Nicolae dan Marie Di Grosseto
Nicolae dan Marie Di Grosseto
Semua orang dalam keluarga besar Schneider-Medici merasa patah hati dan berduka. Kediaman mereka menjadi sunyi dan dipenuhi kesedihan. Hal ini belum pernah terjadi dalam sejarah keluarga itu sebelumnya, setelah peristiwa perang dunia 2 yang mengakibatkan banyak orang kehilangan anggota keluarga mereka.
Aleksis telah menghabiskan air matanya dengan menangis berhari-hari, hingga ia tak sanggup lagi mengeluarkan setetes air mata pun. Alaric selalu setia di sampingnya. Namun kondisi suaminya pun tidak lebih baik. Pria itu sangat terpukul dan tidak dapat berbicara apa-apa.
Sophia benar saat mengatakan bahwa ketidakpastian memberikan penderitaan yang jauh lebih besar daripada kematian, dan inilah yang dirasakan Alaric sekarang.
Ia tahu ia telah membunuh banyak orang, baik secara langsung maupun tidak langsung dan ia mengerti betapa besar kesedihan yang dialami oleh orang-orang yang ditinggalkan korbannya. Ia telah banyak berubah selama enam tahun terakhir. Kemarahannya kepada segelintir manusia yang gemar berperang dan merusak alam telah mereda seiring dengan kembalinya keluarganya.
Ia mengerti bahwa manusia pada umumnya tidak menyukai perang dan ingin hidup damai di bumi yang lestari. Yang bertanggung jawab pada melakukan semua kejahatan yang berakibat pada pecahnya perang dan Luna menjadi korban bukanlah manusia pada umumnya, melainkan segelintir penguasa rakus.
Ia telah pelan-pelan mengubah idealnya dan mengubah tujuan hidupnya serta RMI. Kini bahkan program-program automasi yang mereka lakukan tidak lagi bertujuan untuk menggantikan manusia dengan mesin, melainkan meningkatkan kualitas hidup manusia dan merawat bumi dengan lebih baik.
Kini, di saat kehidupannya mulai tenang, peristiwa seperti ini justru datang menghantui dan menghancurkan semuanya. Alaric rela memberikan seluruh miliknya, asalkan Vega dapat kembali. Namun, sayangnya, walaupun mereka sudah mengerahkan segenap upaya, tidak ada yang berhasil menemukan gadis itu.
***
Sementara Alaric dan Aleksis berduka di Targu Mures, Nicolae kembali ke Grosseto untuk bersama keluarganya. Marie sangat kasihan melihat wajah pria itu diwarnai kedukaan. Ia tahu betapa Nicoale sangat menyayangi anak angkatnya dan selalu menyalahkan diri sendiri karena tidak ada di Paris saat Vega diculik.
Mereka sama sekali tidak pernah lagi membicarakan pernikahan karena segenap waktu Nicolae dihabiskan untuk mencari petunjuk tentang keberadaan Vega. Marie tak ingin menambah beban pikiran Nicolae, sehingga ia pun tidak pernah menanyakan kelanjutan rencana pernikahan mereka.
Sebisa mungkin ia melakukan apa yang dapat ia lakukan untuk membantu. Kehidupan di tempat baru, ditambah masalah hilangnya Vega membuatnya cukup tertekan, namun Marie berusaha sekuat tenaga selalu tampak bahagia dan baik-baik saja di depan Nicolae.
"Luca memanggil kita untuk makan siang," kata Marie siang itu sambil menghampiri Nicolae yang masih sibuk membaca berbagai laporan yang masuk dari orang-orang yang mengaku melihat sosok Vega di Asia. Pria itu mendedikasikan belasan jam setiap harinya memeriksa semua laporan itu.
Banyak laporan yang palsu, ada juga orang salah lihat, dan mereka sudah mulai kehilangan harapan. Namun demikian, ia tidak pernah menyerah, selalu berusaha menyortir informasi dan berharap satu dari ribuan pesan yang masuk memberikan sedikit petunjuk.
Nicolae masih berusaha menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu dengan Summer. Anak perempuannya akan bermain di ruang kerjanya, atau duduk di pangkuannya selama Nicolae bekerja, sehingga gadis kecil itu tidak merasa diabaikan.
