Bab 168 \"WANITA SELALU BENAR\"
Bab 168 \"WANITA SELALU BENAR\"
HAPPY READING….
Di ruang UGD tepat di depannya Raka sedang mondar-mandir tidak tenang. Pintu ruang UGD itu akhirnya terbuka membuat Raka yang baru menunggu sekitar 15 menit merasa begitu lama itu sedikit bernapas lega ketika dokter keluar. "Bagaimana ke adaan kekasih saya dok?" tanya Raka to the point ketika dokter baru saja ke luar dar ruang UGD.
Dokter sedikit terkejut karena ia baru keluar tetapi tiba-tiba saja ada orang di hadapannya. "Tenang sebentar pak," ucap dokter menenangkan Raka. Lebih tepatnya dokter itu menenangkan detak jantungnya karena terkejut dengan kedatangan Raka yang tiba-tiba di hadapannya.
"Katakan dok, bagaiaman keadaan kekasih saya? Apa dia kenapa-napa dok?" tanya Raka bertubi-tubi dengan raut wajah khawatirnya.
"Tenang pak, kekasih bapak tidak apa-apa. Kekasih bapak ahanya mimisan saja."
"Dokter jangan becanda! Jika mimisan kenapa kekasih saya bisa pingsan! Coba dokter periksa ulang!"perintah Raka dengan nada meninggi. Ia tidak percaya jika Chika hanya pingsan biasa saja. Ia yakin, jika tamparan kuat yang di lakukan pria tadi membuat Chika akhirnya seperti ini.
Tamparan itu begitu kuat, jika yang menampar seorang wanita ia percaya saja dengan apa kata dokter. Namun, yang menampar Chika tadi adalah seorang pria. Walau ia tidak melihat bagaimana pria tadi menampar Chika , tetapi suara yang begitu keras itu tentu saja membuat orang tahu seberapa kuat pria tadi menampar Chika.
Rasanya darah kembali mendidih dalam tubuh Raka dan ia ingin sekali segera memberi pembalasan pada pria tadi. "Baik, pak. Saya akan memeriksa kembali," ucap dokter pada akhirnya dari pada Raka membuat keributan disini.
Melihat raut wajah Raka yang sepertinya sedang emosi, ia tidak mau sampai Raka melah membuat keributan. Dokter pun hanya duduk diam dan memerintahkan suster untuk tidak memindahkan Chika ke ruang perawatan lainnya. Chika sendiri pingsan karena kelelahan, buka karena mimisan yang terjadi.
Sekitar kurang lebih setengah jam dokter di dalam, dokter pun keluar karena Chika sudah bangun. Dokter pun meminta Raka masuk karena Chika yang sudah sadarkan diri. Raka dengan langkah cepat segera menghampiri Chika.
"Apa ada yang sakit? Kamu perlu sesuatu?" tanya Raka ketika ia sudah berdiri di smaping tempat tidur Chika.
Chika tersenyum menatap Raka, "Jangan tersenyum seperti itu seolah-olah kamu kuat. Aku tahu kamu yang selalu menahan rasa sakitnya. Bisa tidak kamu itu tidak berusaha tegar tetapi nyatanya kamu itu menahan rasa sakit!" kesa Raka yang akhirnya memuntahkannya juga karena Scarlett pada nyatanya yang lebih merasakan sakitnya.
Raka masih belum menyadari jika wanita di hadapannya sekarang adalah Chika bukan Scarlett. Chika tersenyum mendengar ucapan kemarahan Raka karena memang baru kali ini ia mendengar keluhan Raka dengan raut wajah marah dan terlihat sedikit ke khawatiran di raut wajah Raka.
"Jangan tersenyum seperti Chika!" bentak Raka kesal, karena ia melihat senyuman Chika.
Chika pun sedikit terkejut, karena ternyata Raka mengira dirinya Scarlett. Entah kenapa ada hatinya seperti tercubit ketika sadar kemarahan dan kekhawatiran Raka bukan padanya melainkan pada Scarlett.
"Apa kamu tidak tahu aku?" tanya Chika berusaha tetap tersenyum seraya menatap tepat ke manic mata Raka.
Raka pun terdiam menatap Chika, dari cara berbicara dan senyuman yang Chika tampilkan membuatnya mentap Chika begitu intens. "Ka.. mu—" Raka memiringkan kepalanya sekitar tiga puluh lima derajat seraya menatap Chika dengan keraguan.
"Chika, apa kamu Chika?" tanya Raka seperti tidak yakin.
"Ternyata kamu hanya mengenal Scarlett," ucap Chika dengan senyum yang di paksakan dan senyuman itu terlihat seperti senyuman Scarlett.
Raka semakin bingung, di depannya sebenarnya Chika atau Scarlett. Karean terkadag wanita di hadapanya ini terlihat seperti Chika tetapi terkadang terlihat sebagai Scarlett. Raka yang menyadari jika Chika sepertinya tidak menyukai apa yang ia katakana segera meraih ke dua tangan Chika.
