Langkah Penindakan 2
Langkah Penindakan 2
"Aku akan menyampaikan itu pada Arlita, bahkan akan aku culik dia untuk menjadi pengantinmu, jika dia masih mengundur waktu untuk kau nikahi." Jawab Ronald lalu memeluk tubuh Arka bergantian dengan Rey, Matt dan Tuan Handoko.
"Kamu harus berhati-hati, Nak Arka." Ucap Tuan Handoko pada Arka.
"Tentu saja, Om."
"Hubungi aku jika kau membutuhkan aku." Ucap Matt.
"Tentu, kau bahkan sudah menghubungi Scot untuk ikut membantu menyelesaikan misiku." Jawab Arka pada Matt.
"Kami berangkat dulu, bang. Kau hati-hati disini. Kami menunggu kepulanganmu dengan selamat." Pamit Rey.
Kemudian mereka masuk ke pesawat yang akan membawa mereka pulang ke negaranya, Magueri yang telah merubah dirinya menjadi Samuel ikut pulang bersama dengan mereka, demi keselamatannya.
Setelah rombongan keluarganya pulang, kini Arka dan Brandon bersiap untuk berangkat ke kota yang menjadi incaran para pemberontak itu.
Di rumahnya, Rena tersenyum senang saat mendengar kabar kepulangan suami dan keluarganya. Begitu juga dengan Molly dan Tuan Gordon.
"Semoga mereka sampai dengan selamat tanpa kendala apapun selama diperjalanan."
"Amiin." Ucap Molly dan Tuan Gordon.
Ramond berlari menghambur ke pangkuan kakeknya.
"Apa ayah akan pulang, Opa?" Tanya Ramond pada Tuan Gordon.
"Tidak sayang, ayah masih ada tugas disana. Tapi Daddy nya Ramond akan pulang."
'Apa ayah akan menangkap penjahat juga disana, Opa?" Tanya Ramond.
"Ya, ayah akan menagkap penjahat juga disana."
"Ayah sangat hebat."
"Apa Ramond ingin seperti ayah?" Tanya Rena pada Ramond.
Lalu Ramond mengangguk mantap, "Kau harus jadi laki-laki yang baik jika ingin seperti ayah." Ucap Rena sambil membelai rambut Ramond.
"Aku akan menjadi anak yang baik, mommy."
"Ramond, kenapa kamu tidak tinggal bersama mama Molly dan Papa saja? Mama akan senang jika kau tinggal bersama mama dan papa serta Opa." Kata Molly membujuk Ramond.
"Ramond ingin menemani mama. Nanti kalau libur, Ramond akan mengunjungi Mama Molly dan Papa. Bagaimana?" Jawab Ramond.
"Anak yang pintar." Ucap Molly.
"Mommy, apa besok mommy akan sekolah lagi? Seperti tadi?" Tanya Ramond pada Rena.
"Ehm…tidak, kenapa?"
"Aku ingin mengajak Mama Molly dan Papa jalan-jalan, tapi sama mommy dan Opa juga." Kata Ramond dengan semangat.
"Oke."
Tiba-tiba pintu apartemen terbuka, lalu muncul sesosok Artlita dari balik pintu.
"Assalamualaikum." Sapa Arlita.
"Waalaikumsalam, mama." Ramond langsung turun dari pangkuan Opa nya lalu menghambur memeluk mamanya.
"Mama kok sudah pulang?" Tanya Ramond.
"Mama harus bersiap menyusul ayah, baru saja mama ditelpon atasan untuk berangkat ke negara C nanti sore."
"Jadi kamu ga bisa jemput Ronald dan ayah?" Tanya Rena.
"Maaf kan aku Rena, aku tak bisa, aku harus bersiap dari sekarang lalu berangkat ke kantor lagi, karena ada pembelakan sebelum berangkat ke nagra C."
"Baiklah aku mengerti, kamu harus berhati-hati disana." Ucap Rena.
"Dua hari lagi kami juga akan pulang kenagra C."
"Tidak, kamu dan Matt sementara tinggalah disini, aku mohon jagalah Ramond untukku." Ucap Arlita pada Molly.
"Pasti aku kan menjaganya dia juga anakku." Ucap Molly.
"Ayo sekarang kita makan dulu bersama-sama." Ucap Rena yang sudah berdiri di sisi meja makan.
"Humaira ga makan bareng dengan kita?" Tanya Molly.
"Kak Humaira pulangnya nanti sore, karena ada miting dengan pejabat tinggi rumah sakit katanya."Ucap Rena.
