aku, kamu, and sex

Penyelamatan 2



Penyelamatan 2

"Baik. Bantu mereka dengan segenap kemampuan kalian." Ucap Danil di ujung telepon.     

"Bagaimana, sayang?" Tanya Jelita yang berdiri dengan wajah penuh ke khawatiran.     

Danil membelai kepala sang istri dengan penuh sayang. "Mareka tidak apa-apa, ditambah Brandon ada di sana, aku yakin Ia akan membantu Arka dan Rey dalam proses evakuasi para penumpang dan tentunya ayah dan juga Selena."     

"Syukurlah kalau begitu. Titik mereka bergeser, aku yakin ada sesuatu yang terjadi."     

"Ada badai slju yang menghantam mereka."     

"Lalu bagaimana kondisi mereka sekarang?" Tanya Jelita tambah cemas.     

"Untuk lebih pastinya aku juga tidak tahu, semoga esok hari cuaca membaik, sehingga mereka dapat melanjutkan proses evakuasi." Jawab Danil lalu memeluk Jelita dengan sayang.     

"Semoga mereka baik-baik saja ya sayang." Ucap Jelita bersandar di dada Danil.     

"Semua akan baik-baik saja. Percaya padaku." Ucap Danil.     

"Kau bahkan boleh menatap layar laptopmu, jika itu bisa mengurangi kekhawatiranmu." Danil mengecup kening istrinya, lalu menyatukan kening mereka.     

"Aku mencintaimu, akan aku lakukan apapun asal kau bahagia, aku paling tak menyukai jika kau bersedih seperti ini."     

"Bagaimana aku tidak bersedih, jika anggota keluarga dalam bahaya."     

Danil kembali memeluk Jelita, lalu berucap, "Mereka masih dalam jangkauan kita, kita hanya harus terus berdoa agar Allah menjaga mereka."     

"Ya. Kau benar." Ucap Jelita lalu menunduk dalam.     

Danil membimbing istrinya untuk duduk di sofa ruang kerjanya, lalu Ia sendiri mengambil laptop yang sering di gunakan Jelita untuk melaksanakan aksi digitalnya.     

"Bagaimana jika Brandon memberitahu siapa dirimu pada Rey dan Arka?" Ucap Jelita.     

"Tidak akan mungkin, Brandon sangat terlatih, dia lebih mati dari pada harus membocorkan sebuah rahasia." Ujar Danil lalu ikut duduk di samping Jelita yang kembali menatap layar laptopnya.     

"Bisakah aku menyebutmu sebagai laki-laki misterius?"     

"Tidak. Karena aku tak pernah menyimpan satu misteripun pada istriku." Jawabnya sambil membelai rambut panjang istrinya.     

"Itu sekarang, dulu? Itupun aku tahu karena aku berhasil meretas file rahasiamu. Bukan karena kau ingin menceritakannya sendiri."     

"Baiklah, maafkan aku. Bukannya aku tak mau menceritakan hal itu padamu, tapi aku tak mau membuatmu khawatir."     

"Sulit dipercaya, jika aku menikahi Ironman." Ujar Jelita lalu menarik nafas panjang sambil menatap sang suami.     

Danil terkekeh, banyak kisah hidupnya yang tak diketahui oleh orang lain walau itu seorang Ronald sekalipun. Seperti halnya Ronald yang ingin mencari siapa pelaku penculikannya begitu juga Danil yang ingin mencari siapa dalang dari penculikan sahabat kecilnya. Tapi mereka melalui jalan yang berbeda, Ronald memilih melibatkan diri dengan gang mafia sedangkan Danil membentuk sebuah kantor keamanan yang bekerja sama dengan pemerintah luar dan dalam negeri bagian keamanan. Bahkan Danil memiliki peran yang sangat penting dalam lembaga keamanan dunia, hanya saja identitasnya dirahasiakan.     

"Maafkan aku sayang." Ucap Danil.     

"Kenapa kamu minta maaf? Kamu tidak salah, justru sebenarnya aku bangga padamu, kau laki-laki yang hebat, dan bijaksana."     

"Benarkah?"     

"Tentu saja, kau berlagak seperti orang yang tak tahu apa-apa dalam urusan keamanan walau sebetulnya kaulah yang paling tahu tentang hal itu, pantas saja kau begitu santai saat Ronald akan menyalamatkan Regan, pasalnya jika mereka gagal kau siap menurunkan skuadron tempurmu."     

