aku, kamu, and sex

Yolanda



Yolanda

NOVEL INI AKAN DI BUAT TAMAT DAN DI LANJUTKAN DENGAN CERITA YOLANDA DAN jHONATAN. SUPAYA PARA PEMBACA TIDAK HARUS MEMBUKA BAB DENGAN MENGGUNAKAN KOIN.     

Yola duduk berselonjor di dalam kamar, wajah imut dan mungil itu tampak berpikir dengan keras, ada raut kebingungan di dalam sorot matanya. Sudah hampir beberapa hari ini mimpi dengan wajah tokoh utama yang sama terus saja datang menghiasi malam-malamnya.     

"Sebenarnya siapa dia ya?" Gumam Yola sambil menggaruk pelipisnya.     

Saat Yola sedang kebingungan, pintu kamarnya terbuka perlaha.     

"Yola."     

Mendengar namanya di panggil dari arah pintu, Yola pun menoleh dan melihat kakaknya yang sudah berdiri di ambang pintu.     

"Ya bang."     

"Boleh masuk?"     

"Masuk aja, biasanya juga langsung nylonong masuk."     

Jhonatan menggaruk kepalanya yang tak gatal, ujung bibirnya melengkung ke atas, nyengir.     

"Ada apa, bang?" Tanya Yola saat Jhonatan sudah duduk di atas sofa yang juga di duduki oleh sang adik.     

"Aku baru aja sampai rumah Lala." Ujar Jhonatan lalu menoleh pada sang adik yang juga sedang menatapnya.     

"Terus?"     

"Ehm… aku minta dia menungguku, aku baru sadar, jika aku menyukainya, suatu saat aku ingin dia yang mendampingiku, menghabiskan sisa hidup kami berdua."     

"Ciyeeee…. Sok romantis kamu, bang."     

Jhonatan melirik Yola sambil tersenyum, "memang abangmu ini romantis. Lho."     

Yola mencibir, tapi sedetik kemudian tersenyum. "Terus Lala mau nungguin abang?" Tanyannya.     

Jhonatan mengangguk, lalu mengusap rambut Yola. "Terimakasih ya, kamu selalu menjadi teman abang, dan selalu mengingatkan abang kamu ini."     

"Sama-sama, bang. Lalu apa ayah tahu kalau abang menyukai Lala?"     

"justru tadi ayah yang menyuruhku ke rumah Lala, dan mengatakan hal itu pada Lala."     

"Ya, aku sudah menduganya, ayah dan bunda itu orang tua yang sangat care terhadap anak-anaknya, kita beruntung mempunyai orang tua seperti mereka."     

"Kamu benar, dan aku juga beruntung karena punya adik seperti kamu. Walau kadang ngeselin."     

Keduanya tertawa lalu tiba-tiba pintu kamar Yola kembali terbuka dengan paksa. Jhonatan dan Yola kompak menatap kea rah pintu, dan berdirilah Fatih dengan nafas yang terengah-engah.     

Yola dan jhonatan saling tatap, tak mengerti dengan apa yang sudah terjadi dengan saudaranya yang satu itu.     

"kenapa kamu, faith?" Tanay Yola dengan mengerutkan dahi, Fatih lantas masuk ke kamar Yola lalu membanting dirinya ke ranjang besar milik Yola.     

"Malam ini aku nginep disini ya." Kata Fatih.     

"Tumben?"     

"iya, biasanya kamu ga bisa lepas dari mama sama papa kamu."     

"Emangnya aku anak kecil?"     

"Hooh." Jawab Jhonatan dan Yola secara bersamaan.     

"Memangnya kenapa? Ada masalah?"     

Fatih mengeleng, lalu memainkan ponselnya dan semenit kemudian ponsel itu pun lalu dilemparkan ke atas ranjang di sampingnya.     

"Pasti ada sesuatu." Kata Yola lalu bersedekap.     

"Oh, Ternyata kamu disini. Kamu dicariin sama papa kamu." Kata Jelita yang melonggokan kepalanya di pintu.     

"Iya, Tante. Fatih mau nginep sini." Jawab Fatih sambil merebahkan kepalanya di atas bantal.     

"Ya udah, nanti tante bilang sama papa kamu kalau kamu mau menginap disini."     

"Makasih ya tante."     

"Sama-sama sayang." Ujar Jelita lalu kembali menutup pintu kamar Yola.     

"sebenarnya kamu sedang punya masalah apa sih?" Tanya Yola.     

"Lagi males aja di rumah."     

"Kenapa?" Tanya Jhonatan.     

"Mama hamil lagi."     

Jhonatan dan Yola saling tatap lalu keduanya sama-sama berseru, "Alhamdulilah."     

