya. Namun, entah kenapa di video itu ia masuk begitu saja. "Puter ulang kak," ucap Qia meminta Kenan memutar ulang video itu.
"Aku sudah memutar ulang itu berkali-kali, tidak ada keganjilan sama sekali," jawab Kenan.
"Coba kakak puter ulang lagi," pinta Qia tanpa mempedulikan perkataan Kenan.
Kenan pun memutar ulang vidionya. Qia kini memperhatikan video itu dengan seksama, kemudian ia melihat menitnya. Jika video ini di edit maka menitnya akan terlihat berbeda. Ia ingat dengan sinetron atau film yang pernah is tonton dulu, jadi ia mengamati itu. Namun, sampai akhir video itu sama sekali tidak ada yang janggal. Qia langsung memijit keningnya dan pelipis kanan dan kiri.
Kepalanya tiba-tiba saja sakit melihat video yang sudah di manipulasi itu begitu mulus tanpa cacat. Sepertinya orang yang mengedit sudah bias melakukan pengeditan sehingga berjalan mulus. "Kenapa kamu menuduh Lova seperti itu. Apa kamu tidak suka dengan Lova karena dia menggangguku di resepsi pernikahan kita?"
Qia menolehkan kepalanya seraya mengernyitkan dahinya. Apa maksud Lova yang mengganggu Kenan. "Maksud kakak apa, aku enggak ngerti," ucap Qia.
"Kamu enggak ngerti, jangan becanda. Bukannya kamu lihat Lova selalu mengikuti aku ketika kamu dengan mama?"
"Oh, itu Lova. Astaga… aku tuh bener-bener lupa kak. Bahkan kemarin waktu dia kesini kalau dia enggak sebut nama aku enggak tahu siapa dia. Aku bukan berpura-pura lupa, tapi aku beneran lupa. Kakak inget kan, aku lagi dapet waktu acara resepsi. Kakak sendiri tahu, aku kalau lagi dapet suka enggak dengerin apa yang di omong orang. Aku bener-bener enggak focus hari itu, yang aku ingat Cuma nama-nama sepupu kakak. Kalau wajah aku beneran lupa semua," jawab Qia begitu lancar.
Apa yang di katakana Qia memang benar, hari itu ia pertama datang bulang. Memang belum terasa sakitnya, tapi ia sudah tidak mood sama sekali. Ia rasanya ingin segera menyelesaikan acara resepsi hari itu. Ketika Mama Kenan mengenalkan sepupu-sepupu Kenan yang di cerna Qia hanyalah nama-nama mereka, sedangkan wajah mereka Qia tidak begitu memahami.
"Terus, video itua apa? Lova sama sekali enggak menemui kamu," ucap Kenan yang kini menatap Qia.
"Qia juga enggak tahu kak, kenapa video itu bisa begini. Karena Qia berani sumpah, apa yang terjadi beberapa hari lalu itu benar. Lagi pula, untuk apa Qia mengatakan sebuah kebohongan. Qia juga enggak ada manfaatnya menuduh Lova," ucap Qia seraya menundukkan kepalanya karena kepalanya terlalu sakit memikirkan hal itu.
Qia menegakkan tubuhnya kemudian berdiri dari duduknya. Ia menoleh seraya menundukkan kepalanya untuk menatap Kenan. "Sebelumnya aku udah bilang ke kakak, terserah kaka mau percaya atau enggak. Tapi Qia sama sekali enggak bohong. Karena enggak ada manfaatnya juga Qia bohong ke kakak. Apalagi masalah ancaman itu sama sekali bukan masalah sederhana. Jadi, terserah kakak mau percaya ucapan Qia atau enggak karena Qia sendiri enggak punya bukti apa-apa kalau ucapan Qia benar. Vidio ini sudah di sabotase, tetapi yang sabotase sangat mulus sehingga enggak ada kecacaran sama sekali," ucap Qia kemudian ia pun melangkahkan kakinya meninggalkan Kenan. Kenan pun terdiam dan membiarkan Qia pergi begitu saja.
TBC.....
YUHUU.... GIMANA GUYS SIFAT KENAN INI. KALAU MENURUT KALIAN KENAN HARUS MINTA MAAF TANPA PEDULI DENGAN QIA YANG MEMINTANYA WAKTU SENDIRI KETIKA MARAH ATAU MENGIKUTI APA MAI QIA? WEHEHHE...YUKS RAMAIKAN KOMENT N POWER STONENYA YA GUYS...