Bab 163 \"KAMU TIDAK SALAH\"
Bab 163 \"KAMU TIDAK SALAH\"
MAAF JUGA YA GUYS.. AKU LAKUIN INI LAGI. AKU CUMA BISA BILANG MINTA MAAF SAMA KALIAN. LOVE YOU GYS…
HAPPY READING….
Kenan pada akhirnya duduk di samping Qia yang masih tertidur setelah suster keluar dari ruang perawatan mereka. Kenan diam menatap Qia yang masih tertidur. "Kenapa kamu terus mencoba bunuh siri sih, Ta?" tanya Kenan dengan tatapan entah apa yang menatao tepat ke wajah Qia.
Kenan kembali duduk diam tidak berkata sama sekali hingga akhirnya ia pun tertidur dalam posisi duduk dan kepalanya berada di atas brankar tempat tidur Qia karena tubuhnya yang memang belum begitu fit sehingga ia pun seperti ini tidak juga jika harus lama-lama terjaga.
Pagi pun tiba, Carla datang seraya membuka pintu begitu kasar sehingga Kenan pun terlonjak kaget dari tidurnya. Sedangkan Qia yang masih terpengaruh obat tidur itu pun tidak terusik sama sekali.
Kenan menolehkan kepalanya untuk menatap kesal mamanya. Ia sungguh kesal jika mamanya itu datang dan membuat kegaduhan di pagi hari. Hanya masuk ke kamar saja ia membuka pintunya begitu kasar. Padahal hal itu bisa membuat orang sakit yang berada di kamar langsung terkejut membuat kepala mereka sakit jika bangun tiba-tiba.
Bukan hanya orang sakit, tetapi orang normal pun akan langsung sakit kepala jika terbangun karena terkejut. "Bisa enggak mama masuknya pelan-pelan?" tanya Kenan sengit.
Carla masuk begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Kenan membuat Kenan memutar malas bola matanya. "Kamu tidur sambil duduk? Ada ranjang kenapa tidur sambil duduk. Istri kamu enggak akan kemana-mana," ucap Carla tidak suka melihat Kenan yang menunggu Qia sampai tidur duduk seperti itu. Padahal ada brankar lain yang bisa di tiduri dan keadaan Kenan pun juga sedang sakit.
"Terserah aku mau tidur di mana, Ma. Ini hak aku, apalagi Qia istriku!" ucap Kenan tegas dan menatap jengan mamanya.
"Ck! Kamu itu juga lagi sakit. Jadi, kamu harus istirahat yang supaya keadaanmu cepat pulih. Kalau keadaanmu sudah pulih, asti kamu bisa jaga istri kamu," ucap Carla yang kini sudha duduk di ujung pinggir tempat tidur Qia.
"Kamu sarapan dulu, mama udah bawain kamu dan Qia bubur," ucap Carla seraya menunjuk plastic bubur yang ada di meja nakas sebelah tempat tidur Kenan dengan dagunya.
"Hum," jawab Kenan kemudian dia berdiri dari duduknya.
Ia menatap Qia yang masih tertidur dengan nyaman kemudian ia menatap mamanya. "Ma, tolong jagain Qia. Kalau bangun langsung panggil Kenan, Kenan mau ke kamar mandi," ucap Kenan pada Mamanya.
"Hah… pikirin kondisi kamu dulu. Kalau Qia bangun memangnya apa yang akan terjadi? Sampai-sampai haru segera panggil kamu. Udah, sana. Kamu ke kamar mandi bersihin wajah kamu!" usir Carla.
Kenan tidak menjab dia pun membalikkan tubuhnya dan berjalan ke kamar mandi seraya berpegangan dengan tiang infusenya. Untuk berjalan ke kamar mandi yang menurutnya cukup jauh karena tubuhnya terasa sakit akibat tidur dengan posisi duduk. Kenna pun hanya berjalan pelan-pelan menuju kamar mandi.
Carla berdiri dari duduknya setelah Kenan masuk ke kamar mandi. "Kamu beruntung mendapatkan putraku yang sama seperti papanya. Walau aku tidak menyukaimu tapi aku minta jangan kamu sakiti anakku dengan meninggalkannya dan menikah dengan pria lainnya," ucap Carla kemudian membalikkan tubuhnya untuk berjalan ke arah sofa.
Kanmar ini sebenarnya hanya untuk satu orang saja, tetapi Kakek meminta di tambah satu lagi karena Kenan dan Qia suami istri. Bahkan Kakek membayar lebih untuk kamar vip di rumah sakit ini.