"Kok Alhamdulilah sih." Kata Fatih yang membenamkan wajahnya diatas bantal.     

"Ya, itu rejeki namanya, lagian kamu harusnya seneng kan punya adik lagi." Kata Yola sambil menatap Fatih yang tampak kesal.     

"kan enak berarti kamu bakal punya teman di rumah, ga sendirian." Kata Jhonatan pada Fakhri.     

"Bukannya aku tak suka, tapi aku belum siap kalau kasih sayang kedua orang tuaku terbagi."     

"Astaghfirullah, asal kamu tahu ya Fahri, mau kamu punya adik satu, dua, atau tiga, kasih sayang orang tuamu tetap sama sayangnya sama kamu." Kata Yola mengingatkan.     

"Betul, kata Yola. Emangnya kamu pernah lihat ayah sama bunda ku bedain kasih sayang kami berdua? Enggak kan?"     

Fatih masih terdiam, entah apa yang dia rasakan saat ini. Matanya terpejam dan bibirnya tak mau berkata-kata.     

Di teras rumah Nampak Ronald sedang bercakap-cakap dengan Danil, dua ayah itu sedang berbincang tentang kedua anak mereka. Sedangkan Rena dan Jelita duduk di taman belakang, sambil menikmati teh hangat.     

"Danil, aku sungguh tak menyangka menjadi seorang ayah rasanya akan senikmat ini." Kata Ronald sambil duduk bersandar di bangku teras dan kakinya ia luruskan berselonjor.     

Danil menoleh pada Ronald, lalu tersenyum sambil mangangguk mengiyakan.     

"Aku juga tak menyangka akan berumur panjang sampai sekarang ini, bisa membesarkan kedua anakku dan menemani Jelita mengurus mereka."     

Keduanya tertawa kecil. "Aku tak menyangka akan mempunyai istri yang umurnya jauh di bawahku, dan kini Ia sedang hamil anak kedua ku." Ujar Ronald lalu terkekeh.     

"Ya, mempunyai dua anak itu sangat menyenangkan, apa lagi aku yang mempunyai anak kembar, sejak mereka lahir setiap hari mereka membuat hidupku selalu tambah hidup, dan bisa melihat mereka tumbuh dewasa adalah sesuatu hal yang sangat membanggakan, apa lagi semakin hari mereka ada saja kelakuan yang membuat kita harus lebih dewasa dan bijak dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada baik dari mereka atau dari orang di sekitar mereka."     

"Kamu benar Danil, seperti saat ini aku bingung harus bagaimana bersikap dengan Fatih, dia begitu marah saat tau jika mamanya hamil lagi, padahal kau tahu Rena ingin sekali mempunyai anak banyak, tapi aku justru yang tak tega melihat setiap hari ia sibuk mengurusi kami berdua."     

"Kau terlalu mencintai Rena, dan aku sangat berterimakasih akan hal itu." Ujar Danil sambil menoleh pada Ronald.     

"Tak ada perempuan lain yang bisa membuat aku jatuh cinta berkali-kali dalam sehari kecuali adikmu." Ujar Ronald lalu tersenyum kecil sambil mengingat bagaimana Rena dulu bisa meluluhkan hatinya.     

"Alhamdulilah Allah menyadarkan kita pada saat yang tepat, Ronald."     

"Ya, Aku juga sangat bersyukur tentang hal itu."     

"Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan untuk meluluhkan hati anakmu?"     

Ronald mendesah, "Aku tak tahu, aku bersyukur dia kabur kesini, bukan ketempat lain."     

"Aku yakin, Fatih hanya akan kesini atau ke rumah Opanya jika sedang marah."     

"Iya, tapi kamu tahu sendiri kalau dia kerumah Opanya, aku justru khawatir kalau dia kesana, opanya sangat memanjakan cucu-cucunya."     

Danil tersenyum, memang Richard sangat menyayangi cucu-cucunya sehingga apapun yang diinginkan mereka pasti akan dengan senang hati untuk memberikannya. Dan itulah yang dikhawatirkan oleh Ronald dan Danil karena akan menghilangkan daya juang anak-anak mereka karena segala hal akan mudah mereka dapatkan tanpa usaha lebih keras dan kesabaran.     

######     

Novel ini akan taman Inshaallah akhir bulan april, tapi novel ini aka nada sequelnya yaitu, kisah cinta Jhonatan dan Yolanda. Dalam judul : aku, kamu and sex 2,; menikahi anak mantan pacar.     

Dan kisah Yolanda dalam kisahnya yang berjudul, My Killer Lecture is My Husband.     

Sengaja saya bikin judul baru supaya tidak berkoin. Terimakasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.