Langit Sembilan Bintang

Leluhur A Li



Leluhur A Li

"Saudara Yi Yan, apa kamu tertarik dengan gadis itu?" Tanya seorang pemuda berjubah hijau di sebelahnya, namanya Xu Qing, ia adalah klan elit di dinding Kota Yanyun. Ia menguasai wilayah seluas ratusan mil, dan menanam banyak buah-buahan berharga serta beternak binatang jiwa. Hal itu membuat pendapatannya menjadi sangat besar, dan hartanya mencapai miliaran emas bayangan.     

"Kalau bisa menikahi gadis itu, kedudukan kita di masa depan akan berbeda, sayangnya ia besok sudah akan pergi." Ujar Yi Yan sambil menghela napas, ia percaya diri kalau diberikan waktu lebih banyak lagi, ia pasti bisa menaklukan Tantai Ling. Sedangkan Ye Chen yang merupakan sampah, ia bahkan merasa dirinya terlalu berharga untuk menindas sampah seperti Ye Chen.     

"Saudara Yi Yan adalah murid dari Kaisar Lin, suatu hari nanti mungkin kalian akan bertemu lagi. Hanya saja tingkat penyatuan roh bintang Tantai Ling mencapai angka 72, kalau dia memakan satu dua butir pil sumber dewa, maka ia akan menjadi hebat sekali." Xu Qing berkata lagi, walaupun ia juga cukup tertarik dengan gadis cantik seperti Tantai Ling, tapi ia tak berani menunjukkannya. Xu Qing bahkan tidak memiliki keberanian seperti Yi Yan, karena dalam waktu singkat mereka akan menjadi dua orang di dunia yang berbeda dengan Tantai Ling. Gadis berbakat seperti Tantai Ling mungkin akan menjadi kaisar perang, dan Yi Yan tidak akan bisa mendapatkannya. Tapi Xu Qing tidak mengatakannya di depan Yi Yan.     

Yi Yan sendiri juga mengerti, ia hanya bisa menghela napas dan minum beberapa cawan arak untuk mengusir kepenatannya.     

Ye Chen sudah memiliki rencana di dalam hatinya, ia sudah merencanakan bagaimana cara untuk berjuang hidup di sana. Kalau terus terkurung di dalam dinding Kota Yanyun yang kecil ini, maka seumur hidupnya akan sia-sia. Apalagi ia masih harus menanggung tanggung jawab yang berat.     

Selain itu, ia tidak akan membiarkan dirinya masih berada di lautan dewa ketika Tantai Ling dan A Li sudah menjadi kaisar perang.     

Waktu sehari sudah akan berlalu, langit sudah menggelap. Tantai Ling sengaja memberikan waktu untuk Ye Chen dan A Li, sementara dirinya kembali ke kamarnya sendiri untuk beristirahat.     

Esok subuh, A Li dan Tantai Ling akan meninggalkan dinding Kota Yanyun, waktu berpisah mereka semakin dekat, Ye Chen pun merasa sangat sedih.     

"A Li, besok kamu akan berangkat, setelah sampai di departemen perang Lingyuan kamu harus menjaga dirimu baik-baik." Ye Chen memeluk A Li dan berkata lirih padanya.     

Sepuluh ekor A Li meringkuk, ia menatap Ye Chen dengan mata berkaca-kaca. Kalau Ye Chen tidak membiarkannya pergi, ia akan tetap tinggal di sisi pemuda itu walaupun leluhurnya melarang.     

A Li mengerti kalau Ye Chen berbuat demikian juga untuk kebaikannya, tak peduli A Li, Tantai Ling, ataupun Ye Chen, mereka semua masih memiliki tanggung jawab anggota klan masing-masing, dan tidak boleh terpengaruh dengan hubungan asmara.     

"Kak Ye Chen harus jaga diri baik-baik." Ujar A Li dalam hati, tatapan matanya terlihat penuh keyakinan, ia lalu memasukkan mutiara ilusi ke dalam kantong spasial lalu membuangnya ke tepi ranjang.     

Mutiara ilusi di dalam kantong spasial pun mengeluarkan cahaya putih dan berdengung keras, seperti sedang melawan sesuatu tapi tak berguna. Cahaya putihnya tidak bisa menembus ruangan kantong spasial.     

Shoo! A Li melompat keluar dari pelukan Ye Chen, dan berdiri di depan pemuda itu dengan tubuh manusia.     

