Langit Sembilan Bintang

Chen Ye



Chen Ye

Ye Chen merasakan bahwa wilayah bintangnya menguat, dan itu membuat hatinya bergetar. Walaupun ia tahu kalau kekuatan wilayah dari jurus sembilan bintang tidak mungkin lemah, tapi ia tidak menyangka bahwa wilayah itu akan sekuat ini, bahkan sampai bisa mengalahkan kekuatan wilayah tahap satu milik seorang ahli dari Kerajaan Penegak Hukum itu. Setelah bergulir, wilayahnya bisa menghisap kekuatan wilayah lawan!     

"Ayo kita bunuh dia!" Teriak ahli pandangan jiwa poin tiga yang merupakan pemimpin ahli-ahli dari Kerajaan Penegak Hukum. Ia terus menatap Ye Chen dengan tatapan menyeramkan.     

Kekuatan wilayah Ye Chen sangat kuat dan itu membuatnya merasa terancam. Namun ia tidak akan membiarkan Ye Chen masuk ke Kota Dewa Guntur, karena itu sama saja dengan mengirimkan bantuan kuat untuk musuh, dan akan membuat mereka kesulitan untuk mengalahkan lawan!     

Kemudian lima ahli pandangan jiwa dari Kerajaan Penegak Hukum menyerbu ke arah Ye Chen secara bersamaan.     

Lima kekuatan wilayah pun mengepung Ye Chen dari berbagai penjuru.     

Hal itu membuat Ye Chen merasa terancam. Walaupun wilayah bintangnya kuat, tapi tetap tidak cukup untuk melawan kekuatan wilayah dari kelima orang ahli itu. Apalagi di antara mereka ada yang sudah poin dua dan tiga!     

Sementra itu, terdengar suara kecapi indah dari dalam sebuah paviliun di dalam Kota Dewa Guntur.     

Seorang wanita bercadar putih sedang duduk di hadapan kecapi, ia mengenakan gelang giok putih, dan jari-jarinya bergerak indah. Rambut panjangnya tampak diikat dengan tali perak dan beberapa helai rambutnya tampak jatuh di punggung. Meskipun wajahnya tertutup sutra putih, tapi tetap tidak menutupi kecantikannya, mata indahnya memancarkan kelembutan yang luar biasa, dan lehernya terlihat dihiasi kalung mutiara yang membuat kecantikannya semakin terpancar.     

Jari-jarinya menari-nari ringan di atas kecapi, membuatnya terlihat bagai dewi. Melihat penampilannya membuat orang-orang melupakan kegundahan dalam hati mereka.     

Orang tersebut adalah salah satu tetua tertinggi keturunan makhluk guntur, yaitu Bi Yin.     

Sementara itu, ada seorang wanita cantik nan mempesona yang duduk di bangku sebelahnya. Wanita itu hanya duduk tanpa melakukan apapun. Namun seluruh tubuhnya memancarkan pesona yang seksi. Ia mengenakan jubah merah yang menunjukkan keindahan tubuhnya, yang membuat belahan dadanya terlihat jelas. Duduknya sedikit menyamping, membuat lekukan pinggulnya terlihat lebih jelas, dan kaki putihnya juga terlihat begitu mempesona di balik jubah merahnya, siapa lagi kalau bukan Bi Ling?     

Kedua wanita tersebut memiliki pesona yang saling bertolak belakang, yang satu lembut dan elegan, sementara yang satu lagi terlihat seksi dan menawan.      

Bi Ling duduk dan mendengarkan permainan kecapi Bi Yin, namun ia terlihat tenggelam dalam pikirannya sendiri. Ia tampak menatap ke kejauhan dan sesekali mengerutkan kening lalu tersenyum, seperti sedang mengenang kenangan manis.     

Bi Yin yang ada di sampingnya pun terlihat mencemaskannya.     

Ia kemudian menghentikan permainan kecapinya dan menatap Bi Ling. Ia ingin mengatakan sesuatu namun tidak yakin. Setelah berpikir sejenak, ia akhirnya menarik tangan Bi Ling dan berkata, "Ling'er, setelah darah purbamu terbangun, kultivasimu meningkat pesat dan kedudukanmu di dalam klan juga naik. Kini kamu sudah mendapatkan apa yang selama ini kamu inginkan. Tapi tolong ingat sebaik apapun pria di luar sana terhadapmu, yang mereka inginkan hanyalah kultivasimu." Walaupun suara Bi Yin terdengar lembut, tapi ucapannya penuh dengan penekanan. Ia ingin mengingatkan Bi Ling agar jangan sampai dikelabui oleh pria, dan memberikan kultivasinya pada pria itu.     

