Menikah dengan Mantan

Bab 105 \"KENZI DAN CARLA



Bab 105 \"KENZI DAN CARLA

HALLO SEMUANYA... AKU MINTA MAAF YA KALAU AKHIR" INI AKU SERING KASIH JUDUL JANGAN DI BUKA SEBELUM GANTI JUDUL. ITU SEMUA KARENA ADA PROBLEM SAMA CERITANYA. ITU SEBABNYA AKU KASIH PERINGATAN BEGITU. AKU ENGGAK MAU KALIAN KECEWA. TAPI SEPERTINYA KALIAN AKAN KECEWA SETIAP KALI BACA JUDUL BEGITU.     

AKU BENER" MINTA MAAF SAMA KALIAN GUYS...     

HAPPY READING... SEMOGA KALIAN ENGGAK AKAN KABUR WALAU AKU SERING BUAT KESALAHAN SETIAP KALI UP LOAD DENGAN JUDUL JANGAN DI BUKS SEBELUM GANTI JUDUL.     

AKU SAYANG KALIAN GUYS... AKU SEDIH KARENA ENGGAK BISA NGASIH YANG TERBAIK SAMA KALIAN. PADAHAL AKU UDAH BERUSAH UPLOAD CEPET. TAPI APALAH DAYA AKU YANG SOK SIBUK DI REAL LIFE.... HIKKS... LOVE LOVE SEMUANYA... MMUACH...     

Setelah acara pertunagan Qia menginap di rumah keluarga Kenan. Ia tidur di kamar tamu, tetapi entah kenapa ketika terbangun dia ada di kamar Kenan. Kini ia sedang sarapan bersama dengan keluarga Kenan. Ada Kakek, Carla, Revi dan Zevan.     

Qia terus menatap Kenan seraya memakan makanannya. Kenan menolehkan kepalanya untuk menatap Qia yang terus menatapnya. Qia pun segera menolehkan kepalanya ke arah piringnya dan melanjutkan makannya. Kenan pun hanya menghendikkan bahunya saja dengan respon Qia.     

"Hari ini kalian akan pergi ke mana?" tanya Carla menatap Kenan dan Qia bergantian.     

"Enggak tahu, Qia sih katanya pingin di kosan aja," jawab Kenan kemudian menyuapkan makanannya.     

"Qi, kalau kamu enggak kemana-mana, kamu temenin mama arisan yuk. Sekalian mama kenalin kamu dengan teman-teman arisan mama," ucap Carla menatap Qia.     

"Em—" Qia bingung mau menjawab, dirinya tidak nyaman dengaan lingkungan pergaulan calon mama mertuanya ini.     

Kenan menoleh ke arah Qia, dari gerakan Qia Kenan bisa menilai jika Qia tidak nyaman. "Ma, besok Qia harus kerja, dan kemarin juga habis ada acara. Biarkan Qia istirahat Ma," ucap Kenan menatap Carla serius.     

"Bagaimana Qi, kamu mau kan?" tanya Carla tanp peduli dengan ucapan Kenan.     

"Iya, tante," ucap Qia seraya tersenyum paksa.     

"Ih, kok tante, sih. Panggil Mama. Jangan tante," ucap Carla seraya tersenyum. "Coba, ulangi. Panggil Mama," ucap Carla.     

"Iya, ma," jawan Qia yang kembali tersenyum paksa.     

Kenan pun menatap Qia, dan gerak-gerik Kenan yang memandangi Qia tidak luput dari pandangan Kakek. Melihat bagaimana Kenan yang menatap Qia, bahkan ia ingat semalam ketika dirinya hendak menemui Kenan di kamarnya untuk membicarakan pekerjaan ia melihat Kenan yang begitu perhatian pada Qia yang sepertinya bermimpi buruk.     

Tadi malam selesai membersihkan tubuhnya kemudian merebahkan tubuhnya sebentar guna meregangkan otot-ototnya yang tua itu. Setelah di rasa cukup lebih baik ia pun ingin pergi ke kamar Kenan. Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika kamar yang di tempati Qia itu terbuka. Ia pun sama-samar mendengar suara Kenan di sana.     

Dengan langkah pelan, Kakek pun berjalan ke kamar Qia. Di sana ia bisa melihat Kenan yang sedang duduk bersandar seraya mengusap lembut kepala Qia. "Sst… tenanglah. Ada aku di sini," ucap Kenan yang begitu lembut.     

Melihat apa yang di lakukan Kenan pada Qia membuat hati kakek menghangat. Hingga ia melupakan tujuannya untuk menemui Kenan. Ketika Kenan turun dari tempat tidur Kakek buru-buru bersembunyi dan ia mendengar Qia yang tidak mau di tinggal. Tidak lama dari itu Kenan ke luar dari kamar itu seray menggendong Qia ala bridal style.     

Kenan menaiki tangga hati-hati supaya ia dan Qia yang tertidur tidak akan terjatuh. Dari bawah, kakek memperhatikan Kenan dan ia pun menyungingkan senyumannya. "Tidak salah jika aku mengizinkan Kenan bersama Tata," ucap Kakek masih terus menatap Kenan yang sudah berada di ujung tangga.     

