Langit Sembilan Bintang

Harus ke Mana Lagi?



Harus ke Mana Lagi?

"Beraninya penguasa kecil seperti semut ini melawan Kerajaan Penegak Hukum!" Tiba-tiba Zu Yan muncul dan mendengus dingin, "Kerajaan Penegak Hukum akan menguasai seluruh daratan timur dalam waktu tiga bulan! Semua orang yang tidak tunduk akan mati!"     

Suara Zu Yan terdengar sangat keras, bahkan sampai menimbulkan tekanan yang luar biasa pada orang yang mendengarnya.     

Tak ada yang menyangka kalau Kerajaan Penegak Hukum akan berlaku sekejam ini. Apa gunanya mereka menyatakan perang dengan begitu banyak penguasa saat menghadapi serangan binatang jiwa? Ye Chen menduga kalau Kerajaan Penegak Hukum pasti menyembunyikan sesuatu.     

Hal tersebut membuat Ye Chen semakin merasa terdesak, ia harus bagaimana agar bisa meningkatkan kultivasi dengan cepat?     

Kalau sampai Kerajaan Penegak Hukum mulai berkeliaran di daratan timur, berapa banyak nyawa yang akan mati di tangan mereka? Dan kalau sampai hal itu terjadi, Kerajaan Bintang mungkin tidak akan bisa bertahan.     

Akhirnya Ye Chen pun terus berkultivasi siang dan malam. Ia menyerap energi bintang dari inti bintang demi menerobos ke tingkat pandangan jiwa.     

Sementara Roh para murid Kerajaan Bintang terlihat bagaikan bagaikan bintang-bintang di langit, dan terus berbaur dengan roh Ye Chen. Sehingga kultivasi Ye Chen menjadi semakin meningkat dengan cepat.     

Hari demi hari pun berlalu.     

Xiaoyou terus melayang di angkasa dan mengawasi sekeliling, ia juga membawa sebuah kantong spasial yang sangat besar untuk mengambil barang-barang dari beberapa cabang Kerajaan Penegak Hukum. Tapi entah apa yang ada pada Tiga Kepala Kerajaan Penegak Hukum itu, tapi Xiaoyou tidak berani mendakati mereka.     

Kekacauan terjadi di seluruh ibu kota negara Zhongyang, para prajurit klan bangsawan di negara Zhongyang mulai mengusir pengungsi sesuai arahan dari Kerajaan Penegak Hukum.     

Dalam teriakan dan tangisan, para rakyat itu berjalan pelan keluar dari ibu kota negara Zhongyang.     

"Apa yang kau tangisi!" Seorang prajurit berzirah hitam mengayunkan tombak panjangnya dan menerjang punggung gadis yang bertubuh kurus kering.     

Darah pun langsung memuncrat, sementara gadis itu langsung memucat dan terjatuh di tanah dengan tubuh gemetaran.     

"Keterlaluan!" Beberapa kultivator tingkat empat dan lima keluar dari kerumunan dan menyerbu ke arah prajurit itu.     

Pasukan prajurit berzirah hitam datang ke sana seraya melemparkan golok-golok mereka, membuat kultivator berjatuhan ke tanah satu per satu. Hal tersebut membuat lautan darah yang disertai aroma anyir darah pun memenuhi tempat tersebut.     

"Buuh semua pemberontak!" Teriak salah satu pemimpin pasukan prajurit berzirah hitam.     

"Berdiri!" Salah seorang prajurit berzirah hitam terlihat mengarahkan tombak panjangnya ke arah gadis itu, namun gadis itu tidak merespon. Lalu prajurit tersebut menusukkan tombaknya lagi ke tubuh gadis itu, dan darahnya pun memuncrat ke wajah prajurit tersebut.     

Sementara orang yang ada di sekelilingnya terlihat memejamkan mata karena tidak tega.     

Beberapa orang dari Kerajaan Penegak Hukum terlihat berjalan ke sana, mereka melihat para pengungsi tersebut dengan tatapan menghina seraya tersenyum dingin.     

"Hormat, Tuan pelaksana Kerajaan Penegak Hukum!" Melihat para pelaksana itu datang, prajurit yang ada di sana langsung memberi hormat.     

"Pilih beberapa gadis cantik dari pengungsi ini, biarkan aku bersenang-senang!" Ujar beberapa orang yang menjadi penanggung jawab pelaksana perintah pengusiran tersebut. Orang itu tentu saja berasal dari Kerajaan Penegak Hukum, dan dia terlihat tersenyum mesum.     

"Baik!" Ujar prajurit itu dengan hormat.     

Puluhan gadis cantik terlihat menangis dan menjerit karena ditarik oleh para prajurit tersebut. Para pelaksana dari Kerajaan Penegak Hukum pasti akan melakukan kekerasan pada mereka.     

"Binatang!"      

"Binatang!"      

Semua keluarga dan kerabat dari para gadis itu menangis dalam kerumunan, semuanya ingin keluar untuk menyelamatkan gadis-gadis itu, tapi dihalangi oleh tombak panjang.     

