Menikah dengan Mantan

Bab 125 \"MALAM YANG TIDAK TERLUPAKAN\"



Bab 125 \"MALAM YANG TIDAK TERLUPAKAN\"

HUYE.... UP GUYS... LA LA LA... YE YE YE.... BANYAKIN KOMENT N POWER STONENYA YUK GUYS...     

GUYS... MAAF YA... SAMPAI SEKARANG AKU BELUM BISA MEMPERBAIKI TYPO YANG BETEBARAN.     

HAPPY READING...     

Kenan dan Qia saling menatap satu sama lain dan pada akhirnya Qia dan Kenan tersenyum canggung. "I...ini kak makan malamnya," ucap Qia seraya memalingkan wajahnya yang malu dan kedua tangannya mengulurkan nampan berisi makan malam untuk Qia.     

Kenan menerima nampan berisi makan malamnya tetapi satu tangannya yang lain memegang pergelangan tangan Qia dan dengan lembut ia menarik Qia masuk ke dalam kamarnya.     

Kenan membawa Qia agar duduk di sofa kemudian ia meletakkan makan malamnya di meja sofa yabg ada di depannya. Kenan menghadapkan tubuhnya sepenuhnya duduk dengan posisi menyamping dengan satu kakinya yang naik ke atas sofa.     

Kenan meraih kedua tangan Qia sedangkan Qia kini hanya menundukkan kepalanya. "Qi, aku minta maaf untuk masalah tadi pagi. Aku terlalu berlebih karena tidak ada kabar dari kamu. Maafin aku, Qi," ucap Kenan dengan suara lembutnya.     

Qia mendongakkan kepalanya untuk menatap Kenan yang kini sedang menatapnya dengan penuh harap. Qia tersenyum, "Qia juga minta maaf Kak, karena Qia enggak bisa ngertiin kakak. Maafin Qia kak," ucap Qia seraya membalas genggaman tangan Kenan yang sedang menggenggam kedua tangannya.     

Kenan ikut tersenyum dan ia pun langsung menarik Qia ke dalam pelukannya. Kenan mengeratkan pelukannya begitupun dengan Qia yang juga mengeratkan pelukannya. "Kak, kakak makan malam dulu," ucap Qia karena merasa pelukan mereka sudah seharusnya segera di lepas.     

Kenan menggelengkan kepalanya, "lihat senyum dan mendapat pelukkan kamu udah buat aku kenyang," jawab Kenan yang malah mengeratkan pelukannya.     

Qia mencubit kuat perut Kenan membuat Kenan langsung melepaskan pelukannya kemudian mengusap perutnya yang panas akibat cubitan Qia. Kenan menatap kesal Qia sedangkan yang di tatap sedang memalingkan wajahnya yang memerah karena gombalan receh Kenan.     

"Sakit, Qi," protes Kenan kesal.     

"Suruh siapa ngereceh!" ketus Qia yang semakin memalingkan wajahnya.     

"Kok, ngereceh?" tanya Kenan mengernyitkan dahinya bingung dengan perkataan Qia. Memang apa ada yang salah dengan perkataannya?     

Qia memutar malas bola matanya. "Gombalan kakak receh. Udah, sana, buruan makan!" ketus Qia kemudian berdiri dari duduknya.     

Kenan memegang pergelangan tangan Qia membuat Qia menoleh ke arah Kenan. Qia menaikan satu alisnya bermaksud untuk bertanha kenapa.     

"Temenin aku makan," ucap Kenan yang mengerti maksud Qia.     

"Hayu..." ucap Qia menghela napasnya.     

"Belajar jadi istri yang nemenin suaminya makan," ucap Kenan seraya tersenyum.     

Ok, fix Qia tidak bisa menolak Kenan jika tersenyum seperti ini. "Ganteng banget sih," ucap Qia tanpa sadar dan mendudukkan dirinya kembali di samping Kenan.     

"Senyum gini terus, biar tambah ganteng," ucap Qia seraya tersenyum.     

Oh, sungguh. Kenapa ketampanan Kenan auranya semakin bertambah jika ia sedang tersenyum seperti ini? Kenan pun tersenyum dengan sikap Qia yang masih sama jika ia sedang tersenyum.     

Kenan kemudian menurunkan kakinya dan ia mengambil makan malamnya di atas meja sofa. "Mau aku suapin?" tanya Qia menawrkan dirinya untuk menyuapi Kenan.     

Dalam hati Wia merutuki kebodohannya karena bisa-bisanya ia berpikir untuk menyuapi Kenan. Kenan bukan anak kecil, jadi mana mungkin Kenan mau di suapi. Ketika SMA saja Kenan tidak pernah mau di suapi membuat Qia terkadang sedih, padahal ia ingin seperti orang lain yang ketika berpacaran suap-suapan.     

