Kencan Makan Siang
Kencan Makan Siang
Yang menjadi masalah adalah... ia sudah sangat lama tidak berkencan. Oke, tahun lalu ia masih sering keluar kencan dengan Aleksis, tetapi hubungan mereka sudah sangat dekat sehingga ia tidak perlu berapi-rapi diri dan sengaja mengenakan pakaian resmi. Ia tahu Aleksis menyukainya apa adanya.
Ugh... Keringat dingin menetes di kening Nicolae saat memikirkan Aleksis.
Ia harus melupakan wanita yang dicintainya itu, karena Aleksis adalah istri Alaric, adik kandungnya.
Bahkan Altair dan Vega mengerti bahwa Nicolae harus mencari wanita lain untuk melabuhkan hati agar ia dapat melupakan ibu mereka.
"Baiklah... Papa sudah siap. Bagaimana pendapat kalian?" tanya Nicolae saat keluar dari kamarnya dan meminta pendapat kedua anaknya.
Vega dan Altair memicingkan mata dan kemudian mengangguk memberikan persetujuan mereka.
"Papa tampan sekali. Kakak itu pasti pingsan karena tidak mengira ia begitu beruntung makan siang dengan pria yang sangat tampan." Vega terkikik geli. Ia lalu menarik tangan Nicolae keluar pintu. "Ayo kita berangkat. Tidak baik membiarkan wanita menunggu."
Nicolae tahu anak-anaknya sengaja memesankan meja di Sky Bar untuk acara kencan siang ini. Selain tempatnya yang sangat eksklusif dapat membuat wanita itu terkesan, mereka juga akan lebih mudah menunggui Nicolae sampai selesai karena mereka tinggal ke penthouse dan menunggu bersama paman-paman mereka.
"Paman Terry, London, dan Rune sudah menunggu kita di penthouse," kata Altair. "Nanti Papa langsung ke Sky Bar saja, kami sudah bisa sendiri."
"Lho... kalian ini masih kecil. Biar Papa yang antar," tukas Nicolae menolak.
"Tidak usah, Paman Rune akan menemui kita di lobi," balas Altair.
Akhirnya Nicolae mengalah. Ia turun dari taksi bersama kedua anaknya lalu berjalan masuk ke lobi Gedung Continental.
Untuk sesaat ia tercenung di depan gedung dan mengingat-ingat peristiwa sepuluh tahun lalu saat ia masih menyamar sebagai mahasiswa di Singapura dan bertemu Aleksis, lalu bertemu Terry. Sudah begitu banyak hal yang berubah dalam waktu demikian lama.
Kini ia kembali ke sini bersama dua orang bocah yang dianggapnya seperti anaknya sendiri. Anak kembar yang sangat mirip dengan adiknya, yang sepuluh tahun lalu menjadi musuh yang diburu oleh keluarganya.
"Selamat datang," sapa Rune menyambut Nicolae dan kedua keponakannya. Wajahnya terlihat semakin serius dari waktu terakhir Nicolae bertemu dengannya. Ia menggendong Vega dan menuntun tangan Altair dengan penuh semangat. "Kebetulan kalian ada di sini. Paman ada penemuan baru yang perlu sedikit validasi percobaan... hehehe..."
Dengan ramai Vega dan Altair berceloteh kepada Rune tentang kehidupan mereka di Singapura dan betapa mereka dengan sangat pintar berhasil meretas batasan umur di situs kencan dewasa dan membuat profil untuk ayah mereka yang sudah sangat lama tidak pernah berkencan dengan wanita.
"Wow... kalian ini sangat menakutkan," komentar Rune. "Eh, ingat ya, Paman Rune tidak perlu dicarikan jodoh. Paman bahagia hidup sendiri."
Ia melirik Nicolae yang memutar matanya mencoba menahan kekesalan.
"Aku juga bahagia hidup sendiri," cetus Nicolae sambil menatap kedua anaknya dengan pandangan sebal. "Kalau bukan karena kalian ulang tahun, Papa tidak akan mengalah begini ya... Hanya tiga kali. Tiga kali."
Altair dan Vega sama sekali tidak merasa ciut. Mereka tahu Nicolae tidak pernah dapat menolak apa pun permintaan mereka, sehingga keduanya merasa bisa semena-mena. Keduanya lebih tahu bahwa Nicolae TIDAK bahagia hidup sendiri. Karena itulah mereka sekarang bersusah payah mencarikannya pasangan.
