aku, kamu, and sex

Kekecewaan Aura



Kekecewaan Aura

Episode baru guys…. Terimakasih Rela menunggu hingga kondisiku membaik.     

Menjalani hari-hari yang menyenangkan dan membahagiakan itu yang di inginkan oleh seorang Rena Zakariya, namun hal itu rupanya tak semudah yang ia sangka setelah bersuamikan Ronald, bisniman yang sukses dengan berbagai bisnis di dalam ataupun diluar negeri. Ditambah paras tampan yang dengan mudah memikat hati kaum hawa yanag melihatnya.     

Tak terkecuali seorang model yang beberapa hari lalu sering saja menganggu sang suami. Walau tak pernah sedikitpun sang suami menanggapi namun hal itu tak cukup membuat hati Rena tenang. Ingin sekali Rena mengatakan pada dunia bahwa dia adalah istri seorang Ronald Handoko, tapi dia juga harus ingat apa permintaan dia terhadap sang suami, yanitu untuk merahasiakan pernikahan mereka sampai dirinya lulus kuliah dan menjadi orang yang sukses dan layak bersanding di samping Ronald. Rena benar-benar ingin berjuang tanpa adanya embel-embel keluarga. Maka dia benar-benar harus memutar otak bagaimana cara Ia menjauhkan sang suami dari wanita genit yang sering dengan sengaja menganggunya.     

Hari ini Rena berada di kantor sang suami karena mereka telah berjanji untuk melihat tanah yang sudah Ronald beli dan akan di buat istana cinta mereka bersama anak-anak mereka.     

"Sayang, masih banyak kerjaannya?" Tanya Rena sudah mulai bosan menunggu Ronald yang sedang memeriksa berkas yang menumpuk di atas meja.     

"Sebentar lagi, kamu sudah bosan?" Tanya Ronald sambil melirik Rena yang merebahkan tubuhnya di atas sofa.     

Tapi belum sempat Ia menjawab, pintu ruangan Ronald di ketuk dari arah luar, Rena segera memperbaiki posisinya menjadi duduk dengan anggun dan sopan.     

"Maaf Tuan, Ada Nona Aura yang memaksa masuk untuk menemui Tuan." Kata Sang sekertaris dengan wajah pucat karena tau Ronald akan marah jika ada seorang wanita selain istrinya yang diijinkan masuk ke kantornya. Menemui klien perempuan saja Ia sengaja lakukan di ruang miting yang penuh dengan CCTV dan berdinding kaca transparan, karena tak ingin menimbulkan kecurigaan pada siapapun yang akan berakibat pada rumah tangganya.     

"Suruh dia masuk." Ronald dan sang sekertaris menatap Rena, yang dengan tegas memberi perintah pada sekertaris Ronald untuk menyuruh Aura masuk.     

"Sayang?" Tegur Ronald tak mengerti dengan sikap Rena, padahal Ia tahu jika Aura sengaja mencari kesem[patan untuk mendekatinya.     

"Aku yang akan menemuinya." Jawab Rena. Dan seketika itu juga Ronald mengangguk pada sang sekertaris agar menyuruh Aura masuk, dan dia sendiri langsung bangkit dari tempat Ia duduk dan masuk ke dalam ruangan kecil di sampingnya.     

Rena dengan tenang duduk di kursi kebesaran Ronald menunggu Aura masuk ke dalam ruangannya. Dan tak berapa lama, Aura dengan pakaian seksi masuk ke dalam ruangan Ronald tanpa mengetuk pintu.     

"Apa kabar Ronald? Aku membawakan makanan untuk mu, siapa tau kamu sedang lapar, aku tahu kamu sangat sibuk." Ucap Aura sambil meletakkan kardus berisi makanan ke atas meja.     

Lalu dengan santai Rena memutar kursi yang Ia duduki hingga mata coklatnya menangkap wajah cantik Aura dengan tatapan tajam.     

Aura yang tadi tersenyum senang karena berhasil menemui Ronald di kantornya, tiba-tiba berubah muram ketika yang di lihat bukanlah Ronald melainkan gadiskecil yang pernah Ia temui di toko buku bersama dengan Ronald.     

"Sedang apa kau disini gadis kecil?" Tanya Aura dengan nada kesal.     

"Sedang menggantikan Om Ronald, kenapa tante? Apa tante tidak suka?" Jawab Rena tak kalah ketus.     

