The Alchemists: Cinta Abadi

Bekerja di RMI



Bekerja di RMI

 Fee banyak mempelajari tentang RMI selama mempersiapkan diri untuk pekerjaannya. Ia sangat tertarik mengetahui bahwa ternyata RMI memiliki empat kantor utama, di Bucharest, New York, Shanghai, dan Singapura.     

Perusahaan ini sudah berdiri selama puluhan tahun dan berkembang begitu cepat belasan tahun lalu saat mereka mulai mengeluarkan berbagai produk AI yang terintegrasi dengan rumah tangga dan perkantoran, menghemat tenaga manusia dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.     

Saat ini RMI dipimpin oleh keluarga Linden yang sangat terkenal di dunia. Namun demikian, sangat jarang ada orang yang bertemu langsung dengan anggota keluarga ini. Mereka hanya mendengar desas-desus bahwa seisi keluarga Linden sangat rupawan.     

Lima tahun lalu, Elios Linden muncul di berbagai media meminta bantuan orang di seluruh dunia untuk menemukan anak perempuannya yang menghilang. Wajahnya yang tampan terlihat lelah dan dipenuhi duka, membuat begitu banyak orang bersimpati kepadanya.     

Di semua kantor perwakilan RMI dan Schneider Group, bagian dari training karyawan baru adalah pengenalan wajah Vega Linden yang hilang diculik, agar semua karyawan membuka mata dan telinga untuk mencari gadis remaja itu.     

Sayangnya, ada terlalu banyak petunjuk dan kesalahan dalam mengenali Vega, sehingga Alaric dan keluarganya puluhan kali harus mengalami kekecewaan ketika mendapatkan petunjuk keberadaan putri mereka yang ternyata salah.     

Kini bagian tersebut dihilangkan dari training karyawan baru karena dianggap tidak efektif setelah empat tahun dijalankan tanpa hasil.     

Fee membaca semua referensi tersebut dengan dada sesak. Ahh.. sungguh beruntung Vega Linden ini. Ia menghilang, tetapi seluruh dunia mencarinya dan keluarganya masih terus mengharapkan kepulangannya.     

***     

Fee masuk kerja pukul 9 pagi dan segera menerima briefing dan pengarahan dari sekretaris Sam Haney tentang tugasnya. Sarah yang memberikan semua informasi dan pengarahan untuk Fee adalah seorang gadis sangat cantik yang memiliki tubuh tinggi semampai dan rambut ikal keemasan yang dijepitnya dengan indah menggunakan jepit mutiara.     

Sebelum Fee bekerja di kantor ini, Sarah adalah idola semua lelaki di RMI Almstad. Kini, Fee segera menarik perhatian semua pria di kantor saat ia berjalan masuk mengikuti Sarah ke ruang training.     

Sarah yang menyadari perhatian para pria tidak lagi tertuju kepadanya entah kenapa merasakan dadanya menjadi panas. Inikah yang dinamakan cemburu? Ia mengerling ke arah Fee dan dengan sebal harus mengakui bahwa karyawan baru ini sangat mempesona.     

Fee sama sekali tidak mengenakan riasan. Ia hanya memulas bibirnya dengan pelembab agar tidak kering dan menata rambutnya dengan rapi menggunakan jepit yang dibelinya di Italia saat bulan madu bersama Ren dulu.     

Namun demikian, penampilan Fee yang sederhana justru terlihat kontras dengan gadis-gadis lain di kantor yang mengenakan riasan secantik mungkin. Mereka berusaha berdandan sekeras mungkin, namun tetap saja kalah jauh dari seorang gadis karyawan baru yang sama sekali tidak berusaha terlihat cantik.     

"Apa hubunganmu dengan Tuan Rhionen?" tanya Sarah sambil mengambil kursi di depan Fee dan mulai membuka laptopnya untuk membuka presentasi yang akan ditampilkan di layar di depan mereka.     

Fee tertegun mendengar pertanyaan blak-blakan ini. Ia merasa tidak memiliki hubungan apa pun dengan Mischa. Mereka kenal hanya sekilas. Kebetulan saja Mischa menolongnya dan kini menawarinya pekerjaan.     

"Aku tidak ada hubungan apa-apa selain pekerjaan," kata Fee. "Beliau adalah bosku sekarang."     

"Hmm.. begitu ya?" tanya Sarah sambil mengangkat sebelah alisnya. "Menarik sekali."     

"Apanya yang menarik?" tanya Fee keheranan.     