Carla memainkan handphonenya dan asyik dengan sosisla medianya hingga tidak menyadari jika Qia sudah bangun. Mata Qia terbuka dan tatapan matanya pun masih kosong. "Pa, Mama, kak Nathan," ucap Qia dengan suara lirihnya.
Carla tidak mendengar sama sekali karena dirinya sedang menonton dengan volume yang cukup keras hingga suara Qia yan lirih tidak ia dengan. Qia mendudukkan tubuhnya ia mentap tangannya dan mencabutnya dengan kasar. Lagi dan lagi darah segar mengalir di punggung tangannya.
Qia sudah menurunkan kakinya dan ketika ia berdiri ia pun terjatuh karena kakinya yang keseleo sakit ketika dia berdiri. Suara benada jatuh itu membuat Carla tersentak kaget, begitu pun dengan Kenan yang baru saja keluar dair kamar mandi. "Qia!" panggilnya begitu panik.
Kenan pun segera berlari sambil mendorong tiang infusenya. Carla pun ikut berdiri dari duduknya dan menghampiri Qia. Kenna langsung berjongkok di depan Qia. "Qi,"panggilnya dengan suara lembut membuat Qia mendongakkan kepalanya menatap Kenan.
"Kak Ken, Papa, Mama—"
"Ssst…. Udah ya, aku bilang apa? Ini bukan salah kamu," ucap Kenan dengan suara lembutnya seraya membelai pipi Qia sayang.
"Kalau bukan—"
"Ssttt… udah! Ada aku disini, jangan pernah kamu salahin diri kamu. Semua udah taldirnya. Jadi, kamu enggak boleh menyalahakan diri kamu lagi. Kamu enggak salah sama sekali. Percaya sama aku Qi, apa kamu enggak percaya sama aku?" tanya Kena begitu lembut serya membenarkan helaian rambut Qia yang menutupi wajahnya.
Qia diam tidak menjawab apa-apa sampai ia pun sadar ada seseorang di belakang tubuh Kenan. Kenan pun mengerti arah pandangan Qia. "Ini mamaku," ucap Kenan membuat Qia dan Carla menoleh ke arah Kenan. Qia mengernyitkan dahinya tetapi setelah itu ia mengerti sedangkan Carla mengernyitkan dahinya begitu dalam karena untuk apa Kenan memperkenalkannya kembali.
"Mamaku baik walau dia sering menikah, kamu tahu itu kan? Karena kamu yang sering mengatakan jika mamaku baik. Hanya saja dia tidak pandai mengekspresikan bahwa dirinya menyayangiku," ucap Kenan membuat Carla semakin psuing di buatnya.
Kenapa kata-kata Kenan terdengar begitu tulus hingga bagian di dalam hatinya itu bergejolak. Baru kali ini ia mendnegar ucapan Kenan seperti ini. "Mamaku" entah kenapa kata-kata itu mampu membuat bagian hatinya bergetar hebat seperti itu.
Carla menatap Kenan yang kesusahan membantu Qia berdiri dan dia pun sgera bangun untuk membantu Qia berdiri. "Kamu harus istirahat, dan jangan berpikir kamu bersalah. Kamu enggak pernah salah sama sekali, hum?" ucap Kenan seraya mengusap lembut pipi Qia ketika Qia sudah duduk di rtempat tidurnya kembali denga posisi kakinya yang menggantung.
Qia diam masih tidak menjawab, "Apa kamu sudah tidak mencintai aku lagi? Kalau kamau enggak cinta, siapa yang akan mencintai aku lagi?" tanya Kenan dengan suara lembutnya.
Qia pun menatap Kenan dengan wajahnya yang sulit di artikan kemudian ia menganggukkan kepalanya membuat Kenan tersenyum. Carla sudah menekan tombol untuk memanggil dokter. Ketika pintu terbuka Kenan dan Qia menoleh ke arah pintu.
"Kamu di periksa dulu, hum,"
"Jangan tinggalin Tata kak," ucapnya Qia dengan wajah sedikit takut.
"Hum," jawab Kenan yang hanya bergumam tetapi ia tersenyum.
TBC…
YO YO YO…. GIMANA GUYS…. PART INI? CUKUP MENGURAS ATAU B AJA? YUKS LAH, BANYAKIN KOMENT , POWER STONE DAN JANGAN LUPA KASIH HADIAH DONG. WKWKWKW…