Dulu, sebelum bertemu Aleksis, Nicolae memang tidak pernah mau menjalin hubungan serius dengan wanita mana pun dan menjaga jarak, karena ia tidak tahu bahwa dirinya adalah seorang alchemists yang hidup abadi.
Kini, ia tidak usah takut menjalin cinta dengan siapa pun, termasuk manusia biasa, karena Paman Aldebar akan memberikan ramuan keabadian bagi wanita pilihannya, sehingga mereka akan dapat bersama selamanya.
Sudah saatnya Nicolae membuka hatinya. Orang bilang, cara terbaik untuk melupakan seorang wanita adalah dengan mencari wanita lain, bahkan beberapa wanita kalau perlu, agar hatinya yang terluka dapat pelan-pelan pulih dan siap menerima cinta yang baru.
Altair dan Vega hanya ingin melihat ayah angkat mereka bahagia.
Dengan enggan Nicolae keluar di lantai 99 dan menuju ke Restoran Moonshine, sementara Rune dan kedua keponakannya melanjutkan ke lantai 100, menuju penthouse.
Seorang pelayan menyambut Nicolae di depan pintu Sky Bar dan mempersilakannya masuk. Rupanya si kembar telah memesankan meja terbaik dengan dinding kaca tinggi yang memberi pemandangan ke seluruh Kota Singapura dari ketinggian 100 lantai. Kencannya belum tiba, karena Nicolae memang datang 10 menit lebih awal.
Ia memesan prosecco dan memutuskan untuk melihat-lihat pemandangan, lalu setelah bosan ia mengerjakan sesuatu di tabletnya. Ia melihat-lihat situasi di Darknet dan mencari tahu apakah ada perkembangan baru.
Sudah beberapa tahun Nicolae 'menghilang' dari Darknet. Ia tidak lagi menerima tugas meretas dan meneliti dari siapa pun. Kedudukannya sebagai hacker nomor 1 telah diambil alih oleh seorang hacker lain yang sama misteriusnya.
Hacker baru ini menggunakan nama Goose alias Angsa, dan akhir-akhir ini ia mulai menjadi bahan pembicaraan di Darknet karena ia membongkar kejahatan beberapa petinggi besar di sebuah negara adidaya yang melibatkan sex traficking.
Namun demikian, ia sama sekali tidak mau disebut sebagai hacker baik, karena ia juga masih menerima pekerjaan-pekerjaan hitam untuk melacak dan menghancurkan reputasi orang sesuai pesanan.
Saat membaca-baca di forum tentang sepak terjang Goose, Nicolae menjadi tertarik karena ada beberapa orang yang mengatakan mereka ingin sekali melihat siapa yang lebih baik, antara Wolf (nama samaran Nicolae) dan Goose. Hingga bahkan minggu ini sampai ada pengumpulan uang taruhan untuk siapa pun yang berhasil mengungkapkan identitas yang lainnya.
Gila! Satu juta dolar? pikir Nicolae.
Sayembara dengan uang hadiah itu menarik minat banyak orang di dunia bawah tanah yang sangat ingin melihat pertarungan ketrampilan Wolf dan Goose.
Kalau Goose berhasil menemukan Wolf, maka uang itu akan menjadi miliknya. Sementara kalau Wolf yang duluan berhasil menemukan Goose, maka ia yang dianggap menang dan berhak mendapatkan satu juta dolar tersebut.
"Ck ck... " gumam Nicolae. Ia tak menyangka identitasnya cukup menarik minat banyak orang untuk bertaruh. Ia sama sekali tidak memerlukan uang dan ia juga tidak suka taruhan, maka sayembara semacam ini tidak menarik minatnya.
Tetapi... bagaimana kalau Goose tertarik?
Hmm...
Nicolae memeriksa data-datanya sendiri dan menarik napas lega. Ia menutupi jejaknya dengan baik. Tidak akan ada seorang pun yang berhasil menemukannya. Lagipula, ia sudah pensiun. Ia hanya ingin hidup tenang di Grosseto sebagai pewaris keluarga Medici dan mengurusi kedua anaknya. Dan.. hmm, ya mungkin suatu hari nanti mencari pasangan untuk menemaninya hidup tenang.
"Selamat siang..."
Lamunannya tergugah saat sebuah suara yang terdengar gugup menyapanya. Nicolae mengangkat wajahnya dan melihat seorang gadis cantik berambut pendek sedang menatapnya dengan pandangan bingung.