"Begitu ya?" tanya Nicolae sambil mengangkat wajahnya dari komputer. Ia mendesah pandang dan mengangguk. "Ayo kita makan."
Ia bangkit dan menggandeng Marie berjalan menuju ke ruang makan. Di sana Summer telah menunggu mereka bersama kepala pelayan mereka, Luca, yang asyik mengajaknya bermain.
"Mama, Papa..." Summer segera berlari menghampiri mereka ketika melihat Nicolae dan Marie masuk ke ruangan makan. Nicolae segera menggendong anaknya dan mencium rambutnya.
"Ayo kita makan siang."
Mereka lalu makan siang dengan tenang dan sama sekali tidak membicarakan tentang kemajuan kasus hilangnya Vega.
"Marie... aku mau bicara," kata Nicolae tiba-tiba setelah mereka selesai makan siang dan ia melihat Marie hendak beranjak dan membawa Summer bermain.
"Oh.. tentang apa?" tanya Marie. Ia meletakkan Summer di lantai dan berbisik kepadanya. "Kau main bersama Luca ya. Kalian bisa berburu kelinci di taman. Mama dan Papa perlu bicara berdua."
"Baik, Ma." Summer mencium pipi ibunya lalu menghampiri ayahnya dan mencium pipi Nicolae, sebelum kemudian berlari keluar mencari Luca.
"Ada apa?" tanya Marie sambil menghampiri Nicolae. Pria itu menarik tangannya dan memeluk Marie tiba-tiba, membuat gadis itu terkejut. Ia tidak mengira Nicolae tiba-tiba akan bersikap seperti ini. Ia lalu bertanya dengan nada suara hati-hati. "Apakah ada yang terjadi?"
"Tidak..." Nicolae menggeleng. Ia lalu melepaskan dekapannya dan menarik Marie ke atas pangkuannya. "Begitu banyak hal yang seharusnya terjadi, namun tidak terjadi. Sepertinya misalnya... seharusnya beberapa hari lagi kita menikah."
Marie ingat ia dan Nicolae pernah membicarakan akan menikah tanggal 1 Agustus. Kini sudah akhir Juli dan mereka bahkan tidak pernah membahasnya lagi.
"Itu sama sekali tidak penting," kata Marie dengan lembut. "Ada prioritas yang lebih besar yang harus kita lakukan. Aku tahu kau sangat ingin menemukan Vega."
"Aku tahu. Tetapi ini tidak adil bagimu," kata Nicolae lagi.
"Aku tidak keberatan. Bagiku, bisa tinggal di sini bersamamu dan Summer sudah membuatku bahagia. Aku tidak perlu yang lain," Marie berkeras. "Jangan menambah beban pikiranmu dengan hal yang tidak penting."
Nicolae menggeleng dan menatap Marie dengan penuh kasih sayang. Ia masih ingat betapa pandainya gadis ini berakting untuk menyembunyikan perasaan sedih dulu saat kehilangan ibunya. Ia tak mau Marie berpura-pura kuat dan bahagia di depannya, padahal gadis itu merasa tertekan dan tidak diperhatikan.
"Marie.. aku minta maaf kalau akhir-akhir ini aku kurang memperhatikanmu. Aku tahu bahwa aku harus mencari Vega, tetapi pada saat yang sama, aku juga menyadari bahwa aku pun tidak mau kehilanganmu, tidak untuk yang kedua kalinya. Jadi kumohon... biarkan aku selalu mengetahui apa yang kau pikirkan dan kau rasakan. Jangan pernah berpura-pura di depanku, jangan berbohong dan bersikap seolah kau bahagia, padahal tidak. Aku akan merasa sangat bersalah..."
Marie balas menatap Nicolae dan akhirnya mengangguk. "Aku mengerti."
"Aku ingin kita tetap menikah. Aku tak akan menunda-nunda meresmikan hubungan kita dan meminta ramuan keabadian untukmu dan Summer. Hanya saja.. mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengadakan pesta pernikahan..." kata Nicolae lagi.
"Tidak.. aku tidak menginginkan pesta pernikahan," kata Marie cepat. "Aku hanya ingin bersamamu. Kalau kita bisa mengadakan pernikahan kecil saja, itu lebih baik. Itu sudah cukup bagiku..."
Nicolae mengangguk. "Baiklah."