Langit Sembilan Bintang

Kepala Aula Dewa Perang



Kepala Aula Dewa Perang

Wilayah Ye Chen dan Bi Ling sangat kuat, tapi mereka juga tidak bisa mengatasi pasukan manusia boneka yang terlalu banyak. Pasukan dari Kerajaan Penegak Hukum tersebut seperti tak ada habisnya, dan terus menyerbu Kota Dewa Guntur. Sedangkan Ye Chen dan anggota keturunan makhluk guntur lainnya hanya bisa melawan mereka.     

Semakin banyak ahli keturunan makhluk guntur yang gugur dalam peperangan itu, dan di antaranya ada banyak anggota yang dekat dengan Bi Ling. Darah terlihat memenuhi dinding kota. Setelah membunuh manusia boneka itu, yang tertinggal hanyalah besi rongsokan saja.     

"Demi Kota Dewa Guntur!"     

"Keturunan makhluk guntur abadi selamanya!"     

Para ahli makhluk guntur meraung keras, satu per satu dari mereka pun melawan pasukan manusia boneka itu dengan sekuat tenaga.     

Satu demi satu gelombang makhluk guntur menghadang serangan pasukan manusia boneka. Manusia boneka yang ahli pandangan jiwa, dilawan oleh ahli pandangan jiwa. Selain itu, para ahli tak berawal dan raja siluman yang menghadang pasukan manusia boneka itu di atas dinding kota.     

Mereka tidak akan membiarkan pasukan manusia boneka masuk ke dalam kota!     

Teriakan membunuh terdengar mengguncang langit, dan bayangan pedang terlihat memenuhi tempat tersebut. Semua orang sedang bertarung di area perang sepanjang puluhan ribu meter tersebut, membuat darah segar memenuhi dinding kota.     

Pertarungan itu jauh lebih kejam daripada yang dibayangkan.     

Ye Chen tampak dipenuhi dengan amarah saat melihat satu per satu ahli yang berjatuhan. Ia terus menggerakkan wilayah bintangnya untuk menggiling pasukan manusia boneka tersebut.     

Selain Bi Ling, di dekat Ye Chen juga ada dua orang yang membunuh manusia boneka dengan cepat, mereka adalah Ketua Aula Dewa Perang, Zhan Li, dan ketua keturunan makhluk pasir, Sha Tongtian. Kedua orang itu sudah memiliki wilayah tahap dua, sehingga mereka dapat membunuh manusia boneka dengan mudah. Manusia boneka tingkat pandangan jiwa pun tidak bisa melawan wilayah mereka, apalagi yang tingkat raja siluman dan tak berawal.     

Lalu tiba-tiba terdengar suara terompet tanduk dari tenda Kerajaan Penegak Hukum, dan gelombang manusia boneka pun muncul lagi dalam sekejap. Lalu pasukan itu kembali menerjang. Kali ini pasukan itu lebih banyak memilik raja siluman dan ahli tak berawal, dan ada ratusan yang merupakan tingkat pandangan jiwa.     

Sepertinya para petinggi Kerajaan Penegak Hukum mengira mereka sudah hampir menerobos ke Kota Dewa Guntur, sehingga mereka menambah pasukan untuk menjajah Kota Dewa Guntur.     

Para tiga kepala Kerajaan Penegak Hukum sudah menjabat bertahun-tahun, dan sudah menghasilkan banyak sekali manusia boneka. Dengan skala sebesar itu, bukankah mereka bisa meratakan Kota Dewa Guntur dengan sangat mudah? Bi Mie hanya melakukan perlawanan yang! Kemudian Yang Hong terlihat melayang di udara dan melihat ke arah Kota Dewa Guntur, ia terlihat menyeringai.     

Gelombang kedua dari pasukan manusia boneka telah mendekati Kota Dewa Guntur secara perlahan. Ketika pasukan itu sudah hampir menerobos masuk, tiba-tiba ada cahaya-cahaya perak di antara awan-awan di atas Kota Dewa Guntur, Shoo! Shoo! Shoo!      

Cahaya tersebut menerjang tubuh manusia boneka dan melubanginya. Satu per satu manusia boneka itu pun hancur, dan jiwa-jiwa 'Yin' terlihat melayang keluar.     

"Gawat, kita terjebak!" Yang Hong tampak memucat.     

Setelah cahaya pedang itu menghilang, manusia-manusia boneka itu tampak berjatuhan.     

Semua manusia boneka yang sedang bertarung di atas dinding kota tiba-tiba terdiam, lalu muncul luka kecil di tubuh mereka, kemudian mereka semua hancur berkeping-keping. Orang-orang tercengang saat melihat pasukan itu berjatuhan. Kini mereka baru mengerti kalau Bi Mie sengaja membiarkan pasukan manusia boneka itu masuk!     

