Menikah dengan Mantan

Bab 81 \"BABON GORILLA\"



Bab 81 \"BABON GORILLA\"

Yuhuuu... up lagi..guys.. jangan bosen" ya.     

HAPPY READING...     

Qia kini sedang terduduk di pinggir ranjang dengan kedua tangan yang berada di sisi kanan dan kirinya. Ia mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kamar appartement Raka seraya memejamkan matanya. Ia lelah sangat lelah setelah berhasil memindahkan dua tubuh laki-laki yang besar ini ke atas tempat tidur.     

Butuh perjuangan Qia untuk bisa membawa ke dua pria ini tidur di atas tempat tidur. Setelah Raka pingsan atau tertidur Qia menghembuskan napasnya melihat ke dua pria di hadapannya ini. Ia berjalan ke arah Raka dan mencoba mengangkat tubuh Kenan tetapai tubuh Kenan yang lebih tinggi darinya dan lebih besar darinya tidak mampu terangkat oleh Qia. Akhirnya ia pun menyeret tubuh Kenan.     

"Ah, sial**! Kambing! Kampretlah! Kenapa gua sial begini!" maki Qia sambil menarik tubuh Kenan. Padahal ia hanya menarik tubuh Kenan tapi ia sudah sangat kelelahan.     

"Badan segede gorilla begini pakai acara mabuk dan tidur. Ah, sia***!" maki Qia lagi sambil terus menarik tubuh besar Kenan. Kepala Kenan beberapa kali terantuk beberapa benda membuat Qia semakin memaki kesal.     

"Bodo amat dah kepala lo benjol!" kesal Qia menatap Kenan yang masih memejamkan matanya tanpa terusik sama sekali.     

"Lo mati apa gimana, sih?" tanya Qia kesal karena Kenan tidak membuka matanya sama sekali.     

Sampai di kamar, Qia menghembuskan napasnya lelah, "Bagaimana ini?" tanya Qia menatap Kenan kemudian tempat tidur. Qia menghirup napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya, beberapa kali ia melakukannya hingga ia pun memposisikan tubuhnya di atas kepala Kenan. Ia pun mengangkat tubuh Kenan dengan mendorong punggung Kenan hingga Kenan duduk. Qia menghirup napasnya dan membuangnya dengan kasar. Beberapa kali ia lakukan hingga ia berusaha menarik tubuh Kenan ke atas tempat tidur dengan posisi dia memeluk tubuh Kenan di bagian ketiaknya.     

"Hah, gua bisa," ucapnya menyemangati dirinya dengan napas tersendat-sendat. Dengan susah payah akhirnya ia bisa menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur dengan posisi kakinya masih menggantung dan kini tubuhnya tertimpa tubuh besar Kenan.     

"Kalau gua bukan manusia gua udah gepeng kayak film animasi ketimpa babon gorilla kek dia," ucap Qia kemudian mendorong tubuh Kenan ke samping kanannya. Untungnya ia tidak begitu kuat mendorong tubuh Kenan sehingga Kenan tidak akan berguling dan jatuh ke bawah lagi.     

Qia turun dari tempat tidur dan menatap Kenan yan tertidur pulas itu seraya menghembuskan napas lelahnya. Ia kemudian berjongkok untuk melepaskan sepatu yang di gunakan Kenan setelah itu ia pun keluar dan meletakkan sepatunya ke rak sepatu. Qia kini menghampiri Raka dan melepaskan sepatu yang di pakai Raka.     

"Satu lagi babon gorilla," ucap Qia yang berdiri menatap Raka.     

Qia mencoba membopong tubuh Raka tetapi ternyata sama saja. Walau tubuh Raka lebih kecil dari Kenan nyatanya ia tetap kesusahan untuk membawa Raka ke kamar. Ia pun akhirnya melakukan hal yang sama pada Raka. Ia menyeret tubuh Raka dan beberapa kali tubuh dan kepala Raka terantuk benda yang mereka lewati.     

"Mereka berdua pada mati apa gimana, sih!" maki Qia menatap kesal Raka yang masih ia tarik.     

Sama seperti apa yang ia lakukan pada Kenan, dengan susah payah ia merebahkan tubuh Raka di atas tempat tidur. Tubuh Raka berguling menabrak Kenan membuat mereka melenguh dan malah mereka kini saling berpelukan.     

"Arrgh!" teriak Qia kesal melihat Kenan dan Raka berpelukan seperti itu.     

Qia Naik ke atas tempat tidur dan berdiri. Ia berkacak pinggang sambil menundukkan kepalanya menatap dua orang mabuk yang berpelukan dengan nyaman. Qia menghembuskan napasnya dengan berat sebelum ia memisahkan dua pria mabuk ini. Ia kemudian menarik tangan Raka supaya posisi tidur Raka bisa nyaman. Dengan susah payah akhirnya posisi tubuh Raka kini seluruhnya berada di atas tempat tidur.     