"A Li, kamu?" Ye Chen tercengang melihat A Li dengan tubuh manusia. A Li sudah lama tidak berubah ke bentuk manusia, dan hari ini tiba-tiba ia berubah menjadi manusia yang membuat Ye Chen sedikit terkejut.     

A Li yang sekarang di bawah pencahayaan remang-remang terlihat sangat cantik, rambut hitamnya yang lembut terurai indah, masih ada dua telinga rubah di kepalanya terlihat sangat lucu, wajahnya yang sempurna tanpa cacat, matanya memandang Ye Chen dengan tatapan sedih. Tatapan matanya tampak tak fokus, ia terlihat tegang.     

Lekuk tubuhnya yang sangat indah dan kulit putih bersihnya memancarkan cahaya, buah dadanya berisi, pinggang kecil dan pinggulnya yang menonjol terlihat sangat menggoda, begitu juga dengan kedua kaki indahnya.     

A Li yang seperti ini benar-benar tampak sangat menggoda.     

Ye Chen ternganga melihat pemandangan itu, tapi ia masih menyisakan sedikit kesadaran, ia selalu memahami beban A Li. Para leluhur di dalam mutiara ilusi itu menentang hubungan mereka, dan Ye Chen juga tidak bisa berbuat apa-apa.     

"Kak Ye Chen, A Li juga ingin seperti Kak Bi Ling dan Kak Tantai Ling yang menjadi istrimu dalam sehat dan sakit, susah dan senang. Hanya ada Kak Ye Chen seorang di hatiku." Suara A Li terdengar sangat jelas, ia berbicara sambil melangkah maju dan memeluk erat Ye Chen. Matanya kini sudah bahas oleh air mata.      

"Kak Ye Chen, kamu harus menunggu A Li kembali."     

Mendengar ucapan A Li membuat hati Ye Chen melunak, ia tak tega melihat A Li menangis di depannya. Kemudian ia pun mengelus rambut A Li dengan lembut untuk menghiburnya. Ye Chen memeluk A Li erat, sejak awal hatinya sudah bersatu dengan A Li, dan ia mengerti kalau A Li takut menghadapi perpisahan ini.     

Ye Chen juga ingin menjadikan A Li wanitanya, tapi kalau ia benar-benar melakukannya dengan A Li, pasti leluhur wanita itu akan menghukumnya.     

"Tidurlah, aku pasti akan menunggumu kembali, jangan berpikiran yang macam-macam." Ye Chen menepuk punggung A Li seraya berkata dengan lembut.     

Wajah A Li terasa memanas. Beberapa saat kemudian, ia merasakan bahwa Ye Chen tidak melakukan apapun, dan itu membuatnya menjadi lebih tenang. Lalu ia pun perlahan meringkuk di dalam pelukan Ye Chen, dan terdiam seperti anak kecil, di pipinya masih terlihat bekas air mata.     

Ye Chen melihat A Li yang tertidur dalam diam, hidungnya yang mancung, bibirnya yang merah seperti jeli sedikit terbuka, tampak sangat mempesona.     

Walaupun dibatasi dengan pakaian Ye Chen, tapi ia tetap bisa merasakan kelembutan kulit A Li. Dada gadis itu terlihat semakin besar karena terhimpit.     

Aroma tubuh gadis itu bagaikan anggrek yang mekar.     

Tubuh Ye Chen perlahan memanas, tapi ia tidak melakukan apapun. Selama ini di antara dirinya dan A Li sudah tumbuh perasaan sehidup semati, tentu saja ia tidak akan membuat A Li menjadi terbebani hanya untuk memuaskan hasratnya.     

Ye Chen terus memeluk A Li, sampai A Li terlelap. Kemudian ia menarik keluar mutiara ilusi dari dalam kantong spasial, dan rohnya masuk ke dalamnya.     

Sebuah cahaya putih terpancar dari mutiara tersebut, Ye Chen seperti berada di dunia lain. Di sana dipenuhi dengan aroma semerbak bunga, ada sungai dan air terjun yang mengalir, pemandangannya terlihat bagaikan dunia dewa.     

Ye Chen menatap Bi Ling yang terbaring di atas sebuah danau yang dikelilingi formasi misterius. Cahaya putih tampak mengalir di sana dan terus masuk ke dalam tubuh Bi Ling.     

Melihat Bi Ling yang tidak bergerak membuatnya teringat dengan Bi Ling yang biasanya sangat lincah. Ye Chen terlihat sedih, tapi ia menjadi lebih tenang karena melihat dada Bi Ling bergerak karena bernapas.     