Sorak-sorai pun terdengar dari atas dinding Kota Dewa Guntur, ini adalah pertarungan pembuka, dan dimenangkan oleh Kota Dewa Guntur. Walaupun mereka harus mengorbankan beberapa ahli mereka, tapi itu masih bisa diterima.     

Raut wajah Yang Hong tampak menghitam, ia kemudian menatap ke puncak Kota Dewa Guntur. Sepertinya ia telah meremehkan Bi Mie yang tidak mungkin membuka segel kalau tidak memiliki persiapan sebelumnya.     

Sebenarnya Bi Mie bisa menggunakan cara tersebut untuk memberantas gelombang pertama manusia boneka, tapi ia sengaja mengorbankan beberapa nyawa untuk menunggu gelombang kedua, dan memberantas lebih banyak manusia boneka!      

Yang Hong beruntung karena ia mendengarkan nasihat kepala kerajaannya untuk membagi manusia boneka menjadi lima kelompok, dan menurunkannya satu per satu, agar mereka tidak mengalami kerugian yang besar!     

Entah bagaimana cara Bi Mie memanggil pedang guntur yang memenuhi langit itu, kekuatannya sangat luar biasa.     

"Biarkan mereka berbangga diri selama beberapa hari." Ujar Yang Hong kemudian mendengus dingin, dan kembali ke tenda Kerajaan Penegak Hukum.     

Sementara itu di atas dinding Kota Dewa Guntur…     

Kalau Bi Mie tidak turun tangan, mungkin mereka akan kesulitan menahan gelombang kedua dari serangan pasukan manusia boneka.     

Mayat-mayat tampak memenuhi bagian atas dinding kota. Saat pertarungan tadi berlangsung, mereka sudah kehilangan lebih dari tiga ratus ahli. Para ahli yang masih hidup merasa sedih saat melihat mayat-mayat dengan wajah familiar tersebut.     

Semua orang kemudian melihat Ye Chen dengan ekspresi rumit. Ada banyak orang yang melihat Ye Chen membunuh lawan dengan ganas, bahkan mereka sampai tertegun saat melihat kekuatan pemuda itu. Ye Chen mengambil resiko besar untuk membantu Kota Dewa Guntur, dan hal itu membuat mereka kagum. Hal tersebut membuat ada banyak orang yang mulai menyukainya.     

Tapi ada juga beberapa orang yang melihat Ye Chen dengan tatapan tidak bersahabat, bahkan marah. Mereka merasa Ye Chen lah yang menarik serangan itu, dan yang lebih menyebalkan adalah, sepertinya Ye Chen dekat dengan dua wanita idaman mereka, Bi Ling dan Bi Yin.     

Ye Chen tentu saja merasakan tatapan yang tak bersahabat itu, tapi ia tidak memperdulikannya sama sekali.     

Tiba-tiba, terdengar suara dentingan baju zirah, dan datanglah beberapa orang ke arah Ye Chen, Bi Ling, dan Bi Yin. Ye Chen mendongak, pemimpin dari rombongan tersebut adalah seorang pria paruh baya bertubuh gagah dan berkumis. Pria itu mengenakan zirah emas, dan meski ia hanya berjalan mendekat, tapi sudah membuat orang-orang merasa terintimidasi. Hal itu menunjukkan bahwa pria tersebut adalah seorang ahli super!     

Di tubuhnya masih terasa energi wilayah tahap dua, membuat Ye Chen merasa tertekan.     

Walaupun wilayah bintangnya cukup kuat, tapi Ye Chen merasa bahwa ia tidak akan bisa menang jika melawan orang tersebut. Apalagi jarak wilayah tahap satu dan tahap dua sangat besar.     

Ye Chen pernah melihat orang itu di dalam kristal bintang, dia adalah Kepala Aula Dewa Perang, Zhan Li.     

Di atas dinding Kota Dewa Guntur, ada dua orang ahli dengan wilayah tahap dua, yang satu adalah Zhan Li, dan yang satu lagi adalah Sha Tongtian.     

Zhan Li mendekat, tatapannya mengarah pada Ye Chen, ia tampak tersenyum puas, "Anak muda, kamu sangat berbakat. Jika kekuatan wilayah yang kamu miliki semakin dikembangkan lagi, mungkin kamu akan sulit ditaklukkan, bahkan oleh kami yang merupakan ahli tua dengan wilayah tahap dua."     

"Ketua Aula Zhan terlalu memuji." Ye Chen membalas dengan merendahkan diri, sementara Zhan Li tampak tersenyum lebar, pujiannya terdengar tulus, dan sama sekali tidak terlihat seperti ahli super. Hal itu membuat Ye Chen cukup menyukainya.     

