Penyelidikan
Penyelidikan
Arka menemui Brandon perihal kecurigaan mereka tentang kecelakaan pesawat yang baru saja mereka evakuasi.
"Ada apa pak Arka?" Tanya Brandon pada Arka yang mengajaknya duduk di dekat lapangan sambil meminum kopi panas untuk menghangatkan tubuh mereka.
"Ada yang aneh dari kasus kecelakaan pesawat ini." Ujar Arka lalu menoleh pada Brandon yang mengerutkan kedua alisnya.
"Maksud mu apa, Pak Arka?" Tanya Brandon meminta kejelasan pada Arka.
"Begini Komandan, pesawat dari negara C, bukannya sudah di lengkapi dengan alat penangkap cuaca buruk otomatis harusnya pilot tahu jika aka nada cuaca buruk yang akan terjadi, lalu untuk kerusakan mesin itu juga mustahil karena perusahaan pengelola pesawat tersebut merupakan perusahaan yang sangat berkompeten dan memang mereka selalu melakukan peremajaan pesawat yang mereka miliki dengan pengecekan peralatan demi keamanan penumpang, saya curiga ada yang mensabotase pesawat tersebut. Ada yang menginginkan seseorang lenyap." Ucap Arka panjang lebar.
"Anda benar Pak Arka, saya juga curiga tapi karena saya pikir itu hanya pemikiran saya saja, jadi saya mencoba mengalihkannya, tapi ternyata anda memiliki pemikiran yang sama dengan apa yang saya pikirkan saat ini."
"Lalu bagaimana sekarang?" Tanya Arka pada Brandon.
"Saya akan menyampaikan hal ini ke pusat, agar kita dapat menentukan langkah selanjutnya." Jawab Brandon.
"Baiklah, anda harus segera melakukan itu, apa anda mencurigai seseorang yang mungkin sengaja mereka lenyapkan?" Tanya Arka.
"Maguire."
"Kenapa?" Tanya Arka mencoba mencari tahu kenapa Brandon juga memiliki pemikiran yang sama tentang Maguire.
"Dia mantan teroris yang mendapat pengampunan dari negara dan kini Ia menjadi warga sipil biasa. Tapi saya berpikir jika ada seseorang yang menaruh dendam padanya, atau karena Maguire mengetahui sesuatu, sebuah rahasia mungkin."
Arka memikirkan apa yang dikatakan Brandon, lalu kembali menoleh pada Brandon yang sedang menyesap kopi panasnya.
"Dimana Maguire sekarang, kita harus menanyakan tentang hal ini secara langsung padanya." Tukas Arka, lalu Brandon mengangguk seraya menatap pada Arka.
"Baiklah, mari kita temui Maguire." Ajak Brandon.
Arka mengangguk lalu mengikuti langkah Brandon, mereka berjalan bersisian ke sebuah ruangan yang dijadikan tempat untuk istirahat bagi semua korban jatuh nya pesawat.
Tak perlu berjalan jauh, karena nyatanya ruangan Maguire memang hanya terpisah beberapa ruangan saja dengan lapangan.
"Itu Maguire disana." Ucap Brandon sambil menunjuk Maguire menggunakan dagunya.
"Ayo kita temui dia." Arka dan Brandon langsung masuk ke ruangan itu lalu mengajak Maguire duduk di sofa sudut riuangan.
Maguire sudah menebak pasti mereka sudah mencurigai sesuatu perihal jatuhnya pesawat yang Ia tumpangi, dan Ia berjanji untuk mengungkapkan segala yang Ia tahu.
"Ada apa Pak?" Tanya Maguire sambil menatap Arka dan Brandon secara bergantian.
"Ada yang ingin kami tanyakan padamu." Kata Brandon, lalu Maguire mengangguk.
"Apa yang kamu ketahui tentang pemberontakan yang dilakukan mantan rekan-rekanmu, kami berpikir kecelakaan ini mereka tujukan untuk melenyapkanmu." Terang Brandon pada Maguire.
Maguire menatap Arka dan Brandon secara bergantian, lalu Ia mengeluarkan sesuatu dari dala dompetnya.
"mereka ingin membunuh saya, karena tak mampu mendapatkan ini dari saya." Ucap Maguire setelah meletakkan cip ke atas meja.
