The Alchemists: Cinta Abadi

Panggilan Wawancara



Panggilan Wawancara

Fee membutuhkan waktu beberapa hari untuk menenangkan diri setelah ia bertemu dengan Mischa. Ia memutuskan untuk mencari kesibukan dengan menata flatnya. Bunga-bunga dan tanaman di pot yang dibelinya di pasar telah berjajar manis di balkon kecilnya. Setiap hari ia akan merawat mereka dengan baik sambil menyanyi untuk mereka.     

Dalam waktu beberapa hari saja semua tanaman itu telah tumbuh begitu sehat dan indah. Balkonnya kini terlihat lebih cantik dan pelan-pelan Fee mulai merasa betah. Kasur baru yang dibelinya juga ternyata memberi sangat banyak perbedaan.     

Ia kini sudah bisa tidur dengan baik, walaupun tentu saja kasur ini tak bisa dibandingkan dengan kasur super mahal di rumah Ren. Setelah ia memulihkan jadwal tidurnya, Fee mulai dapat melakukan banyak hal lainnya dan berpikir lebih jernih untuk menentukan langkah selanjutnya.     

Ah.. Fee berusaha membuat pikirannya sibuk agar ia tidak selalu memikirkan suaminya.     

Di awal kepindahannya, Fee selalu menguatirkan bagaimana Ren akan dapat beristirahat tanpa dirinya. Namun, saat ia membaca berita di internet atau menonton TV dan melihat sosok Amelia masih saja mengekor dan selalu ada di mana pun Ren berada pada acara-acara resmi, Fee berusaha mengeraskan hati.     

Ren telah berjanji memecat Amelia, namun kini karena Fee meminta berpisah darinya, ia tidak lagi berusaha menagih janji itu. Mungkin memang Ren sangat membutuhkan sekretarisnya yang telah mendampinginya selama bertahun-tahun itu.     

Fee merasa tidak baik jika ia menuntut macam-macam dari Ren mengingat ia sendiri yang memutuskan untuk berpisah.     

Saat ini, fokus Fee sepenuhnya ada pada anak dalam kandungannya. Buah hatinya yang akan segera hadir ke dunia!     

Ia sudah memeriksa kehamilannya dengan test pack beberapa kali dan hasilnya selalu positif. Ia sudah yakin bahwa ia memang sedang mengandung. Namun demikian, Fee masih belum memikirkan untuk memeriksakan diri ke dokter.     

Ia sedang memikirkan saat yang tepat. Bagaimanapun Ren sangat berpengaruh dan ia memiliki orang-orang kepercayaan yang dapat memberitahunya segala sesuatu yang terjadi kepada Fee.     

Ia tahu bahwa selama ini John masih setia mengawasinya, tentu atas perintah Ren. Fee telah berbohong kepada suaminya dan mengatakan bahwa ia tidak sedang hamil. Maka tentu ia harus memikirkan bagaimana agar ia dapat memeriksakan kehamilannya tanpa membuat Ren curiga.     

 Ia harus segera mengumpulkan cukup uang dan pulang ke Salzsee...     

Dengan pikiran seperti itu, seminggu kemudian Fee akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran Mischa dan mengirim surat lamaran kepadanya. Kalau ia memang dapat membantu Fee untuk bekerja pada RMI, Fee akan merasa sangat beruntung.     

[Terima kasih atas tawaranmu. Karena aku membutuhkan pekerjaan ini, aku tidak akan menjaga gengsi dan pura-pura tidak membutuhkan bantuan. Terlampir resume terbaruku dan cover letter. Semoga temanmu bisa menemukan lowongan yang cocok untukku. Salam hormat.]     

Ia mengirim resumenya ke alamat email pribadi Mischa dan kemudian memberi tahu pria itu lewat SMS bahwa ia barusan telah mengirim resumenya. Ah... sekarang tinggal menunggu apakah Mischa memang dapat membantunya atau tdiak.     

Tidak sampai satu menit kemudian, masuk SMS balasan dari pria itu.     

[Terima kasih. Nanti aku hubungi.]     

Fee mendesah lega. Mischa terdengar sangat meyakinkan. Kalau benar Fee dapat bekerja di RMI dengan bantuan Mischa, maka ia berjanji akan melakukan yang terbaik agar tidak membuat malu Mischa yang telah merekomendasikannya.     

Sambil menunggu panggilan wawancara dari RMI, Fee lalu memfokuskan pikirannya pada ujian semester 1. Musim dingin baru tiba dan dikuti dengan minggu ujian.     

Walaupun ia tidak tahu apakah ia akan tetap dapat melanjutkan kuliahnya setelah ini, Fee memutuskan datang ke kampus dan mengikuti semua ujian agar kuliahnya selama satu semester kemarin tidak sia-sia. Kemudian ia mengurus cuti kuliah selama setahun ke depan.     

Ia merasa bahwa ia tak akan maksimal mengikuti kuliah yang mahal itu kalau ia tidak siap dengan mental dan modalnya. Selama lima bulan ke depan ia akan bekerja keras mengumpulkan uang, dan sesudah itu ia akan fokus mengurus bayinya selama beberapa bulan, hingga ia bisa mencari orang yang dapat membantunya. Barulah ia akan kembali bersekolah.     

