Langit Sembilan Bintang

Perpisahan Bi Ling



Perpisahan Bi Ling

Orang yang ada di dalam aula besar itu bisa melihat keadaan di luar dengan sangat jelas. Pengendali menara guntur bisa mengawasi kondisi di luar dan mengendalikan menara itu untuk menyerang.     

Ketika melihat ke atas aula, ada seekor siluman bersisik hitam yang terbang di angkasa. Energi internal dari menara guntur mengunci siluman tersebut.     

Orang yang ada di dalam area terlarang dewa guntur, memiliki perlindungan yang kuat, dan bisa menggerakkan menara guntur. Dengan begitu, ia bisa memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menyerang semua musuh di atas Kota Dewa Guntur. Pantas saja Kota Dewa Guntur bisa bertahan selama ini.     

Sayang sekali sudah lama tidak ada orang yang mengendalikan menara guntur tersebut.     

Bi Ling berdiri di depan menara guntur, tubuhnya tampak dikelilingi energi guntur, ia sedang berkomunikasi dengan menara guntur tersebut.     

Bi Yin juga sedang mengeluarkan energi dari tubuhnya dengan sekuat tenaga, dan mencoba untuk masuk ke dalam menara guntur itu.     

Ye Chen memperhatikan mereka, ia tidak tahu apakah Bi Ling dan Bi Yin bisa mengendalikan menara guntur itu atau tidak. Kalau memang bisa, mereka masih memiliki harapan kecil untuk menang.     

Ia bisa merasakan kalau menara guntur itu seperti memiliki kesadaran yang sangat besar. Apakah benda itu seperti sebuah harta karun super hasil kultivasi tubuh seorang senior makhluk guntur?     

Bi Ling sepertinya mendapatkan hak untuk mengendalikan menara guntur lebih dulu daripada Bi Yin, dan menara itu terlihat mulai berfungsi.     

Bi Yin lalu melihat Bi Ling dengan tatapan khawatir, ia ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan.     

"Yin'er, pergilah keluar dulu, ada beberapa hal yang ingin kubicarakan dengan Chen Ye. Jangan biarkan orang lain masuk." Bi Ling tersenyum pada Bi Yin.     

Bi Yin tidak ingin menuruti Bi Ling, ia membuka mulut dan bersiap untuk menolak Bi Ling. Tapi akhirnya ia hanya menganggukkan kepala dan terbang keluar untuk berjaga di depan aula itu.     

Bi Ling tersenyum, ia membubuhkan segel di sana agar aula itu dan Bi Yin yang berjaga di luar, diselimuti segel yang dibuatnya.     

Bi Yin berdiri di depan pintu, ia terlihat bertanya-tanya. Apa yang akan dibicarakan Bi Ling dan Ye Chen? Kenapa sampai harus menyuruhnya keluar? Apa mereka tidak bisa menggunakan pikiran roh?     

Di dalam aula itu hanya ada Bi Ling dan Ye Chen, Bi Ling lalu mendekati Ye Chen.     

"Adik kecil." Jari-jari indah Bi Ling meraba wajah Ye Chen, ia tampak tersenyum, "Kali ini kita tidak tahu apakah kita bisa memenangkan siluman bersisik hitam itu atau tidak. Terima kasih kamu sudah menemaniku di saat seperti ini."     

Ye Chen seperti ingin mengatakan sesuatu ketika melihat Bi Ling sudah semakin mendekat, aroma wangi tubuh wanita itu tercium, ia menunduk dan melihat belahan dada Bi Ling yang indah.     

Ye Chen lalu berkata, "Aku akan mencari cara untuk membawamu keluar dari sini, Kak!"     

Bi Ling terus menatap Ye Chen, seolah ingin mengingat detail wajah Ye Chen di dalam pikirannya.     

"Apapun yang terjadi, kamu harus meninggalkan Kota Dewa Guntur ini. Dengan bakatmu, kamu pasti masih bisa mencapai tingkat lautan dewa, setelah itu kamu bisa pergi ke Daratan Kuno Tianyuan." Bi Ling menatap Ye Chen dengan serius.     

