aku, kamu, and sex

Kejutan Untuknya REVISI



Kejutan Untuknya REVISI

Seperti yang sudah direncanakan oleh Selena, bahwa hari ini ia akan berangkat ke negara M, ada kesedihan yang terlihat didalam sorot mata biru yang biasanya memancarkan keteduhan.     

"Kamu benar mau berangkat sekarang? Atau mau diundur aja?" Tanya Matt yang melihat seolah ada keraguan di mata Selena.     

"Aku berangkat sekarang, Matt."     

"Kau benar-benar yakin?" Matt kembali meyakinkan Selena akan keputusannya.     

"Ya tentu saja."     

Tuan Handoko datang lalu berdiri di depan Selena, "Sudah siap?" Tanya Tuan Handoko pada Selena.     

"Ya, ayo kita berangkat."     

"Om, kau juga akan langsung kembali ke negara F?" Tanya Matt pada Suami adiknya.     

Tuan Handoko hanya tersenyum, "Bahkan kalian baru saja menikah, apa tak ada niat untuk kalian berbulan madu atau hanya sekedar liburan?" Ujar Matt yang tak mengerti dengan sifat Selena dan Tuan Handoko yang rela berpisah dengan sang istri demi yayasan sosial milik istrinya.     

"Masih banyak waktu, Matt." Ucap Selena sambil melirik suaminya.     

"Baiklah kalau begitu, aku akan mengantarkan kalian ke bandara. Sepertinya Ronald dan Regan sudah berangkat lebih dulu."     

"Terimakasih Matt." Ucap Tuan Handoko.     

Matt mempersilahkan Tuan Handoko untuk berjalan lebih dahulu ke mobil baru kemudian Ia mengekor dibelakangnya, sedangkan Selena sedang berpamitan dengan Emilia dan Jovan. Berharap kedua orang itu mau membantu Molly mengurus ladang gandum miliknya. Setelah itu baru dia menyusul Matt dan Tuan Handoko masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir didepan villa.     

"Aku akan merindukanmu." Ucap Selena. Tuan Handoko hanya tersenyum lalu mengusap kepala sang istri dengan sayang.     

"Kenapa kau hanya tersenyum?"     

"Lalu apa aku harus tertawa?" Jawab Tuan Handoko yang membuat Selena mendengus kesal.     

"Selena, aku hanya bisa membelikan tiket kelas 1 karena tiket VIP telah diboking oleh penumpang lain." Ucap Matt.     

"Wah, gila sekali orang itu, bisa-bisa dia membeli semua tiket kelas VIP, tapi tak apalah, yang penting aku berangkat hari ini." Sergah Selena dengan menarik nafas panjang.     

Sedangkan Tuan Handoko hanya tersenyum lalu mengalihkan pandangannya pada smartphone yang ia gengam. Tuan Handoko mengetikkan pesan sesuatu pada asistennya namun walau dia bisa membacanya tapi tetap saja dia tak tahu maksud pesan itu karena Tuan Handoko menggunakan bahasa yang tak Ia mengerti.     

"Kau menulis apa tua Bangka, aku sungguh tak mengerti." Ucap Selena sambil menatap ke wajah tampan sang suami yang juga menatapnya dengan tersenyum.     

"Hanya masalah pekerjaan."     

"Ow, baiklah aku percaya padamu."     

Setengah kemudian mobil yang mereka naiki telah sampai di bandara negara C, Rombongan Rena dan Regan telah berangkat lebih dulu kembali ke negara mereka dengan menggunakan pesawat pribadi milik Ronald.     

"Ayah, aku berangkat. Jangan nakal selama tidak bertemu denganku, ok?"     

Tuan Handoko mengangguk, "Hati-hatilah sayang." Kemudian Tuan Handoko mengecup kening Selena, namun dibalas dengan ciuman dibibir oleh Selena. Matt hanya tersenyum melihat tingkah sang adik pada suaminya.     

"Masuklah, sebentar lagi pesawat akan berangkat." Kata Tuan Handoko pada Selena. Matt memeluk tubuh ramping Selena dengan sayang. "Berhati-hatilah, kabari aku jika sudah sampai, aku menyayangimu."     

"Aku tahu, Matt. Jaga Daddy dengan baik. Dan segera nikahi Molly, agar tidak ada Arlita yang kedua di dalam hidupmu."     

"Baiklah adikku sayang, kakakmu ini akan mendengar nasehatmu." Ucap Matt mengecup kening Selena.     

