Bab 140 \"KU BUKTIKAN\"
Bab 140 \"KU BUKTIKAN\"
MAAFKAN AKU YANG KETIKANNYA MASIH BANYAK TYPO BETEBARAN.
OH IYA, IKUTAN CHALLENGE BANYAK"AN POWER STONE + HADIAH YUK GUYS… YANG PALING BANYAK NANTI BAKALAN DAPAT HADIAH YANG MAU IKUTAN LANGSUNG AJA KOMENT DI PARAGRAFT INI, BIAR AKU BISA HUBUNGIN KALIAN YA.
HAPPY READING…
Karena Qia yang jetlag hari itu mereka tidak keluar kemana-mana. Kenan juga memesan layanan kamar untuk makan mereka. Sekarang sudah pukul 8 malam waktu setempat. Qia saat ini sedang makan malam dengan wajah bantalnya karena dirinya yang baru saja membuka mata. "bersihin badan dulu orang itu, bukan langsung makana," cibir Kenan.
Qia hanya diam dan menikmati makan malamnya. "Suami ngomong itu di dengeri bukan di cuekin," ucap Kenan menatap kesal Qia.
"Makan kak, jangan ngomel aja. Udah kayak ibu-ibu aja," ucap Qia dengan santainya tanpa peduli dengan tatapan Kenan yang seperti ingin melahapnya.
"Aku juga ngomong gini supaya kamu makannya enak. Enggak kayak gini, mukanya enggak ada semangat," ucap Kenan seraya memutar malas bola matanya.
Qia kini mendongakkan kepalanya kemudian menatap Kenan yang duduk di depannya. "Kak, kita lagi honeymoon kan?" tanya Qia dengan ruat wajah malasnya.
"Enggak, kita lagi kerja."
"Kerja apa? kerja buat anak? Mana bisa," ucap Qia malas.
"Kamu meragukan aku enggak bisa buat kamu hamil?" tanya Kenan sedikit meninggikan suaranya. Ia merasa tersinggung dengan ucapan Qia. Entah mengapa dirinya merasa di remehkan mendengar ucapan Qia. Walau ia tidak pernah melakukannya dengan seorang wanita, bukan berarti dirinya tidak bisa membuat wanita mengandung anaknya.
Pedangnya bisa tegak sempurna dan cairannya pun ia yakin sangat bagus tidak cacat sama sekali. Ia benar-benar kesal mendengar ucapan Qia. Qia tersentak kaget mendengar suara Kenan yang meninggi. Memangnya apa yang salah dengan ucapannya. Memang benar kan, bagaimana bisa membuat anak jika dirinya saja sedang datang bulan.
Kenan tiba-tiba memegang pergelangan tangan Qia yang saat ini sedang terdiam karena masih terkejut dengan ucapan Kenan yang meninggi. "Mau ngapain?" tanya Qia mendongakkan kepalanya menatap Kenan yang sedang dalam mode maraha]. Terlihat sekali dari wajah Kenan sekarang.
"Aku buktiin ke kamu kalau aku bisa buat kamu hamil!" ucap Kenan dengan nada suara tegas dan sorot mata tajamnya.
"Kak, gila ya! Aku enggak bisa, apa kakak lupa, heh?" tanya Qia yang sudah setengah berdiri karena Kenan menarik tangannya dengan kuat hingga mau tidak mau dirinya sedikit berdiri.
Kenan terdiam kemudian ia menolehkan kepalanya menatap Qia yang menatapnya kesal. Kenan diam dan hanya menatap Qia membuat Qia semakin kesal. Qia pun menegakkan tubunnya kemudian dengan kasar melepaskan pegangan tangan Kenan di pergelangan tangannya.
Satu tangan Qia menyentuh pergelangan tangannya yanga tadi di tarik kasar oleh Kenan. "Aku lagi dapet, apa kakak lupa?" tanya Qia sinis seraya menatap Kenan.
Kenan masih terdiam mencerna ucapan Qia. "Bodoh! Apa yang aku pikirkan?" tanya Kenan seraya memejamkan matanya dan ia mengumpat kesal dalam hati karena sudah salah menanggapi maksud perkataan Qia.
Ia pikir Qia tadi meremehkannya jika dirinya tidak bisa membuat Qia hamil, tetapi ternyata Qia sedang datang bulang jadi tidak bisa melakukan hal itu. Kenan mengumpati dirinya yang terlalu bodoh dalam hati, Qia yang sudah kesal memilih untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya tanpa peduli jika dirinya baru makan beberapa suap saja..
Ia ingin meredam kekesalannya dengan membasahi kepalanya di bawah air shower. Ini baru hari pertama dan ada saja sikap Kenan yang membuatnya kesal bukan main. Ketika Kenan membuka matanya Kenan langsung panik tidak melihat Qia ada di hadapannya. Ia pikir Qia akan pergi meninggalkannya, tetapi suara gemercik air dari dalam kamar mandi membuatnya bisa bernafas lega.
