Menikah dengan Mantan

Bab 133 \"KEMBALI MEMAAFKAN\"



Bab 133 \"KEMBALI MEMAAFKAN\"

HAI... HULA HULA... UP GUYS...     

MAAF JIKA MASIH BANYAK TYPO BETEBARAN YA GUYS...     

HAPPY READING....     

Qia pun tersadar dari apa yang terjadi dengan sekuat tenaga ia melepaskan pelukan Kenan yang begitu erat. "Aku sudah mengatakannya bukan?" tanya Kenan tegas tetapi matanya menatap tegas ke rah Raka yang hanya diam menatap Kenan.     

"Lepas," ucap Qia yang suaranya tertahan di dada bidang Kenan.     

Qia mencubit pinggang Kenan dengan cubitan kecil membuat Kenan langsung melepaskan pelukanya karena cubitan Qia cukup pedas dan sakit. Qia menatap kesal Kenan dengan mendongakkan kepalanya.     

"Cukup kak untuk hari ini!" teriak Qia yang begitu kesal hingga akhirnya air mata mulai mengalir sari pelupuk matanya.     

Kepalanya rasanya ingin pecah dan ia pun hanya bisa menangis. "Aku capek kak hari ini, aku capek!" teriak Qia kesal kemudian ia menjambak rambutnya begitu kuat.     

"Qiq capek dengan sikap kakak dan perkataan Kakak yang nyakitin banget. Udah berapa kali sih kak kaita bahas semua ini?" tanya Qia dengan raut wajah frustasinya.     

Qia seharusnya bisa menahan semuanya, tetapi ia sudah tidak tahan dengan apa yang terjadi hari ini. Ia meneriakan apa yang ia rasakan saat ini. Qia sudah tidak bisa mengontrol emosinya lagi. Selain kepala yang rasanya ingin pecah bagian pinggangnya pun mulai terasa sangat pegal dan rasanya jika bisa di lepaskan, Qia ingin melepaskan pinggang dan kepalanya juga.     

Qia kemudian menundukkan kepalanya seraya menutup matanya. Ia menghembuskan napasnya dengan begitu berat. Kemudian tanpa berkata apapun Qia membalikan tubuhnya dan berjalan meninggalkan Kenan yang hanya terdiam saja.     

Kenan yang sadar jika Qia sudah meninggalkanny, ia pun segera mengejar Qia. Raka yang berada di dalam mobil hanya diam dan matanya pun awas menatap kemana perginya Kenan. Sesuatu dalam hatinya begejolak. Andai dirinya masih kekasih Kenan mungkin ia akan menghentikan Kenan yang pergi. Namun, ia tidak memiliki hak apapun sekarang jadi, ia pun hanya bisa menatap kemana Kenan pergi.     

Kenan mengejar Qia dan dengan cepat dirinya kini memeluk pinggang Qia dari belakang. Qia meghentikan langkahnya dan memejamkan matanya. "Maafin aku," lirin Kenan.     

Qia hanya diam tidak menjawab, Kenan pun mempererat pelukannya di pinggang Qia. "Berhenti bilang maaf Kak, Qia capek mendengarnya," ucap Qia dengan suara lelahnya.     

Kenan Melepaskan pelukannya kemudian ia membalikkan tubuh Qia agar Qia bisa menatapnya. Qia menundukkan kepalanya, dengan satu tangannya Kenan memegang dagu Qia kemudian mengakat dagi Qia supaya wajah Qia terangkat dan menatapnya.     

"Qia capek dengan sikap Kakak yang berulang," lirih Qia dengan air mata yang sudah mengalir membasahi wajahnya. Matanya pun sudah memerah karena menangis.     

"Maafin aku Ta," ucap Kenan dengan wajah sedihnya.     

"Aku udah mencoba untuk tidak marah, tetapi semakin hari semakin aku berpikir kamu akan seperti mama dan meninggalkan aku," ucap Kenan dengan suara sedihnya.     

Selalu perkataan seperti ini yang Kenan lontarkan. Ia mengatakan jika semua itu karena ia takut Qia akan seperti mamanya. Semakin mendekati hari pernikahan rasa takutnya semakin menjadi. Ia tidak mau kehilahgan Qia sama seperti mamanya yang bercerai dengan Papanya.     

