aku, kamu, and sex

Love



Love

"Rena." Panggil laki-laki yang menggunakan jaket levis dan berdiri disampingnya.     

"Hai." Sahut Rena.     

Ronald menatap tajam laki-laki yang memanggil istrinya itu dibalik kaca mata hitam yang Ia kenakan.     

"Kau makan disini rupanya." Kata Andre.     

"Ya." Jawab Rena kikuk.     

"kenapa ga bilang? Kan bisa bareng."     

"Maaf tapi aku hanya ingin berdua saja yak an OM?" Tanya Rena dengan memanggil Om pada Ronald.     

"Hm." Jawab Ronald sambil menahan kesal dihatinya.     

"Ya sudah kalau begitu selamat menikmati hidangannya." Ujar Andre yang langsung pergi meninggalkan Rena dan laki-laki yang dipanggil dengan sebutan Om itu.     

"ternyata Cuma Om-nya." Gumam Andre bahagia lalu masuk ke ruangan administrasi untuk mengelola laporan restoran milik orang tuanya ini.     

Sementara di Villa Selena dan Tuan Handoko telah sampai di sana sejak satu jam yang lalu, dan mereka langsung menempati tempat istirahat di paviliun villa miliknya yang juga tak jauh dari milik Sanjaya.     

"Ayah apa kau lelah?" Tanya Selena dengan lembut sambil memijit kaki suaminya.     

"Aku tidak lelah sayang, kamu tak perlu memijitku." Ujar Tuan Handoko pada Selena.     

"berarti aku saja yang dipijit." Ucap Selena lalu merebahkan tubuhnya di samping Tuan Handoko.     

"Dengan senang hati sayang." Ucap Tuan Handoko pada istrinya.     

"Ayah, ternyata orang tua angkat Rey sangat baik ya, dan religious."     

"Ya, karena itulah dulu aku menitipkan Rey padanya, karena aku yakin mereka dapat mengurus Rey dengan baik, dan nyatanya benar, Rey tumbuh menjadi laki-laki yang berdedikasi dan juga penyayang."     

"Aku dapat melihat sifat Rey dari sikapnya padaku, dia sangat baik begitu juga dengan Humira."     

"Aku adalah laki-laki tua yang beruntung karena mempunyai anak yang berbati dan mempunyai dua menantu yang baik dan juga sangat mencintaiku,"     

Kau memang wajib bersyukur tentang hal itu sayang."     

"Dan rasa syukurku yang lain adalah, karena Allah memberikan dirimu pada ku."     

"Aku pun juga bersyukur bisa mendapatkan laki-laki sepertimu."     

"Awal bertemu denganmu, aku mengira kau adalah anggota dari geng-geng yang ga jelas dinegara A, tapi nyatanya kau adalah aktivis, aku mengira kau adalah perempuan yang menganut hidup bebas, tapi nyatanya aku yang membuka segelmu hahha." Tuan Handoko tertawa lebar.     

"Dasar kau tua Bangka mesum."     

"Itu karena dirimu selalu menggodaku."     

"Siapa yang menggodamu?"     

"lalu ini apa? Siang-siang pakai baju seperti ini. Untuk apa kalau tidak untuk merayuku coba?"     

"Oke, oke… aku memang berubah menjadi wanita penggoda setelah menikah denganmu."     

"ayo sayang, sentuh aku." Goda Selena.     

"Jangan menyesal, karena aku tak suka diberhentikan jika belum puas."     

"baik Tuan," Sahut Selena sambil memainkan kedua alisnya. Tuan Handoko terkekeh menyaksikan apa yang dilakukan istrinyal.     

Selena mulai menaiki tubuh Tuan Handoko dengan sensual, lalu perlahan membuka kancing kemejanya satu-persatu, Tuan Handoko hanya memperhatikan yang dilakukan oleh Selena padanya.     

Selena berlanjut membelai dada bidang suaminya yang ditumbihi rambut-rambut hakus lalu mengecupnya dengan sensual, membuat Tuan Handoko memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang tercipta dari bibir seksi istrinya.     

Keduanya memadu kasih hingga jam menunjukkan pukul tiga sore, tak berbeda dengan Tuan Handoko dan Selena yang sedang memadu kasih, Arka dan Arlita pun sedang berbuat hal yang sma.     

Tangan kanan Arka menekan tengkuk Arlita. Lalu beberapa detik kemudian kedua bibir itu sudah saling memagut, saling berlomba memberi hisapan dan kenikmatan, sembari tubuh mereka yang semakin dekat dan tanpa jarak.     

