Bab 101 \"PERTUNANGAN\"
Bab 101 \"PERTUNANGAN\"
MAAF KALAU BANYAK TYPO, AKHIR" INI AKU BELUM SEMPAT CEK TYPO. MAAF YA...
HAPPY READING...
Hari-hari pun berlalu, tidak terasa hari ini adalah hari pertunangan Kenan dan Qia Mereka mengadakan acara pertunangan di salah satu hotel bintang lima di daerah Jakarta. Beberapa tamu yang bekerja sama dengan perusahaan IKI Furniture dan juga para karyawan tidak menyangka jika pada akhirnya Qia menerima Kenan. Padahal yang mereka lihat selama ini, mereka berdua tidak terlihat sedang menjalani hubungan apapun. Wajah dingin Kenan dan juga Qia tidak begitu menunjukkan gelagat yang mencurigakan.
Qia kini sedang berdiri di depan kaca setelah para perias pergi meninggalkannya. Ia menggenakan dres berwarna sky blue, lengan pendek dan bagian dada berbentuk V memperlihatkan dada sintal Qia yang sepertinya berisi, bagian roknya jatuh dan ekornya memanjang kebelakang. Rambutnya di kepang samping dan di beri jepit rambut berbentuk bunga berwarna siver. Riasannya tampak kuat hingga aura yang di pancarkan Qia tampak berbeda. Wajah Qia cantik namun terlihat ketegasan di sana.
Pintu kamarnya di ketuk sebelum seseorang masuk ke dalam. Qia pun menoleh untuk melihat siapa yang masuk. "Sudah siap?" tanya Kenan seraya tersenyum hangat kemudian ia berjalan masuk menghampiri Qia.
Qia menghembuskan napasnya dengan berat, kemudian ia membalikkan tubuhnya sempurna dan melangkah mendekat ke arah Kenan. Kenan rambutnya tertata rapih dengan dahi paripurnanya yang terpampang nyata. Biasanya ia sedikit menurunkan rambutnya hingga dahinya tidak begitu terlihat. Qia merangkulkan tangannya ke lengan Kenan dan merkea pun jalan bersisian untuk menuju lift yang akan membawa mereka ke ballroom hotel. Wajah Qia terlihat tidak baik-baik saja, ia seperti gelisah.
"Ada apa? Kenapa sepertinya kamu enggak baik-baik saja? Apa kamu sedang sakit?" tanya Kenan bertubi-tubi seraya memegang taman Qia yang ada di lengannya.
"Qia hanya takut mempermalukan kakak dan keluarga," jawab Qia seraya menoleh ke Kenan untuk menatapnya. Pintu lift terbuka, mereka melangkah keluar dari lift.
Qia menghembuskan napasnya kembali dengan berat, saat ini ia sudah berdiri di balik pintu ballroom. Kenan kini menghadapakan tubuh Qia sepenuhnya ke arahnya dan ia sedikit membungkukkan tubuhnya agar wajahnya bisa sejajar dengan wajah Qia. "Percayalah, kamu enggak akan membuat keluargaku malu," ucap Kenan dengan lembut.
Kenan menegakkan tubuhnya kemudian ia mengulurkan satu tangannya tepat ke depan wajah Qia. Qia menatap tangan Kenan kemudian ia mendongakkan wajahnya untuk menatap Kenan. "Genggam tanganku, supaya kamu bisa berdiri dengan percaya diri. Yakinlah, aku selalu berada di sampingmu supaya kamu bisa lebih percaya diri," ucap Kenan begitu lembut dan menatap Qia dengan tatapan mata tulusnya.
Perkataan Kenan sungguhlah lua biasa, ia seperti sudah terbiasa membuat para wanita luluh lantah mendengar kalimat manisnya. Padahal, Kenan sama sekali tidak pernah berkata manis pada wanita. Yang ada, perkataannya itu bagaikan bilah pisau yang sangat tajam membuat wanita terkadang sakit hati mendengar ucapannya.
"Aku ingin mendengarnya," ucap Qia menatap tepat ke bola mata Kenan.
Kenan mengernyitkan dahinya dengan ucapan Qia, "maksud kama?" tanyanya karena ia benar-benar tidak mengerti apa maksud Qia.
"Perkataan ketika kak aurora membulyku," ucap Qia masih terus menatap Kenan.
Kerutan di dahi Kenan semakin dalam, Aurora. Maksudnya apa, ia tidak ingat. Qia mendengkus kesal kemudian ia menghadapkan tubuhnya ke pintu masuk. "Buka, pintunya," ucap Qia menatap dua orang yang berdiri di samping kanan dan kiri pintu masuk.
Kenan yang masih berpikir harus segera tersadar ketika pintu ballroom sudah terbuka. Qia kemudian merangkulkan tangannya di lengan Kenan. Qia menarik napasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan berat. Pintu ballroom terbuka sepenuhnya, lampu sorot pun langsung menyorot ke arah Kenan dan juga Qia.