"Ya?" tanya Nicolae keheranan.
"Mmm... aku ada janji makan siang dengan seseorang. Pelayan bilang mejanya di sini, tetapi aku tidak melihat orang lain. Apakah mungkin Anda salah duduk di mejaku?"
Ah, Nicolae seketika sadar. Ini pasti kencan makan siangnya. Gadis itu mengira Nicolae salah duduk di meja pesanannya karena ia berharap bertemu laki-laki tua berumur 40-an sementara Nicolae jelas-jelas masih muda.
"Ah... Sanna?" tanya Nicolae kemudian. "Aku Nico. Maaf, aku memang duduk di sini, dan aku sudah menunggumu."
Gadis yang dipanggil Sanna itu tampak membulatkan matanya besar sekali. Mulutnya membuka beberapa kali tetapi tidak ada suara yang keluar.
Ia sudah siap bertemu pasangan kencan yang sudah berumur, laki-laki yang terlalu sibuk bekerja sehingga kesulitan mencari istri. Tetapi kenyataannya... pemuda di depannnya ini sangat tampan, sangat muda dan mengesankan.
Pasti ada yang salah.
Tidak mungkin pria yang demikian sempurna seperti ini perlu mendaftar ke dating website untuk mencari kekasih....
Dia tampan sekali... Mengapa ia berbohong dengan fotonya? Apa maksudnya? Apakah ia ingin menjebakku agar jatuh ke dalam pesonanya?
Sepasang kaki gadis itu menjadi gemetar dan ia duduk dengan sungkan di kursinya yang dibukakan oleh Nicolae dengan sopan.
Oh... Tuhan... Ini pasti pembunuh berantai yang sedang mencari korban, pikir Sanna cemas. Ia tersenyum rikuh dan buru-buru mengetik SMS di ponselnya.
[Tolong aku. Teman kencanku sepertinya seorang pembunuh berantai.]
***
"Sepertinya tidak berlangsung dengan baik," keluh Vega. "Lihat muka kakak itu, pucat sekali. Kira-kira apa yang sedang mereka bicarakan, ya?"
"Ugh... seharusnya tadi kita taruh penyadap di kemeja Papa," balas Altair. "Biar kita bisa dengar mereka sedang ngomong apa..."
Ahem!
Tiba-tiba terdengar suara batuk dari belakang mereka dan kedua anak itu terkejut setengah mati lalu menoleh ke belakang.
"Astaga! Paman jangan mengagetkan begini, dong," omel Vega sambil memegangi dadanya yang barusan berdegup kencang sekali.
"Kalian sedang apa?" tegur London saat melihat kedua keponakannya berdiri berjingkat-jingkat di atas pot tanaman besar di pinggir kolam renang sambil mengintip ke balik tembok yang memisahkan penthouse dan Sky Bar.
Ia lalu ikut naik ke atas pot dan mencoba melihat apa yang sedari tadi diamati oleh Altair dan Vega.
Di ujung tembok kaca Sky Bar ia melihat ada Nicolae yang sedang duduk makan siang dengan seorang gadis cantik.
Aha! Rupanya si kembar sengaja memesankan meja yang posisinya dapat terlihat dengan mudah dari penthouse sehingga mereka dapat mengamati jalannya acara kencan makan siang ayah mereka.
"Bagaimana?" bisik London kepada keduanya dengan nada suara bersekongkol. "Ada kemajuan?"
Altair dan Vega yang tadi mengira mereka akan dimarahi, menarik napas lega. Rupanya Paman London sama tertariknya dengan mereka.
"Belum tahu. Dari sejak kakak cantik itu datang, wajahnya langsung berubah pucat. Aku tidak tahu apa yang membuatnya begitu. Padahal Papa dari tadi tidak melakukan hal aneh-aneh..."
"Hmm..." London menyipitkan mata dan mencoba melihat situasi dengan lebih baik. Secara fisik Nicolae dan Sanna terlihat serasi, dan banyak tamu Sky Bar yang diam-diam memperhatikan mereka karena keduanya sangat indah dipandang.
Dalam hati London juga senang kalau Nicolae berhasil menemukan gadis lain untuk dicintai. Tetapi herannya mengapa gadis ini justru kelihatan pucat ya? Ia sama sekali tidak bisa menduga apa yang terjadi.