Petunjuk Dari Mischa
Petunjuk Dari Mischa
"Hai, Mischa. Apa kabar? Apa yang membawamu kemari?" tanya Nicolae sambil mempersilakan pria itu masuk.
"Terima kasih," Mischa mengangguk dan masuk ke dalam mengikuti Nicolae. "Bibi tadi menghubungiku dan menceritakan tentang anak misterius yang Paman temukan."
Nicolae hanya menggeleng-geleng mendengarnya. Ia tahu Marion iseng meminta Mischa memanggilnya bibi, tetapi ia merasa risih dipanggil paman oleh oleh pria di depannya, apalagi dari segi penampilan, ia justru terlihat lebih muda.
Mischa baru meminum ramuan keabadian saat usianya 37 tahun dan walaupun ia terlihat lebih muda dari usianya sebenarnya, tetap saja ia terlihat berumur 30-an awal, sementara Nicolae tampak seperti berumur 25 tahun.
Ia hanya terlihat lebih dewasa saat sengaja memakai jas dan dasi ketika ia mengajar di kampus. Di Paris, Nicolae seperti biasa kembali mengenakan pakaian kasual dengan jeans lusuh dan kemeja lengan pendek yang santai.
Mischa sendiri selalu mengenakan pakaian serba hitam yang membuatnya terlihat resmi dan sekaligus misterius. Nicolae mempersilakannya duduk dan menawarinya wine. Mischa menolak dengan wajah murung.
"Terima kasih. Aku sudah terlalu banyak minum malam ini. Kalau aku minum lagi, aku tidak akan dapat berpikir jernih." Ia duduk dan menyilangkan kakinya dengan anggun. Kedua matanya menatap Nicolae dengan pandangan serius. "Tuan menemukan anak di tangan dua orang penjahat kelas teri? Tuan mau aku menghubungi pimpinan geng mereka? Aku bisa melakukannya."
Nicolae mengangguk. "Terima kasih. Aku sudah menemukan tempat mereka, di Saint-Denis dan berencana berkunjung sendiri ke sana besok."
"Hmm.. begitu ya? Tuan sudah tahu siapa namanya?" tanya Mischa lagi.
Nicolae menyebutkan nama sebuah kelompok yang diperolehnya dari hasil penelitiannya tadi. Mischa mengeluarkan ponselnya dan menelepon sebuah nomor. Wajahnya tampak kalem dan ekspresinya datar ketika ia bicara dalam bahasa Prancis kepada orang di ujung telepon.
Nicolae hanya mendengarkan dan dalam hati merasa lega karena ia tidak perlu bersusah payah mendatangi kelompok penjahat itu untuk mendapatkan informasi, Mischa dapat melakukannya dengan mudah karena ia memiliki koneksi ke dunia hitam yang masih demikian kuat.
Kalau Nicolae melakukannya lewat jalan belakang, diam-diam, maka Mischa cukup mengetuk pintu dan bicara langsung kepada tuan rumah. Setelah pria itu menutup panggilan dan menyimpan ponselnya. Ia memberi tahu Nicolae apa yang diketahuinya.
"Berita buruk. Kelompok itu sudah didatangi sekelompok orang misterius yang mengobrak-abrik tempat mereka tadi siang. Mereka mencarimu dan anak itu," kata Mischa. "Orang-orang itu tidak tahu siapa kau sehingga mereka tidak bisa memberi jawaban memuaskan."
"Apa mereka bilang kenapa Summer bisa ada di tangan kedua penjahat itu?" tanya Nicolae penasaran. "Apakah dia diculik untuk meminta tebusan?"
Mischa menggeleng. "Tidak. Mereka menerima permintaan untuk menculik anak itu lewat telepon oleh seseorang yang tidak mau menyebutkan identitasnya. Mereka diberi uang muka yang cukup besar, dan sisanya akan diberikan setelah tiga hari. Tetapi belum sempat sisa bayarannya diterima, anak itu sudah kauselamatkan."
"Bagaimana mereka bisa menculik Summer? Apakah mereka diberi tahu alamatnya? Kalau begitu kau bisa memintakan alamat rumah anak ini dari kelompok penculik itu, aku bisa mencari orang tuanya ke sana," pinta Nicolae.
"Tidak. Mereka hanya diberikan foto anak itu dan jadwal mereka jalan-jalan. Anak ini diculik saat sedang bermain dengan anjingnya di taman bersama seorang pengasuh."