Ye Chen bisa melihat kalau Bi Ling sudah membaik daripada sebelumnya, tapi ia tidak berani mendekat ke sana. Bisa gawat kalau formasi itu rusak.     

Tiba-tiba cahaya putih tampak melintas, dan muncullah delapan sosok di depan Ye Chen, tiga di antaranya adalah nenek dengan tongkat, wajahnya sudah penuh dengan keriput tapi masih memancarkan kecantikan mereka saat muda. Selain itu masih ada tiga wanita paruh baya yang cantik, sedangkan dua lainnya adalah wanita muda yang juga sangat menawan.     

Ye Chen tercengang sejenak, namun ia kembali sadar seolah nyaris terkena teknik ilusi.     

"Saya memberi hormat pada Senior." Ye Chen memberi hormat pada mereka. Ye Chen tahu kalau orang-orang tersebut adalah leluhur A Li. Walaupun mereka semua sudah mati, tapi pikiran rohnya masih tersimpan di dalam mutiara ilusi dengan suatu cara yang misterius.     

"Anak muda, terima kasih sudah menjaga Ning'er." Dua orang wanita muda itu berterima kasih pada Ye Chen.     

Sedangkan wanita tua dan paruh baya itu hanya menganggukkan kepala dan terus mengamati Ye Chen.     

Salah satu wanita tua yang terlihat paling berwibawa di antara delapan orang tersebut juga tampak sangat serius.     

"Sudah seharusnya aku melakukannya." Ujar Ye Chen dengan tulus.     

"Kamu pasti ingin membicarakan sesuatu sampai datang ke mutiara ilusi dan menemui kami." Ujar wanita tua itu dengan tatapan dingin.     

"Benar, saya datang ke sini pertama untuk berterima kasih karena para senior sudah bersedia menolong Bi Ling, selain itu saya datang untuk memberitahu kalau saya akan menjaga Ning'er." Ye Chen berkata dengan penuh keyakinan namun tetap sopan. Lalu ia melihat delapan leluhur A Li itu, setiap leluhur menunjukkan ekspresi yang berbeda, ada beberapa yang terlihat sangat ramah, namun ada beberapa yang dingin.     

"Anak muda, sebelumnya kamu sudah mengukur tingkat penyatuan roh bintang kan?" Ujar wanita tua yang terlihat sedikit kesal, ia sengaja bertanya walaupun sudah tahu. Mereka bisa melihat kejadian di luar dari dalam mutiara ilusi, tentu saja mereka tahu masalah ini.     

"Benar." Ye Chen mengangguk.     

"Bagaimana hasil ujianmu?" Tanya wanita tua tersebut.     

"Saya mendapat angka nol." Ye Chen berkata dengan jujur, raut wajahnya juga tetap tenang, ia tidak masalah dengan angka itu.     

"Kalau begitu aku ingin bertanya, bagaimana kamu mau menjaga Ning'er?" Ujar wanita tua itu sambil mengetukkan tongkatnya ke lantai.     

Ye Chen meraba hidungnya, beberapa leluhur tersebut tidak mudah dilawan, tapi itu semua demi kebaikan A Li.     

"Mungkin kamu merasa kalau kita terlalu memandang kekuasaan." Ujar wanita tua itu tanpa menunggu jawaban dari Ye Chen, "tapi aku terpaksa mengatakan bahwa aku sudah hidup dalam waktu yang sangat lama, dan sudah melihat banyak hal di dunia ini. Aku juga memahami beberapa hal mengenai Daratan Tian Yuan. Tingkat penyatuan roh bintang menentukan bakat seseorang, kalau suatu hari Ning'er berhasil mencapai tingkat kaisar perang, sedangkan kamu berhenti di lautan dewa, apa hubungan kalian bisa bertahan?"     

Walaupun Ye Chen tahu kalau kultivasi tidak akan mempengaruhi hubungannya dengan A Li, tapi ia tidak bisa menyangkal perkataan leluhur tersebut. Di satu sisi ia harus menghormati senior, di sisi lain ia merasa semua yang dikatakan leluhur itu tidak sepikiran dengannya.     

"Meskipun tingkat penyatuan roh bintangku nol, tapi itu tidak bisa menentukan bakat seseorang. Aku percaya pada diriku sendiri, kultivasiku tidak akan tertinggal dari Ning'er." Ujar Ye Chen dengan percaya diri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.