"Kamu tidak perlu terlalu memikirkan kejadian hari ini, Saudara Bi Mie sengaja membiarkan pasukan manusia boneka tersebut masuk. Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka bisa sedekat itu? Hasil dari pertarungan kali ini cukup memuaskan, paling tidak ada puluhan ribu manusia boneka yang terbuang sia-sia, dan beberapa di antaranya ada banyak yang bertingkat pandangan jiwa." Ujar Zhan Li dengan ramah, sambil menepuk-nepuk pundak Ye Chen. Semua orang di sekitarnya bisa mendengar suaranya dengan jelas.     

Mendengar ucapan Zhan Li, mereka yang awalnya tidak senang pada Ye Chen, kini menjadi sedikit menyukainya. Ternyata semua itu adalah rencana Yang mulia Bi Mie. Walaupun mereka mengorbankan beberapa saudara, tapi bukankah selalu akan ada yang mati dalam setiap peperangan?      

Pertarungan ini bisa dikatakan berhasil, dan yang paling penting adalah, mereka sudah menunjukkan kekuatan Kota Dewa Guntur, sehingga Kerajaan Penegak Hukum seharusnya tidak akan berani datang dalam beberapa waktu dekat.     

Ye Chen merasa sangat bersyukur saat mendengar perkataan Zhan Li. Walaupun ia tidak memperdulikan tatapan orang-orang itu, tapi lebih bagus lagi kalau ia bisa lepas dari kesalahpahaman ini, dan Zhan Li membantunya membersihkan nama baiknya.     

"Aku tak menyangka kalau masih ada satu ksatria wanita selain Bi Mie di dalam keturunan makhluk guntur, benar-benar luar biasa. Dunia ini akan dikuasai oleh kalian, anak-anak muda!" Zhan Li memuji Bi Ling, dan tidak ada maksud lain di dalam tatapannya.     

"Senior terlalu memuji." Bi Ling tersenyum memberi hormat, ia mengenakan zirah guntur dan tersenyum manis, membuat orang-orang di sekitarnya merasa iri.     

"Tidak hanya berbakat tapi juga cantik, haha!" Zhan Li mengamati Bi Ling dan tersenyum, pujiannya murni dari senior untuk junior, sama sekali tidak ada maksud kurang ajar.     

Bi Ling selama ini memang menggoda, tapi wajahnya terlihat memerah saat dipuji Zhan Li di depan banyak orang.     

Di kejauhan, Sha Tongtian melihat ke sana dan mendengus dingin, lalu berjalan turun dari dinding kota.     

Sha Tongtian memiliki tubuh yang tinggi besar, tingginya mencapai dua meter. Ia memiliki jenggot yang panjang dan wajahnya tampak gelap kemerahan, terlihat bagaikan pangeran guntur. Saat ia berjalan, langkahnya membuat dinding kota bergetar karena wilayah tahap duanya sangat kuat.     

Ye Chen tampak mengerutkan keningnya saat melihat bayangan Sha Tongtian pergi. Dulu ia tidak menyukai Aula Dewa Perang dan keturunan makhluk pasir, tapi sikap Zhan Li hari ini membuatnya berubah pikiran. Mengenai keturunan makhluk pasir, ia masih belum tahu apakah ia berbuat salah pada Sha Tongtian? Kenapa Sha Tongtian memperlakukannya seperti ini?     

Ye Chen pernah membunuh seorang ahli dari makhluk pasir, tapi sekarang ia merubah wajahnya, dan mereka tidak akan bisa mengenalinya.     

"Jangan dimasukkan hati, dia memang emosional, ekspresi wajahnya memang seperti itu." Zhan Li berujar pada Ye Chen, "Pertarungan Kota Dewa Guntur dan Kerajaan Penegak Hukum sudah dekat, kalau kamu menghadapi kesulitan dalam kultivasi bela diri Dao, datanglah padaku. Siapapun dari kalian berdua, kalau bisa memahami wilayah tahap dua, pasti akan memberikan pengaruh besar pada pertarungan!"     

"Terima kasih, Senior." Ujar Ye Chen dan Bi Ling.     

"Aku tinggal di bagian utara kota ini, aku menyambut kalian kapanpun." Ujar Zhan Li, "Aku dan Yang mulia kalian sudah sepakat untuk pergi minum setelah pertarungan ini berakhir, aku duluan."     

Zhan Li tertawa kemudian segera beranjak pergi.     

Sementara Ye Chen dan Bi Ling melihatnya dan anggota Aula Dewa Perang yang lain ikut pergi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.