Menikah dengan Mantan

Bab 80 \"MABUK\"



Bab 80 \"MABUK\"

YEY... UP GUYS... ADA YG KANGEN GAK SIH. HUMM.. KAYAKNYA GAK ADA YG KANGEN YA. OKEY LAH... HAPPY READING...     

BTW... HANYA MENGINGATKAN JANGAN TIRU BEBERAPA ADEGAN YG TIDAK BAIK     

Sudah pukul setengah dua belas malam, Entah berapa botol yang Kenan habiskan malam ini. Bahkan manajer club malam sudah memberi saran agar Kenan sebaiknya pulang. Ia takut ada apa-apa dengan Kenan. Ia sudah tahu siapa Kenan, apalagi Kenan termasuk pelanggan tetap di club malam ini. Walau kedatangannya bisa di hitung dengan jari, tetapi Kenan yang selalu memesan ruang VIP di club malam itu membuat beberapa staf dan manajer di club malam itu mengenalnya.     

Kenan juga memiliki kartu VIP club malam itu, sehingga mereka lebih mengetahui siapa Kenan. "Pak Kenan sebaiknya bapak pulang, karena bapak sudah sangat mabuk," ucap Bastian, Manajer dari club malam itu dengan wajah khawtirnya melihat Kenan yang sudah sangat mabuk.     

"Berisik!" maki Kenan dan menuangkan minuman ke gelasnya.     

Bastian hanya menghela napasnya saja, bukan ia tidak senang jika Kenan menghabiskan uang di club malam ini hanya saja ia takut jika Kenan samapai overdosis alkohol karena alkohol yang di pesan Kenan kadarnya tidak main-main. Kadar Alkohol yang kenan pesan itu 70% dan ia sudah menghabiskan berbotol-botol minuman.     

Bastian pun keluar dari ruangan itu seraya menghembuskan napasnya dengan berat. Di lain sisi Raka yang juga sedang berada di club malam yang sama dengan Kenan sedang menikmati minuman, Rokok dan wanita-wanita yang ada di sampingnya. Ia yang sudah mabuk tapi tidak separah Kenan mabuknya. Menikmati suara musik yang semakin malam semakin keras itu.     

Ia tidak mempermasalahkan wanita yang sedang duduk di pangkuannya sambil menjilati lehernya dan meninggalkan jejak di lehernya. Ia hanya menikmati saja perlakuan para wanita-wanita itu. Hanya minuman yang membuat dirinya bisa melupakan segala masalahnya.     

Ia pergi ke toilet karena kantung kemihnya sudah penuh dan ingin segera di muntahkan. Ketika ia berada di urinoir ia menatap kesebelahnya seraya tersenyum. Pria di sebelahnya hanya menaikkan satu alisnya menatap Raka dan ia pun buru-buru menyelesaikan urusannya karena sedikit ngeri melihat senyuman Raka. Raka sudah menyelesaikan urusannya dan ketika ia akan keluar dari toiet tidak sengaja ia menabrak sesoarang yang akan masuk ke dalam kamar mandi.     

Ketika Raka akan memaki ia pun menghentikannya karena yang ia lihat sekarang adalah wajah Kenan. Sedangkan Kenan yang sangat mabuk itu sudah tidak peduli dengan Raka yang matanya beberapa kali berkedip agar ia tidak salah mengenali orang.     

Kenan berjalan ke arah urinoir dan membuang isi kantung kemihnya. Raka masih menatap Kenan dengan matanya terbuka tertutup beberapa kali dan tubuhnya yang berdiri tidak seimbang. Raka menggelengkan kepalanya kuat, "Pasti aku salah lihat," ucap Raka kemudian ia pun membalikkan tubuhnya dan keluar dari kamar mandi.     

Raka memilih pulang ke appartementnya setelah ke luar dari kamar mandi. Masalah pembayaran akan ia kirim besok karena sama dengan Kenan ia sudah memiliki kartu VIP di club malam itu. Jadi, tagihan akan di kirimkan ke e-mailnya. Ia membawa mobil dengan kecepatan seperti siput. Jika menurutnya ia sudah membawa mobil dengan kecepatan tinggi maka itu hanya halusinasinya. Karena angka 100 yang ia lihat di km nya nyatanya hanya kecepatan 10km/jam. Beberapa kali mobil terhenti karena Raka yang mabuk.     

Jalanan di pukul segini pun sudah tidak semacet ketika pukul 7 malam. Ini sudah pukul 12 malam jadi jalanan menuju appartementnya pun sudah lenggang. "Ah, sial!" maki Raka ketika mobilnya berhenti membuat kepalanya terantuk stir mobilnya.     