Qia langsung memalingkan wajahnya ke arah Kenan. Kenan pun memegang tangan Qia yang ada di lengannya membuat Qia kini mendongak menatapanya. "Jaga pandanganmu kedepan, tunjukan kamu wanita hebat. Jangan pedulikan anjing mengonggong," ucap Kenan dengan wajah datarnya seraya menatap lurus ke depan.
Mendengar perkataan Kenan membuat Qia kini menatap lurus kedepan, perlahan senyuman manis itu menghiasi wajah cantiknya ia merasa kepercayaan dirinya meningkat ketika Kenan berkata seperti itu.. Dengan langkah mantap, Qia pun berjalan ke arah panggung dimana MC berada bersamaan dengan langkah kenan yang mantap. Wajah dingin Kenan tidak lepas menghiasi wajahnya, tetapi wajah cantik Qia bisa menutupi wajah dingin Kenan saat ini.
Kini mereka si tokoh utama acara ini sudah berdiri di panggung. Kakek naik ke atas panggung di temani Zevan dan juga ada Mama Kenan yang ikut naik ke atas panggung. MC memberikan mic pada Kakek dan kini kakek menatap ke semua orang yang hadir di acara tersebut.
"Hari ini, cucu satu-satuku akan bertunangan dengan kekasihnya. Mungkin kalian berpikir, cucuku yang tidak perna bersama seorang wania tiba-tiba saja bertunangan. Apakah semua karena perjodohan. Hum, saya rasa anak jaman sekarang sudah sulit jika di jodohkan, benar bukan?" tanyanya seraya terkekeh menatap para undangan. Beberapa tamu undangan pun ikut terkekeh mendengar pertanyaan kakek.
"Tapi, cucu saya menikah dengan wanita pilihannya. Yaitu Ananta Putri Sidqia, gadis cantik ini sudah menjadi kekasih cucu saya sejak mereka duduk di bangku SMA. Mereka tidak suka mengumbar hubungan mereka hingga akhirnya hari ini pun tiba, di mana mereka mantap untuk mengumumkan hubungan mereka dan membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius," ucap Kakek seraya tersenyum menatap Kenan dan Qia bergantian.
Para tamu undangan di buat terkejut. Apalagi para karyawan yang mengetahui kejadian di kantor waktu itu. Perkataan Kakek menimbulkan banyak pertanyaan dalam benak mereka. Karena yang ia ingat Kenan yang meminta maaf karena meninggalkan Qia tanpa kabar. Sepertinya mereka harus menebak-nebak sendiri bagaimana hubungan Kenan dan Qia sebenarnya.
"Baiklah, saya enggak akan lama-lama berbincang lagi. Selain acara pertunangan ini saya akan mengumumkan sesuatu hal lain yang penting," ucap Kakek seraya menatap ke semua para tamu undangan kemudian menatap Kenan dan Qia.
"Saya Dermawan Adiaksa akan melimpahkan seluruh kekuasaan saya kepada cucu saya Kenan Melviano Pradipa. Kekuasaan ini berlaku jika saya sudah memiliki cicit," ucap Dermawan seraya tertawa.
Beberapa orang pun ikut tertawa dengan ucapan Dermawan. Para orang tua pasti mengerti jika Dermawan pasti sudah ingin memiliki cicit. Dan itu sebuah sindiran halus untuk Kenan dan Qia agar segera menikah dan memberi cicit untuk Dermawan. "Baiklah, tanpa berlama-lama lagi. Kita lansung ke acara tukar cincin," ucap Kakek kemudian mentap ke arah putrinya untuk memberikan cincin ke Kenan dan juga Qia.
Kenan dan Qia sama-sama mengambil cincin itu. Kali ini, cincin yang di gunakan adalah cincin mas putih yang di atasnya terdapat 5 butuir berlian. Sederhana tetapi mewah karena taburannya. Semua orang bertepuk tangan atas apa yang baru saja terjadi. Kenan pun tanpa malu menarik pinggang Qia kemudian mengecup kening Qia begitu lembut dan manis ketika orang lain melihatnya. Ciuman Kenan memperlihatkan betapa Kenan yang mencintai Qia penuh dengan kelembutan.
Setelah acara tukar cincin selesai, para tamu undangan di persilahkan menikmati makana yang sudah di sajikan. Di meja yang letakknya ada di barisan belakang Raka menatap lurus ke depan menatap Kenan dan Qia yang sepertinya bahagia itu. Raka hanya diam di tempatnya walau rasanya ia ingin menghancurkan tempat ini dan mempermalukan Kenan. Namun, melihat senyuman di wajah Qia membuatnya tidak bisa melakukannya. Entah kenapa senyuman Qia itu seperti penyejuk hatinya. Ia tidak tahu, kenapa senyuman Qia bisa menyejukkan hatinya.
TBC...
YUHU... RAMAIKAN KOMENTNYA GUYS... HIKS, SEPI BANGET SEKARANG KOMENTNYA. AKU JADI SEDIH. OH IYA, JANHGAN LUPA YA, POWER STONENYA DI NAIKIN LAGI. WEHEHEHE....