Tindak lanjut
Tindak lanjut
"Ngapain leo disana?" Ujar fahri yang langsung berlari ke tempat dimana Yola berdiri.
"Ya, mengintai kita lah."
"Tenang saja mereka tak kan berani kesini, kalau kita ramai-ramai seperti ini." Kata Fahri.
"Harusnya kita tadi ga memarkirkan motor kita di depan pagar rumah Lala, jadi kita bisa menyergap Leo di sini."
"Ga kepikiran."
""Ga kepikiran."
"Ya udah biarin aja, kita tunggu ayah datang aja." Ujar Jhonatan.
Lalu mereka kembali ke ruang tengah dan bergabung dengan BU Lilik dan BU ranti serta Lala.
"Ayah kok ga nyampe-nyampe sih." Kata Yola.
"Sabar lah." Ujar Jhonatan.
"Di minum dulu tehnya, silahkan Bu Lilik, silahkan anak-anak."
"Terimakasih, BU." Ujar mereka bersamaan.
Ramond memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena menurut Danil tak biasanya mereka minta dijemput oleh ayahnya, apa lagi ini di rumah orang, jika dilihat dari alamatnya Danil sangat paham daerah itu adalah perkampungan padat penduduk di tengah kota.
"Ada apa ya, Yah. Aku jadi ga tenang gini." Kata Ramond sambil menoleh sekilas pada Danil yang duduk di sampingnya.
"Ayah juga ga tau, Mond. Tak biasanya mereka minta dijemput, apa lagi dijemput di rumah orang."
"Semoga tidak ada masalah yang serius pada mereka ya, yah."
"Semoga saja Ramond."
Ramond melajukan mobilnya lebih cepat, lalu kembali memperlambat laju kendaraaanya saat maobil yang ia kendarai masuk ke dalam komplek perumahan padat penduduk di daerah sekitar rumah Lala.
"Itu seperti motor Jhonatan dan Fahri." Ujar Ramond sambil mengamati dua motor yang Ia kenali.
"Iya, kamu benar Ramond itu motor milik mereka, ayo kita kesana." Kata Danil, Ramond memarkirkan motornya tak jauh dari kedua motor tersebut, lalu keluar dari mobil dengan jas yang sudah dilepas beserta dasinya, Danil dan Ramond hanya menggunakan kemeja yang digulung sampai siku serta kaca mata hitam. Semenjak turun dari mobil keduanya menjadi perhatian warga sekitar karena selain ketampanan mereka, wajah mereka juga familiar dikalangan para pekerja kantoran karena Danil adalah seorang pengusaha yang sukses di dalam dan luar negeri.
"Assalamualaikum." Sapa Danil dan Ramond di depan pintu rumah Lala, dengan sigap Lala membukakan pintu untuk keduanya dan menyuruh mereka masuk ke ruang tamu.
Beberapa saat kemudian semua telah berkumpul di ruang tamu dan setelah berbasa basi serta menyeruput teh yang disediakan oleh Lal, Danil menatap satu persatu anak dan keponakannya.
"Jadi ada apa ayah sampai harus datang kemari?" Tanya Danil, sambil membuka satu kancing bajunya karena udara yang panas, begitu juga dengan Ramond, membuat Bu Lilik menjadi menelan salivanya kasar karena melihat pemandangan yang begitu seksi dari dua pria dewasa yang tampan dan macho itu.
"Begini yah, _"
"Biar ibu saja yang menjelaskan pada ayah kamu, Jhonatan." Cegah ibu Lilik saat Jhonatan ingin menceritakan apa yang terjadi.
"Jadi begini Pak, Jadi putra putrid bapak sering di adu domba dengan siswi lain bernama Silvia karena dianggap telah melakukan kecuragan nilai, padahal memang mereka tidak curang, namun ada orang lain yang dengan sengaja mengganti jawabhan ulangan Silvia sehingga silvia mendapatkan nilai yang jelek, lalu masalah ini berkembang tambah rumit, setelah mengetahui ternyata pelakunya adalah Leo teman satu kelas mereka, dan saksi utama kasus ini adalah Lala, lalu Lala mendapat ancaman bahkan hampir di perkosa oleh salah satu guru jika mengadukan atau melaporkan masalah tersebut. Bahkan Jhonatan sempat di tegur kepala sekolah karena ketahuan memasang minicam di beberapa titik di sekolah untuk membuktikan bahwa dia tak bersalah. Lalu masalah ini semakin berkembang setelah Lala dan saya melihat sendiri Leo dan salah satu guru bernama Wiliam sedang melakukan adegan asusila di ruang kelas ketika anak-anak sudah pulang sekolah, itulah sebabnya kami minta bantuan bapak untuk menanggani kasus ini. Karena disini ada Lala yang terancam keamanannya." Terang Bu Lilik.