"Kakek berharap, kamu akan bahagia dan bisa tersnyum lebar," ucap Kakek kemudian ia melangkahkan kakinya untuk kembali ke kamarnya.     

Seharusnya kakek menghalangi Kenan yang pasti membawa Qia tidur di kamarnya karena Kenan tidak bisa tidur di kamar yang di tempati Qia. Kamar yang di tempati Qia adalah kamar tempat Papanya terakhir tertidur untuk selamanya. Jadi, Kenan tidak suka masuk ke kamar itu.     

Jika kamar itu terbuka setelah di bersihkan, Kenan pasti akan marah-marah. Bukan karena kamar itu tidak boleh di bersihkan atau di tempati, melainkan ia tidak sanggup melihat kamar terakhir yang di tempati papanya. Ketika papanya meregang nyawa, ia masih di sekolah. Tentu saja sebagai anak yang memang menyayangi papanya hal itu sangat membuat Kenan terpukul.     

Namun, karena dia pria ia pun tidak menangis. Ia hanya mampu terdiam tidak berbicara sedikit pun. Namun, Kenan yang jatuh sakit karena susah makan setelah Papanya meninggal pun membuktikan betapa Kenan kehilangan Papanya.     

Kakek yang hanya diam saja dengan Kenan yang membawa Qia ke kamarnya, semua karena Kakek percaya bahwa Kenan tidak akan melakukan hal-hal yang merugikan. Bukan hanya untuk dirinya , tetapi juga merugikan untuk keluarganya. Kenan yang dingin itu masih menjunjung baik nama keluarganya. Walau pada nyatanya, Kenan menyembunyikan prilaku buruknya itu di belakang keluarganya yang kapan saja bisa terbongkar dan membuat keluarganya malu.     

Selesai sarapan, Qia membantu bibi membereskan bekas makan mereka tetapi Carla melarangnya. "Sekarang kamu harus terbiasa tidak melakukan pekerjaan yang di kerjakana bibi. Punya bibi, untuk apa kamu melakukan sendiri. Jadi, jangan melakukannya lagi kecuali enggak ada bibi di ruama," ucap Carla.     

"Iya, ma," jawab Qia pasrah.     

Revi pun hanya menatap prihatin pada Qia. Namun, ia tidak memiliki hak apa-apa untuk menolong Qia. Ia hanyalah ibu sambung Kenan, bahkan ia seharusnya sudah tidak tinggal di rumah ini. Namun, kakek meminta Revi untuk tetap tinggal di sini karena biar bagaimanapun ia sudah menganggap almarhum Kenzi sebagai anaknya. Dan ia berkewajiban menjaga istri almarhum Kenzi. Lagipula Revi bukanlah wanita yang gila kedudukan, anaknya pun ia didik menjadi pribadi yang baik hingga tidak pernah mengeluh apapun.     

Mengingat alamarhum mantan menantunya, Kenzi adalah anak kenalannya dan temannya itu sudah meninggal akibat kecelakaan pesawat. Kenzi yang anak tunggal sama seperti Carla akhirnya di nikahkan dengan Carla. Ia pikir semua akan baik-baik saja, karena Carla menerima pernikahannya tanpa bantahan sama sekali.     

Bahkan ketika Kenan lahir pun ia bahagia, tetapi ia pun harus bersabar karena ternyata putrinya itu tidak mengurus putranya. Kenzi selalu menutupi kesalahan putrinya itu. Bahkan ketika Carla meminta bercerai ia pikir semua salah Kenzi, tetapi dengan lantangnya putrinya itu berkata jika ia sudah bosan tinggal bersama Kenzi dan ia membutuhkan suasana baru.     

Sebagai seorang ayah yang melihat putri satu-satunya seperti itu sungguh menyakitkan. Ia merasa gagal menjadi seorang ayah, karena tidak bisa mendidik putrinya menjadi wanita baik-baik. Namun, apa yang harus ia lakukan. Ia tidak bisa melakukan apa-apa selain terus memaafkan putrinya. Sebagai gantinya, Dermawan meminta Kenzi tinggal bersamanya dengan alasan Kenan yang saat itu masih kecil.     

Kenzi yang awalnya menolak pada akhirnya ia pun luluh dan menuruti apa mau mantan papa mertuanya itu karena tidak tega melihat wajah tua papa mertuanya itu memohon. Walau Kenzi anak tunggal ia memiliki pribadi yang cukup baik. Namun sayangnya, orang sebaik Kenzi malah di sakiti oleh Carla.     

Entahlah, sampai kapan Carla akan menjadi dewasa. Bahkan di usianya yang sudah menginjak kepala lima itu, ia masih belum banyak berubah. Hanya saja sudah kurang lebih 3 tahun terakhir ini, Carla tidak pernah menikah. Entah ia masih mencintai mantan suaminya yang terakhir, atau ia sudah lelah untuk menikah.     

TBC...     

GUYS... SEKALI LAGI AKU MINTA MAAF KARENA SERING KASIH PERINGATAN SEPERTI ITU. YA... INI DEMI KALIAN BIAR ENGGAK KECEWA. SEKALI LAGI AKU MINTA MAAF...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.