Ren Membuka Rahasia
Ren Membuka Rahasia
Mischa menatap Sarah dengan tajam. Ia tidak mempercayai kata-kata gadis cantik itu.
Ia bukan orang bodoh. Ia telah melihat bagaimana sikap Sarah kepada Vega selama di kantor, tetapi dulu ia tidak punya alasan untuk menindak atau menegur Sarah, karena ia kuatir hal itu hanya akan menguatkan kecurigaan orang-orang di kantor bahwa ia memiliki hubungan gelap dengan Vega.
Suara Ren kembali terdengar, dan mengalihkan perhatian Mischa. Dengan kening berkerut ia kembali memperhatikan ke arah Ren. Ia ingin tahu apakah Ren akan mengungkapkan identitas Vega yang sebenarnya atau tidak.
"Aku menerima lima pertanyaan, dan setelah itu acara konferensi pers ini akan berakhir," kata Ren kalem. Ia menatap ke tengah dan mencari tangan-tangan yang sigap teracung untuk mengajukan pertanyaan kepadanya.
Karl dengan sigap memberikan mikrofon kepada lima orang yang ditunjuk oleh Ren. Wajahnya tampak tenang dan profesional seperti biasa. Hanya ia dan Ren yang merasakan ketegangan di antara mereka.
Karl senang melihat Ren mengadakan konferensi pers ini, karena berarti mereka hampir kembali ke jalur yang mereka rencanakan semula. Ia dapat menduga bahwa Ren masih menyembunyikan identitas asli Vega sebagai putri keluarga Linden adalah karena permintaan keluarga itu.
Namun, ia yakin, nanti pasti akan tiba waktunya identitas Vega yang sebenarnya harus diungkapkan. Kalau Ren tidak mau membukanya, Karl sendiri yang akan melakukannya. Ia punya caranya sendiri.
Seorang jurnalis wanita dengan pakaian rapi dan rambut disanggul di atas kepalanya berdiri dengan sikap penuh hormat dan menerima mikrofon dari Karl.
"Terima kasih, Yang Mulia. Nama saya Odelia, dari Almstad Gazette. Saya punya pertanyaan, mengapa Yang Mulia merasa harus merahasiakan status Anda selama ini? Bukankah ini membuat banyak orang salah paham, dan akhir tahun lalu sampai ada gosip bahwa Anda akan dijodohkan dengan Lady Amelia? Apakah Tuan tidak memikirkan perasaan istri Anda?"
Hadirin segera menatap Ren lekat-lekat, penasaran akan jawaban yang akan keluar dari bibir sang pangeran atas pertanyaan yang cukup pedas ini.
Ekspresi di wajah Ren tampak sama sekali tidak berubah. Ia tetap dingin dan tidak terpengaruh.
"Aku akan menjawabnya," Ren mengangguk. "Aku merahasiakan pernikahanku karena aku merasa kehidupan pribadiku bukan konsumsi publik. Aku hanyalah kebetulan mengemban jabatan sebagai seorang pangeran putra mahkota. Namun itu bukan berarti aku harus mengorbankan kehidupan pribadiku. Tolong diingat bahwa Kerajaan Moravia yang memanggilku untuk pulang dan memintaku menduduki jabatan ini. Aku tidak menginginkannya."
Serentak orang-orang bertukar pandang keheranan. Apa katanya? Pangeran Renald tidak menginginkan jabatannya sebagai pangeran putra mahkota?
Benarkah itu? Apakah ini artinya beliau ingin mengundurkan diri?
"Tetapi, kenyataannya Anda adalah putra mahkota yang sebentar lagi akan naik takhta menjadi raja kerajaan Moravia. Anda tidak mungkin menyembunyikan pernikahan Anda selamanya," tanya jurnalis wanita itu lagi. "Apakah Yang Mulia tidak ingin istri dan nanti anak-anak Anda dikenal masyarakat dan kemudian menjadi penerus Anda?"
Ren menggeleng. "Tidak. Aku tidak menginginkan itu."
Ia lalu menunjuk seorang lelaki yang berada di belakang ruangan. Karl dengan sigap membawa mikrofon dan memberikannya kepada lelaki itu.
Wajah sang jurnalis tampak sumringah karena ia dipilih untuk mengajukan pertanyaan kepada Ren. Suaranya sempat terbata-bata di awal bicara karena ia terlalu bersemangat.