"Hmm... kalian masuk bersamaan. Tuan Rhionen berasal dari kantor pusat RMI di Bucharest dan ia adalah salah seorang anggota keluarga pendiri grup perusahaan kita. Aku tidak tahu apa tujuannya mencari asisten pribadi di Moravia, ia bahkan tidak bekerja di sini." Sarah menatap Fee lekat-lekat. "Apakah mungkin ia sengaja mempekerjakanmu agar bisa mendekatimu? Atau jangan-jangan pekerjaan ini hanyalah alasan agar ia dapat memberimu uang. Aku tahu beliau masih lajang di usianya yang sudah hampir kepala lima..."     

"A.. apa kau bilang?" Fee berusaha menahan diri agar tidak meninggikan suaranya. Ia segera mengetahui arah pembicaraan gadis di depannya ini.      

Sarah mengira Mischa Rhionen yang sudah tua sedang mengincar Fee dan ingin menjadikannya wanita simpanan secara tidak langsung dengan memberinya pekerjaan sebagai asisten pribadi di Moravia, padahal Mischa sendiri tidak tinggal di Moravia.     

Ini benar-benar terlihat sebagai alasan saja. Fee tidak sungguh-sungguh bekerja, tetapi ia akan menerima gaji, sementara 'bosnya' tetap berada di Bucharest.     

"Enak sekali punya jabatan dan mendapatkan gaji yang sangat tinggi tanpa harus bekerja," gumam Sarah pura-pura menyesali nasibnya. "Sedangkan aku harus bekerja keras mengurusi staf dan kadang lembur hingga malam."     

Sebenarnya Fee kaget saat mendengar bahwa Mischa sudah berusia hampir kepala lima. Seingatnya, dari beberapa kali pertemuannya dengan Mischa, pria itu tampak masih muda. Ia terlihat seperti berusia pertengahan 30-an.     

Apakah ia memang awet muda secara genetik?     

Fee ingat bahwa Ren juga tampak jauh lebih muda dari usianya yang sebenarnya. Walaupun suaminya sudah berusia 31 tahun, ia dapat dengan mudah terlihat seperti mahasiswa dengan mengenakan pakaian kasual.     

"Maaf, Sarah. Kau jangan memfitnah orang sembarangan. Aku dan Tuan Mischa sama sekali tidak berhubungan di luar pekerjaan. Beliau hanya menolongku sekali saat ia sedang berlibur di Moravia. Kurasa orang seperti beliau tidak perlu memberikan pekerjaan atau hal-hal lain untuk menjerat wanita..." tukas Fee dengan tidak sabar.     

Tadi ia berusaha keras menahan diri, tetapi setelah Sarah menyindirnya terang-terangan, ia merasa tidak tahan lagi.     

Mischa tidak pantas digosipkan seperti itu, pikirnya.      

"Hmm... pencuri mana ada yang mau mengaku," cibir Sarah. "Sudahlah...silakan kau pelajari presentasi di depan ini dan isi kuesioner yang kuberikan kepadamu. Nanti kalau sudah selesai kau bisa mendatangi kantorku untuk membahas isi trainingnya."     

Sarah menyerahkan beberapa lembar kuesioner kepada Fee lalu beranjak pergi. Fee menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kepergian gadis itu.     

Ugh.. mengapa ia kembali harus mendapatkan gosip menyebalkan seperti ini? Apakah ini kutukan yang harus diterimanya setiap kali karena wajahnya yang cantik?     

Hal ini semakin lama semakin tidak menyenangkan.     

Ia ingat betapa Franka, direktur di resortnya memindahkannya menjadi petugas kebersihan dari bagian penerima tamu hanya karena ia iri akan kecantikan Fee. Lalu teman-teman di kampusnya yang menuduh ia sebagai simpanan playboy tua dengan imbalan membayari biaya kuliahnya.     

Ini semua karena Fee berasal dari kampung dan miskin. Ia tak dapat membela diri dan membalas perbuatan orang-orang yang menindasnya. Fee sungguh benci keadaan ini.     

***     

Setelah training dua hari, Fee akhirnya mulai bekerja. Ia mendapatkan sebuah sudut di dalam ruangan direktur yang kosong. Mischa belum masuk kantor sama sekali karena ia sedang mengerjakan sesuatu, tetapi ia menyempatkan diri memberi beberapa tugas ringan kepada Fee untuk membuatnya sibuk.     

[Selamat pagi, Fee. Bagaimana kabarmu?]     

Fee yang sedang mengetik sesuatu di laptopnya mengernyitkan kening keheranan saat membaca ada SMS masuk dari Ren. Ia termenung sesaat memikirkan balasan apa yang harus ia tulis.     

Ia sangat mencintai suaminya dan satu SMS saja dari Ren membuat jantungnya berdetak kencang karena bahagia.     

[Aku baik-baik saja,] Akhirnya ia memutuskan untuk membalas SMS itu.     

[Mau makan malam denganku akhir pekan ini?]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.