Danil tertawa, memang istrinya ini bukanlah wanita biasa, tubuhnya memang mungil tapi otaknya sangat luar biasa cerdas. Bahkan file yang ia jaga dengan tingkat keamanan yang berlapis tetap bisa di terobos olehnya.     

"Kau selalu tahu apa yang aku pikirkan sayang." Ucap Danil lalu ikut menatap laptop yang di pegang istrinya.     

"Sepertinya Ronald dari tadi tak henti bergerak, pasti ada yang terjadi." Ujar Danil.     

"Sepertinya ada yang terluka." Jawab jelita.     

"Semoga bukan ayah, ataupun Selena."     

"Ya, semoga saja. Sinyal milik Matt melemah, itu artinya suhu tubuh Matt menurun. Itu sebabnya yang sedari tadi bergerak adalah Ronald, aku yakin Matt sedang menghangatkan tubuhnya."     

"kau benar, semoga mereka sanggup bertahan. Pegunungan itu sangat mengerikan, aku pernah beberapa kali mendakinya dengan TIM keamanan dari negara C dan R untuk latihan, medannya sangat sulit dan salju disana tak kan pernah mencair walau ada sinar matahari."     

"Mengerikan sekali."     

"Itu benar, bebatuan disana juga sangat licin, suhu yang selalu berubah-ubah itu akan menyulitkan mereka sebenarnya, untung saja mereka masih bisa bertahan di dalam bangkai pesawat kalau tidak mereka pasti sudah membeku."     

"Bagaimana Ronald bisa tak mengetahui jika kau masuk dalam pasukan keamanan?" Tanya jelita sambil menatap pada suaminya yang sedang menatap layar laptop.     

Danil menoleh pada istrinya, mata mereka bertemu. "Aku kuliah di luar negeri dan Ronald tak mengetahui dengan persis apa saja yang aku lakukan selama kuliah."     

Jelita mengangguk-angguk kan kepala, "Oh begitu, pantas saja."     

"Berarti kau juga tahu bisnis ilegal yang dilakukan oleh Ronald?"     

"Ilegal di negara kita, tapi legal dibeberapa negara. Aku tahu semua."     

"Dan kau diam saja."     

"Ronald melakukan itu ada maksud tertentu, lagipula Ronald tidak melakukan sesuatu yang melanggar hukum dalam bisnisnya, dia hanya bisnis perakitan senjata. Dan senjatanya sering dipesan oleh pasukan elit dibeberapa negara, Karena kualitasnya yang sangat luar biasa."     

"Lalu bagaimana dengan Rena? Apa kau sebenarnya juga telah mengetahui tentang ini sejak lama?"     

Danil terdiam sesaat, menatap manic mata indah istrinya yang meneduhkan hati dan jiwanya. Menyelam jauh kedasar hati hingga ia menemukan sebuah ari bahagia yang sesungguhnya.     

"Ya, aku sudah tahu tentang Rena, begitu juga Rena. Hanya saja Ia memilih untuk hidup seperti itu adanya sampai ayah akan menemukannya. Dan apa yang Ia rencanakan berjalan mulustanpa kendala, tapi aku sungguh tak tahu kapan Ronald dan Rena saling mengenal, itu diluar pengawasanku." Danil menjelaskan.     

"Aku kira itu juga rencanamu, atau sebenarnya itu adalah rencana Rena, agar Ronald sembuh dan mampu melupakanmu dan juga aku?" Kata Jelita sambil berpikir.     

"Aku justru tak berpikir sejauh itu sayang. Mungkin apa yang kamu katakana itu benar, tapi aku sungguh tak mengetahui kapan mereka berkenalan dan akhirnya menjadi dekat."     

"Mungkin itu juga sebabnya Rena meminta untuk menikah dengan Ronald sesegera mungkin, aku tahu dia mempunyai kecerdasan dan kedewasaan jauh melampaui usianya."     

"Aku percaya tentang hal itu, tapi aku yakin mereka benar-benar saling mencintai."     

"Kalau itu aku tak meragukannya, aku tahu Ronald sangat mencintai Rena, dan begitu juga Rena sangat mencintai Ronald. Mereka pasangan bucin."     

Danil dan Jelita tertawa, lalu kembali menatap layar laptopnya. Jelita mulai mengerakkan jemarinya untuk mencoba menghubungkan dengan satelit agar bisa menangkap bayangan Ronald lebih jelas. Danil ikut membantu memberikan kode akses keamanan agar sang istri dapat tersambung pada satelit luar angkasa tanpa diketahui oleh sistem keamanan dunia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.