Akhirnya waktu perpisahan tiba Selena berjalan meninggalkan dua orang yang amat ia sayang, seorang kakak dan seorang suami.     

"Aku juga berangkat Matt, terimakasih untuk semuanya." Ucap Tuan Handoko.     

"Sama-sama Om, tolong jaga Selena. Terimakasih kau lebih memilih menemani Selena dari pada mengurus bisnismu."     

"Itu sudah kewajibanku sebagai suaminya."     

Keduanya saling berpelukan, lalu Tuan Handoko menuju ke pesawat yang Selena naiki dengan melalui jalan lain agar tidak diketahui oleh Selena.     

Ya, Tuan Handoko memutuskan untuk ikut ke negara M, menemani Selena untuk mengurus yayasan sosial milik Selena tanpa sepengetahuan sang istri.     

Selena duduk didekat Jendela, setelah meletakkan tasnya di bagasi. Tak berapa lama pesawat yang ia tumpangi lepas landas, setelah sekitar setengah jam mengudara, seorang pria bertubuh gempal menghampirinya.     

"Permisi nona, bolehkah kita bertukar tempat duduk? Saya ingin duduk di dekat jendela, karena istri saya menyuruh mengambil gambar awan dengan kamera saya."     

Selena tergagap, lalu menjawab. "Oh, Oke… dimana tempat duduk anda?"     

"Saya di kelas VIP."     

"Bukankah disana bisa mengambil gambar dengan kualitas lebih bagus?" Ujar Selena.     

"Maaf nona, saya tidak tahan dengan Ac yang terlalu dingin."     

"Oh, begitu, baiklah." Selena lalu berdiri mengambil tas di dalam bagasi lalu keluar dari kursinya menuju ke kursi VIP.     

Selena bingung setelah masuk ke kabin VIP pasalnya disana hanya ada beberapa orang di sisi belakang dan hanya satu orang di sisi depan. Tak berapa lama seorang pramugari menghampirinya, menyuruhnya duduk di samping laki-laki, Selena tak dapat melihat wajah sang lelaki karena tertutup oleh Koran yang sedang ia baca.     

"Permisi tuan." Ucap Selena kemudian langsung duduk dengan tenang disamping laki-laki itu.     

"Silahkan duduk, Nona." Ucap Pria disampingnya, sedektik kemudian Kening Selena mengerut dia tidak asing dengan suara yang baru saja ia dengar.     

Selena menatap lelaki di sampingnya, langsung saja dia terbelalak saat laki-laki itu menurunkan Koran yang ia baca, lalu menatap ke arahnya.     

Pria tua yang membuatnya jatuh cinta sedang tersenyum menatap kearahnya. Selena langsung memeluk erat laki-laki itu.     

"Bagaimanan kau bisa disini?" Tanya Selena tak percaya jika sang suami sedang berada di pelukannya kini.     

"Karena istriku ada disini."Ucapnya lalu mencium bibir Selena dengan lembut.     

Suaminya ini tak kan melepaskan istrinya begitu saja untuk pergi jauh darinya, sejauh apapun dia pergi harus dengan jangkauannya.     

"Aku mencintaimu, pria tua. Kau benar-benar membuatku bahagia." Kata Selena setelah melepaskan bibirnya dari kungkunan bibir seksi tua Bangka yang selalu berhasil membuatnya melambung tinggi.     

"Aku lebih mencintaimu, sayang. Terimakasih telah hadir dalam hidupku, dan aku sudah berjanji untuk tidak meninggalkanmu seorang diri dimanapun." Ucap Tuan Handoko yang membuat wajah Selena seketika memerah.     

"lalu bagaimana dengan perusahaan yang harus kau tangani?" Tanya Selena khawatir dengan perusahaan sang suami.     

"Semua sudah aku bicarakan dengan Ronald, kamu tenang saja, sekarang juga ada Regan dan Lola yang akan membantunya di perusahaan."     

"Tapi ini bagaimana bisa?"     

"Apapun bisa aku lakukan jika itu untukmu, istriku." Tuan Handoko lagi-lagi menematkan ciuman di bibir sang istri, kebiasaan yang sudah lama tak pernah ia lakukan semenjak istrinya meninggal. Dan kini kembali ia melakukannya dengan Selena, gadis seksi seumuran dengan anaknya, tapi mampu membuat jantungnya selalu berdebar ketika bersamanya.     

"Kita akan selalu bersama, kau harus ingat itu."     

"Aku akan mengingatnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.