aku, kamu, and sex

Penyelamatan 3



Penyelamatan 3

Hampir semalaman mereka tidak tidur karena badai yang terus menghajar mereka tanpa ampun. Namun seperti pepatah yang mengatakan bahwa setelah badai akan terbit pelangi. Itu juga yang terjadi pada mereka.     

Pagi hari matahari mulai bersinar walau tak mengurangi jumlah salju yang menutupi bangkai pesawat yang mereka tempati.     

Dengan mengerahkan seluruh tenaga, mereka bergotong royong untuk membuka celah agar mereka bisa keluar dari tumpukan salju.     

Setelah beberapa menit mereka bersusah payah, akhirnya mereka dapat keluar dan menghirup udara segar. Mereka duduk berjajar diatas bangkai pesawat yang tertutup salju.     

Ronald membuka alat pendeteksi lokasi yang ia bawa lalu berusaha mengirimkannya pada Rey, namun sambungannya selalu gagal. Ia khawatir jika Rey tak dapat mengetahui lokasi mereka berada saat ini.     

Sedangkan Rey dan Arka serta beberapa tim keamanan internasional serta TIM SAR dari negara C dan M mulai mengecek segala keperluan mereka.     

"Semua sudah siap, ayo berangkat." Ucap Brandon pada Rey dan Raka.     

"Ayo. Rey kamu naik helicopter pertama. Aku akan naik ke helicopter yang kedua. Dan Brandon naik ke helicopter ketiga." Ucapnya.     

"Oke. Siap." Jawab Rey dan Brandon secara bersamaan.     

Setelah itu mereka langsung berangkat ke titik lokasi yang sudah Rey ketahui walaupun Ronald tak bisa mengirimkan lokasi tepatnya mereka berada saat ini.     

"Mereka berada dibalik bukit itu." Ucap Rey pada pilot helicopter yang langsung mendapatkan anggukan oleh sang pilot.     

Heli yang dinaiki oleh Arka menyusul dibelakang heli yang dinaiki oleh Rey. Ketiga helicopter itu terbang menyusri pegunungan bersalju yang tebal. Cukup aman karena cuaca pada pagi itu cukup cerah.     

Hampir lima belas menit mereka mengudara akhirnya Rey tersenyum, saat melihat lambaian tangan Ronald dan para penumpang yang lain.     

"Itu mereka." Ucap Rey dan helicopter itu segera turun dan melakukan pendaratan.     

Rey turun dari pesawat langsung berlari menghambur kepelukan sang ayah.     

"Ayah baik-baik saja kan? Ayah tidak terluka?" Kata Rey sambil meneliti seluruh tubuh ayah tercintanya.     

"Ayah baik-baik saja, kamu jangan khawatir. Oya ini Selena." Ucap sang ayah memperkenalkan istrinya pada Rey.     

"Hai Selena, aku Rey."     

"Assalamualaikum, Rey."     

"Eh."     

"Dia muslim, apa kamu tak melihat jilbab yang ia pakai? Atau kau pikir ayahmu menikah dengan seseorang yang lain agama?"     

"Maaf ayah. Waalaikumsalam Selena. Maafkan aku." Ucap Rey kikuk.     

"Taka pa Rey." Ucap Selena sambil tersenyum.     

Arka dan Brandon menyusul dibelakang Rey setelah menyuruh seluruh penumpang masuk ke dalam kedua helicopter yang di naiki oleh Arka dan Brandon.     

"Assalamualaikum, Om." Sapa Arka.     

"Waalaikumsalam, Arka. Apa kabar?"     

"Alhamdulilah sehat om, syukurlah om baik-baik saja."     

"Terimakasih atas bantuanmu." Ucap Handoko pada Arka.     

"Sama-sama Om, ayo kita pulang om, satu jam lagi diperkirakan aka nada badai salju susulan, kita harus vepat meninggalkan gunung ini." Ujar Arka, dan diangguki oleh seluruh orang disana.     

"Bagaimana pesawat itu bisa terjatuh?" Tanya Matt tiba-tiba setelah mereka berada di dalam helicopter.     

"Ada kerusakan mesin dan cuaca buruk sepertinya." Ucap Selena.     

"Benarkah?" Ujar Matt menyangsikan yang diucapkan adiknya.     

"Ya, apa ada yang salah?" Tanya Selena yang sudah hafal dengan sifat kakaknya itu.     

