Bab 100 \"RASA YANG SAMA\"
Bab 100 \"RASA YANG SAMA\"
BTW YANG IKUTAN CHALLENGE JANGAN LUPA UNTUK HUBUNGIN AKU KE AKUN IG : CHI_HYO_KI95 ATAU FB : ACHI HYOKI95
YUKSLAH RAMIAKAN. BTW INI BELUM DI EDIT YA… JADI MASIH BANYAK TYPO BETEBARAN. TOLONG DI MENGERTI YA.. NANTI BAKALAN AKAU BENERIN KOK, TENANG AJA. HEHEHEHE…
HAPPY READING….
Hari berlalu begitu saja, hari ini Kenan pergi ke kantor yang di kelola Raka guna memberikan undangan pada Raka. Raka mengambil undangan itu kemudian ia membukanya. "Apa aku harus datang di acara pertunangan mantan pacarku yang masih aku cintai?" tanya Raka menatap tepat ke arah Kenan.
"Aku hanya ingin berbagi kebahagiaan saja padamu, siapa tahu dengan ini kamu bisa segera mendapatkan kebahagiaan kamu," jawab Kenan dengan santainya padahal dalam hati dirinya itu sekuat tenaga tidak menarik Raka kedalam pelukannya.
Sudah sebulan lebih ia tidak bertemu dengan Raka. Biar bagaimana pun juga Raka pernah mengisi harinya. Ia pun juga melakukan ini supaya bisa bersama dengan Raka kembali. Ia memang tidak memberitahukannya pada Raka supaya perpisahan mereka terihat natural di lihat Dermawan.
"Oh iya, aku juga mau kamu menerima Qia bekerja sebagai asisten kamu."
Raka mengernyitkan dahinya bingung dengan perkataan Kenan. Qia akan bekerja sebagai asistenmu mulai minggu depan. Ia memang bukan seorang yang memiliki galar, tetapi untuk urusan penataan interior Qia mengerti," ucap Kenan denga wajah serius.
"Terserah kau saja, ini perusahaanmu," jawab Raka ketus.
"Oh, iya. Kamu tidak lama kan di sini? Aku akan pergi dengan klient ku," ucap Raka karena memang ia sudah janji bertemu untuk makan siang bersama Chika.
"Baiklah," jawab Kenan. "Kalau begitu aku pulang," pamit Kenan.
"Ya, " jawab Kenan singkat.
Kenan pun membalikkan tubuhnya dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari kantor Raka. Setelah Kenan pergi Raka pun mengambil kunci mobil, dompet serta handphonenya. Ia melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya dan berjalan ke parkiran. Ia naik ke mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan area kantor tanpa menyadari jika Kenan masih ada di sana.
Melihat Raka yang terlihat baik-baik saja membuat dirinya sedikit sakit. Kenan masih sering mengingat Raka tetapi sepertinya Raka sudah baik-baik saja tanpa dirinya. Dering ponsel menyadarkan Kenan dan ia pun mengakat telponenya.
"Hallo," jjawab Kenan ketika telponenya sudah tersambung.
["Kakak di mana?"] tanya Qia si penelphone.
"Kenapa?"
["Qia Cuma bilang kalau Qia sedang ada di rumah sakit, jadi kakak duluan aja fitting bajunya."] ucap Qia yang terlihat santai.
"Kamu kenapa, mok bisa ada di rumah sakit?" tany Kenan yang tiba – tiba saja menjadi panik.
["Mawar tadi keserempet motor waktu dia jalan. Kebetulan aku tadi ada di dekat tempat kejadian, aku jadinya nemenin dia ke rumah sakit untuk di obtain karena lukanya cukup parah."]
"Kok, bisa sampai parah. Memangnya bagaimana kejadiannya? Beneran bukan kamu kan yang kecelakaan?" tanya Kenan bertubu-tubi.
["Tadi ada mobil truk yang ugal-ugalan, terus dari arah berlawan ada motor ngebut. Motor itu ngehindarin mobil, eh malah motor itu nyengol Mawar sampai dia jatuh ke trotoar. Dan, ya jadi di rumah sakit sekarang,"] jawab Qia dengan santainya menceritakan kronologinya.
"Kalau dia udah enggak apa-apa, lebih baik kamu segera datang ke restourant. Nanti aku kirim alamat restourant dimana, setelah makan siang kita baru fitting baju," ucap Kenan.