"Terima kasih atas kesempatannya, Yang Mulia. Nama saya George dari Moravia Post. Saya ingin menanyakan apa rencana Anda ke depan dengan status Anda yang ternyata sudah menikah dengan Nona Fee Lynn-Miller? Apakah istri Anda akan menjadi anggota resmi keluarga kerajaan dan bagaimana pendapat Raja Gustave serta Ratu Elena tentang beliau? Terima kasih."
Ren menjawab dengan tenang. "Aku berencana untuk hidup bersama istriku dan membahagiakannya selamanya. Kalau ia ingin bertemu dengan keluarga kerajaan, aku akan membawanya ke istana. Kalau ia tidak menginginkan menjadi bagian dari keluarga raja, aku akan mengundurkan diri dan hidup sebagai orang biasa.
"Selama ini aku menyembunyikan istriku karena aku tidak ingin privasi kami terganggu oleh orang-orang yang penuh rasa ingin tahu dan tukang gosip. Aku juga tidak berencana menerima takhta Moravia. Aku hanya menjaga takhta ini sampai sepupuku Caroline melahirkan anak lelaki sebagai keturunan lelaki yang sah dari keluarga Hanenberg, atau sampai kerajaan kita mengubah konstitusinya dan menerima perempuan sebagai pewaris takhta."
Orang-orang sangat terkejut mendengarnya, terutama karena dua fakta. Ren tidak memikirkan apa pendapat istana tentang istrinya, dan sama sekali tidak meminta persetujuan mereka untuk membawa Fee ke istana.
Sebaliknya, ia malah mengatakan akan mendengarkan apa pendapat istrinya tentang apakah ia ingin bertemu Raja Gustave dan Ratu Elena atau tidak. Seolah, di antara kedua pihak itu, istrinyalah yang lebih terhormat daripada raja dan ratu Moravia itu sendiri.
Oh, Pangeran Renald manis sekali! komentar orang-orang.
Mereka menganggap bahwa sikap yang ditunjukkan Ren barusan menandakan bahwa ia sangat menghormati istrinya dan lebih mementingkan pendapat dan perasaan istrinya dibandingkan pendapat istana.
Sungguh suami idaman, gadis-gadis di aula itu hanya bisa menahan iri.
Pangeran Renald sangat tampan, seorang bangsawan yang dapat menjadi raja jika ia inginkan, dan juga sangat menghormati dan mementingkan istrinya.
Memang Pangeran Renald terkenal ketus dan sering marah, tetapi itu karena ia mengalami masalah insomnia parah yang membuatnya sering uring-uringan. Tetapi kepribadiannya saat bersama istrinya tentu jauh berbeda.
Terbukti dari foto-foto di Bali yang mereka lihat, di mana sang pangeran tersenyum dan tertawa saat bersama istrinya. Ia pasti laki-laki penyayang juga.
Oh.. betapa irinya mereka kepada gadis itu.
Semua kata-kata Ren direkam dan disebarkan ke internet dan berbagai media mereka., dan hal itu segera menimbulkan kehebohan di seluruh penjuru Moravia.
"Pertanyaan ketiga?" Ren menunjuk seorang lelaki di barisan depan, sebelah kanannya. Pria itu tampak berseri-seri karena diberi kesempatan bertanya.
"Pangeran, Anda tadi mengatakan bahwa Anda menyukai privasi dan menganggap bahwa Anda perlu merahasiakan pernikahan Anda karena tidak ingin privasi Anda dan istri Anda terganggu. Sampai Anda bisa membawa istri Anda masuk ke istana Moravia, atau sebaliknya, sampai Anda turun ikut lagi jabatan sebagai pangeran putra mahkota," kata laki-laki itu dengan cepat hampir tanpa titik koma karena ia terlalu gembira. "Lalu kenapa sekarang-sekarang tiba-tiba Anda mengadakan konferensi ini dan membongkar identitas istri Anda? Rasanya ini tidak masuk akal bagi Nona Fee.
Ren mengangguk. "Tidak apa-apa. Kau benar. Aku sebenarnya terpaksa mengundang kalian dan memberikan klarifikasi kami karena ada orang-orang tidak bertanggung jawab yang telah mengambil foto kami tanpa izin dan menyebarkannya di internet."
Sejak peristiwa itu, istriku menjadi korban gosip kejam yang tidak henti-hentinya." Ren menatap mereka semua dengan tajam. "Aku hanya ingin membersihkan nama baik istriku."