Danil dan Ramond saling pandang, lalu mengedarkan pandangannya pada anak dan keponakannya yang semua hanya menunduk.
"Jadi siapa yang hampir memperkosa kamu?" Tanya Danil pada Lala.
"Pak Wiliam." Jawab Lala sambil ikut menunduk.
"Saya akan menindaklanjuti ini, dan mengkomunikasikan ini dengan kepala sekolah esok hari, dan untuk sementara kamu dan keluargamu tinggal disalah satu rumah kami saja. Rumah itu kosong dan tidak kami tempati, itu semua demi keselamatan mu dan keluargamu." Ucap Danail pada Bu Lilik dan Lala.
Ibu Lala mendongak menatap Danil, "Terimakasih Pak, tapi suami saya belum pulang dari bekerja."
"Jam berapa suami Ibu pulang?" Tanya Danil dengan sopan.
"Biasanya sebelum maghrib sudah pulang, Pak."
"Kalau begitu kita tunggu saja."
"Ayah." Panggil Yola.
"I…itu, tadi Yola merusak balkon rumah Ibu Ranti." Kata Yola sambil meringis takut di marahi oleh ayahnya.
"Bagaimana bisa?"
"Tadi Lala tak mau membukakan pintu, karena aku hawatir jadi aku melompat lewat balkon."
Danil mengelengkan kepalanya, sementara Ramond tersenyum kecil, sungguh dia sangat paham dengan kelakuan Yola yang bisa berubah drastic seperti laki-laki.
"Baiklah, kalau begitu, anda tidak bisa membantah bu Ranti, silahkan kemasi barang-barang anda, dan saya akan menuruh pekerja saya untuk membereskan kerusakan yang dilakukan oleh Yola, dan saya juga mohon maaf karena anak saya dengan lancang masuk ke rumah anda dengan cara yang tidak sopan." Ucap Danil tegas.
"Assalamualaikum." Sapa Pak Wijaya yang ternyata adalah ayah Dari Lala.
"Waalaikumsalam."
"Wah, ramai sekali, banyak tamu rupanya." Kata Pak Wijaya lalu menyalami satu persatu tamunya.
"Saya kebelakang dulu sebentar." Kata Pak wijaya minta ijin untuk membersihkan diri.
"Silahkan Pak." Jawab Danil dengan sopan.
Setelah beberapa menit kemudian Pak Wijaya hadir di tengah-tengah mereka, lalu ikut menceritakan kejadian yang menimpa Lala, sehingga Lala menjadi ketakutan dan takut berinteraksi dengan teman-temannya.
"Baiklah Pak, saya sudah bicara dengan istri anda, jika untuk sementara waktu anda dan keluarga anda tinggal di salah satu rumah kami, letaknya tak begitu jauh dari rumah kami." Kata Danil pada Pak Wijaya.
"Maafkan saya jadi merepotkan anda Pak Danil."
"Tidak ada yang direpotkan pak, ini memang sebagian dari tangung jawab saya, sebagai orang tua dari anak yang telah merusakkan plafond an atap rumah anda, dan juga sebagai pemilik yayasan yang menaungi sekolah."
"Anda sangat baik, Pak Danil. Kami sangat berterimakasih pada anda."
"Sama-sama Pak, saya juga harus minta maaf pada anda atas kelakuan putrid saya."
"Oh, itu tidak masalah mereka masih muda, tentu itu yang paling cocok yang mereka lakukan, dan terimakasih telah mau menjadi teman anak saya."
"Ya, saya akan menyelesaikan permasalahan ini secepatnya."
"Jhonatan dan Ramond tolong antar keluarga Pak Wijaya kerumah kita di Jalan bunga." Lanjut Jhonatan.
"Baik ayah." Jawab Jhonatan sambil melirik Lala yang juga meliriknya.