Yola
Yola
"Kak Ramond." Ujar Yola langsung bangkit dari duduknya dan berlari memeluk Ramond yang sudah membuka kedua tangannya bersiap untuk memeluk Yola.
"kakak ga bilang kalau mau datang." Ujar Yola manja, Ramond hanya tersenyum sambil mengusap kepala Yola.
"Pingin buat kejuatan sama kalian."
"Dan kami bener-benar terkejut." Ujar Ronald yang sudah berdiri di belakang Yola lalu berganti memeluk Ramond dengan sayang.
"Daddy sehat?" Tanya Ramond.
"Alhamdulilah, apa kabar mama dan papa kamu?"
"Alhamdulilah mereka juga sehat, hanya Opa yang kemarin sempat sakit-sakitan."
"Tapi sekarang sudah sehat kan?"
"Alhamdulilah sudah sehat, Dad."
"Ramond apa kabar sayang?" Ujar Jelita
"Bunda." Ramond langsung memeluk Jelita, karena memang mereka dekat satu sama lain.
Saling bergantian mereka satu persatu memeluk Ramond dengan sayang. Apa lagi Humaira yang selalu menangis jika mengingat tentang Ramond, karena pasti akan mengingatkan Ia pada Arka dan Arlita.
"Tuh, kan ibu selalu nangis kalau Ramond pulang." Ucap Ramond sambil mengusap pipi Humaira yang basah.
"Kamu selalu mengingatkan ibu sama Ayah dan mama kamu." Ucap Humaira.
"Kamu mirip sekali sama Arlita." Ucap Rey lalu memeluk Ramond.
"Ayah."
"Udah, ayo kita lanjut makan, pasti tambah enak karena sekarang semua lengkap berkumpul." Ucap Sanjaya lalu membimbing Ramond duduk disampingnya.
"Opa senang kamu datang." Ujar Handoko.
"Trimakasih, Opa."
"Katanya kamu dapat beasiswa di Munis?" Tanay Danil.
"Iya, ayah. Tapi aku tak akan mengambil disana."
"Kenapa? Itu kan keren kak." Ujar Fakhri.
"Aku ingin kuliah disini, di tempat mommy kuliah dulu."
"Apa??!! Serius?" kata Yola.
"kenapa Yol…. Ampe teriak gitu." Kata Fatih.
"kamu anak kecil, panggil aku yal yol yal yol…"
"Ye… umur kecil sih iya, tapi lihat badan gedean aku dari pada kamu." Ujar Fatih tak mau kalah.
"Udah udah, kalian berdua selalu berantem deh." Sergah Ramond.
"Kakak mau kuliah disini, biar deket sama daddy dan keluargaku semua disini."
"Tapi ga bakal dekat sama Yola." Ujar Jhonatan.
"kenapa?" Tanya Ramond.
"Karena Yola mau masuk pesantren." Jawab Fakhri.
"Bener itu Yol?" Tanya Ramond sambil menatap lembut kearah Yola.
Yola hanya mampu mengangguk membenarkan perkataan saudaranya.
"Itu bagus, berarti kamu tahu betapa pentingnya ilmu agama itu." Ujar Ramond.
"Kakak S1 di negara C, sekarang s2 kok malah disini? Bukannya bagus disana ya?" Tanya Yola.
"Kuliah dimanapun sama saja Yol, yang penting semangat mencari ilmu dan siap mengabdikan ilmu itu untuk orang sekeliling kita." Ujar Ramond.
"Kamu sangat cerdas, mama dan ayah kamu pasti bangga sama kamu, sayang." Ujar Jelita.
"Amiin bun."
Beberapa waktu kemudian mereka telah selesai makan malam yang begitu syahdu di taman belakang villa kakek dan opa.
Semua sudah masuk ke kamarnya masing-masing kecuali Yola yang masih terjaga di villa milik Richard.
Richard sendiri sudah tidur di kamarnya setelah meminum vitamin yang disediakan oleh Jelita, dan kini disinilah Yola diruang tv villa milik kakeknya itu.
"Yola." Panggil Ramond yang sudah berdiri di belakang sofanya.
"Hai kak. Sini duduk." Ajak Yola.
Ramond dengan senang hati duduk disamping Yola yang lima tahun lebih muda darinya.