Nicolae sangat terkejut mendengar keterangan Mischa. Foto? Dari mana orang itu memiliki foto Summer? Juga jadwalnya... Apakah orang yang memerintahkan penculikan itu mengenal dengan baik Summer dan keluarganya?
Apakah orang tua Summer tahu anaknya diculik oleh orang yang mereka kenal? Apa tujuan Summer diculik?
Semua ini menjadi tanda tanya besar bagi Nicolae. Ia mengerutkan keningnya dan berusaha memikirkan berbagai kemungkinan.
"Kalau begitu Summer diculik di sekitar tempat tinggalnya. Kalau kau bisa memberiku alamat taman tempat ia diculik, aku akan membawa Summer ke sana dan mencoba membuatnya mengingat arah ke rumahnya. Kuharap dengan begitu, kami bisa menemukan orang tuanya." Nicolae akhirnya memutuskan untuk menapak tilas perjalanan Summer sebelum diculik agar ia dapat menemukan rumah anak itu.
"Tentu saja," Mischa menelepon lagi dan mendapatkan jawaban yang dibutuhkan Nicolae. "Dia diculik di Taman Bercy."
"Terima kasih banyak. Aku akan mencoba menyelidiki ke sana besok," kata Nicolae. Ia menjadi sangat lega. Setidaknya sekarang ada sedikit kemajuan.
"Aku akan mencari tahu juga, siapa keempat lelaki misterius yang membunuh kedua penculik itu. Siapa yang menyuruh mereka dan di mana mereka sekarang. Kontakku mengatakan, keempat orang itu juga bertanya ke banyak tempat untuk menemukan anak ini. Rupanya ia sangat penting bagi mereka," kata Mischa lagi. "Anak ini sangat beruntung bertemu denganmu."
"Aku hanya akan menyerahkan Summer kepada ibunya, bukan orang lain. Dan siapa pun yang mengaku sebagai orang tuanya harus dapat memberikan bukti. Aku tidak akan mengambil risiko menyerahkan anak ini kepada orang jahat," kata Nicolae. "Aku sudah membuat laporan kepada polisi. Malam ini aku akan memasang pengumuman di internet juga, siapa tahu ada yang mengenal Summer atau orang tuanya dan bisa menghubungkan kami, dan besok aku akan membawa Summer ke Taman Bercy."
"Semoga berhasil," kata Mischa kemudian. Ia lalu beranjak dan hendak permisi. "Kalau begitu aku pergi dulu."
"Uhm.. terima kasih, ya, atas bantuanmu. Aku tahu kau sedang banyak masalah juga.." kata Nicolae saat mengantar Mischa ke pintu.
Sang tamu hanya mengangkat bahu. "Aku perlu pengalih perhatian seperti ini. Sampai jumpa."
Ia lalu menghilang di balik pintu.
Nicolae masih tidak habis pikir, siapa sebenarnya Summer dan orang tuanya, dan mengapa ada orang yang mereka kenal yang ingin menculiknya.. Apa motif orang tersebut? Apakah jangan-jangan justru orang yang memerintahkan penculikan itu yang meretas semua CCTV di sekitar lokasi kapal?
Nicolae sempat mengira pelaku peretasan itu adalah ibu Summer, tetapi kini ia menjadi ragu. Bagaimana kalau pelakunya justru dalang penculikan? Dan sebenarnya sang dalang mengirim empat anak buahnya untuk mengambil Summer. Namun, karena Summer sudah tidak ada, ia menyuruh mereka membunuh para penculik...
Seperti kata Marion tadi, pelakunya bukan wanita. Ibu Summer tidak mungkin terlibat. Kalau ia memang peretas kamera CCTV itu, tadinya Nicolae hendak mencarinya di Darknet. Namun, kini ia berubah pikiran.
Jangan-jangan ia justru akan mengundang perhatian orang jahat yang sedari awal merencanakan penculikan ini kalau ia sampai mengumumkan kepada orang luar bahwa ia menemukan seorang anak dengan ciri-ciri seperti Summer.
Hmm.. mungkin lebih baik jika ia mencari petunjuk ke Taman Bercy seperti yang tadi ia katakan kepada Mischa.
Semoga Summer masih dapat mengingat jalan pulang dari taman itu menuju ke rumahnya.