Demi Diskon Karyawan
Demi Diskon Karyawan
Ia belum pernah melihat Ren mengenakan pakaian demikian kasual. Ia terlihat benar-benar seperti seorang mahasiswa! Wajahnya yang memang tampak muda tampak sangat cocok mengenakan jeans dan kemeja berlengan pendek. Ia juga mengenakan topi sports yang membuatnya sama sekali jauh dari kesan Pangeran Renald Hanenberg.
"Kau bilang bisa memberiku diskon karyawan," kata pria itu sambil tertawa kecil.
Sungguh Fee merasa sangat terpesona melihat suaminya. Hampir saja ia menghambur dan memeluk Ren, lalu mencium bibirnya dengan mesra. Hari ini Ren tampak jauhhh lebih tampan dari biasanya. Fee sama sekali tidak mengira Ren bisa terlihat demikian segar dan muda.
Selama ini ia terbiasa mengenakan pakaian formal berwarna serba gelap, agar ia terlihat lebih tua. Hal itu membuatnya terlihat kaku dan dingin. Hari ini, ia terlihat benar-benar seperti orang yang berbeda. Fee yakin tidak akan ada orang yang curiga sama sekali bahwa yang sekarang duduk di kafe ini adalah pangeran putra mahkota Moravia.
"Silakan mau pesan apa, Tuan..." tanya Fee sambil tersenyum manis. Tanpa sadar ia merapikan rambut dan apronnya setelah menyerahkan menu kepada Ren.
"Aku akan memesan hidangan yang kau rekomendasikan," kata Ren. "Beri aku kejutan."
"Ah.. baiklah. Kalau begitu biar aku yang memilihkannya. Kau akan suka." Fee menunjuk beberapa hidangan dan minuman yang ada di menu dan Ren mengangguk. Akhirnya Fee mencatat pesanan sang 'tamu' dan masuk ke dapur untuk menyerahkannya kepada koki.
Sementara itu Ren mengeluarkan laptopnya dan mulai mengerjakan sesuatu di meja. Sepertinya ia akan memanfaatkan waktu di kafe ini untuk sekalian melakukan pekerjaannya. Fee sangat senang melihat kehadiran Ren di Kafe Magnolia dan suasana hatinya menjadi semakin gembira. Ia melayani tamu-tamu lain yang datang dengan langkah lebih ringan dan senyum lebih lebar.
Beberapa kali ia dan Ren akan saling mencuri pandang dan tersenyum. Keduanya senang dengan peristiwa hari ini, seolah mereka adalah sepasang orang asing yang tidak saling mengenal dan saling mencuri perhatian.
Ren sendiri dengan cepat menarik perhatian gadis-gadis yang ada di sekitarnya. Para tamu perempuan banyak yang mencuri pandang ke arahnya, demikian juga para pelayan Kafe Magnolia yang lain.
Mereka iri karena Fee yang duluan melayani pemuda tampan itu. Apalagi mengingat Fee adalah seorang gadis yang sangat cantik, mereka merasa tidak adil jika Fee yang mendapatkan perhatian sang tamu tampan.
Ella yang mendengar bisik-bisik temannya sesama pelayan hanya bisa mengangkat bahu. Ia ingin memberi tahu mereka bahwa sebenarnya Fee telah menikah, sehingga mereka tidak perlu cemburu bahwa Fee akan menarik perhatian semua tamu tampan yang mereka miliki. Namun, karena Fee memintanya untuk tidak membuka rahasia bahwa Fee telah bersuami, Ella hanya bisa diam dan menyimpan sendiri pemikirannya.
Ren tinggal di Kafe Magnolia hampir selama dua jam. Ia memesan satu hidangan dan minuman hingga beberapa gelas sementara ia bekerja dengan laptopnya. Ketika akhirnya ia pergi, Ren meninggalkan tip yang sangat besar bagi sang pelayan cantik yang telah melayaninya dengan sangat baik.
[Kau sangat cantik hari ini. Aku akan mampir sesekali kalau aku tidak sibuk.]