Ia kembali melajukan mobilnya ke appartementnya hingga pada pukul 01.15 dini hari Raka sampai di appartementnya. Ia beberapa kali memasukkan pin appartemenntnya tetapi ia salah terus memasukkannya. Ia menendang pintu appartementnya karena kesal kemudian ia menyandarkan tubuhnya di daun pintu appartement.     

Qia yang tidur di ruang tamu tersentak kaget mendengar pintu yang di tendang oleh Raka. Ia pun melihat jam dinding yang ada di hadapannya. "Apa itu bang Raka?" tanya Qia mendudukkan dirinya kemudian ia menguap lebar.     

Ia menolehkan kepalanya ke arah pintu masuk berada, tetapi tidak ada orang yang datang. "Hum, apa aku mimpi?" tanya Qia sambil menggaruk pipinya yang gatal.     

Qia pun kembali merebahkan kepalanya di atas bantal dan memejamkan matanya. Sampai di rumah tadi ia merebahkan dirinya dan otaknya terus di paksa berpikir. Kemudian ia pun pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan membasuh organ intimnya tanpa mandi. Setelah itu ia keluar dari kamar dan duduk di sofa. Ia menghidupkan televisi dan mencari siaran agar ia bisa tertidur.     

Walau esok hari minggu, tetapi tetap tubuhnya butuh istirahat. Sekitar pukul 12 kurang sepuluh menit Qia baru benar-benar bisa memejamkan matanya dan pikirannya menjadi rilex. Jadi, saat ini ia masih sangat mengantuk. Baru beberapa menit ia kembali memejamkan matanya ia kembali di buat terkejut dengan suara gedoran di pintu.     

Qia mendudukkan dirinya tapi kemudian kembali merebahkan dirinya. Ia pun tersadar ketika ada benda jatuh di depan pintu masuk. Dengan cepat Qia terduduk dan membuka matanya lebar-lebar. Qia menolehkan kepalanya ke arah pintu masuk appartement. Ia ternganga melihat adegan di depannya.     

Dengan cepat Qia berdiri dan akan berlari, tetapi hal yang tiba-tiba ia lakukan membuat dirinya langsung terjatuh. Tenaganya belum terkumpul semua hingga kakinya masih lunglai. Qia segera berdiri setelah di rasa tubuhnya lebih baik. Ia segera menghampiri dua orang yang saling berciuman itu karena penciumannya yang tajam itu mencium bau alkohol yang begitu menyengat.     

Qia langsung memisahkan dua orang yang sedang berciuman panas itu. Karena dua orang itu mabuk, maka tenaga Qia bisa membuat ciuman mereka terputus hingga mereka jatuh terduduk di lantai. Qia menjapit hidungna dengan ibu jari dan telunjuknya karena mencium aroma alkohol yang begitu menyengat membuatnya kesulitan bernapas.     

"Apa kalian sudah gila, hah!" teriak Qia kesal menatap ke dua orang di hadapannya. Ia tidak habis pikir bagaimana bisa dua orang yang mabuk bisa salah mengenali lawan jenisnya. Kenan dan Raka, ya kedua orang itu adalah Kenan dan Raka.     

Qia tidak habis pikir Kenan dan Raka akan salah mengenali lawan jenis ketika mereka mabuk seperti ini. Qia sudah menendang kesal dua pria di hadapannya ini yang hanya duduk dengan tubuh sempoyongan. "Kamu, kenapa ada di sini?" tanya Kenan yang mendongak menatap Qia yang berdiri di hadapannya.     

Qia memutar malas bola matanya mendengar ucapan Kenan. Baru kali ini ia melihat orang mabuk. Walau katanya orang mabuk itu emosinya tidak terkontrol dan akan melakukan apapaun tanpa sadar nyatanya apa yang ia lihat sekarang benar-benar membuat kesal tidak membuatnya takut sama sekali.     

Tidak lama setelah Kenan berkata seperti itu Kenan langsung menjatuhkan seluruh tubuhnya ke lantai dan matanya terpejam. Raka yang melihat Kenan sudah tertidur di lantai malah tertawa sambil menunujuk Kenan. Ia pun kemudian mendekati Kenan dan akan mencium Kenan lagi.     

Qia membulatkan matanya melihat Raka yang akan mencium Kenan dan dengan cepat ia menarik bahu Raka hingga Raka jatuh kesamping dan kepalanya terantuk meja. Raka pun akhirnya memejamkan matanya dengan sempurna hingga dengkuran halus itu terdengar di telinga Qia yang tadi sedikit panik karena kening Raka yang berdarah.     

Qia menghembuskan napasnya lega, kemudian terduduk di lantai. Ia menatap prihatin melihat dua pria yang tertidur di lantai ini.     

TBC...     

Wow... gimana guys.. ngikik dah. Wkwkkwk Qia belum tahu aja Kenan sama Raka suka maij pedang"an. Bukan karena salah mengira gender. wkwkwk     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.