Bab 134 \"ICE PRINCE\"
Bab 134 \"ICE PRINCE\"
UP AGAIN GUYS...
HAPPY READING...
Sampai di hotel, Qia tidak langsung tidur. Ia duduk di sofa dan membuka cemilam yang ia beli. "Udah malem, kamu masih mai nyemil"? tanya Kenan seraya mendudukkan dirinya di samping Qia.
"Laper," jawab Qia singkat dan memakan kripik kentangnya.
Kenan merebahkan kepalanya di atas paha Qia. Qia sempat terkejut, tetapi akhirnyania hanya diam saja. "Kamu enggak ngantuk?" tanya Kenan kemudian ia menguap lebar dan menutupi mulutnya dengan punggung tangannya.
"Tidur gih, sana. Aku masih belum ngantuk," jawab Qia kemudian fokus menonton di handphonenya.
"Nonton apa sih?" tanya Kenan sedikit melongokkan kepalanya untuk melihat tontonan Qia.
"Ayang beb, wkwkwk," ucap Qia yang diringi dengan tawa membuat Kenan mengerutkan dahinya kemudian dengan cepat ia mengambil handphone Qia.
Kenan mengernyitkan dahinya ketika melihay film apa yang di tonton Qia. "Doraemon?"
"Wkwkw... iya," jawab Qia seraya terkekeh.
"Masih aja suka sama cerita begini," ucap Kenan kemudian memberikan handphonenya ke pada Qia.
"Seru Kak, " ucap seraya menerima handphone yang di berikan Kenan.
Kenan memiringkan tubuhnya ke arah perut Qia kemudian ia menenggelamkan wajahnya di sana. "Kak, geli," ucap Qia seraya menahan perutnya yang sedikit buncit ketika duduk.
Kenan tidak peduli kedua tangannya melingkar ke pinggang belakang Qia dan Kenan pun memejamkan matanya. Qia pun tidak peduki lagi ia sekarang mengganti tontonannya menontob drama korea kesukaannya.
Ia sedang menonton drama korea the tile of the nine tiled. Ia menonton drama itu karena ada aktor kim bum yang ia suka. Ah, kalau masalah drakor ia ingat sekali ketika dirinya masih sering menonton drakor di televisi. Namun, setelah kecelakaan itu semua berubah.
Dan baru ketika ia mulai menjalani hidupnya dengan tenang tanpa memikirkan apa yang pernah terjadi dalam hidupnya. Ia baru-baru kembali menonton drama kesukaannya. Dengkuran halus dari Kenan terdengar membuat Qia mengalihkan pandangannya ke Kenan. Qia melepaskan headset yang ia pakai dan meletakkan handphone beserta headsetnya di atas meja sofa.
Qia mengambil tisu untuk membersihkan tangannya yang kotor karena cemilannya. Setelah itu ia pun mengankat kepala Kenan secara perlahan dan mengambil bantal supaya Kenan tidur dengan nyaman.
Qia kemudian berjalan ke arah tempat tidur untuk mengambil bantal dan selimut. Ia mengganti bantal sofa yang di gunakan Kenan dengan bantal tidur. Setelah itu ia pun menyelimuti tubuh Kenan hingga sebatar bahu. Qia tersenyum melihat wajah damai Kenan yang sedang tertidur.
Ketika tidur wajah Kenan begitu dama dan menenagkan. Namun, ketika Kenan sudah bangun dan cemburuannya kambuh wajah Kenan begitu menyebalkan.
Tangan Qia terangakat untuk mengusap rambut Kenan, tetapi ia menghentikannya dan memilih untuk mendekatkan wajahnya ke wajag Kenan kemudian mengecup singkat kening Kenan. "Good night my ice prince," ucwp Qia seraya tersenyum.
Qia menegakkan tubuhnya kemudian mengambil pembalut yang tadi ia beli dan di letakkan di atas meja. Setelah itu ia berjalan ke kamar mandi untuk mengganti pembalutnya.
Cukup lama Qia mengganti pembalutnya karena dirinya menyikat gigi dan mencuci wajahnya. Setelah selesai dengan rutinitas sebelum tidurnya, ia pun ke luar dari kamar.
Ia menatap Kenan yang masih tertidur pulas. Ia pun berjalan ke arah koper untuk memakai sleeping mask dan juga pelembab bibir. Setelah itu ia kembali ke sofa untuk merapihkan meja sofa yang terdapat cemilanya.
Ia mengikat plastiknya rapat, setelah itu ia mengambil handphone dan headsetnya kemudia ia berjalan tempat tidur. Qia merebahkan dirinya di atas tempat tidur seraya menyelimuti tubuhnya hingga sebatas dada setelah itu ia kembali memutar drakor yang ia tonton.