Arka dan Brandon saling pandang, lalu pandangan mereka tertuju pada sebuah cip yang terletak diatas meja. Arka mengambil cip itu, lalu memberikannya pada Brandon.
"Boleh kami membukanya?" Tanya Brandon.
"Silahkan, aku tak ingin berbuat kejahatan lagi, aku tahu mengikuti teroris itu adalah sesuatu yang salah. Aku akan akhiri segalanya, dan aku rasa aku memberikan cip ini pada orang yang tepat." Jawab Maguire.
"Aku akan mengambil laptop." Ucap Arka lalu melangkahkan kakinya ke kamar yang digunakan untuk dia dan Rey beristirahat.
"Kau mengambil begitu banyak resiko, bukan hanya untuk dirimu, tapi juga untuk perusahaan yang mempekerjakanmu, jika mereka tahu kau masih hidup, aku yakin mereka akan mencarimu dimanapun itu." Ucap Brandon pada Maguire yang menunduk.
"Ya, aku sangat tahu tentang hal itu, bahkan mereka pasti tak segan-segan untuk menghancurkan perusahaan tempatku bekerja demi melenyapkanku." Ucap Maguire.
"Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?" Tanya Brandon.
"Aku tidak tahu." Jawab Maguire putus asa.
"Aku akan membantumu, aku akan membuat laporan palsu tentang kematianmu, agar kau tak lagi di ganggu dan di incar oleh mereka, lalu gantilah identitasmu, sebelum meninggalkan negara ini." Ucap Brandon.
"Itu tidak mungkin saya lakukan Pak, karena saya harus kembali bekerja di perusahaan milik Tuan Handoko, hanya itu penopang saya hidup."
"Justru ini adalah cara untuk dirimu tetap hidup Maguire." Ucap Arka yang baru saja datang sambil membawa laptop di tangannya.
"Bagaimana mungkin, Pak?" Tanya Brandon.
"Kami akan melindungimu, menurutlah pada kami." Ucap Arka pada Maguire, lalu mulai membuka laptopnya yang ia letakkan di atas meja.
Arka memasukkan cip itu ke dalam alat kusus, sehingga computer dapat mendeteksi apa isi di dalam cip itu.
"Bahasa apa ini? Aku tak mengerti." Kata Arka lalu menatap Maguire dan Brandon.
"Itu bahasa pemrograman kusus." Jawab Maguire.
"Baiklah aku akan memanggil Rey sebentar." Tandas Arka lalu mengetikkan pesan pada Rey untuk menemuinya di ruangan itu.
"Apa Rey mengerti tentang itu?" Tanya Brandon.
"Kita lihat saja." Jawab Rey lalu tak lama orang yang baru mereka bicarakan datang bergabung bersama mereka.
"Ada Apa, bang?" Tanya Rey lalu Arka menyuruh Rey mendekat ke arahnya.
"Kau mengerti tentang ini?" Ucap Arka lalu mengarahkan layar laptopnya pada Rey yang berdiri melihat layar laptop kakak iparnya itu.
"Itu sebuah Algoritma." Ucap Rey.
"Itu sandi dengan menggunakan algoritma, ini yang diincar dariku." Ucap Maguire.
"Harusnya kamu tahu apa isinya." Ucap Rey pada Maguire.
"Aku tak mengerti tapi aku yakin itu sesuatu hal yang penting."
"Coba aku lihat." Kata Rey lalu duduk dilantai dan mengotak atik laptop Arka.
Tiga orang disampingnya melihat bagaimana tangan Rey dengan terampil mengetikkan sandi-sandi yang tak mereka pahami. Hingga sebuah tampilan muncul di layar itu berupa sebuah peta dan kata-kata berbentuk sandi.
"Itu hasilnya." Ucap Rey.
"Kau sangat pandai Tuan." Ucap Maguire.
"Tapi aku tak mengerti sandi itu. Itu bukan sandi pemrograman, tapi sebuah sandi yang sengaja mereka buat untuk kelompok mereka." Ucap Rey menerangkan.
"Aku tahu itu." Ucap Maguire.
"Apa?"
"Mereka akan meledakkan daerah yang bertanda itu." UCap Maguire yang membuat Arka dan Brandon terbelalak kaget.