Tangan kiri Arka tak tinggal diam, melihat sang istri telah terbuai dengan cumbuannya. Maka Arka kembali bergerilya dengan mempererat dekapannya, sambil tangannya meraba setiap inci tubuh istrinya tanpa terlewat.     

"Mmphh. Hahhhh! Arka." Arlita melepas pagutan mereka, kedua pasang mata itu saling bertemu dan saling mendamba satu sama lain.     

Arka kembali menarik Arlita kedalam dekapannya, lalu mengulang cumbuan panas yang tadi sudah mereka lakukan. Lagi-lagi tangan Arka tak henti bergerilya ditubuh Arlita. Tangan besar itu memijit dan memilin benda kenyal yang ada didepannya.     

"Anggghhh…" Arlita mendesah kala bibir sang suami mulai turun ke lehernya dan tangan Arka mengengam bongkahan padat di belakang tubuh Arlita.     

Bibir seksi Arka terus bergerilya hingga mencapai dada sang isti yang masih terjaga walau sudah mempunyai satu orang anak.     

"Kau membuatku gila, Arlita." Tangan kanan Arka menyusup dibalik piyama yang istrinya kenakan memilin benda mungil diatas gundukan padat disana yang sudah mengeras karena tersentuh jari Arka.     

"Agh..Arka." Desah Arlita tanpa Ia sadari.     

Arka tak merespon apa yang diucapkan oleh Arlita, mulutnya kini telah sibuk menguasai gundukan kenyal yang tadi Ia mainkan. Arka mengulum benda berwarna coklat muda itu secara bergantian. Jangan dilupakan tangan Arka ikut aktif meremas bongkahan padat itu yang terasa nyaman digengamannya.     

Entah sejak kapan piyama yang dikenakan oleh Arlita telah teronggok di samping kakinya. Sementara Arka masih sibuk dengan agresi didada sang istri yang membuatnya semakin menggila.     

"Haangghhh…aghhh… Ar…Arka."     

"Hm… apa sayang, aku disini." Bibir seksi Arka kembali mendera putting coklat milik Arlita sevara bergantian kiri dan kanan. Mulut itu dengan rakus memberi kehangatan untuk kedua putting coklat muda yang Akhhhh…. Membuat Arka begitu tergoda untuk terus memenjarakannya di dalam mulut seksinya.     

Arka kembali menciumi leher dan cuping telingga Arlita yang membuatnya terjengit kegelian.     

"Arka… geli."     

"Tapi kamu suka.."     

Arlita tersenyum, lalu dia terkejut saat tangan sang suami telah mencapai bagian bawah tubuhnya.     

"Haggghh!!Aghhh!!." Arlita hanya mampu mendesah kala deraan kenikmatan yang tercipta dari jemari sang suami.     

Selanjutnya hanya ada rintihandan lenguhan sensual yang keluar dari mulut Arlita saat sang suami membelai dan mengesek kewanitaan Arlita.     

"Arka…Angghhhh … aku…aku…." Arka tahu jika sang istri akan mencapai klimaks nya, maka ia mempercepat ritme gerakan jarinya dibawah sana, membuat Arlita tak mampu diam tanpa lenguhan.     

Arlita memejamkan mata kala ritme permainan jemari Arka kian meningkat,Arlita makin kuat memegang tubuh suaminya, dan bibirnya melenguh sejadi-jadinya sebagai pelampiasan.     

Dan beberapa menit kemudian Arlita menyerah, Arlita menyemburkan cairan cintanya yang langsung jatuh ke lantai disaksikan suaminya yang memandangnya penuh kepuasan.     

Arka mengangkat tubuh Arlita dan membnaringkannya diranjang milik mereka. Arlita masih terlalu lemas bergerak karena masih dalam euphoria kenikmatan yang menderanya. Arka naik ke atas ranjang, dan Arlita merasakan tubuhnya yang seolah teras penuh dengan sesuatu.     

"Aghh!!" Desah Arlita tatkala batang besar Arka melesat masuk ke liang kewanitaannya.     

"Arka…Agh."     

Beberapa menit berikutnya Arka telah mulai memberikan gerakan-gerakan erotis pada liang surgawi istrinya, kedua tangan Arlita meremas tepian bantal sebagai pelampiasan, dan mulutnya penuh dengan lenguhan dan desahan yang berjeda.     

Arlita benar-benar dibuat melayang oleh Arka, rasa sesak di area kewanitaannya membuatnya merasakan kenikmatan yang tiada tara.     