Ia pun melakukan hal yang sama pada Kenan seperti yang ia lakukan pada Raka, Kini tubuh Kenan pun sudah sepenuhnya berada di atas tempat tidur. Ia pun kemudian duduk di tepi ranjang seraya mengatur napasnya agar kembali normal.     

Qia berdiri kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri melihat Raka dan Kenan tidur dengan nyaman. Ia pun kini duduk di pinggir ranjang dan mendongak menatap langit-langit kamar seraya mengatur napasnya.     

Dirasa napasnya sudah kembali normal, ia pun berjalan ke luar untuk mengambilkan air hangat untuk membasuh Kenan dan Raka. Ia menuangkan air termos ke dalam baskom, hanya separuh karena separuhnya lagi ia tambah air biasa. Qia membawa baskom beserta kotak p3k untuk mengobati luka di kening Raka.     

Dengan tubuhnya yang terasa lelah ia berjalan kembali ke kamar. Baru juga ia membuka pintu Qia yang tadinya matanya sedikit terpejam langsung membulatkan matanya melihat adegan di depannya.     

Ia pun dengan cepat meletakkan baskom yang ia bawa ke atas lantai kemudian segera naik ke atas tempat tidur dan menabarak tubuh Kenan dan Raka yang sudah naked tanpa pakaian atasnya. Mereka berdua sedang berciuman panas itu sebabnya Qia begitu terkejut.     

Kenan dan Raka sudah terjatuh di atas tempat tidur begitupun dengan Qia yang jatuh di atas tempat tidur dengan posisi tengkurap. Qia mengehembuskan napasnya dengan berat. Baru beberapa menit ia meninggalkan Kenan dan Raka, tetapi mereka berdua sudah naked tanpa pakaian atasnya. Separah itukah efek minuman keras yang mereka minum hingga tidak menyadari siapa lawan berciuman mereka.     

Qia membalikkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamar seraya menghembuskan napasnya dengan berat. Baru juga ia akan bangun dua pria di samping kanan dan kirinya ini sudah menimpa dirinya. Dengan tenaga yang tersisa, Qia mendorong tubuh Kenan dan Raka hingga mereka berguling dan terjatuh di lantai.     

"Aargh!" pekik Qia kesal menyadari dua pria itu terjatuh di lantai.     

Qia berdiri di atas ranjang kemudian melongok ke arah Kenan dan Raka yang ada di lantai sedang berguling ke kanan dan ke kiri. "Bodo amat, ah! Gua capek, gua ngantuk!" kesal Qia.     

Ia kemudian turun dari ranjang, menarik badcover di atas ranjang kemudian meletakkannya di lantai sebelah Kenan. Ia kemudian menggulingkan tubuh Kenan agar tidur di atas bad cover. Ia kemudian berjalan ke arah lemari pakaian dan mengambil badcover yang ada di lemari itu. Qia melakukan hal yang sama pada Raka seperti Kenan. Merentangkan bad cover kemudian menggulingkan tubuh Raka hingga berada di atas badcover.     

Qia kemudian mengambil bantal dan digunakan pada Kenan dan Raka supaya tidur mereka lebih nyaman walau harus tidur di atas lantai dengan badcover. Qia mengambil baskom yang berisi air hangat yang sudah tidak hangat lagi kemudian mulai mengelap wajah dan tubuh Kenan dengan air itu. Ketika ia mengelap tubuh Kenan Qia bergumam. "Anggap tubuh kak Nat-Nat, anggap tubuh Kak Nat-Nat," gumamnya yang sebentar-sebentar menutup matanya.     

Qia pun mengambil piyama tidur milik Raka dan ia pakaikan pada Kenan. Kenan sedikit bergerak tetapi ia tidak sampai terbangun. Setelah selesai dengan Kenan kini giliran Raka yang harus ia bersihkan. Ia sudah mengganti airnya dengan air baru. Dengan telaten Qia mengelap wajah dan tubuh Raka. Hal yang sama ia lakukan pada saat mengelap tubuh Raka.     

Di balik wajahnya yang seperti oppa-oppa korea ternyata Raka memiliki tubuh atletis. Qia pikir selama ini tubuh Raka hanya tubuh kurus tidak berotot. Ternyata apa yang ia pikirkan salah besar, di balik pakaiannya Raka memiliki tubuh atletis. Hanya saja bentuk ototnya tidak terlalu terlihat tidak seperti bentuk tubuh Kenan yang terlihat di balik kemeje kantor yang sering ia gunakan.     

Qia kini sudah memakaikan piyama tidur untuk Raka dan juga memberi plester di kening Raka. Tiba-tiba Raka memegang pergelangan tangan Qia yang baru saja menempelkan plester. Raka membuka matanya dengan tatapan yang sulit di artikan. Tanpa berkata apa-apa Raka menarik tubuh Qia.     

TBC...     

Au au au... apa yang terjadi. Apa Qia bakalan icik" sama Raka? woho...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.