The Alchemists: Cinta Abadi

Mencarikan Hannah Pekerjaan



Mencarikan Hannah Pekerjaan

"Aku yakin mereka akan datang ke tempatmu dan menginterogasimu tentang keberadaanku..." kata Hannah tegas. "Aku ingin cerita kita sama, bahwa kau menolongku dan memberiku tumpangan hingga ke pusat kota, lalu kau tidak pernah melihatku lagi. Aku tak ingin mereka terus-terusan menganggumu kalau mengira bahwa aku bersamamu."     

"Hmm... aku mengerti," kata Friedrich akhirnya. Ia setuju dengan rencana Hannah dan ia menganggap gadis itu sangat cerdas karena berpikir cepat.     

Setelah ia menutup telepon, Friedrich mengetuk-ketukkan jarinya ke meja. Dalam waktu 24 jam saja hidupnya berubah karena ia menolong seorang gadis. Tadinya ia tidak terlalu memikirkan konsekuensinya saat ia membawa Hannah keluar bersamanya.     

Saat itu, yang dipikirkannya hanyalah bagaimana ia dapat membawa gadis itu pergi jauh dari penyerangnya. Ia memang bukan lelaki lemah, tetapi kekuasaannya tentu tidak dapat dibandingkan dengan keluarga kerajaan dari negara lain. Mereka memiliki kekebalan diplomatik di Amerika dan hampir bisa dipastikan akan dapat lolos melakukan apa saja.     

Ahh... untung saja Hannah sangat cerdas dan segera mengambil langkah-langkah untuk menyembunyikan jejaknya. Dengan ia tadi menelepon Aurora dan memberikan keterangan palsu, keluarga raja Moravia tidak akan mengejar Friedrich karena mereka akan mengira pria itu benar-benar tidak tahu apa-apa.     

Sekarang, Friedrich tinggal menunggu kedatangan Valentino atau polisi yang akan menginterogasinya dan ia akan memberikan cerita yang sama seperti yang disampaikan Hannah kepada Aurora.     

Namun demikian, ia tidak dapat tinggal diam. Ia harus melakukan sesuatu. Friedrich membuka laptopnya dan masuk ke Darknet. Ia harus membantu Hannah menghilangkan jejak dan mengecoh keluarganya agar mereka mencarinya ke Hong Kong.     

Ia mendapatkan beberapa kontak freelancer yang terbiasa melakukan hal seperti ini. Selama ini Friedrich hanya memantau di Darknet dan tidak pernah menggunakan jasa siapa pun. Ia tidak pernah membutuhkan apa pun dari dunia bawah tanah sebelumnya.     

[Aku perlu dua orang model, laki-laki dan perempuan untuk bepergian ke Hong Kong dan menghilang di sana. Yang perempuan penampilannya harus semirip mungkin dengan gadis dalam foto ini. Berangkat dari bandara Seattle Tacoma secepatnya.]     

Setelah Friedrich mengetahui siapa Hannah sebenarnya, sangatlah mudah baginya untuk mencari foto gadis itu di internet. Ia melampirkan foto Hannah dan memberikan instruksi tambahan agar freelancer yang disewanya dapat mengerti situasi yang mereka hadapi.     

Rencananya sangat sederhana. Membuat seolah-olah Hannah pergi ke Hong Kong dengan menggunakan paspor orang lain dan kemudian menghilang.     

Biaya yang harus dikeluarkan Friedrich cukup besar. Selain tiket PP untuk dua orang dan akomodasi, ia juga harus membayar jasa kedua orang tersebut sebesar $30.000. Uang yang cukup banyak untuk pekerjaan demikian sederhana.     

Namun demikian, Friedrich tidak keberatan mengeluarkan uang demikian besar, karena baginya, nyawa seorang manusia jauh lebih berharga daripada uang sejumlah apa pun. Ia seorang lelaki single yang tidak memiliki anak dan istri, sehingga pengeluarannya tidak banyak.     

