The Alchemists: Cinta Abadi

Mencari Pekerjaan Baru



Mencari Pekerjaan Baru

Fee berbalik dan menunggu pria yang memanggilnya itu datang mendekat. Mischa tampak mengenakan pakaian kemeja tipis berwarna hitam dan celana kain yang senada. Wajahnya tampak gembira dan penuh senyum, membuat Fee sesaat terpesona.     

Hmm.. bukankah udara sudah sangat dingin? pikir Fee. Ini sudah hampir musim dingin, tetapi pria ini dengan santai mengenakan pakaian seolah sedang musim panas.     

"Aku mencarimu," kata Mischa.     

Fee menunjuk hidungnya sendiri. "Kau mencariku? Untuk apa?"     

"Aku ingin memastikan kau baik-baik saja," kata pria itu dengan jujur. Ia juga tertarik kepada Fee karena gadis itu sedikit mengingatkannya akan adik angkatnya yang hilang. Tetapi ia tidak mau mengatakan hal itu sekarang. "Barusan aku mampir ke kafe tempatmu bekerja dan mereka bilang kau baru saja berhenti dan belum jauh. Jadi aku mengejarmu."     

"Oh..." Fee tidak tahu harus berkata apa menanggapi kata-kata penuh perhatian dari pria ini. Ia kemudian mengerutkan keningnya, setelah teringat sesuatu. "Dari mana kau tahu aku bekerja di sana?"     

"Oh.. bulan lalu, ketika kau pergi dari taman sehabis menangis ada yang mengenalimu. Karena kafe tempatmu bekerja tidak jauh dari situ, ada beberapa orang yang memberitahuku tempat kerjamu. Rupanya kau sudah lama tidak masuk kerja. Aku meminta teman kerjamu untuk memberitahuku kalau kau datang. Hampir saja aku terlambat." Mischa tersenyum manis sekali. "Aku ingin tahu, apakah kau baik-baik saja?"     

Fee tertegun mendengar penjelasan Mischa. Sebenarnya ia tahu maksud pria ini baik, tetapi rasanya kurang pantas kalau ia terlalu memperhatikan wanita yang sudah bersuami, apalagi sampai mencari informasi tempat kerja Fee segala.     

Fee juga teringat bahwa suaminya cemburu kepada Mischa. Ia menuduh Fee memiliki hubungan khusus dengan Mischa dan kehadiran Mischa yang menolongnya dua kali itu bukan sekadar kebetulan.     

Ia menatap Mischa dengan pandangan penuh selidik. Apakah pria ini menguntitnya?     

Penampilannya rapi dan wajahnya terlihat tulus, tetapi Fee tidak tahu apakah laki-laki ini berniat baik.     

"Kau curiga kepadaku?" Mischa rupanya bisa membaca pikiran gadis itu. "Maaf, kalau aku membuatmu merasa terganggu. Aku sudah berterus -terang mengatakan bahwa kau mengingatkanku akan adik angkatku. Aku merasa bertanggung jawab untuk membantumu. Itu saja."     

"Oh..." Fee mengangguk. Ia baru ingat memang waktu itu Mischa sudah mengatakan bahwa dirinya mirip adik angkatnya itu. Kecurigaannya menjadi sedikit berkurang. "Memangnya seperti apa penampilannya? Apakah memang mirip denganku?"     

Mischa mengangguk. "Tetapi ia sudah lama hilang. Sehingga penampilannya pasti sudah banyak berubah."     

Selama ini ada sangat banyak gadis cantik berambut platinum dan mata biru yang mengaku sebagai Vega kepada keluarga Linden, dan semuanya terbukti berbohong. Kini, bagi Mischa, sekadar kemiripan fisik sudah bukan hal utama. Ia juga tidak mau tergesa-gesa dan membawa Fee kepada Alaric dan memintanya untuk memeriksa apakah gadis ini anaknya atau bukan.     

Bagaimana kalau ia salah lagi? Ia tak dapat membayangkan betapa hati Alaric dan Aleksis akan semakin hancur.     

"Apakah kau punya fotonya? Kalau aku melihatnya aku akan menghubungimu," kata Fee dengan penuh empati.     

Mischa terpaksa menggeleng. Ia tak dapat memberi tahu gadis ini atau siapa pun bahwa ia mencari Vega Linden yang hilang diculik 5,5 tahun lalu. Ia tidak tahu apakah orang-orang itu akan membantunya atau justru memanfaatkan kenyataan bahwa ia sedang mencari Vega.     

Beberapa tahun yang lalu ia telah membuat kesalahan seperti itu dan bertemu beberapa orang yang mengaku-ngaku.     

Sebenarnya di zaman seperti ini sangat sulit memalsukan identitas karena adanya tes DNA, tetapi tetap saja jumlah orang yang mencoba mencari peruntungan mereka dengan berbohong tidak juga berkurang.     

"Sayangnya aku tidak punya fotonya," kata Mischa. "Aku yakin kami akan berhasil menemukannya suatu hari nanti. Seisi keluarga tidak ada yang menyerah."     

"Aku senang mendengarnya." Fee menarik napas panjang. Di luar sana ada seorang gadis yang hilang dan seisi keluarganya tampak terus berjuang menemukannya selama bertahun-tahun. Sementara ia sama sekali tidak memiliki siapa pun lagi di dunia ini.     

Mengapa nasib bisa sangat tidak adil begini?     

"Semoga kalian menemukannya. Maaf, aku tidak bisa membantu. Aku bahkan tidak tahu ia terlihat seperti apa." Fee lalu berbalik dan meneruskan perjalanannya.     

