aku, kamu, and sex

Tindak lanjutan.



Tindak lanjutan.

Danil kembali kerumahnya dengan Yola menggunakan mobil miliknya, sedangkan Jhonatan dan Ramond menggunakan motor untuk mengantarkan Lala dan keluarganya untuk tinggal di rumah milik kedua orang tuanya yang tak jauh dari rumah mereka.     

"Kita sudah sampai, Kak." Kata Jhonatan pada Ramond.     

"Aku tak pernah tahu jika ayah dan bunda memiliki rumah ini." Ujar Ramond sambil menyapu pandangannya kesetiap sudut bagunan rumah yang masih tertata rapi walau tak berpenghuni.     

"Ini, rumahnya, Om." Ucap Ramond pada Pak Wijaya.     

"Rumah ini sangat besar." Kata Pak Wijaya sambil mengedarkan pandangannya keseluruh bangunan rumah.     

"Mari masuk, Om." ajak Jhonatan. Lagi, pandangan Jhonatan masih tertuju pada Lala yang hanya diam dan mengikuti langkah orang tuanya masuk ke rumah Jhonatan.     

"Om dan Tante bisa pilih kamar mana saja, karena rumah ini memang tidak pernah di tempati dan hanya penjaga dan tukang kebun yang datang saat pagi dan pulang ketika sore." Jelas Jhonatan.     

"Tidak masalah, nanti kami yang akan membersihkan rumah ini, selama kami tinggal di sini. terimakasih Jhon, dan Nak Ramond."     

"sama-sama Om. " Jawab Ramond.     

"Maaf, om, kami harus undur diri, karena hari sudah mulai malam, dan saya yakin anda juga sudah lelah karena baru saja pulang bekerja." Kata ramond dengan tersenyum.     

"Baiklah, terimakasih, sampaikan salam kami pada orang tua kalian."     

"Inshaallah, Om. kami permisi dulu, Assalamualaikum."     

"Waalaikumsalam."     

Jhonatan dan Ramond lalu keluar dari rumah yang kini di tempati oleh keluarga Lala. Hanya perlu lima menit hingga akhirnya mereka sampai di rumah mereka.     

"Assalamualaikum." Sapa Jhonatan dan Ramond sambil berjalan masuk ke dalam rumah.     

"Waalaikumsalam," Jawab Orang rumah yang mendengar salam dari Jhonatan dan Ramond.     

Jhonatan lalu merebahkan tubuhnya di atas sofa depan Tv karena lelah yang mendera. Bahkan tas sekolahnya hanya dia taruh di atas sofa yang tak jauh dari tubuhnya.     

"Kebiasaan nih si abang. Sana cuci kaki dulu terus mandi biar seger, lalu lanjut kita makan malam." Tegur Jelita pada Jhonatan yang bangkit dari rebahannya dengan mals.     

"Iya Bunda."     

"Abang sudah pulang, Bun?" Tanya Yola pada Jelita.     

"Sudah tuh, baru saja." Jawab Jelita lalu mengecup dahi Yola yang memeluknya manja.     

"Bantuin bunda nyiapin makan malam, Yuk."     

"Oke bunda." Jawab Yola lalu melangkah beriringan dengan Jelita.     

"jadi gadis yang kamu maksud tadi namanya Lala?" Tanya Jelita pada Yola.     

"Iya ma, dia anak yang pintar, baik dan juga cantik."     

"Ehm, pantesan."     

"Pantesan apa an bun?"     

"Enggak kok." Jawab Jelita yang tak ingin memberitahu jika kemungkinan besar kakaknya sedang jatuh cinta pada Lala.     

"Kamu masak apa untuk makan malam, sayang?" Tanya Danil sambil memeluk Jelita dari belakang.     

"Tuh kan ayah, suka ga ngangep kalau ada Yola disini." Protes Yola.     

"Maaf sayang, tapi ayah memang sedang rindu pada Bunda kalian."     

"Tiap hari bertemu kenapa masih rindu?" Tanya Yola.     

"Ayah beri tahu sesuatu padamu, sayang." Ucap Danail sambil menatap pada Yola yang sedang menata piring diatas meja makan.     

"Apa?" Tanya Yola sambil melirik sekilas pada ayahnya.     

"Jika ayah tidak pernah mengetahui bagaimana cara untuk merindukan bunda kalian, dan juga tak pernah ingin tahu." Ucap Danil lalu mencium pipi Jelita dari belakang.     

"Haduuuuh." Keluh Yola.     