Fee tersenyum lebar saat membaca SMS dari suaminya. Ia merasa benar-benar bahagia padahal Ren tidak melakukan hal yang istimewa, hanya datang ke Kafe Magnolia untuk 'bersamanya' di tengah kesibukan Ren yang padat. Kantor Ren terletak tidak jauh dari Kafe Magnolia, sehingga ia menggunakan kesempatan itu untuk memindahkan lokasi kerjanya saja.
Selama ini, saat Ren berada di luar rumah untuk bekerja, Fee hanya bisa berdiam di rumah dan menunggu. Kesempatan untuk melihat Ren di luar rumah pada siang hari di tempat yang sama, ternyata cukup untuk membuat suasana hati Fee menjadi sangat gembira.
Apalagi Ren menyempatkan diri untuk mengganti penampilannya agar tidak dikenali publik. Ahh... Fee merasa ia semakin hari semakin mencintai suaminya. Ia merasa sangat beruntung!
"Kenapa kau senyam-senyum terus? Sepertinya ada hal yang sangat menyenangkan..." tanya Ella sambil tersenyum melihat wajah sumringah Fee.
Gadis itu mengangguk. "Benar, aku sangat gembira. Aku baru mendapat SMS dari suamiku."
Ella hanya menatap Fee dengan pandangan simpati. Ia bisa melihat betapa Fee sangat mencintai lelaki itu. Ahh... staf lain tidak tahu bahwa Fee tidak mungkin tertarik kepada tamu-tamu tampan kafe mereka karena jelas sekali Fee sangat mencintai suaminya. Hmm.. sayang mereka tidak tahu bahwa Fee sudah menikah.
***
Beberapa bulan berlalu dengan begitu cepat. Fee telah terbiasa dengan pekerjaannya dan ia sangat menyukainya. Ia sama sekali tidak merasa keberatan melayani tamu dan berbincang-bincang dengan mereka. Banyak sekali tamu yang menyukainya dan mengobrol dengannya menggunakan bahasa mereka.
Penjualan kafe meningkat seiring dengan semakin larisnya Kafe Magnolia dengan pelanggan-pelanggan lama yang menjadi semakin sering datang, dan para tamu baru yang segera menjadi langganan tetap. Semuanya karena Fee.
Kini bahkan di hari-hari tertentu bisa terjadi antrian panjang bagi tamu untuk dapat memperoleh meja dan dilayani di Kafe Magnolia. Para staf kafe dan manajemennya dapat menduga bahwa semua ini terjadi karena Fee. Kafe Magnolia telah buka selama lebih dari sepuluh tahun dan hal semacam ini baru terjadi setelah Fee bekerja di sana.
Sementara itu Ren yang tadinya mengira Fee akan bosan atau lelah setelah beberapa minggu dan akan memutuskan untuk berhenti bekerja, kini mendapati bahwa justru Kafe Magnolia menjadi semakin sukses dan laris, sementara Fee tetap tidak terlihat ingin berhenti bekerja.
Tadinya ia mengeluarkan uang sangat banyak membeli kafe itu untuk mempermudah Fee mendapatkan jadwal shift yang baik dan agar Fee tidak diperlakukan buruk oleh manajemen. Ia sudah menganggap uang yang dikeluarkannya sebagai uang hilang yang tidak akan kembali.
Namun, siapa yang mengira, kini pengeluaran tersebut telah berubah menjadi investasi yang menguntungkan. Ketika ia mendengar laporan keuangannya dari Stevan lewat telepon, Ren hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum.
"Ah, Fee.. kau ini memang gadis idaman."
Demikian waktu berlalu begitu saja. Fee dan Ren memiliki dinamika baru dalam kehidupan mereka. Fee menikmati bekerja di luar rumah dan bersosialisasi, sementara Ren semakin disibukkan dengan pekerjaannya dan tugas-tugas negara. Mereka akan selalu menghabiskan malam bersama, atau kadang-kadang Ren akan mampir ke Kafe Magnolia.
Setiap akhir pekan, Ren akan selalu mengusahakan menghabiskannya dengan Fee, tetapi hal itu tidak selalu berhasil. Kadang-kadang ia terpaksa harus tugas ke luar negeri dan jika itu terjadi maka ia terpaksa meninggalkan Fee sendiri di Almstad. Ia tidak mungkin membawa seorang wanita bersamanya dalam tugas kenegaraan karena tidak ada seorang pun yang tahu bahwa Ren telah menikah.