Ye Chen terlihat mengerutkan kening, apapun yang terjadi ia tidak akan meninggalkan Bi Ling sendirian. Ia sempat berpikir untuk membawa Bi Ling dan ahli lainnya masuk ke segel bintang langit, namun ia sendiri tidak tahu apakah cara itu bisa dilakukan atau tidak.     

Bi Ling semakin mendekat, ia menggigit ringan daun telinga Ye Chen, dan suaranya terdengar menggoda, "Adik kecil, ayo kita bermain sekali lagi!"      

Kemudian zirah guntur Bi Ling tiba-tiba terjatuh, dan memperlihatkan tubuhnya yang indah.     

Ye Chen tertegun memandang Bi Ling, lalu memeluk Bi Ling. Kemudian dua tangannya meraba punggung Bi Ling.     

Bi Ling pun segera membuka pakaian Ye Chen, dan buah dadanya menekan tubuh Ye Chen, membuatnya tidak bisa mengendalikan diri.     

Kematian ada di depan mata mereka, dan mungkin ini adalah kesempatan terakhir mereka. Ye Chen mengerang dan mendorong Bi Ling di dinding, hatinya terasa dipenuhi kesedihan.     

"Adik kecil, berikan cintamu padaku." Suara Bi Ling yang menggoda membuat hasrat di dalam tubuh Ye Chen semakin memuncak.     

Hasrat dan gairah mereka tidak bisa ditahan, dan aula besar itu dipenuhi jejak cinta Ye Chen serta Bi Ling.     

Waktu sudah berlalu cukup lama, dan Bi Yin yang ada di luar pun merasa sangat khawatir.     

"Entah apa yang Ling'er lakukan di dalam." Bi Yin lalu melepaskan pikiran rohnya ke aula itu, dan pemandangan yang ada di dalamnya membuatnya terkejut, wajahnya memerah seketika. Ia tidak menyangka kalau Bi Ling dan Ye Chen akan melakukan hal itu di dalam sana.     

Bi Yin kemudian menyimpan kembali pikiran rohnya. Ekspresi Bi Ling membuat jantungnya berdegup kencang, seolah ada kelinci yang melompat di dalamnya.     

Bi Yin tidak dapat menenangkan diri, semua yang ia saksikan tadi telah mengguncang hatinya. Ini adalah pertama kalinya ia melihat hal seperti ini, dan pemandangan tadi terus berputar di pikirannya.     

Erangan menggoda Bi Ling juga terus terngiang di telinganya.     

Tiba-tiba ia tertegun, apa Bi Ling berencana memberikan seluruh kultivasinya kepada Chen Ye? Tapi tidak ada gunanya, karena Chen Ye tetap bukanlah lawan dari siluman bersisik hitam itu!     

Bi Yin yang gelisah akhirnya tidak tahan, ia pun kembali melepaskan pikiran rohnya ke dalam sana, dan ingin melihat bagaimana keadaan Bi Ling. Tapi ia pun lagi-lagi melihat pemandangan yang tadi, dan wajahnya kembali memanas.     

Bi Yin menutup mulutnya, ia tampak keheranan. Kenapa bisa begini?     

Ia tidak merasakan Bi Ling menjadi lemah, dan justru sebaliknya. Kultivasi Bi Ling menjadi semakin kuat, dan jika dilihat dengan seksama, Xuan Qi guntur di tubuh Ye Chen masuk ke dalam tubuh Bi Ling, perpaduan jiwa dari keduanya terlihat semakin menguat.     

Darah purba dalam tubuh Bi Ling pun berubah semakin kental dan kuat!     

Bi Yin baru mengerti, ternyata semua ucapan Bi Ling memang benar. Ye Chen tidak akan mengincar kultivasi mereka. Karena walaupun terjadi hubungan tubuh antara Ye Chen dan Bi Ling, tapi kultivasi Bi Ling tidak akan diambil oleh pemuda tersebut.     

Bi Ling mengetahui Bi Yin sedang mengintip, dan ia pun berbisik di telinga Ye Chen, "Adik kecil, Kakak sangat mencintaimu!"     

Mendengar ucapan Bi Ling membuat Bi Yin merasa malu dan menarik kembali pikiran rohnya. Beberapa saat kemudian ia tidak tahan untuk mengintip lagi.     