"Ada yang salah mungkin. Karena setahuku, pesawat yang dimiliki oleh maskapai yang kalian naiki itu sangat terawatt, dan juga pesawat di daerah ini sudah terdesain dengan cuaca."     

Seketika Rey, Arka dan Ronald menoleh pada Matt yang sedang menatap lurus kedepan sambil mengerutkan dahi.     

"Apa ada yang tidak beres?" Tanya Rey.     

"Sepertinya, kita harusmembuat tim investigasi mandiri, supaya tahu apa sebab yang pasti kejadian kecelakaan pesawat itu." Ujar Matt.     

"Lalu jika ini adalah sebuah rencana seseorang atau pihak lain, apa di dalam pesawat itu ada yang mereka incar?"     

"Itu yang haruskita cari tahu." Ujar Arka.     

"Apa ayah selama disana pernah mendapatkan ganguan?" Tanya Ronald.     

Tuan Handoko menarik nafas panjang, lalu menoleh pada Selena. "Ya, beberapa kali rumah kami di datangi oleh tentara yang tidak kami kenal, karena kami dengan misi sosial di negara tersebut jadi kami acuhkan saja. Dan tak pernah ada peristiwa yang fatal menurutku." Ucap Tuan Handoko yang diangguki oleh Selena.     

"Kalau begitu, siapa yang mereka incar?" Kata Matt.     

"Atau apa yang mereka incar?" Kata Rey.     

"Benar sekali, siapa tahu mereka bukan mengincar siapa tapi apa." Ucap Ronald.     

"Arka kamu harus segera menyelidiki ini bersama Brandon." Kata Ronald.     

"Benar, aku akan membentuk tim untuk mengusut kasus ini. Aku akan mengajukan pembukaan kasus tentang masalah ini setelah menemukan bukti ketidak beresan kecelakaan pesawat yang kalian naiki." Ucap Arka.     

"Coba kamu Tanya orang bernama Maguire, dia salah satu penumpang yang selamat, dia juga berasal dari negara M, siapa tahu dia mengetahui sesuatu." Ucap Selena.     

Lalu Arka mengeluarkan ponselnya, dan mengotak-atik benda itu selama beberapa detik lalu memberikan posel itu pada Selena.     

"Apa dia orang ini?" Tanya Arka pada Selena.     

Selena meraih ponsel Arka dan melihat dengan seksama wajah yang ada di layar ponsel, lalu berganti menatap Handoko dan juga Ronald.     

Pada akhirnya Selena mengangguk, lalu helaan nafas yang menjadi jawaban kebingungan selena.     

"Siapa dia?" Tanya Selena.     

"Dia adalah mantan teroris yang kabur dari koloninya, maka dari itu dia pergi dari negara M, dan sedang dicari oleh pihak internasional untuk dimintai keterangan. Tapi dia sulit sekali terlacak."     

"Dia bilang dia bekerja di perusahaan Hans Manufacturing." Jawab Selena.     

"Bukankah itu perusahaan milik Om?" Tanya Arka sambil menoleh pada Handoko yang hanya diem sejak tadi.     

"Ya, itu perusahaan milikku, dan pantas saja dia dicari karena memang dia sangat ahli, bahkan kemarin dia yang membantu Selena mengirimkan titik lokasi pada Rey."     

"Pasti dia membawa sesuatu yang penting milik teroris itu." Ucap Ronald.     

"kau benar, aku yakin dia menyembunyikan sesuatu."     

"Kau bisa menemui nanti, saat kita turun dari pesawat. Sebaiknya kau menghubungi Brandon." Tutur Rey. Lalu Arka mengirimkan pesan pada Brandon agar menahan Maguire.     

"Aku tak menyangka pria baik seperti dia mantan anggota teroris."     

"Ya, dia memang mantan anggota teroris yang memberontak pemerintah negara M, lalu akhirnya Ia menyadari kesalahannya dan melarikan diri dari negara M bersama keluarganya." Tandas Arka.     

"Tapi kemarin dia bilang jika Ia pulang ke negara M karena rindu pada ibunya yang sedang sakit."     

"Ibunya bahkan sudah meninggal."     

"APA??!!" selena berteriak tak percaya dengan yang disampaikan oleh Arka.     

"Berarti selama ini Ia berbohong pada kita, tapi jika memang ibunya telah meninggal, lalu apa alasan bagi dirinya pulang ke negara M, jika Ia masih ada dalam daftar pencarian orang." Ujar Selena.     

"Itu yang belum aku tahu, dan harus aku cari tahu." Jawab Arka sambil melirik Selena sekilas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.