"Tidak apa-apa," kata Mischa. Secara refleks ia berjalan menjejeri langkah Fee. "Aku menceritakan tentang dirinya bukan untuk meminta bantuanmu, tetapi untuk membuatmu percaya bahwa aku bukan orang jahat dan tidak bermaksud buruk kepadamu. Aku tulus ingin membantumu."     

"Terima kasih," kata Fee. Ia membuka ponselnya dan mencari sesuatu. "Tetapi rasanya kau tidak bisa membantuku. Sepertinya kau bukan orang Moravia."     

"Kau benar. Aku bukan orang sini. Apakah kau membutuhkan bantuan penduduk Moravia?" tanya Mischa keheranan.     

Fee menghela napas lagi. Pandangannya menatap jauh ke area perkantoran di seberang taman. Seandainya ia bisa memperoleh pekerjaan di salah satu perusahaan di sana, ia akan bekerja keras dan mengumpulkan uang. Ia juga rela berhenti sekolah agar dapat bekerja full time. Namun.. apakah ada perusahaan yang akan memberi kesempatan kepada seorang lulusan SMA? Saat ini ia masih kuliah di tingkat 1, dan tidak ada ijazah lain yang dapat ia gunakan.     

"Saat ini aku hanya membutuhkan pekerjaan selama lima bulan ke depan," kata Fee. "Aku tidak mau bekerja di Kafe Magnolia lagi karena ada pertimbangan tertentu. Tetapi aku sedang membutuhkan pekerjaan dan karena kau bukan orang sini, kau tak mungkin dapat membantuku."     

"Kau... membutuhkan pekerjaan?" Mischa sebenarnya sudah bertanya-tanya mengapa gadis yang memiliki hubungan dengan pangeran Moravia harus bekerja di Kafe Magnolia. Dan kini, sepertinya setelah berhenti bekerja di sana, Fee hendak mencari pekerjaan baru.     

Apakah gadis ini tidak mengetahui identitas lelaki yang bersamanya itu? Mischa bertanya dalam hati. Dan kalau tidak salah Pangeran Renald mengatakan bahwa Fee adalah istrinya.     

Mengapa ia membiarkan istrinya bekerja di tempat seperti itu?     

"Aku bisa membantumu mendapatkan pekerjaan," kata Mischa cepat. "Aku mungkin bukan penduduk Moravia, tetapi aku mengenal seseorang di kantor pusat RMI dan mereka punya kantor cabang di Almstad. Aku bisa menanyakan kepadanya apakah ada lowongan pekerjaan."     

Fee tertegun mendengar kata-kata Mischa. "Kau sungguh-sungguh?"     

Ia sungguh tidak percaya pada keberuntungannya. RMI adalah salah satu grup perusahaan teknologi terbesar di dunia dan memiliki banyak cabang di kota-kota besar. Kalau ia bisa mendapatkan pekerjaan di sana, walaupun hanya pekerjaan rendahan, ia dapat belajar banyak dan sekaligus mendapatkan penghasilan yang cukup bagus.     

"Aku sungguh-sungguh. Kau bisa mengirimkan lamaranmu ke alamat emailku," Mischa mengeluarkan lagi kartu hitam dari sakunya. "Kalau kau menghilangkan kartu yang kemarin, kau bisa menghubungiku lagi. Apa kau punya kelebihan khusus?"     

Fee mengerutkan keningnya dan mencoba berpikir. "Aku sedang kuliah di Almstad Business School dan sudah belajar beberapa hal tentang manajemen dan administrasi. Semester depan aku akan cuti dulu sambil memikirkan apa yang ingin kulakukan. Selain itu aku pernah bekerja di Kafe Magnolia dan hampir dipromosikan sebagai asisten manajer. Sebelumnya aku juga bekerja di sebuah resort sebagai petugas penerima tamu. Hmm... aku juga bisa lima bahasa."     

"Kedengarannya bagus," Mischa mengangguk. "Kurasa pasti ada lowongan yang cocok buatmu. RMI adalah perusahaan teknologi yang tidak membutuhkan ijazah, melainkan kemampuan. Kau kirim resume kepadaku secepatnya. Aku akan mengabarimu untuk wawancara dan lain sebagainya."     

Fee benar-benar merasa beban di dadanya berkurang setengah. Ah.. mengapa Mischa begini baik kepadanya? Ia telah dua kali membantu Fee dan kini ia bahkan mencarikan Fee pekerjaan.     

Fee merasa bersyukur ia mirip dengan adik angkat Mischa, sehingga pria itu demikian memperhatikannya dan mau menolongnya terus-menerus.     

"Terima kasih banyak. Aku akan mengirimnya," Fee membungkuk sedikit. "Kalau begitu, aku permisi dulu. Aku akan pulang dan beristirahat. Aku merasa tidak enak badan."     

"Kau sakit?" tanya Mischa. "Mau kuantar pulang?"     

"Tidak. Aku hanya perlu beristirahat. Sampai jumpa." Tanpa menunggu jawaban dari Mischa, Fee segera berjalan cepat menyeberang jalan dan naik bus untuk pulang ke flatnya.     

Mischa hanya menatap kepergian gadis itu dengan sepasang mata yang tampak prihatin.     

Fee benar-benar tampak misterius baginya. Ia akan pulang dan mencari informasi tentang siapa gadis itu sebenarnya, dan apa hubungannya dengan Pangeran Renald Hanenberg.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.