"Menggantikan? Apa maksud kamu?" Tanya Aura dengan mengerutkan dahi.     

"Om, Ronald sedang ada keperluan dengan pujaan hatinya."     

"Pujaan hati?" Tanya Aura dengan hati panas.     

"Ya, apa kau tidak tahu jika Om Ronald sudah mempunyai pujaan hati?"     

"Kamu pasti bohong." Tuduh Aura.     

"Terserah, mau percaya atau tidak, lagi pula selama ini bukannya Om Ronald tidak pernah meresponmu? Lebih baik kau jauhi Om Ronald sebelum kau menyesal."     

"Apa kau mengancamku?"     

"Tidak. Hanya memperingatkan sebelum kau menelan kekecewaan yang lebih dalam, lebih baik kau cari laki-laki yang lain, karena Om Ronald jelas-jelas tidak menyukaimu."     

"Tau apa kau tentang cinta, dan kecewa? Aku bisa membuat Ronald bertekuk lutut padaku, walau dia tak mencintaiku."     

"Waw, benarkah? Apa dengan menggunakan tubuhmu?" Rena menyeringai.     

"Wanita pujaan Om Ronald bukanlah seperti dirimu, dia tak mungkin mau menjamahmu, walau apapun yang kau beri, karena perempuan Om Ronald telah memberikan segalanya, tidak hanya tubuhnya bahkan hati, jiwa dan hidupnya. Lagi pula dia lebih cantik dari pada dirimu."     

"Brengsek kau gadis kecil."     

"Maaf ya Tante, saya Cuma kasian aja sama tante, makanya saya kasih tau, sebelum Tante menyesal."     

"Memangnya secantik apa sih wanita itu?"     

"Ya cantik lah pokoknya, tante beneran mau lihat?"     

Rena mengeluarkan ponselnya lalu membuka sebuah foto dimana Ronald sedang menciumnya. Kemudian Rena memperlihatkan foto itu pada Aura, tentu Aura tak dapat melihat dengan jelas wajah perempuan di foto itu karena foto itu di ambil dari arah samping dan kedua tangan Ronald membingkai wajah sang perempaun.     

"Bahkan sebenarnya mereka sudah menikah beberapa bulan yang lalu." Lanjut Rena.     

Wajah Aura menggelap, tidak percaya dengan apa yang dia dengar dan dia lihat.     

"Tidak mungkin." Ucap Aura.     

"Itu mungkin saja, mereka saling mencintai dan kedua keluarga sudah lama saling kenal, dan sama-sama dari kalangan pebisnis. Jadi apanya yang tidak mungkin?" Jawab Rena dengan menyandarkan tubuhnya dikursi yang sedang Ia duduki.     

"Kau bohong."     

"Untuk apa?"     

"Supaya aku menjauhinya."     

"Ya, aku memang ingin kau menjauhinya karena Om ku sudah memiliki perempuan yang sah untuk dia cintai dan ia miliki."     

Aura membalikkan tubuhnya mengambil tasnya yang ia taruh di atas sofa, dan pergi dari ruangan Ronald begitu saja tanpa menoleh kepada Rena.     

Rena tersenyum senang, dia berharap setelah ini Aura tak lagi menganggu suaminya. Rena beranjak dari kursinya lalu masuk kedalam ruangan dimana Ronald berada di sana.     

Rena mendesah nafas berat kala matanya menatap Ronald yang justru tertidur di atas ranjang, perlahan Rena mendekati Ronald, karena tak tega membangunkan Ronald yang sedang tertidur akhirnya Rena memutuskan untuk ikut tidur di samping Ronald yang tidur tengkurap.     

Rena memeluk tubuh jangkung Ronald seperti memeluk guling dan tak berapa lama Renapun ikut terhanyut ke dalam mimpi bersama Ronald.     

Diluar gedung Aura masuk ke dalam mobilnya dengan kekecewaan yang amat dalam, rasa kesal yang mendera membuat moodnya hancur seketika. Dengan kecepatan tinggi dia melanjukan mobilnya ke jalanan menuju ke sebuah cofe milik sahabatnya, dia membutuhkan sesuatu untuk menghilangkan rasa kecewa dan kesalnya mengetahui kenyataan bahwa Ronald telah menikah dengan perempuan lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.