Membunuh Lima Orang
Membunuh Lima Orang
"Sudah jauh-jauh datang ke Kota Dewa Guntur, kenapa buru-buru pergi?" Tanya Bi Ling seraya tertawa. Kemudian ada kilatan guntur dari kedua tangannya, dan menyambar ke lawan.
Kecepatan guntur milik Bi Ling terlalu cepat, dan dua orang itu sama sekali tidak bisa menahannya, mereka hanya bisa melihat cahaya itu membelah langit dan langsung mengenai Liu Mo.
"Hancurkan!" Liu Mo mendengus keras, kekuatan wilayahnya terbuka semua, dan ia mengayunkan dua pukulan ke arah pilar guntur tersebut.
Hong!
Suara ledakan keras pun terdengar saat sebuah pilar guntur terpecah karena serangannya, sedangkan yang satu lagi terus merobek wilayahnya dan mengenainya. Liu Mo terlihat goyah dan memuntahkan darah. Hal itu membuatnya semakin tidak berani untuk tinggal lebih lama lagi, dan memilih untuk melarikan diri dengan kondisi mengenaskan.
"Dia lari." Bi Ling tampak mengerutkan kening, ia juga tidak berani mengejar lagi. Karena akan semakin merepotkan kalau ia dikepung oleh orang-orang dari Kerajaan Penegak Hukum dalam pengejaran.
Saat Bi Ling melepaskan pilar guntur itu, Ye Chen sudah mengunci dua orang bawahan Liu Mo. Wilayah bintangnya beradu dengan dua wilayah mereka, dan seketika kedua wilayah mereka hancur berkeping-keping.
Kemudian Bi Ling mengeluarkan dua pilar guntur lagi, dan dua orang itu menghilang di dalam gunturnya yang mengerikan.
Sementara Ye Chen menggunakan wilayah bintangnya untuk menyerap sisa-sisa kekuatan wilayah kedua orang tersebut. Dalam pertarungan kali ini, wilayah bintangnya sudah menguat sampai lima puluh persen! Di antara wilayah tahap satu, wilayah bintang adalah wilayah yang tidak terkalahkan.
Lima orang mati dan satu terluka! Begitu Ye Chen muncul, Kerajaan Penegak Hukum langsung kehilangan begitu banyak ahli. Semua orang yang ada di atas dinding kota pun melihat Ye Chen dengan tatapan takjub.
Kemudian mereka semua berseru gembira. Sebelumnya kedua pihak hanya mengutus ahli tak berawal untuk menguji kemampuan, dan sama-sama merugi. Ini adalah pertempuran pertama ahli pandangan jiwa di mana Kota Dewa Guntur mendapatkan kemenangan telak, benar-benar mengembirakan!
Bi Ling juga terkejut saat tahu bahwa wilayah Ye Chen memiliki kekuatan menghisap, tapi ia turut senang atas pencapaian pemuda tersebut.
Kini wilayah Ye Chen sudah selesai menghisap kekuatan wilayah yang ada di sana, kemudian Bi Ling pun terbang ke samping pemuda itu. Kemudian ia berkata dengan wajah senang karena bisa bertemu kembali dengan Ye Chen, "Adik kecil, akhirnya kamu datang menemuiku."
"Tidak mudah untuk masuk ke Kota Dewa Guntur, jadi aku terpaksa memanggilmu keluar." Ye Chen kemudian melihat segel kota sambil tertawa pahit.
Bi Ling menatap puncak Kota Dewa Guntur yang dipenuhi kilatan guntur dengan tatapan gelisah, Yang mulia akan membuka segel kan?
Begitu Kota Dewa Guntur memasuki mode siaga perang, segel pertahanan di luar tidak akan dibuka dengan mudah. Karena begitu dibuka, segel itu butuh waktu tiga puluh menit untuk kembali menutup. Dalam tiga puluh menit itu, Kota Dewa Guntur akan terancam, dan biasanya Yang mulia tidak akan membiarkan orang luar masuk dengan mudah.
Tapi Bi Ling berbeda, darah purbanya sudah bangun, dan kedudukannya di dalam keturunan makhluk guntur sudah sangat tinggi. Dia adalah harapan dari keturunan makhluk guntur, sehingga Bi Ling yakin bahwa Bi Mie past akan membuka segel itu demi dirinya!