"Ayah kalau udah sama Bunda, kita mah ga pernah dianggap." Celetuk Jhonatan yang datang dengan menggunakan sarung dan kaos oblong putih, begitu juga dengan Ramond yang ikut duduk di meja makan, sedangkan Yola langsung menuangkan nasi pada Ramond dan Jhonatan.     

"Kata siapa?" Tanya Danil lalu mengurai pelukannya kemudian duduk di kepala meja.     

"Kata Jhonatan lah ayah."     

"Tadi orang tua Lala mngirim salam untuk ayah dan bunda."     

"Terimakasih, waalaikumsalam." Jawab Danil.     

"Bagaimana apa mereka menyukai rumahnya?" Tanya Danil.     

"Kata Pak wijaya itu terlalu besar, tapi tidak masalah , mereka akan bisa membersihkannya." Kata Ramond .     

"Mereka orang yang baik, dan Lala sepertinya anak yang baik, dan pintar."     

"Iya ayah benar, dia gadis yang baikm dan pintar." Kata Jelita.     

"Dari mana kau tahu?" Tanya Danil.     

"aku melihat fotonya di instagram Jhonatan." Kilah Jelita.     

"Oke, miungkin dia bisa jadi memnantu kita suatu saat nanti."     

"ya Allah ayah, jodoh masih jauh." Celetuk Jhonatan.     

"Tapi tidak masah jika kita menginginkannya bukan? Lagi pula lala anak yang baik." Ucap Danil.     

"Bunda setuju saja."     

"Bunda." Kata Jhonatan     

Sedangkan Jelita dan Danil hanya tersenyum kecil mereka senang bisa menggoda putranya yang suka jahil pada adiknya ini.     

"Kamu setuju Yola, jika Lala menjadi kakak iparmu?"     

"Bunda!!!!" teriak Jhonatan yang langsung menghentikan aktifitas makannya.     

"Setuju, Bun." Kata Yola menambah geram Jhonatan.     

"Tapi sayangnya, abang lagi naksir cewek lain, Bun."     

"Benarkah?" Tanya Jelita menggoda Jhonatan.     

"Bohong dia bun."     

"Ga bun, Yola ga bohong, Kakak menyukai silvia." Ujar Yola yang langsung mendapat pelototan dari Jhonatan.     

"silvia yang menjadi rivalmu karena perbuatan Leo?" Tanya Danil sambil tersenyum kecil.     

"Ayah, aku mohon jangan percaya padanya ayah." Kata Jhonatan. Ramond hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat aksi panic Jhonatan karena Ia tahu, peraturan di rumah mereka adalah dilarang pacaran sebelum menikah.     

"Kalau hanya sekedar suka-sukaan itu kan wajar, asal jangan pacar-pacaran ayah tidak suka, karena itu lebih membawa keburukan dari pada kebaikan." Ujar Danil lalu meminum air putih diari dalam gelas hingga tersisa separuhnya.     

"Iya ayah." Jawab Jhonatan.     

"Kamu juga boleh kok Yola." Ujar Danil lalu mengambil buah jeruk dari atas meja.     

"Enggak kok yah, Yola belum tahu meski suka sama siapa." Ujarnya     

"Ya sudah ayah dan Bunda ke kamar dulu, kalian jangan tidur malam-malam ya." Pesan Jelita pada anak-anaknya.     

"Ya bun." Jawab Jhonatan, Yola dan Ramond serempak.     

Setelah mereka pergi begitu juga dengan Yola yang langsung masuk ke kamarnya danil mencoba mengorek keterangan dari Ramond.     

"kak, aku mau Tanya sesuatu."     

"Apa tanyakan saja."     

"Bagaimana perasaanmu terhadap Yola? Kau belum menjawabnya kemarin kak."     

Ramond menatap wajah Jhonatan lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi makan. Lalu kembali menatap Jhonatan.     

"Aku sayang pada Yola, sebagai adikku." Jawab Ramond mencoba mengelak.     

"Oke, aku pikir kau juga menyayanginya sebagai adik."     

"Itun benar, tak ada hubungan lain yang terindah kecuali hubungan keluarga bukan?"     

"tapi suatu saat kau pasti akan mengingatnya kembal."     

"Dia cinta pertama ku." Ucap Ramond.     

"Tapi bukan cinta terakhirku." Lanjut Ramond sambil menatap kolam ikan yang tak jauh berada di depan dirinya duduk.     

"Baiklah kak, maaf aku hanya ingin bertanya saja, karena aku juga tidak mau jika kakak menyakiti adikku karena kakak akan menikah dengan perempuan lain."     

"Ya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.