Qia menundukkan kepalanya dengan lesu ketika mengingat hal itu. Tiba-tiba piring makan Kenan di sodorkan ke Qia. Qia mendongakkan kepalanya untuk menatap Kenan. "Ini," ucap Kenan seraya tersenyum sambil mengulurkan piring makannya pada Qia.     

Qia tersenyum dan menerima piring makan Kenan. Ia kemudian mulai menyuapkan nasi dan lauk pauknya ke mulut Kenan. Kenan membuka mulutnya dan menerima suapa dari Kenan. Malam ini benar-benar malam yang mungkin tidak akan Qia lupakan. Karena ini kali pertamanya menyuapi Kenan. Senyuman manis itu tidak luntur dari wajah Qia. Ia bahagia dengan hal sederhana ini.     

Kenan mengantarkan Qia pulang ke kosan. Tadi Kenan sudah meminta Qia untuk menginap, sayangnya Qia kekeh tidak mau menginap dengan alasan cucian bajunya menumpuk. Alasan yang cukup lucu bahkan Kakek saja tertawa mendengar alasan Qia     

Kini mereka sudah sampai di kosan, Qia pun berpamitan pada Kenan. Kenan mengulurkan tangan kanannya membuat Qia mengernyitkan dahinya. "Belajar jadi istri," ucap Kenan dengan tangan yang masih terulur.     

Qia yang paham maksud Kenan pun langsung mengambil tangan Kenan dan mencium punggung tangan Kenan. Ketika Qia mencium punggung tangan Kenan, Kenan pun mencium puncak kepala Qia membuat Qia membeku seketika.     

Kenan menjauhkan kepalanya dan Qia pun kini sudah melepas pegangan tangannua yang tadi mencium punggung tangan Kenan. "Jangan tidue malam-malam, hum," ucap Kenan membuat Qia tersadar dari rasa terkejutnya. Qia pun menatap Kenan dengan pandangan entah apa.     

"Udah sana, masuk," ucap Kenan seraya tersenyum dan kali ini Qia benar-benar tersadar dari rasa terkejutnya.     

"Aku masuk, kak," ucap Qia kemudian ia membalikkan tubuhnya untuk membuka pintu mobil.     

Qia yang entah kenapa menjadi aneh sendiri itu pun kesulitan membuka pintu mobip Kenan. Kenan memajukam tubuhnya dan membantu Qia turun. Qia tadi sempat terkejut karena tangan Kenan yang tiba-tiba kedepan untuk membantunya membukakan pintu.     

Dengan cepat Qia pun segera turun dari mobil. Tidak ada kata berpamitan lagi pada Kenan. Qia langsung berlari masuk ke dalam kosannya. Kenan menatap Qia bingung dan ia kini hanya melihat Qia berlari ke dalam kosannya begitu saja.     

Ada perasaan aneh yang menyerang dadanya karena Qia yang bersikap seperti itu padanya. Bersikap seolah-olah Kenan seperti hantu yang ia sangay takut hingga Qia gugup dan kesulitan untuk membuka pintu. Dan ketika ia dapat membuka pintunya ia pun langsung berlari tanpa berkata apa-apa lagi pada Kenan. Membuat Kenan merasa kesal dengan sikap Qia.     

Di dalam kamar kosan, Qia pun langsung masuk dan berdiri sambil bersandar pada daun pintu. Qia memegangi jantungnya yang bisa-bisanya seperti drum yang sedang di pukul. Suarnya begitu keras hingga dirinya bisa mendengarnya.     

Perlakuan Kenan padanya entah kenapa jantungnya berdegup kencang dan di perutnya seperti di penuhi oleh ribuan kupu-kupu. Sikap Kenan baginya begitu manis, bahkan Qia tidak menyangka sama sekali jika Kenan bisa bersikap semanis itu tanpa ia meminta pada Kenan untuk harus bersikap seperti apa.     

Tidak seperti ketika semasa SMA, Qia harus mengarahkannya terlebih dahulu supaya Kenan bisa bersikap manis terhadap pasangannya. Sepertinya malam ini akan menjadi malam-malam yang tidak akan Qia lupakan. Malam di mana yang menjadi saksi perubahan Kenan yang begitu signifikan.     

TBC....     

YEY... RAMAIKAN KOMENT N POWER STONENYA YA GUYS.. BTW, YANG BELUM BUKA PRIVILAGE, BUKA DONG GUYS... CUMA 1 KOIN AJA KOK. ENGGAK MAHAL-MAHAL. HEHEHEHE....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.