Ye Chen terus menggerakkan pisau terbang dalam pikirannya, ia ingin memberi Bi Ling Xuan Qi guntur yang lebih banyak lagi. Semakin banyak ia memberikan Xuan Qi guntur, maka semakin kuat kultivasi Bi Ling, dan semakin kuat pula kekuatan menara guntur untuk membunuh siluman bersisik hitam itu.     

Pisau terbang tidak berhenti berdengung, dan Xuan Qi guntur mengalir dengan deras, lalu bersatu dengan darah purba di dalam tubuh Bi Ling.     

Tak ada yang tahu apakah hal itu bisa membantu Bi Ling mendapatkan wilayah tahap dua atau tidak. Kalau Bi Ling bisa mendapatkan wilayah tahap dua, maka kesempatan hidup mereka lebih besar.     

Tiga puluh menit sudah berlalu lagi, jiwa Bi Ling dan Ye Chen pun sudah meningkat sampai titik maksimal.     

Jari-jari Bi Ling meraba dada Ye Chen dengan lembut, ia berbisik lagi di telinga Ye Chen, "Adik kecil, tidurlah, serahkan semuanya pada Kakak."     

Tiba-tiba, Ye Chen merasakan rasa kantuk yang menyerang, ia terkejut, entah apa maksud Bi Ling. Apakah wanita itu berencana melawan siluman itu seorang diri? Ia berusaha melawan rasa kantuk itu dengan membuka mulut, berusaha menahan Bi Ling agar jangan pergi. Tapi suaranya tidak keluar, dan ia terlelap dengan cepat.     

Bi Ling mengecup dahi Ye Chen lalu berdiri perlahan. Tubuhnya tidak mengenakan baju, dan berdiri di sana. Cahaya dari luar aula memancar masuk, menyinari tubuhnya yang indah. Kemudian ia mendongak dan melihat siluman itu dengan tatapan membunuh.     

Di samping Ye Chen ada mutiara ilusi yang menyinarinya, dan A Li muncul di sana.     

A Li terlihat melayang di udara, kedua matanya menatap Ye Chen lalu melihat Bi Ling.     

"Adik Ning'er, terima kasih sudah membantuku, kalau tidak, teknik rahasia keturunan makhluk guntur saja tidak akan bisa membuatnya tertidur." Ujar Bi Ling seraya tersenyum lembut, namun tatapannya terlihat sedih.     

"Apa Kakak sudah yakin dengan keputusan ini?" A Li terlihat khawatir, ia bersedia meminjamkan kekuatan mutiara ilusi untuk membuat Ye Chen tak sadarkan diri, tapi hatinya terasa bergejolak. Ia tulus ingin membantu Bi Ling.     

"Ini adalah kesempatan kita satu-satunya. Dengan membunuh siluman itu, Adik kecil baru bisa bertahan hidup." Bi Ling menatap Ye Chen dengan tatapan tidak rela. Namun ia ekspresinya langsung berubah, ia terlihat penuh keyakinan, "Ke depannya gantikan aku menjaganya."     

Bi Ling lalu berbalik dan berjalan ke menara guntur yang ada di tengah-tengah aula itu. Punggungnya yang indah itu akan terukir di dalam pikiran A Li selamanya.     

A Li tak bisa menahan tangisnya.     

Tiba-tiba Bi Yin masuk ke sana.     

"Ling'er, apa kamu benar-benar akan melakukannya? Biar aku membantumu masuk ke dalam menara guntur!" Bi Yin berkata dengan panik.     

Tetapi Bi Ling menggelengkan kepala, lalu ia tertawa datar, "Tidak perlu, menara guntur ini hanya bisa digerakkan oleh darah purba. Sepuluh hari yang lalu Yang mulia sudah menurunkan rapalan untuk mengendalikan menara guntur ini padaku. Kalau beliau mati dalam pertempuran, maka menara guntur akan menjadi satu-satunya kesempatan kita untuk bertahan. Hanya saja aku tidak tahu apa kultivasiku cukup kuat."     

Karena itulah Bi Ling menggoda Ye Chen sebelum masuk ke sana, itu semua untuk memperkuat kultivasinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.