Pukul lima pagi setelah adzan berkumandang Qia barulah meletakkan handphonenya dan memejamkan matanya. Matanya masih ingin tetap terbuka dan melanjutakan tontonannya, tetapi ia harus mengisitirahatkan tubuhnya karena sudah seharian kemarin dirinya tidak beristirahat sama sekali.
Qia terbangun ketika tangan dingin menyentuh wajahnya membuatnya tersentak kaget. Melihat siapa orang yang melakukannya, Qia pun memejamkan matanya kemudian meregangkan otot-otonya seraya melenguh.
Setelah itu Qia kembali membuka matanya untuk menatap Kenan. Jam berapa kak?" tanya Qia dengan suara khas orang yang baru bangun tidur.
"Udah jam setengah tujuh. Buruan bersihin badan kamu karena kita akan sarapan bersama setelah itu bersiap untuk pergi ke bandara," ucap Kenan seraya tersenyum.
Qia memejamkan matanya kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. "Qi, bangun. Udah jam berapa ini. Kakek enggak suka kalau ada orang yang telat saat sarapan," ucap Kenan seraya menarik selimut Qia.
Rambut Qia langsung berantakan dan menutupi wajahnya. Qia menyingkirkan rambutnya dari wajah kemudian mendudukkan dirinya. Ia menatap Kenan dengan satu mata yang terbuka. "Buruan mandi," ucap Kenan kemudian berdiri dari duduknya.
Tanpa berkata apa-apa, Qia pun turun dari tempat tidur dan berjalan malas ke arah kamar mandi. Tidak butuh waktu lama, hanya 10 menit Qia sudah selesai mandi. Ia berjalan ke luar dengan handuk kimononya.
Kenan mengernyitkan dahinya melihat Qia yang sudah selesai mandi. "Enggak berubah kamu," ucap Kenan kemudian ia kembali melanjutkan menonton beritanya.
Qia tidak menjawab, ia berjalan ke kopernya dan mengambil croptop hoodie berwarna biru muda dan celana jensnya. Qia kembali masuk ke kamar mandi untuk memakai pakaiannya. "Kenapa enggak ganti di sini aja?" tanya Kenan tanpa mengalihkan pandangannya daei televisi.
"Nanti darahnya kemana-mana," jawab Qia asal dan ia masuk ke kamar mandi.
Kenan menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup. "Apa hubungannya mengganti pakaian di sini dengan di kamar mandi? Darahanya tetap akan keluar kan?" tanya Kenan menatap pintu kamae mandi itu.
Qia keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah nakas di samping tempat tidur. Ia membuka tas makeupnya kemudian mengambil sisirnya. Ia mengisirnya rambutnya kemudian mengikit rambutnya kuncir kuda. Kali ini Qia memakai poni dengan posisi poninya menyamping. Terlihat segar dan dan lebiu muda jika ia memakai poni.
Qia menggunakan skin carenya dari toner, serum, cream, sunscreen lalu ia memakai lisptick berwarna merah ke orance dan eyelinier. Ia memakai handbody dan minyak wangi.
"Ayo, kak," ucap Qia seraya membalikkan badannya menatao Kenan yang masih menonton televisi.
Kenan menatap penampilan Qia dimana Qia yang memkai crop top hoodie. "Kamu mau pamer perut?" tanya Kenan memicingkan matanya karena ketika Qia mengangkat tangannya bagian perut Qia akan terlihat.
"Modelnya begini kak," ucap Qia seraya memasukkan skincare dan lipstick ke dalam tas makeupnya.
"Ganti baju!" tegas Kenan yang sudah berdiri dari duduknya. Ia pun sudah mematikan televisinya kemudian berjalan ke arah Qia.
"Qia menolehkan kepalanya menatao Kenan."
"Ayolah kak, ini model bajunya. Udah sih, enggak usah di permasalahin," ucao Qia dengan malas.
Masih sepagi ini dan Kenan sudah mepermasalahkan pakaian yang ia pakai. "Ganti, atau aku yang gantiin baju kamu!" tegas Kenan yang kini sudah berdiri di depan Qia dengan tatapan marahnya.
Qia tidak menjawab apapun lagi, dirinya kini berjalan ke kopernya kemudian memasukkan tas make-upnya me koper. "Udah jam 7 kak, lebih baik kita--"
"Ganti baju atau kita enggak akan turun!" tegas Kenan memotong ucapan Qia.
TBC....
YO YO YO... BANYAKIN KOMENT DAN POWER STINENYA YA GUYS... WEHEHEH...