Kenan kemudian mendudukkan dirinya ke sofa kemudian menyandarakan tubuhnya di sofa. "Apa yang ku pikirkan?" tanyanya dengan satu tangannya di dahinya dan hembusan napas berat itu meluncur dari mulutnya.
Berkali-kali Kenan menghembuskan napasnya dengan berat ketika sadar dengan kebodohannya. Ia sangat merasa bodoh hanya karena menyalah artikan maksud perkataan Qia. Tidak butuh waktu lama Qia membersihkan tubuhnya, apalagi ketika keluar dari kamar mandi ia merasa kedinginnya. Ia memakai handuk yang membungkus tubuhnya dari dada hingga pahanya. Sedikit tinggi dan Kenan bisa melihat paha mulus Qia.
Kenan menatap Qia yang berjalan kea rah kopernya itu dengan santai tanpa malu jika dirinya di dalam kamar tidak sendirian. Kenan memanglah suaminya, tetapi bukankah harusnya ada kecanggungan ketika hanya memakai handuk seperti itu. Qia kembali kekamar mandi untuk memakai pakaiannya.
Di dalam kamar mandi Qia menyandarkan tubuhnya di daun pintu. Ia memegangi jantungnya yang berdetak cepat. Ia menebalkan wajahnya dan terus merapalkan kata "Anggap Kak Natha, anggap kek Nathan," itu yang Qia rapalkan ketika ke luar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian dada hingga pahanya. Bagian paha saya tidak sepenuhnya tertutup.
Walau dirinya dan Kenan sudah menikah dan ia juga sedang datang bulan rasanya malu hanya menggunakan handuk seprti iini di depan Kenan. Itu sebanya ia terus merapalkan kata untuk menganggap Kenan Nathan. Alasan ia merapalkan kata bahwa Kenan sama dengan Nathan karena kebiasaan Qia.
Qia dulu memiliki kebiasaan jika mandi tidak pernah membawa handuk atau pun handuk kimono. Jadi selesai mandi dan dia tidak membawa handuk, ia akan perlahan-lahan ke luar dari kamar sambil menutupi bagian dada dan juga bagian bawah tubuhnya. Di rasa aman, Qia pasti akan lari menuju kamarnya. Terkadang kejadian tidak terduga seperti Nathan yang tiba-tiba keluar dari kamarnya sering terjadi.
Nathan akan mengumpat kemudian membalikkan tubuhnya agar tidak menapat adiknya yang sembrono itu. Padahal Qia sudah sering di ingatkan oleh papa, mama dan kakaknya untuk membawa handul atau sekalian membawa pakainnya. Hanya saja, Qia selalu lupa membawanya. Sedari kecil sudah terbiasa tidak membawa handul ke kamar mandi. Jadi sampai ia remaja pun ia terbiasa tidak mengenakan handuk.
Itu sebabnya kenapa Qia yang memakai handuk seperti itu merapalkan kata bahwa Kenan sama dengan Nathan. Jadi ia tidak perlu malu jika bagian bahunya dan pahanya terlihat oleh Kenan. Qia pun keluar sambil menggosok rambutnya yang basah.
"Malem-malem kenapa harus keramas sih, kamu bisa sakit Q," ucap Kenan kemudian berdiri dari duduknya.
Ia berjalan menghampiri Qia kemudian mengambil handuk yang sedang Qia pakai untuk mengeringkan rambutnya. "Kak, apa-apaan sih, aku mau ngeringin rambut!" kesal Qia seraya mencoba mengambil handuk di tangan Kenan, tetapi Kenan malah menjauhkan handuk itu dari Qia.
Ia memegang satu tangan Qia kemudian menarik Qia untuk duduk tepi tempat tidur. "Aku akan mengeringkan rambutmu," ucap Kenan ketika dia dan Qia sudah duduk di tepi ranjang.
"Enggak usah, Qia bisa sendiri," ucap Qia menolak kemudian ia berusaha mengambil handuknya dari tangan Kenan tetapi Kenan semakin menjauhkannya dari Qia dan akhirnya Kenan jatuh ke atas tempat tidur dan Qia yang jatuh ke atas tubuh Kenan. Bagtaikan di sebuah drama-drama dimana tokoh wanita terjatuh di atas tubuh si tokoh utama. Qia dan Kenan pun saling berpandangan dengan tatapann yang tidak tahu apa itu.
TBC…..
YO YO YO… WEHEHEHE… GIMANA GUYS… PART INI. MASIH SELOW YA TANPA KONFLIK YANG BERARTI. WEHEHEHE…