"Dengar," ucap Raka dengan suara lembutnya tetapi Chika tidak mau meantapnya sama sekali. Ia hanya menatap langit-langit ruangan UGD yang ia tempati sekarang.
Raka menghela napasnya, jika seperti ini sikap Chika sama dengan Scarlett yang tidak suka jika dirinya hanya mengingat Chika dan membela Chika. "Mau aku menyebutmu Scarlett atau pun Chika itu sama saja. Bukan karena kalian ada di dalam tubuh yang sama tetapi karena memang kalian itu satu. Chika dan Scarlett itu satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan. Jadi, jangan marah atai merasa aku membele salah satu dari kalian. Karena bagiku Scarlett ataupun Chika itu sama saja," ucap Raka dengan suara lembutnya mencoba membuat Chika tidak marah lagi.
"Aku dan Scarlett itu berbeda, dia itu pembuat onar dan aku yang harus menyelesaikannya. Dia hanya bisa membuat semuanya berantakan!" marah Chika seraya menatap Raka.
Raka menghirup napasnya perlahan dan menghembuskannya perlahan hingga ia merasa tenang. Ia rasanya ingin marah karena apa yang baru saja Chika katakana hampir sama dengan yang pernah Scarelett katakan. Scarlett pernah berkata jika Chika hanya seorang pecundang karena tidak berani menghadapi rasa takut dan sakitnya sehingga harus dia yang menahan semunya. Dan kebalikannya Chika menganggap Scarlett seorang pembuat onar.
Sepertinya sifat-sifat Chika sudah sama seperti Scarlett tanpa di sadari Chika. Ia kemudian menatap Chika yang masih marah padanya. "Kamu pernah berkata Scarlett muncul karena kamu takut atau pun tertekan. Dan jika kamu ingin melakukan sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan Scarlett yang akan muncul. Jadi, jika Scarlett membuat kekacaaun bukankah sudah hal wajar jika kamu yang membereskannya karena kamu sendiri yang menginginkan hal itu?" tanya Kenan dengan suara lembut.
Ia tidak mau jika nantinya malah Chika berpikir Raka membela Scarlett. Ia harus membuat Scarlett dan Chika bisa saling menerima masing-masing sehingga mereka bisa menjadi satu orang yang utuh. Itulah yang ia tahu dari seorang dokter kenalannya.
"Dibayar apa sama Scarlett sampai kamu membelanya seperti itu?" tanya Chika tidak suka.
Raka membuang napasnya dengan kasar. Ia sudah berusaha berbicara lembut supaya Chika tidak berpikir jika dirinya membela Scarlett. "Terserah kamu saja lah, aku sudah berkata jika aku tidak membela siapapun. Tapi, bisa-bisanya kamu menuduhku seperti ini. Aku hanya mau membantumu karena kamu yang meminta bantuanku. Sekarang kamu malah menuduhku membela Scarlett. Ya sudahlah, terserah kamu mau menilaiku apa!" kesal Raka kemudian membalikkan tubuhnya untuk keluar dari ruang UGD.
Lebih baik ia pergi ke ruang adminsitrasi untuk melakukan pembayaran dari pada ia malah kesal sendiri. Memang ya, wanita itu selalu benar. Chika menatap Raka kesal kemudian ia memiringkan tubuhnya dan memejamkan matanya.
TBC…
YO YO YO… SEROANG PLAYBOY SEPERTI RAKA YANG BERPENGALAMA DENGA PRIA ATAU PUN WANITA BISA KALAH DENGAN CHIKA DAN SCARLETT… WAHAHAHA… PUAS GUA… LIHAT RAKA SEPERTI INI.
OKE GUYS… SEPERTI JANJI AKU YA… JADI KARENA BULAN DUA KEMARIN AKU BISA MELEWATI TANTANTANG MENULIS WALAU AKU SELALU UP JANGAN DIBUKA. AKU MAU KASIH HADIAH KECIL BUAT KALIAH YANG SELALU DUKUNG AKU DENGAN POWER STONE.
OKE INI DIA LIMA ORANG YANG UDAH AKU CEK KASIH KONSTRIBUSI YANG LUMAYA BANYAK KE NOVEL INI. TOLONG JANGAN LIHAT HADIAHNYA YANG MUNGKIN KECIL YA. SEMOGA BULAN TIGA INI AKU BISA KASIH KALIAN LEBIH. AMIN….
SO LIMA ORANG INI TOLONG HUBUNGI AKU VIA DM ISTAGRAM YA GUYS… ATAU BISA LANGSUNG KOMENT DI CHAPTER INI.
INI DIA LIMA ORANG YANG BERUNTUNG.
Anindya_5623
Izmy_Zahra
pu2t
Masula_Husnia
Erlinda_2008
TOLONG HUBUNGI AKU VIA DM INSTGRAM YA KAK. INSTAGRAMNYA CHI_HYO_KI95 SAMA KAYAK NAMA AKUNKU INI.
BATAS WAKTU SAMPAI AKHIR BULAN INI YA KAKAK"… WEHEHEHE….