Ada beberapa prajurit yang gemetaran saat melihat pengungsi dan juga zirah yang berlumuran darah. Mereka adalah rakyat yang pernah mereka lindungi sekuat tenaga, tapi sekarang mereka akan mengusir orang-orang yang pernah mereka lindungi itu!     

"Aku bunuh kau dasar binatang!" TIba-tiba seorang prajurit yang tidak tahan melihatnya pun menyerang seorang pelaksana, dengan menusukkan tombaknya ke dada pelaksana tersebut.     

"Kamu…Beraninya…" Pelaksana dari Kerajaan Penegak Hukum itu melihat bajunya yang tertembus tombak, lalu melihat ke prajurit itu lagi. Ia menunjuk-nunjuk prajurit itu seraya menatap dengan tatapan tidak percaya. Tapi ia tidak bisa berkata-kata lagi dan akhirnya jatuh ke tanah.     

"Bunuh dia!" Ujar pelaksana Kerajaan Penegak Hukum dengan marah, sambil menunjuk prajurit tersebut, "Bunuh semua klan dan keluarga pembangkang!"     

Beberapa prajurit terlihat menunduk ketakutan seraya menggenggam senjata mereka dengan kuat, tapi sama sekali tidak bergerak. Sedangkan beberapa prajurit lainnya mendengus marah dan menerjang prajurit itu, lalu menusukkan senjatanya ke dada temannya.     

Prajurit itu pun terjatuh, dan sebelum mati, ia terlihat menatap pelaksana dari Kerajaan Penegak Hukum itu dengan tatapan marah. Ia menyesal tidak bisa membunuh satu lagi pelaksana tersebut!     

Pemandangan seperti itu kini semakin sering terlihat di dalam ibu kota, membuat tempat tersebut tak ubahnya seperti neraka di bumi.     

Satu demi satu gelombang pengungsi diusir keluar dari sana. Puluhan juta manusia terlihat seperti titik-titik hitam yang berkumpul di luar dinding kota, dan mereka menarik perhatian banyak binatang jiwa. Kemudian mereka pun mulai membantai pengungsi itu, membuat suara jeritan dan tangis pun terdengar.     

Darah segar tampak membasahi tanah, sementara matahari mulai terbenam dan memantulkan sinar merah di langit.     

Di sisi lain, ada Yao Cheng dan Xuan Ling yang terlihat berdiri di atas dinding kota, dan melihat kejadian mengerikan yang ada di bawah sana. Mereka terlihat mengepalkan tangan saat menyaksikan kejadian tersebut, karena mereka ikut merasakan penderitaan saat melihatnya.     

Meskipun para prajurit tingkat enam ke atas yang bertanggung jawab menjaga dinding tersebut sudah terbiasa melihat pembantaian, tapi mereka tetap merasa mual dan ingin muntah saat melihat pemandangan tersebut.     

Sementara itu, ada sebuah bendera warna hitam yang terlihat berkibar di atas puncak gunung yang merupakan lokasi ibu kota negara Zhongyang, sekaligus tempat Kerajaan Penegak Hukum berpusat.     

Di tempat tersebut seolah ada suara tangisan jiwa 'Yin' yang terdengar samar-samar, dan berbaur ke dalam bendera tersebut.     

Sedangkan Zu Yan, Zu Ming, dan Shen Duan terlihat duduk bersila di bawah bendera itu dan berkultivasi dengan tenang. Mereka sedang diselimuti sebuah energi berwarna hitam, dan samar-samar terdengar jeritan jiwa 'Yin.'     

Zu Yan tampak membuka mata dan melihat bendera di atasnya seraya tersenyum datar. Rencana mereka sudah maju selangkah lagi.     

Saat Ye Chen melihat gambaran yang ada di kristal bintang dari Xiaoyou, ia pun langsung tersulut emosi. Orang-orang dari Kerajaan Penegak Hukum ini benar-benar kejam dan tidak berperikemanusiaan. Mereka membantai para pengungsi dalam skala besar!     

Ternyata manusia jauh lebih menakutkan daripada binatang jiwa!     

Ye Chen terlihat mengepalkan tangannya, membuat urat-urat hijau terlihat jelas di lengannya. Ia benci pada dirinya yang tidak berdaya. Kalau saja ia memiliki kemampuan yang cukup, ia pasti akan membunuh Kerajaan Penegak Hukum dan menginjak 'tiga anjing tua' di kerajaan tersebut!     

Melalui kristal bintang yang dibawa kembali oleh Xiaoyou, Ye Chen juga melihat Tiga Kepala Kerajaan Penegak Hukum sedang mengkultivasi teknik rahasia misterius di puncak gunung. Ada banyak jiwa 'Yin' yang terlihat berputar-putar di puncak gunung tersebut.     

Apakah itu adalah jiwa 'Yin' milik para pengungsi tersebut?     