Ia keluar dari dalam kota karena tidak bisa berdiam diri saja saat melihat Ye Chen dikepung. Kalau Bi Mie tidak bersedia membuka segel, maka ia akan menemani Ye Chen melawan Kerajaan Penegak Hukum!
"Buka segel pertahanan, biarkan mereka masuk." Terdengar suara dari tempat yang paling tinggi itu.
Bi Mie memperhatikan mereka berdua dari dalam puncak menara guntur.
"Yang mulia memerintahkan untuk membuka segel!"
"Yang mulia memerintahkan untuk membuka segel!"
Setelah perintah itu disebarkan, segel pun perlahan memudar sampai akhirnya benar-benar terbuka.
"Ayo kita masuk."
Bi Ling menghela napas lega saat melihat segel terbuka. Kemudian ia melihat ke arah puncak menara guntur sambil menggigit bibir bawahnya, Bi Mie memang menggunakan Bi Ling sebagai kartu rahasia, dan memintanya agar tidak menunjukkan diri dulu. Tapi sekarang ia telah merusak rencana tersebut, dan Bi Mie pasti akan menyalahkannya. Namun ia tak punya pilihan lain selain harus bertanggung jawab.
"Kak Bi Ling, apa tidak apa-apa jika kamu menerobos keluar seperti ini?" Tanya Ye Chen dengan cemas.
"Adik kecil, apa kamu mau aku diam saja melihatmu mati? Tenang saja, Kakak sekarang tidak sama dengan yang dulu lagi." Bi Ling menggunakan pikiran rohnya untuk menjawab pertanyaan Ye Chen. Kemudian jantungnya berdegup kencang saat mendekati pemuda itu, "Lebih baik kamu memikirkan cara untuk berterima kasih padaku?"
Sikap Bi Ling yang menggoda itu membuat Ye Chen mengingat kejadian di bawah pohon spirit waktu itu, Dantian-nya pun memanas, tapi ia hanya bisa meraba hidungnya untuk menutupi kecanggungannya.
"Hehe, Kakak tidak akan menggodamu lagi, cepat ikut aku." Bi Ling tertawa dan mengajak Ye Chen pergi. Walaupun Ye Chen merubah wajahnya, tapi energi yang ada di tubuhnya masih terasa familiar. Energi itu membuat Bi Ling kehilangan fokus. Semenjak perpisahan waktu itu, Ye Chen sudah mengalami banyak perkembangan, dan terlihat semakin dewasa.
Semenjak kejadian itu, hatinya bergejolak saat bertemu dengan Ye Chen lagi. Kegilaan waktu itu masih terasa dengan jelas di pikirannya.
Ye Chen mengikuti Bi Ling memasuki Kota Dewa Guntur. Setelah berpisah saat itu, Bi Ling menjadi terlihat semakin mempesona di matanya.
"Adik Chen Ye, ini adalah batu penghalang guntur, dengan adanya batu ini kamu tak perlu takut akan sambaran guntur yang ada di angkasa." Ujar Bi Ling dengan penekanan di kata "Chen Ye", sambil melemparkan batu itu pada Ye Chen.
Ye Chen lalu mengambil batu itu di tangannya dan melihatnya sekilas. Batu itu berwarna putih, dan ada beberapa rune di atasnya. Kemudian ia memutuskan untuk menyimpan batu tersebut meski ia tidak membutuhkannya. Setelah datang ke Kota Dewa Guntur, ia merasakan Xuan Qi guntur yang tebal, dan ia pun segera mengubah teknik kultivasi dalam tubuhnya menjadi jurus kaisar guntur. Sehingga sebanyak apapun guntur yang mengenai tubuhnya, ia tidak akan terluka dan malah memperkuat kultivasinya!
Ye Chen baru pertama kali datang, dan ia pun baru sadar bahwa keturunan makhluk guntur benar-benar memiliki warisan darah kuno. Mereka memiliki segel pertahanan yang begitu kuat, yang bahkan tak akan bisa ditembus dengan mudah oleh ahli lautan dewa sekalipun. Pantas saja Bi Mie berani melawan Kerajaan Penegak Hukum.
Dua orang itu mendarat di atas dinding kota, dan Bi Ling membawa Ye Chen ke hadapan orang tua berjenggot serta wanita bercadar. Kemudian ia tersenyum dan memperkenalkan, "Mereka adalah tetua tertinggi keturunan makhluk guntur, Bi Mo, dan yang ini adalah Bi Yin."