"Gimana rasanya orang kuliah kak, apa lagi kakak bisa loncat semester jadi bisa lebih cepet menyelesaikan kuliah kakak."
"Enak enak ga enak."
"Kok gitu?"
"Kuliah itu harusfokus dan rajin membaca buku, apa lagi aku kan sambil membantu papa dikantor milik Daddy dan moma."
"Pasti kakak kerja kerasbanget untuk bisa cepet lulus ya?"
"Ya,…iya."
"Kok jawabnya ragu gitu."
"Karena aku kakak ingin cepet pindah kenegara ini, agar bisa berkumpul dengan keluarga disini, aku rindu sholat bareng mereka."
"Kan barusan udah, jadi kakak udah ga kangen dong."
"masih kangen sama seeorang."
Yola menoleh. "Siapa?"
"kamulah."
"Aku?" Tanya Yola sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya kamu, gadis satu-satunya dan cucu satu-satunya yang perempuan."
"kenapa?"
"Sekolah yang rajin ya, terus kapan berangkat ke pesantrennya?" Tanya Ramond sambil melirik Yola yang juga sedang meliriknya.
"nanti saat ajaran baru."
"Oke, kamu harus semangat dan harus belajar dengan sungguh-sungguh."
"Itu pasti kak."
"Kakak udah punya pacar?"
"kok nanya itu? Kan Daddy ga ngebolehin kita buat pacaran."
"ya memang sih kak, tapi aku yakin kakak menjadi primadona disana, kakak kan ganteng." Ujar Yola.
"kakak maunya langsung nikah, ga mau pacaran."
"Wah, perempuan mana yang mau sama kakak kalau ga mau pacaran dulu."
"Kalau ga ada yang mau ya kamu harus jadi istrinya kakak lah." Ujar Ramond yang membuat Yola tertawa.
"Ih, ogah.. masak aku harus nikah sama om-om." Ujar Yola.
"Siapa yang om-om?"
"kak Ramond lah, kan usianya jauh lebih tua dari aku, ya hampir sama kayak om-om kan?" kata Yola lalu tertawa lebar.
"Kamu sembarangan aja."
"Udah ah, kakak mau tidur di mana?"
"Disini, kamar itu." Kata Ramond sambil menunjuk sebuah kamar disamping kamar Yola.
"Oh, oke, ayo tidur kak, aku sudah mengantuk." Yola bangkit dari duduknya lalu melangkah pergi ke kamarnya diikuti oleh Ramond.
"selamat malam kak." Kata Yola saat sampai didepan pintu kamarnya.
"Selamat malam, Yola." Balas ramond lalu masuk ke dalam kamarnya.
Ramond merebahkan tubunya dikasur, pandangan matanya menerawang jauh ke langit-langit kamar.
"Yola, sebenarnya aku sayang sama kamu, bukan sebagai kakak tapi sebagai laki-laki yang mencintai perempuan. Tapi kau tak akan tahu jika aku telah dijodohkan dengan rekan kerja papa, sedang aku dan papa tak mampu menolak, karena ini adalah permintaan terakhir orang itu." Gumam Ramond seorang diri.
"Tapi asal kamu tahu, Yola. Aku akan selalu ada untuk kamu, kapan pun dan dimanapun kamu membutuhkan aku." Lanjut Gumaman Ramind.
"Walau dunia berubah, walau segalanya berubah, tapi satu yang tak akan berubah Yola, yaitu rasa sayang aku ke kamu, walau rasa itu akan tetap tersimpan di hati dan tak akan terungkap sampai kapanpun, biarkan hanya aku dan Allah yang mengetahui tentang ini semua."
"Yola, suatu saat kamu akan tumbuh besar dan mengenal laki-laki yang tampan dan kaya serta baik budinya, apa kau masih akan mengingatku?"
"Aku yakin suatu saat kamu akan digilai oleh seorang laki-laki hingga kamu sendiri yang akan menyerah untuk tidak membalas cintanya."
"tapi kamu jangan khawatir karena akan ku pastikan jika laki-laki itu adalah laki-laki yang baik, dan sangat menyayangi kamu, aku benar-benar akan memastikan itu."
"Selamat tidur Yola sayang. Aku menyayangimu sampai kapanpun." Gumam Ramond hingga ia pun terlelap kea lam mimpi.