aku, kamu, and sex

Kepulangan 2



Kepulangan 2

Hampir satu minggu Ramond berada di rumah sakit, dan kini akhirnya Ia diperbolehkan untuk pulang oleh dokter.     

"Jadi Ramond pulang kemana?" Tanya Matt karena Ia tahu, selama ini Ramond selalu berpindah tempat tinggal sesuai dengan keinginannya.     

Terkadang Ramond tinggal bersama Arlita namun terkadang Ia menghabiskan waktu berhari-hari di rumah Ronald dan Rena, atau kadang Ia menginap di rumah Rey dan Humaira karena Rey juga sering rindu dengan Ramond. Dan jika musim libur tiba Ia akan menyusul Oma dan Opanya yang sedang membangun Villa.     

"Ramond, kita pulang ke apartemen ya." Bujuk Arlita pada Ramond.     

"Lalu papa?" Tanya Ramond.     

"Kalau Ramond tinggal di apartemen, maka biar papa dan tante Molly tinggal di apartemen Daddy, jadi kalian tetap bisa berdekatan."     

"Bolehkah Dad?" Tanya Ramond, dia sungguh tahu, Daddynya ini adalah orang yang tidak suka jika tempat tinggalnya di tempati oleh orang lain kecuali dirinya dan mommy kecil, tapi kini sang Daddy mengijinkan apartemennya di tempati oleh keluarga papanya, Ramond sungguh bahagia, itu artinya Daddynya memang sangat menyayangi dirinya.     

"tentu saja boleh, yang penting anak Daddy bahagia, dan menjadi anak yang sholih." Ujar Ronald pada Ramond.     

"Mommy kecil?" Ramond menatap Rena.     

"Tinggallah disana bersama Papa dan mama Molly, sayang."     

"Terimakasih Mommy kecil."     

Rena mengangguk, " Ya sudah ayo kita bersiap untuk pulang." Ajak Rena.     

Tuan Gordon, Molly, Arka dan Humaira telah membuat kejutan di apartemen Arlita untuk menyambut kepulangan Ramond dari rumah sakit.     

"jam berapa mereka akan sampai, Arka?" Tanya Molly.     

"Mungkin sekitar satu jam lagi, apa waktunya cukup untuk kita menyelesaikan ini?" Tanya Arka, sambil menunjukkan segala hiasan di atas lantai yang belum terpasang.     

"Tentu saja cukup." Jawab Humaira.     

"Baiklah, kalau begitu kau siapkan saja hidangannya Humaira, aku akan menyelesaikan ini bersama kakek." Ucap Arka pada sambil menoleh pada Tuan Gordon yang begitu bersemangat menyambut cucunya.     

"Ya, itu benar, kau jangan terlalu lelah Molly." Tegur Tuan Gordon pada Molly, karena melihat bagaimana Molly juga sangat antusias menyambut Ramond.     

"Iya, Dad. Daddy tenang saja, aku akan istirahat jika aku sudah merasakan lelah, yak an HUmaira."     

"tentu saja." Jawab Humaira sambil mengaduk adonan pancake kesukaan Ramond.     

Tak berapa lama bel apartemen berbunyi, Arka segera mengecek melalui layar monitor di samping pintu, ternyata Rey yang datang, segera Arka membuka pintu apartemen supaya Rey lekas masuk.     

"Assalamualaikum." Ucap Rey di ambang pintu saat pintu sudah terbuka.     

"Waalaikumsalam, katanya kamu ada mitingm aku kira sore baru bisa datang." Ucap Arka sambil berjabat tangan dengan Rey.     

"Ya, mitingnya sudah aku ajukan, karena aku tak ingin kehilangan moment memberi kejutan pada si anak jahil itu."     

Rey dan Arka terkekeh, mereka tahu betul, jika Ramond bisa berubah menjadi sangat Jahil ketika kegabutan melanda dirinya.     

"Aku pikir kau ingin balas dendam padanya."     

"Inginnya seperti itu, tapi aku jadi tidak tega jika melihat wajh imutnya yang sedang memelas." Rey memang menyayangi Ramond dari sebelum ia tahu jika Rmond adalah anak dari Arlita.     

"Kau benar, anak itu memang mengemaskan."     

"Aku ad aide, untuk mengurangi kejahilannya."     

ARka mengerutkan dahi sambil menatap adik iparnya ini. "Apa?"     

"Segera kau nikahi Arlita, dan buat dia hamil,aku yakin Ramond akan berubah menjadi anak yang sangat dewasa dan penyayang."     