Ye Chen sepertinya sedikit paham kenapa Kerajaan Penegak Hukum itu mengusir para pengungsi keluar dari sana, inilah rencana besar mereka! Ke depannya pasti akan ada banyak pembantaian seperti ini, karena Zu Yan, Zu Ming, dan Shen Duan sedang menggunakan cara tersebut untuk meningkatkan kultivasi mereka!     

Begitu Zu Yan, Zu Ming dan Shen Duan mencapai tingkat lautan dewa, maka tidak ada orang yang bisa menghalangi mereka lagi!     

Sekarang apa yang harus Ye Chen lakukan?     

Pemuda itu terlihat sangat sedih, sekarang ia baru mencapai tingkat tak berawal poin tujuh, dan nyaris menerobos ke poin delapan. Tapi secepat apapun kultivasinya, ia tidak akan bisa mengejar tiga anjing tua itu!     

Para murid Kerajaan Bintang sama sekali tidak tahu apa yang akan mereka hadapi sebentar lagi, dan hanya terus fokus untuk menggembangkan kekuatan masing-masing dengan penuh semangat.     

Semua orang terlihat mati-matian untuk berkultivasi tanpa menyianyiakan waktu mereka.     

Ada banyak rakyat jelata yang terlihat mengirimkan beberapa barang saat melihat para murid Kerajaan Bintang yang lewat di sana, tapi ditolak para murid itu menolaknya dengan senyuman.     

Di dalam sepuluh dinding kota, baik di sebuah jalanan dan lorong kecil, semuanya terlihat sangat damai.     

Setelah berkali-kali menghadapi bahaya, mereka semua menjadi lebih mensyukuri hidup.     

Ada puluhan juta murid terlihat sedang berkultivasi teknik bela diri di dalam aula bela diri Kerajaan Bintang. Hal itu membuat suara dengusan mereka terdengar memenuhi langit.     

Dan di berbagai sudut di hutan gunung, semuanya penuh dengan murid Kerajaan Bintang yang sedang berkultivasi.     

Sementara itu, murid Klan Ye juga sedang berkultivasi di dalam lembah Klan Ye. Banyak di antara mereka yang sudah mengkultivasi jurus kaisar guntur sampai poin dua dan tiga.     

Lembah Klan Ye kini dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran, membuat aroma wangi menjadi semerbak di sana. Air danau yang terlihat jernih, bangunan antik dan cantik yang berdiri mengikuti tepi danau itu membuat tempat tersebut terlihat seperti dunia dewa.     

Tempat itu terasa tenang dan damai, sedangkan anggota Klan Ye ada yang sibuk berkultivasi, ada juga yang bertani. Anak-anak kecil terlihat bermain di dalam hutan, dan menatap mereka membuat Ye Chen merasakan kehangatan.     

Ketika ia melihat pemandangan indah tersebut, ia tiba-tiba teringat dengan pembantaian yang sebelumnya ia lihat dari kristal bintang. Ye Chen kemudian menutup mata dan ketika membuka matanya kembali, tatapan matanya terlihat begitu yakin.     

Ye Chen tidak akan mengijinkan siapapun merusak sesuatu yang menjadi miliknya. Walaupun ia harus mempertaruhkan nyawanya, ia akan melindungi apa yang merupakan miliknya.     

"Kak Ye Chen, aku membuatkanmu sup lotus dengan lotus salju, cicipilah selagi panas." Ye Xuan membawa sebuah mangkok dan berjalan ke arah Ye Chen sambil tersenyum.     

Ye Chen pun menerima mangkok itu dan memakannya. Sambil mengunyah makanannya, ia pun berkata, "Enak sekali."     

Ye Xuan pun tersenyum dan berkata, "Kalau kak Ye Chen suka, aku akan memasakkannya setiap hari untukmu." Ye Chen memberikan terlalu banyak kejutan pada Klan Ye, kalau tidak ada Ye Chen, tidak mungkin ada Klan Ye yang sekarang. Hal tersebut membuat semua orang merasa sebaik apapun mereka terhadap Ye Chen, itu masih tidak akan cukup, dan Ye Xuan juga merasa begitu.     

Ye Chen terlihat gelisah saat memakan sup tersebut, ia kemudian bertanya, "Xuan'er, kalau ada orang yang datang menyerang kita seperti sebelumnya, dan aku tidak bisa melawan mereka, apa yang harus kita lakukan? Apa kita perlu memindahkan Klan Ye ke tempat yang aman?"     

Ye Xuan terlihat menggelengkan kepala, "Kak Ye Chen, sekarang di luar penuh dengan binatang jiwa, mana mungkin ada tempat yang aman?"     

"Tapi…" Ye Chen ingin mengatakan sesuatu tapi ucapannya tertahan, ia tidak berani memberitahu masalah Kerajaan Penegak Hukum pada Klan Ye. Benar kata Ye Xuan, memangnya mau ke mana lagi kalau Klan Ye meninggalkan tempat ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.