Satu tangan Arka memainkan gundukan kenyak didepannya, dan pingguk nya masih aktif bergerak dengan ritme yang stabil, membuat Arlita kembali merasakan kenikmatannya. Arka terus memompa pinggulnya hingga beberapa menit kemudian Ia dan Arlita sama-sama mendapatkan kepuasannya.     

"Aghhhhh…Arlita…haghhh..hahhh.." Arka mengatur deru nafasnya seraya perlahan mencabut batang perkasanya dari lubang surgawi sang istri lalu mencium kening Arlita dan rebah disampingnya.     

"Terimakasih sayang, apa aku terlalu kasar?" Tanya Arka sambil membelai wajah Arlita.     

"Tidak, aku menyukai permainanmu." Ucap Arlita lalu mencium bibir Arka sekilas.     

"Kau benar-benar membuatku gila Arlita, kau berhasil membuatku melayang ke udara.. atau entah kemana."     

"Aku sebenarnya takut jika kau akan kecewa, karena kau.."     

"aku sudah bilang, aku tak pernah mempermasalahkanmu tentang hal itu sayang. Kamu jangan berpikir yang tidak-tidak, aku bahagia, dan aku sungguh bahagia bersama mu dan juga dengan Ramond."     

"Aku tak ingin kau memikirkan tentang hal itu lagi, apa yang terjadi antara kau dan Matt adalah masa lalu mu dan Matt, sekarang ini milik kita berdua, kebahagiaan ini milik kita dan Ramond." Lanjut arka.     

Arlita memeluk tubuh telanjang suaminya, lalu membenamkan wajahnya di dada bidang Arka yang terasa hangat dan membuatnya nyaman.     

"Aku mencintaimu Arka, sangat mencintaimu." Ucap Arlita.     

"Aku pun juga Arlita, kau bahkan tak kan pernah tahu seberapa rasa besar cintaku padamu, Artlita."     

"Aku tahu Arka, aku tahu, kau rela terluka demi aku, kau rela menungguku, walau aku tak pernah memberikanm kepastian padamu, tapi kau tetap mencintaiku. Terimakasih arka,.. terimakasih."     

"sama-sama sayang. Dan kini kau harustangung jawab… karena kau yang tak mau diam, membuat dia kembali terbangun."     

Arlita tersenyu,, lalu mendorong tubuh Arla menjadi terlentang, dengan santai Arlita naik keatasperut arka, dan ..     

"gendong aku ke kamar mandi." Ucap Arlita.     

Tanpa basa-basi Arka mengendong tubuh ramping Arlita ke kamar mandi lalju menurunkan di bawah shower.     

Arlita mencium bibir suaminya dengan gemas, kedua tangannya mengalung dileher sang suami, sedang kan Arkapun tak mau nkalah Ia membalas ciuman hangat dan rakus istrinya dengan rasa sayang yang me,buncah.     

Tangan Arlita perlahan turun hingga menyentuh batang jantan yang telah kokoh berdiri, lalu meremasnya dengan lembut, perlahan remasan itu berubah menjadi belaian yang sensual membuat ARka melenguh nikamta dan mendesah dengan mata yang tertutup merasakan kenikmatan yang mendera.     

Arlita menurunkan tubuh nya berjongkok, lalu memainkan benda kesukaannnya itu dengan mengulumnya seperti mengulum lollipop. Lagi-lgi Arka hanya mampu melenguh tanpa jeda saat sang istri mengiring rasa nikmat menggunakan mulut lihainya memanjakan hasrat sang suami dengan telaten dan gairah yag membuncah.     

Arka sudah tak mampu bertahan lagi, dalam waktu beberapa menit, Arka mengeluarkan cairan putih kentalnya di lantai kamar mandi, dan karena batang itu masih berdiri kokoh, Arlita mendekatkan lubang surgawinya pada batang yang membuatnya menjadi tergila-gila.. dan Jlebbbb rasa sesak yang Ia rasakan kian bertambah saat Arka mulai mengerakkan pinggulnya seraya mengendong tubuh Arlita seperti bayi koala.     

Arka terus bergerak hingga beberapa menit kemudian Arka dan arlita kembali mendapatkan pelepasan mereka.     

"Kau luar biasa sayang." Puji Arka.     

"kau pun sama mesumnya."     

Kemudian kedunay tertawa lalu mereka membersihkan tubuh mereka dengan mandi bersama, setelah itu mereka kembali ke kamar mereka dan tidur terlelap hingga pagi menjelang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.