***     

"Nyonya sudah mengurus cuti kuliah," kata John memberikan laporannya kepada Ren yang mendengarkannya baik-baik. "Sejak bertemu dengan Mischa Rhionen minggu lalu ia masih belum bertemu lagi dengannya. Nyonya hanya pergi ke kampus untuk ikut ujian dan mengurus cuti."     

Ren mengangguk dan melambaikan tangannya. "Kau boleh pergi."     

"Uhm... Tuan," John tampak ingin menanyakan sesuatu tetapi wajahnya terlihat ragu.     

"Ada yang ingin kau tanyakan?" tanya Ren sambil menatap supirnya dengan wajah tidak sabar.     

"Linda menanyakan kapan Tuan akan pulang ke rumah." tanya John dengan sungkan.     

Ren mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan itu. Ia sendiri tidak tahu kapan ia akan pulang ke rumahnya. Tempat itu tentu sangat sepi tanpa ada Fee di sana. Ren merasa lebih baik tetap tinggal di penthouse sementara ini. Setidaknya ia berada sangat dekat dari istana raja dan kantornya sendiri.     

"Aku masih banyak keperluan. Katakan begitu saja kepada Linda. Aku akan kembali jika sudah tiba waktunya," kata Ren kemudian.     

"Baik, Tuan. Kalau begitu, saya permisi dulu, Tuan," kata John sambil membungkuk hormat. Ia lalu keluar dari penthouse meninggalkan Ren sendirian.     

Tuannya itu akhir-akhir ini memang menjadi agak berbeda. Ia bahkan sudah beberapa bulan tidak pulang ke rumah. Apakah ini akibat kepergian istrinya? John hanya bisa bertanya dalam hati.     

Setelah Joh keluar, Ren kembali membenamkan diri dalam pekerjaannya. Ia senang mendengar bahwa Fee baik baik saja. Saat ini ia masih akan membiarkan Fee sendiri agar ia dapat berpikir. Nanti, jika waktunya sudah tepat, ia akan langsung mendatangi Fee dan membahas hubungan mereka. Ia tidak terburu-buru. Sepertinya Fee dan Mischa juga tidak bertemu lagi.     

***     

[Temanku bilang ada lowongan yang sesuai dengan kriteriamu. Apakah kau bisa datang untuk wawancara besok sebelum jam makan siang?]     

[Tentu saja. Terima kasih.] Fee buru-buru membalas. [Ahhh... aku siap kapan saja.]     

[Kau tidak bertanya apa lowongannya.] Mischa keheranan mengapa Fee sama sekali tidak penasaran tentang posisi yang tersedia dan sesuai dengannya.     

[Aku percaya kepadamu. Pasti kau sudah bicara yang baik-baik kepada temanmu. Selebihnya aku akan bekerja sebaik mungkin agar tidak membuatmu malu.] jawab Fee     

Sebenarnya ia sangat tidak pemilih dalam hal pekerjaan. Fee rela melakukan apa saja untuk bertahan hidup.     

[Baiklah kalau begitu.]     

MIscha menjadi semakin tertarik kepada Fee. Ia akan memberikan pekerjaan yang bagus untuk gadis itu, sementara ia sendiri akan mencari alasan untuk tinggal lebih lama di Almstad.     

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Fee Lynn-Miller adalah seorang gadis kampung biasa dari sebuah desa kecil di tepi danau, tetapi entah kenapa setelah bertemu langsung dengan Fee beberapa kali, Mischa merasa ada hal yang menarik dari gadis itu dan ia bertekad untuk mencari tahu lebih lanjut.     

Ia harus dapat mendapatkan kepercayaan gadis itu dan mencari tahu apa hubungannya yang sebenarnya dengan Pangeran Renald dan apakah ada rahasia lain di balik identitasnya itu.     

Sesuatu di hati kecil Mischa mengatakan kepadanya bahwa Fee adalah Vega, atau setidaknya memiliki hubungan dengan gadis itu. Namun, ia belum berani berharap atau menyimpulkan secara terburu-buru. Setelah begitu banyak peristiwa salah orang di masa lalu, ia menjadi semakin berhati-hati.     

Baginya, akan lebih baik jika ia menghabiskan waktu lebih lama dengan Fee dan mencari informasi dengan lebih dekat. Ia senang Fee sedang membutuhkan bantuannya. Ia akan menggunakan kesempatan ini untuk memberikan pekerjaan kepada Fee dan ia sendiri akan pindah ke kantor di Almstad untuk sementara waktu.     

Lima menit setelah masuk SMS dari Mischa, Fee menerima panggilan resmi untuk wawancara pekerjaan ke emailnya, langsung dari kantor RMI Almstad.     

Saat ia membaca email tersebut, barulah Fee benar-benar mempercayai bahwa Mischa memang mengenal seseorang di kantor itu, sehingga ia bisa merekomendasikan Fee untuk bekerja di sana.     

[Silakan datang pukul 11 pagi untuk wawancara di kantor RMI. Kami menunggu kehadiran Anda.]     

Fee merasa sangat gembira melihat email panggilan tersebut dan buru-buru membalas dengan mengkonfirmasi kehadirannya.     

Astaga.. ia akan wawancara pekerjaan di salah satu perusahaan teknologi terbesar dunia!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.