"Namaku Chen Ye." Ye Chen tersenyum dan turut memperkenalkan dirinya.
"Selamat datang di Kota Dewa Guntur!" Ujar orang tua itu sambil tertawa, ia terlihat sedikit canggung karena baru saja melihat kekuatan wilayah Ye Chen.
"Halo." Sapa Bi Yin dengan suara lembut tapi terdengar ketus, ia terlihat menganggukkan kepalanya.
Ye Chen tentu saja merasakan sikap dingin dari suara Bi Yin, tapi ia sudah terbiasa dengan Tantai Ling, jadi ia tidak merasa aneh. Ye Chen tidak bisa melihat wajah Bi Yin dengan jelas, tapi ia bisa melihat kalau Bi Yin adalah seorang wanita cantik. Karena wanita itu memakai cadar, berarti ia tidak bersedia untuk menunjukkan wajahnya, dan Ye Chen pun tidak menggunakan roh untuk melihatnya.
Bi Ling juga merasakan kewaspadaan Bi Yin terhadap Ye Chen, sehingga ia pun berkata, "Kak Bi Yin adalah salah satu dari tiga wanita tercantik di daratan timur."
Salah satu dari tiga wanita tercantik daratan timur?
Dulu Ye Chen hanya tahu Tantai Ling yang merupakan salah satu dari tiga wanita tercantik di daratan timur, ia tak menyangka akan bertemu dengan wanita tercantik yang lain.
"Selain Tantai Ling dan Kak Bi Yin, apa Kak Bi Ling juga termasuk di dalamnya?" tanya Ye Chen pada Bi Ling sambil tertawa.
"Adik kecil, maaf membuatmu kecewa, Kak Bi Ling tidak secantik kak Bi Yin." Ujar Bi Ling seraya tersenyum tak berdaya.
"Tenang, Kak Bi Ling juga salah satu wanita tercantik di dalam hatiku." Ye Chen memuji, ia memiliki hubungan khusus dengan Bi Ling, dan ia merasa bahwa Bi Ling tidak kalah cantik dengan Bi Yin dan Tantai Ling. Mungkin saat itu tiga wanita tercantik di daratan timur tidak hanya dilihat dari wajahnya saja, melainkan juga dilihat dari kultivasinya. Bi Ling dulu hanya memiliki kultivasi tak berawal poin lima, tapi sekarang ia sudah merupakan ahli pandangan jiwa.
Bi Ling hanya tersenyum canggung, zirah gunturnya tidak bisa menutupi gejolak di dadanya. Wajahnya tampak tersenyum, lalu ia mendekati Ye Chen, "Adik kecil, mulutmu manis sekali, bagaimana kalau Kakak memberimu hadiah?"
Sementara itu, ekspresi wajah Bi Yin tampak suram dibalik cadarnya. Walaupun Bi Ling sangat terbuka di depan orang-orang, tapi ia sangat menjaga jarak dengan pria. Namun sikapnya berbeda dengan Ye Chen. Kemudian Bi Yin teringat ketika Bi Ling bergegas keluar saat merasakan kedatangan Ye Chen. Hal itu membuat Bi Yin merasa tidak tenang, ia takut Bi Ling tergiur dan akan menyesalinya, "Pria yang bermulut manis biasanya tidak bisa dipercaya."
Ye Chen mundur setengah langkah, kalau ia terus digoda Bi Ling, ia akan sangat sulit untuk menahan nafsunya. Kemudian ia tersenyum setelah mendengar kata-kata Bi Yin. Sebenarnya ia merasa aneh dengan reaksi Bi Yin, apakah ia pernah berbuat salah pada wanita itu?
"Yin'er, aku tahu batasannya." Bi Ling menjawab Bi Yin dengan pikiran rohnya. Ia juga tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat sikap Bi Yin. Tapi ia tidak akan membocorkan hubungannya dengan Ye Chen pada Bi Yin.
"Ling'er, pokoknya jangan sampai kamu tertipu." Bi Yin menasihati Bi Ling dengan pikiran rohnya lagi. Lalu ia melihat Ye Chen dan memilih untuk mengawasi Bi Ling dahulu. Seharusnya mereka tidak akan macam-macam di depannya.
"Adik kecil, ayo kita bertemu dengan Yang mulia." Setelah ia menenangkan Bi Yin, Bi Ling pun berbisik pada Ye Chen.