Namun apa yang di katakan Kenan entah itu benar atau tidak. Yang Qia lihat adalah tatapan mata sendunya dan seperti menyesal, pada akhirnya Qia pun luluh dengan perkataan Kenan. Hatinya memang sakit karena perkataan atau pertanyaan pedas Kenan. Namun, Kenan tidak pernah menyakiti Qia dengan kekerasan fisik. Setelah di pikir-pikir pun wajar saja jika Kenan bersikap seperti itu, semua sudah pasti karena apa yang terjadi dalam hidup Kenan.     

Qia pun berjinjit kemudian memeluk Kenan erat. "Maafin aku Qi, maafin aku," ucaonya di cerukan leher Qia.     

Qia hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Setelah itu mereka pun melepaskan pelukannya kemudian Qia menghapus air matanya. "Qi," panggil Raka yang kini sudah berdiri di balik tubuh Kenan.     

Kenan langsung membalikkan tubuhnya dan Qia pun langsung menatap Raka. "Aku hanya memberikan ini," ucap Raka sambil menenteng papperbag yang tadi ia berikan pada Qia.     

Papperbag tadi tertinggal di mobilnya ketika Qia seperti ragu-ragu sewaktu ia akan naik. Hingga Kenan tiba-tiba datang dan memeluk Qia. Raka tadi akan melajukan mobilnya, tetapi ketika ia akam menutup pintu mobil sebelahnya yang tadi Qia akan masuki menghentikan gerakannya ketika matanya menatap papperbag yang ada di bagian kaki.     

Dari pada besok-besok lagi ia memberikannya pada Qia, Raka pun mengambil papperbagnya dan berjalan ke arah Qia dan Kenan dan Qia untuk memberikan hadiahnya.     

Qia pun menerimanya " Makasih ya, bang," ucap Qia.     

"Ya udah, kalau begitu aku pulang," pamit Raka seraya tersenyum.     

"Ken gua pulang dulu," ucap Raka yang sedikit canggung.     

"Iya," jawab Kenan singkat.     

Raka pun mebalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah di mana mobilnya terpakir. Kenan pun memperhatikan punggung Raka yang mulai menjauh. Kenan masih setia menunggu Raka pergi dari hotel. Ia tidak tahan jika melihat Raka seperti ini.     

"Tunggulah aku, aku akan segera membuat Qia semakin percaya padaku," ucap Kenan dalam hati.     

"Kak," panggil Qia membuat Kenan kini mengalihkan pandangannya ke arah Qia.     

"Ada apa" tanya Kenan dengan suara lembutnya dan tersenyum lembut.     

"Bawa kunci mobil enggak?" tanya Qia dengan wajah serius.     

"Iya, bawa. Kenapa?"     

"Temenin aku ke mini market. Aku mau beli pembalut."     

"Pembalut? Bukannya udah ku beliin. Bahkan itu isi 30 pcs."     

"Enggak kurang kak, cuma kalau malam tidur pakai pembalut itu bakalan tembus. Aku mau beli pembalut untuk tidur."     

"Memangnya ada?" tanya Kenan dengan wajah polosnya.     

"Ada, udah yuk temenin aku beli pembalut."     

"Ya udah, ayok," ucap Kenan.     

Mereka berdua pun pergi ke tempat parkir. Kenan mulai melajukan mobilnya Qia bersandar di lengan Kenan dan tangan Kenan sesekali menepuk pipi Qia dwngan lembut. Sampai di mini market, Qia pun turun.     

"Kakak beneran enggak mau ikut masuk?" tanya Qia yang sudah berdiri di samping pintu.     

"Hum," jawab Kenan yang hanya begumam.     

"Ya udah, deh," jawab Qia kemudian ia menutup pintunya dengan keras membuat Kenan tersentak kaget.     

Qia masuk ke dalam minimarket dan membeli beberapa barang yang ia butuhkan. Ia mengambil 1 pack pembalut dengan panjang 35 cm kemudian ia mengambil beberapa cemilan seperti keripik kentang, tortila, ia pun membeli coklat silver queen ukuran besar 1 dan coklat delfi 1. Ia juga membeli minuman cimory rasa mixberry dan anggur. Ah, tidak lupa ia membeli ice krim rasa coklat untuk Kenan.     

Ketika ia akan membayar tiba-tiba sebuah tangan menahannya untuk mengeluarkan uang dari dompetnya. "Kak," panggil Qia mebgernyitkan dahinya karena Kenan yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya.     

"Biar aku yang bayar," ucap Kenan kemudian ia mengambio dompetnya dan membayar belanjaan Qia. Qia pun tidak protes karena sekarang uang Kenan juga miliknya.     

TBC...     

YO YO YO.... BANYAKIN KOMENT DAN POWER STONENYA YA GUYS...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.