Menikah dengan Mantan

Bab 106 \"JIWA YANG HILANG SEBAGIAN\"



Bab 106 \"JIWA YANG HILANG SEBAGIAN\"

HALLO SEMUANYA... AKU MINTA MAAF YA KALAU AKHIR" INI AKU SERING KASIH JUDUL JANGAN DI BUKA SEBELUM GANTI JUDUL. ITU SEMUA KARENA ADA PROBLEM SAMA CERITANYA. ITU SEBABNYA AKU KASIH PERINGATAN BEGITU. AKU ENGGAK MAU KALIAN KECEWA. TAPI SEPERTINYA KALIAN AKAN KECEWA SETIAP KALI BACA JUDUL BEGITU.     

AKU BENER" MINTA MAAF SAMA KALIAN GUYS...     

HAPPY READING... SEMOGA KALIAN ENGGAK AKAN KABUR WALAU AKU SERING BUAT KESALAHAN SETIAP KALI UP LOAD DENGAN JUDUL JANGAN DI BUKS SEBELUM GANTI JUDUL.     

AKU SAYANG KALIAN GUYS... AKU SEDIH KARENA ENGGAK BISA NGASIH YANG TERBAIK SAMA KALIAN. PADAHAL AKU UDAH BERUSAH UPLOAD CEPET. TAPI APALAH DAYA AKU YANG SOK SIBUK DI REAL LIFE.... HIKKS... LOVE LOVE SEMUANYA... MMUACH...     

Raka dan Chika sedang bergelung di bawah selimut selesai berolahraga pagi di ranjang. Raka memeluk tubuh polos Chika yang terbalut dengan badcover yang saat ini mereka pakai. Chika menyandarkan kepalanya di bahu atas Raka. Tangan Chika bergerak untuk menyentuh bagian dada Raka yang merah.     

"Ka," panggil Chika.     

"Hum," jawan Raka yang hanya bergumam dan tangannya dengan lembut mengusap kepalanya Chika sayang.     

"Apa tidak apa kita sering melakukannya?" tanya Chika.     

"Hum, menurutmu?" tany Raka yang masih megusap lembut kepala Qia.     

"Enggak baik, tetapi—" Chika menghentikan ucapannya. Ia sendiri tidak tahu harus berkata apa.     

Semua karena Raka yang menginginkan hal ini. Ia yang membutuhkan Raka pun tidak bisa berbuat banyak. Raka mengeratkan pelukannya seraya memegang bahu Chika. "Sudah, enggak usah di pikirkan. Lebih baik jalanin aja yang udah terjadi," ucap Raka dengan santainya.     

Chika menghembuskan napasnya dengan berat kemudian ia memeluk tubuh Raka. Ia pun memejamkan matanya karena rasanya matanya sudah sangat mengantuk. Raka pun mengusap-usap kepala Chika dengan sayang. Dengkuran halus dari bibir Chika pun menyapa gendang telinga Raka membuat Raka menghentikan usapannya di kepala Chika.     

Perlahan ia menurunkan kepala Chika di lengannya kemudian meletakkan kepala Chika di atas bantal dengan hati-hati. Chika sedikit terusik, tetapi ia pun kembali tertidur dengan nyaman. Raka menyelimuti Chika hingga sebatas dada.     

Raka turun dari tempat tidur, tetapi sebelum turun ia mengambil handuknya untuk menutupi bagian bawah tubuhnya yang tidak memakai apapun. Raka berjalan kea rah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Di bawah guyuran shower Raka pun merenungi apa yang terjadi pada hidupnya.     

Ia sudah tidak bersama Kenan lagi dan sudah ada Chika yang kini mengisi hidupnya untuk menemani Raka di appartement luasnya ini. Ia sendiri tidak menyangka dirinya itu akan bersama Chika. Seorang gadis yang tiba-tiba datang menghampirinya di saat ia sedang terpuruk dengan hubungannya dengan Kenan.     

Namun, walau ada Chika yang hadir tiba-tiba dalam hidupnya seperti datang untuk menggantikan Kenan. Tetapi, semua itu tidak membuat perasaan di dalam hatinya terasa terisi. Ia tidak menyangka jika perpisahannya dengan Kenan membuat sebagian jiwanya itu kosong. Padahal ketika ia bersama Kenan ia sering berpacaran dengan wanita atau pria di luar sana. Ia pun sering melakukan hubungan intim dengan para kekasihnya. Namun, kali ini jiwanya benar-benar sepeti hilang sebagian dalam dirinya.     

Raka mengepalkan tangannya kuat dan ia menonjokkan tangannya itu ke dinding kamar mandi. Rasa sakit di buku-buku jarinya itu tidak terasa. Andai waktu bisa kembali berputar ia tidak akan menyia-nyiakan hubungannya dengan Kenan. Ia akan fokus pada Kenan saja, bahkan jika bisa ia menikah dengan Kenan di negara yang mengizinkan pernikahan sesama jenis.     

Selesai membersihkan tubuhnya Raka berjalan keluar kamar kemudian mengambil pakaian untuknya. Ia mengambil kaos lengan pendek berwarna hijau muda dan celana kain pendek berwarna hitam. Kaos yang di kenakan Raka tidak berkerah dan di depannya terdapat tulisan hitam bertuliskan My Life is You. Ia kemudian berjalan ke luar dari kamar menuju dapur. Perutnya membutuhkan asupan makanan.     