"Yin'er, tenang saja. Kamu juga tahu kalau makhluk guntur adalah makhluk dewa yang kuat, bahkan kabar yang beredar mengatakan bahwa saat makhluk guntur lahir, ia sudah memiliki kekuatan lautan dewa!" Bi Ling tahu kalau Bi Yin mengingatkannya untuk kebaikannya sendiri. Kemudian ia pun tersenyum percaya diri, tapi dengan raut wajah yang terlihat mengenang sesuatu. Lalu ia menepuk-nepuk tangan Bi Yin, "Seperti yang kamu bilang, kultivasiku meningkat pesat dan saat ini aku sudah memahami wilayah tahap dua. Ke depannya, mungkin aku bisa melampaui Yang mulia, jadi mana mungkin aku melepaskan kultivasiku?"     

"Bagus kalau kamu mengerti. Dengan darah keturunanmu, pencapaianmu tidak akan terbatas, jadi jangan sampai kamu menyerahkannya ke tangan pria lain. Ingatlah saudara-saudara kita, sebenarnya mereka memiliki masa depan yang gemilang, tapi akhirnya malah menyerahkan kultivasinya kepada pria lain, dan hasilnya? Mereka sekarang hanya menjadi alat untuk berkembang biak, bahkan menjadi objek kemarahan pria. Banyak sekali saudara kita yang menyimpan dendam. Ling'er, aku tidak ingin kamu menjalani kehidupan seperti itu!" Bi Yin yang selama ini lemah lembut, tiba-tiba mengeluarkan aura kebencian dari tubuhnya saat mengingat penderitaan saudari-saudarinya.     

Bi Ling bisa memahami kekhawatiran Bi Yin, karena dulu ia sama dengan Bi Yin. Walaupun ia terlihat menggoda banyak pria, tapi ia sangat menjaga tubuhnya, dan tidak ingin menjadi budak pria, lalu berakhir mengenaskan. Tapi sekarang ia sudah bertemu dengan Ye Chen yang berbeda dari pria lainnya.     

Bi Ling tak bisa menyembunyikan senyumnya saat mengingat Ye Chen.     

"Yin'er, aku mengerti maksudmu. Tapi aku tahu ada seseorang yang tidak mengincar kultivasiku!"     

"Ling'er, pikiranmu ini sangat berbahaya. Bagaimana kamu tahu orang itu tulus atau tidak? Banyak saudari kita yang awalnya juga berpikiran sepertimu, dan mengira kalau pria pilihannya tidak mengincar kultivasinya. Tapi akhirnya bukankah sama saja? Mereka harus menyerahkan kultivasi mereka." Bi Yin terlihat pucat saat melihat senyuman Bi Ling, ekspresi tersebut sudah sering dilihatnya pada saudari-saudarinya.     

"Yin'er, percayalah padaku, jangan khawatir. Aku, aku tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya padamu." Bi Ling yang selama ini pemberani, sekarang wajahnya terlihat merona dan merah malu-malu. Karena ia tidak tahu bagaimana caranya menceritakan kejadian yang terjadi di antara Ye Chen dan dirinya pada Bi Yin.     

Bi Yin sedih melihat Bi Ling seperti ini, ia tahu, setelah darah purba Bi Ling bangun, Bi Ling sudah bukanlah Bi Ling yang dulu lagi.     

"Kerajaan Penegak Hukum sudah akan menyerang kota kita, Ling'er, jangan sampai kamu menyerahkan kultivasimu kepada orang lain. Bahaya kalau sampai itu terjadi." Bi Yin menggenggam erat tangan Bi Ling dan menasihatinya, ini adalah peperangan antara Kerajaan Penegak Hukum dan keturunan guntur, dan tidak ada yang bisa menjamin nasib Kota Dewa Guntur. Karena itulah ia berharap Bi Ling tidak terlibat masalah pada saat seperti ini.     

Bi Ling pun menganggukkan kepala dengan tatapan penuh dengan kerinduan.     

"Adik kecil, entah kita masih punya kesempatan untuk bertemu lagi atau tidak…" Gumam Bi Ling dalam hati. Lalu ia tiba-tiba merasakan pikiran roh yang familiar, dan langsung berdiri. Tatapan matanya terlihat bersemangat, "Dia datang!"     