"Itu yang aku inginkan."     

"Hallo, Om." Sapa Rey saat bertemu dengan Tuan Gordon yang sedang menaruh beberapa mainan dalam kotak besar.     

"Hallo Rey, kau pulang begitu cepat, apa kau senang dengan gaji buta?" Goda Tuan Gordon pada Rey.     

Rey terkekeh, "Ya, sekali-kali bos juga ingin merasakan gaji buta, Om." Jawab Rey dengan tertawa kecil.     

"Kau bos durjana." Ucap Arka.     

"Kakak Ipar, tega benar kau mengatai aku durjana." Protes Rey.     

"Itu kenyataannya, kau membuat asistenmu, banyak bekerja sedang kau sendiri enak-enak membolos." Ucap Arka sambil memasang beberapa balon di atas pintu kamar Ramond.     

"Itu sudah menjadi tugas mereka."     

"Paling tidak kau harus lebih perhatian jadi Bos." Saran Arka.     

"Ya, bang. Siap. Ngomong-ngomong dimana istriku, bang?" Tanya Rey pada Arka.     

"Coba lihat di dapur, sepertinya dia sedang memasak bersama Molly."     

"baiklah, aku akan mencarinya."     

Namun belum juga Rey beranjak. Humaira sudah muncul dari arah dapur sambil membawa the hangat untuk sang suami.     

"Assalamualaikum sayang." Sapa Humaira lalu menyerahkan the hangat pada Rey.     

"Waalaikumsalam, istirahatlah, aku ga mau kamu kelelahan." Ucap Rey setelah mengecup kening Humaira.     

"Nanti aku akan istirahat jika aku merasa lelah."     

"Baiklah, aku akan membantu Arka dan Om Gordon memasang ini, itu."Kata Rey sambil menunjuk beberapa hiasan di atas sofa.     

"Oke, sebentar lagi aku dan Molly juga selesai menyiapkan makanannya."     

"Baiklah, kamu dan molly harus jaga kondisi. Jangan sampai kelelahan." Kata Rey sambil mengelus perut Humaira yang mulai terasa menonjol.     

"Iya, aku balik ke dapur dulu." Ucap Humaira lalu mengambil gelas yang the yang telah habis diminum oleh suaminya.     

Hampir setengh jam mereka bergelut dengan berbagai hiasan serta kado yang mereka sengaja siapkan untuk Ramond, dan lima belas menit kemudian pintu apartemen kembali berbunyi, Arka sangat yakin itu pasti rombongan Ramond yang datang.     

Arka mematikan seluruh lampu di apartemen, lalu perlahan membuka pintu untuk Ramond.     

Ramond terheran, karena tak biasanya lampu apartemen mamanya ini tidak menyala, namun ia terus melangkah karena di ajak masuk oleh sang mama.     

"Kenapa gelap sekali, ya ma." Ujar Ramond. Dan tak lama kemudian….     

"KEJUTAN!!!!" Teriak semua orang yang berada di ruangan itu berbarengan dengan lampu apartemen yang menyala.     

Ramond tersenyum lebar, Ia langsung menghambur ke Arka, dan Tuan Gordon secara bergantian.     

"Terimakasih ayah, opa. Tante… dan… mama Molly." Untuk pertama kalinya Molly mendengar Ramond menyebutnya dengan sebutan mama.     

Molly menatap Matt yang mengangguk padanya, perlahan Molly mendekati Ramond dan menunduk untuk mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan tinggi tubuh Ramond.     

"Terimakasih, kau mau memanggilku mama." Ucap Molly lalu memeluk Ramond.     

"Karena kau juga mamaku, yang selalu menjaga papa dan calon adikku." Ucap Ramond lalu menyentuh perut Molly. Semua orang tersenyum melihat bagaimana Ramond kini lebih dewasa.     

"Ayo kita makan, mama dan tante Humaira sudah menyiapkan makanan kesukaan mu." Ucap Molly.     

"Benarkah?"     

"Ya, tentu saja."     

Akhirnya mereka menuju ke ruang makan yang telah di ubah menjadi ruang makan keluarga besar dengan jumlah kursi yang banyak. Saat mereka sedang asik menyantap makanan mereka. Ponsel Rey berbunyi, tanpa menunggu lama Rey mengangkat panggilan itu, karena Ia tahu itu bukan nomor dari negaranya.     

"Hallo." Sapa Rey.     

"Ya, Apa???!!!" Rey berdiri dengan wajah pucat dan dada berdebar. Ronald menebak pasti ada sesuatu yang serius yang sedang terjadi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.