Ia pun memanaskan masakan yang tadi pagi di beli Chika, setelah sebelumnya merasakan dahulu masakannya itu basi atau tidak. Ia memanaskan di microwafe beberapa menit. Setelah itu ia berjalan ke meja makan dan mulai memakan lontong sayurnya.     

Raka pun makan dengan tenang, satu tangannya kini sedang membuka aplikasi pesan untuk melihat status orang. Sebenarnya ia ingin melihat apakah Kenan akan membuat status, nyatanya Kenan tidak membuat status bahkan Qia pun tidak membuat statu sama sekali. Ia kemudian berselancar di aplikasi lainnya untuk menghibur dirinya     

Tiba-tiba dering handphone dan nama yang tertera adalah nama kekasih Raka yang sampai saat ini masih ia pertahankan. "Hallo," jawab Raka dengan malas.     

["Kak, sibuk enggak? Pergi yuk,"] ucap si penelpon yang tidak lain ada Alura.     

"Memangnya kamu enggak ada jadawal pemotratan?" tanya Raka dengan malas.     

["Enggak ada. Jadi, yuk pergi main kak,"]ucap Alura yang begitu semangat.     

"Mau main kemana?" tanya Raka yang kini sudah meletakkan sendoknya ke dalam mangkuk makannya. Rasanya ia menjadi enggan untuk makan.     

["Nonton, makan dan shoping. Bagaimana?"] tanya Alura yang suaranya benar-benar semangat.     

"Aku jemput di mana?" tanya Kenan tanpa menjawab iya atau tidak.     

["Kita langsung ketemu di tempat aja gimana kak?"]     

"Hum," jawab Raka yang hanya bergumam saja.     

["Ya udah, kita ketemu di xxx,"] ucap Alura begitu semangat.     

"Hum," jawab Raka yang lagi-lagi hanya bergumam saja.     

["Ham, hum aja jawabannya. Enggak ada yang lain gitu?"] tanya Alura dengan suaranya yang terdengar kesal.     

"Sudahlah, pergi bersiap. Aku juga akan bersiap-siap," ucap Raka karena rasanya hari ini ia sedang malas bicara, walau tadi pagi ia menggoda Chika.     

["Ya udah, aku siap-siap dulu."]     

"Hum," jawab Raka yang lagi-lagi hanya bergumam. Sebelum Alura kembali mengomel, ia pun mematikan sambungan telponnya.     

Raka berjalan ke dapur untuk meletakkan piring kotornya. Ia membuang sisa makanannya yang baru termakan beberapa suap, kemudian mencuci mangkuknya. Setelah itu ia mengambil air mineral biasa. Selesai minum, ia pun berjalan ke kamar mengambil hoodie dan mengganti celanya dengan jens panjang berwarna biru tua.     

Ia menatap Chika yang masih nyaman dengan tidurnya. Ia pun tidak berniat menganggu Chika, akhirnya ia berangkat begitu saja tanpa berkata apapun pada Chika. Selama perjalan menuju mall tempat biasanya ia pergi bersama Alura ia tidak henti-hentinya mengingat Kenan.     

Ia pun kini sampai salah satu mall di kota Jakarta ini. Sambil menunggu Alura datang, ia pun berjalan-jalan dahulu. Siapa tahu ia bisa menemukan beberapa potong pakaian. Tanpa sengaja dari toko yang sedang ia masuki ia melihat Qia di sebrang toko itu. Qia sedang membawa beberapa papperbag.     

Kemudian beberapa wanita dan salah satu wanita itu adalah mama Kenan memberikan papperbag mereka pada Qia. Raka mengernyitkan dahinya melihat hal itu. Ia pun berjalan mendekat ke arah Qia yang sedikit kesusahan dengan papper bag yang cukup banyak itu di tangannya. "Qi, buruan. Masih banyak nih, yang mau di beli," ucap Carla sedikit berteriak membuat beberapa orang yang menatap Qia merasa prihatin.     

Apalagi Qia memakai dress dengan rok di atas lutut serta hills menghiasi kakinya. Raka tiba-tiba saja membantu Qia untuk mengambil beberapa papper bag. "Terimakasih," ucap Qia sedikit terbata ketika ia bertemu tatap dengan Raka.     

"Sama-sama," ucap Raka seraya tersenyum.     

"Biar aku bantu kamu," ucap Raka yang akan mengambil papper bag dari tangan Qia.     

"Enggak usah bang," tolak Qia seraya menarik papper bag yang sudah di pegang Raka. Carla yang melihat seroang pria yang sedang mendekat Qia pun berjalan cepat menghampiri Qia.     

"Bagus ya, kamu. Bisa-bisanya tebar pesona, padahal kamu udah tunangan dengn Kenan," ucap Carla tidak suka.     

Raka langsung menolehkan kepalanya meantap Carla. "Raka?" ucap Carla tekejut melihat Raka lah pria yang sedang berbicara dengan Qia.     

TBC....     

SEKALI LAGI AKU BENAR" MINTA MAAF YA GUYS... SAYANG KALIAN SEMUA.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.