Bi Ling pun segera melesat keluar. Setelah mendengar ucapan Bi Ling, Bi Yin tertegun melihat ekspresi Bi Ling. Kemudian ia pun mengikuti Bi Ling karena merasa cemas, entah siapa yang disebutkan Bi Ling itu!     

Dua orang wanita cantik terbang melesat ke dinding Kota Dewa Guntur.     

Sedangkan Ye Chen dalam keadaan terancam karena harus menghadapi lima ahli pandangan jiwa. Walaupun kekuatan wilayah bintang Ye Chen sangat kuat, tapi ia belum cukup kuat untuk melawan lima ahli pandangan jiwa sekaligus.     

"Bantu dia!" Bi Mo berteriak, lima ahli pandangan jiwa dari keturunan makhluk guntur pun menembus segel.     

Sekarang ada sebelas ahli pandangan jiwa sedang bertarung.     

Peng! Peng! Peng!      

Suara pertarungan tersebut terdengar bagaikan suara guntur yang menyambar. Para petinggi Kerajaan Penegak Hukum ataupun keturunan guntur sedang menyaksikannya. Namun untuk sementara ini, petinggi dari kedua belah pihak tidak akan turun tangan.     

Menara guntur di atas Kota Dewa Guntur merupakan tempat dengan sambaran guntur yang paling banyak, dan Bi Mie berada di sana untuk menyaksikan pertarungan. Wilayah bintang Ye Chen sangat langka, dan ia baru pertama kali melihat ada ahli yang seperti itu.     

"Siapa dia?" Suara Bi Mie terdengar di teling Bi Mo.     

"Lapor Yang mulia, dia bernama Chen Ye, dan mengatakan kalau ia datang untuk membantu kita. Tapi sekarang identitasnya belum bisa dipastikan." Bi Mo menjawab dengan hormat.     

"Chen Ye?" Bi Mie terlihat mengerutkan kening, ia belum pernah mendengar nama ini, tapi banyak ahli yang tidak ia kenal, muncul di daratan timur karena serangan binatang jiwa. Kemudian ia pun melanjutkan ucapannya, "kekuatan wilayah orang ini cukup kuat, mungkin bisa menjadi bantuan besar untuk kita, biarkan dia masuk!"     

"Baik, Yang mulia!" Ujar Bi Mo lagi. Setelah mendapat arahan dari Bi Mie, gerakannya menjadi lebih cepat. Lalu ia melepaskan kekuatan wilayahnya secara maksimal, sampai menerjang ke arah para ahli pandangan jiwa dari Kerajaan Penegak Hukum.     

Sementara Ye Chen terlihat menggunakan kekuatan wilayahnya untuk menekan lima kekuatan wilayah yang menekannya. Ia merasakan tekanan yang sangat besar, tapi ekspresinya tetap tenang dan sama sekali tidak gentar.     

Sembilan bintang besar yang ada di udara terlihat terus berputar dan melepaskan kekuatan wilayah yang besar. Dengan bantuan dari Bi Mo dan lainnya, Ye Chen masih memiliki sisa tenaga untuk melawan serangan dari lima ahli tersebut.     

Kemudian terdengar suara ledakan keras yang memekakan telinga.     

Setidaknya ada sepuluh ahli pandangan jiwa yang menyaksikan pertarungan itu.     

"Siapa dia?" Tanya Yang Hong di dalam tenda Kerajaan Penegak Hukum, ia adalah orang yang paling berkuasa di antara tetua tertinggi, kedudukannya persis di bawah Tiga Kepala Kerajaan. Sebelum ketiga kepala kerajaan datang, semuanya menjadi tanggung jawab Yang Hong.     

"Untuk sementara ini identitasnya masih belum diketahui. Kami belum pernah bertemu dengan orang itu, tapi dia ingin masuk ke Kota Dewa Guntur. Liu Ming dan lainnya berusaha untuk membunuhnya, tapi tak ternyata dia sangat hebat, bahkan Liu Ming mati di tangannya." Ujar seorang ahli pandangan jiwa poin tiga.     

"Dasar tidak berguna! Bisa-bisanya enam orang tidak bisa menahan satu orang, malah terbunuh satu!" Yang Hong mendengus marah, "Wilayah orang itu sedikit aneh, jadi dia harus dibunuh. Jangan biarkan dia masuk ke Kota Dewa Guntur!"     

"Baiklah!"      

Saat mereka sedang bertarung sengit, Bi Ling yang menggunakan zirah guntur merah terlihat      

muncul di atas dinding kota. Lalu tak lama kemudian, Bi Yin juga muncul di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.