["Ya udah kak, kalau ini udah selesai aku segera ke restourant."]
"Jangan lama-lama Qi, aku mau ada metting. "
["Kalau kakak ada meeting lebih baik kakak pergi meeting aja. Masalah fitting baju masih bisa besok. Lagi pula acaranyanya masih beberapa hari lagi, kak."]
"Udah, enggak apa. Kalau besok-besok lagi nanti malah enggak jadi. Lagian Mama juga udah buat janji sama designernya."
["Ya udah, deh. Qia usahain. Kakak meeting jam berapa?"]
"Jam-jam 2," jawan Kenan singkat.
["Ini udah jam 12 kak, mana kekejer kalau kakak mau fitting baju dan makan siang dulu," ucap Qia yang menyadari batas waktunya hanya sebentar.
"Sudahlah, kamu berangkat saja. Urusan meeting aku nanti bisa memundurkan waktunya jadi pukul 3 sore. Ya, udah, kamu berangkat sekarang saja, ya. Urusan Mawar biarkan saja," ucap Kenan.
["Asataga, kak. Jahat banget jadi orang. Ada orang kena musibah malah enggak di tolongin,"] ucap Qia tidak percaya.
"Udah, buruan berangkat. Janga n telponan aja," ucap Kenan ketus.
["Dih, ni orang,"] ucap Qia malas. ["Ya udahlah, Qia tutup telponnya. Bye!"] ucap Qia dan langsung mematikan sambungan telponnya tanpa menunggu Kenan menjawabnya.
Kenan menatap layar handphonenya yang masih menyala dan menampilkan pangilan Qia yang sudah berkahir. "Bisa-bisanya ia menutup telphone begitiu saja," ucap Kenan kesal kemudian ia melemparkan handphonenya ke jok mobil samping kemudi.
Setelah itu ia pun melajukan mobilnya meninggalkan area kantor yang di kelola Raka. Sepanjang perjalanan Kenan hanya diam saja dan di dalam mobil hanya diisi dengan keheningan karena Kenan tidak mendengarkan musik sama sekali.
Di rumah sakit Qia kini menghampiri dokter yang manangani Mawar.[" Jadi, bagaimana dok keadaan teman saya?" tanya Qia ketika dokter sudah keluar dari rauang UGD.
"Teman ibu hanya luka kecil saja, jadi tidak perlu khawatir bu," ucap Dokter seraya tersenyum.
"Syukurlah dok, kalau begitu," ucap Qia yang merasa lega mendengar ucapan dokter.
Dokter pun kemudian permisi pergi dari sana, setelah dokter pergi dari sana Qia pun mentap ke arah pintu UGD. Qia menghembuskan napasnya sebelum ia akhirnya memutuskan untuk segera pergi dari sana dan menyusul Kenan.
Qia membalikkan tubuhnya dan segera berjalan ke luar dari rumah sakit itu. Dengan langkah tergesa-gesa ia pun menghentikn sebuah mobil taksi untuk mengantarkannya ke tempat tujuan. Sekitar 45 menit menempuh perjalanan, akhirny Qia pun sampai di tempat tunjuan. Ia pun mengambil dompetnaya dan membayarkan.
Ia pun kemudia turun dari mobil dan berjalan memasuki area restaurant. Ketika ia masuk ke restourant mata Qia langsung mencari dimana Kenan duduk. Ketika ia melihat di mana Kenan sekarang, ia pun segera ke meja Kenan dan menghampirinya. "Udah lama kak?" tanya Qia seraya menarik kursi yang akan ia duduki kemudiian ia pun mendudukinya.
"Menurutmu?" tanya Kenan ketus.
"Ya maaf sih tadi jalanan juga macet," jawab Qia meminta maaf tetapi raut wajahnya seperti tidak ikhlas sama sekali.
Kenan memutar malas bola matanya mendengar jawab dari Qia. Qia pun sudah memesan minumanya untuk makan siang sendiri Kenan sudah memesankannya. Jadi, ia hanya duduk manis seraya menunggu semua pesanan keluar.
Tidak ada pembicaraan lagi di antara mereka setelah semua makanan di sajikan di meja makan mereka fokus menyelesaikan makan mereka. Baru setelah ini mereka pun pergi ke butik untuk fitting pakaian pertunagan mereka.
TBC… YUHU… JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENT YA GUYS, DAN JANGAN LUPA JUGA POWER STONENYA. HEHEHEHE….