"Oke kalau begitu mari kita makan." Ujar Molly.
Dinegara C, Arka berjalan menyusuri koridor kantor pusat Interpol karena baru saja dia mendapat pesan Dari Arlita jika dia akan ikut bertugas dinegara tersebut. Ada kekhawatiran sekaligus kebahagiaan yang dirasakan oleh Arka jika mengingat wanita pujaannya itu.
"Arka!" Panggil Brandon dari arah belakang.
"Ya, bagaimana?" Tanya Arka.
"Aku sudah mendapatkan lokasi markas mereka."
"Oke, ayo kita lihat dimana mereka bersembunyi, kita akan serang mereka sebelum kita di serang." Ujar Arka, Brandon tersenyum lalu mengangguk setuju.
Mereka masuk ke sebuah ruang pertemuan tapi sebelum mereka menjangkau temoat itu, terdengar suara tembakan bertubi-tubi. Lalu diikuto oleh sirine bahaya yang berbunyi nyaring.
"Kita diserang!!" Suara dalam pengeras suara menginterupsi mereka semua.
Dengan cekatan Arka menarik pistol yang terselip dip aha kanan dan kirinya, lalu berlari mengikuti langkah Brandon.
DOR
DOR
DOR
Bunyi tembakan melengking di segala penjuru saling sahut, Arka dan Brandon dengan cekatan membals tembakan yang mengarah pada mereka namun dapat mereka hindari.
"Brandon Awas!!!" Ucap Arka, langsung mengarahkan tembakannya kearah Brandon yang sedang menunduk.
DOR
DOR
Dua tembakan tepat sasaran mengebaik para penyusup yang berada di belakang Brandon.
"Terimakasih Arka." Ucap Brandon lalu berlari menyusuri lorong untuk menghalau para musuh agar tidak masuk merangsek ke dalam gedung.
"Sial. Jumlah mereka sangat banyak." Ucap Brandon.
"Kita harusmengamankan ruang arsip." Kata Arka.
"Baiklah, kau berlari ke gedung sebrang aku akan melindungimu." Ucap Brandon.
"Oke."
Arka berlari menuju ke gedung arsip diikuti Brandon yang juga menghalau tembakan yang mengarah pada mereka dari arah belakang, sedangkan Arka menghalau tembakan dari arah depan.
Tak berapa lama, mereka telah sampai di gedung arsip. Terlihat beberapa petugas kepolisan sedang membereskan seluruh arsip penting dan memasukkannya ke dalam tempat kusus.
"Kita haruskeluar dari gedung ini, arsip ini tidak boleh jatuh ke tangan mereka." Ucap Brandon.
"Baik." Semua polisi yang bekerja dibidang kearsipan bersiap-siap untuk pergi keluar dari gedung dengan membawa arsip penting di gendongan mereka.
"Ayo cepat, mereka sangat banyak kita tak mungkin bertahan disini." Ucap Arka.
"Ayo." Ucap mereka serempak. Lalu bersama-sama mereka meninggalkan gedung arsip dengan menyusuri lorong kantor, tembakan bertubi-tubi masih berdentum dengan hebat, semua polisi bagian arsip pun tak kalah sigap memberikan tembakan balasan pada penyusup yang masuk ke kantor mereka.
"Arka kau memimpin didepan." Ucap Brandon.
"Oke." Arka berlari kedepan, lalu mencari jalan dn menghalau musuh dari arah depan. Setelah dipastikan aman, mereka keluar dari gedung melalui pintu belakang, namun sayang salah satu polisi bagian arsip tertembak, lalu dengan sigap Arka memapah prajurit yang terluka itu sambil tangannya memberikan tembakan ke kanan kiri dan kedepan.
JUmlah mereka sangat banyak, dibandingkan pasukan pengaman yang sedang berada di kantor Interpol.
Arka melihat mobil dinas mereka, lalu satu persatu mereka masuk ke dalam mobil itu, tapi..
DOR!!
"Akh..!" Teriak Brandon.
Arka langsung membalastembakan tersebut dan menyeret Brandon menuju ke mobil yang akan mereka tumpangi.
Dibantu anggota yang lain akhirnya mereka dapat masuk ke dalam mobil dan melaju pergi keluar dari area kantor Interpol. Dan sebelum itu, bagian arsip menekan satu tombol yang mematikan. Dalam waktu sekejap saja, kantor Interpol itu luluh lantak tak bersisa. Itu lah cara mereka mempertahankan kantor mereka yang penuh dengan arsip rahasia.