Semua kebutuhannya dan Karl selama puluhan tahun ke depan sudah terjamin dari semua uang yang ia hasilkan dari pekerjaannya dan royalti beberapa paten yang dimilikinya. Ia tidak akan hitung-hitungan dengan seorang wanita yang sedang tersudut dan mengalami kesulitan.     

Setelah mendapatkan konfirmasi dari freelancer yang disewanya, Friedrich lalu menelepon HRD dan menanyakan apakah masih ada lowongan sebagai staf kafetaria di perusahaan.      

"Masih ada. Kita perlu satu pelayan lagi untuk membantu Memi, karena Maria akan segera melahirkan dan ia tidak akan dapat bekerja selama beberapa bulan," kata sang manajer HRD. "Tuan ingin merekomendasikan seseorang?"     

"Benar. Ada seorang gadis kenalanku yang sangat membutuhkan pekerjaan. Tapi tidak sekarang. Mungkin dua minggu lagi. Bagaimana, bisa?" tanya Friedrich.     

"Tidak apa-apa. Kita bisa menerimanya dua minggu lagi. Apakah dia bisa datang menemuiku untuk wawancara dulu?"     

"Lisa, mau apa kau buang waktu mewawancarai seorang karyawan kantin? Biarkan Memi saja yang menemuinya dua minggu lagi," kata Friedrich santai. "Kalau Memi oke, kau tinggal memberikan kontrak kerjanya."     

Sang Manajer HRD merasa ada yang aneh dengan permintaan Friedrich. "Tidak bisa begitu... Kita punya birokasi dan prosedur untuk merekrut karyawan. Bahkan untuk karyawan kantin sekalipun."     

"Mmm... masalahnya, orang ini tidak punya izin kerja di Amerika," kata Friedrich. "Apakah kau bisa membantuku?"     

"Tuan Neumann... ini sulit. Kau tidak memintaku untuk mempekerjakan orang ilegal kan? Perusahaan kita bisa kena denda. Kita juga tidak bisa memberikan visa kerja untuk karyawan rendahan. Makanya posisi itu hanya tersedia untuk penduduk lokal."     

"Ya, kau tidak usah beri tahu orang lain," kata Friedrich mulai sewot. "Begini saja. Biarlah aku yang mempekerjakannya, tetapi buat seolah-olah perusahaan yang menerimanya bekerja. Tidak usah pakai kontrak. Kau bilang saja posisinya adalah karyawan sementara untuk menggantikan Maria yang sedang cuti melahirkan, dengan begitu ia bisa bekerja di bawah tangan. Tapi kau jangan memberi tahu siapa pun bahwa orang ini bekerja di bawah tangan."     

Lisa terdiam beberapa saat lamanya. Ia merasa ada sesuatu yang aneh. Mengapa Friedrich begitu berkeras hendak membantu orang ini dan memasukkannya bekerja di Atlas X? Apakah ia memiliki hubungan khusus dengan wanita itu?     

Ah, tapi tidak mungkin Friedrich Newmann, seorang project manager penting di Atlas X memiliki hubungan dengan seorang wanita rendahan yang hanya dapat bekerja sebagai pelayan kantin.     

Mungkin kenalannya ini memang sangat membutuhkan pekerjaan dan Tuan Neumann merasa kasihan kepadanya.     

"Baiklah, Kalau Tuan bersedia menanggungnya sendiri, kita dapat membiarkan wanita itu bekerja di sini," kata Lisa akhirnya.     

"Terima kasih, Lisa. Wanita ini sangat membutuhkan pekerjaan dan uang, tetapi aku tidak mau membuatnya malu dengan memberinya uang. Karena itu kurasa, lebih baik kalau ia 'bekerja' di kantin perusahaan kita untuk sementara, sampai ia dapat menemukan pekerjaan lain yang lebih baik," kata Friedrich kemudian.     

"Anda baik sekali," komentar Lisa. "Wanita itu beruntung bertemu Anda."     

"Baiklah, kalau begitu, tolong beri tahu Memi dan staf kantin lainnya. Dua minggu lagi Hannah akan datang dan mulai bekerja."     

"Baik, Tuan."     

Friedrich tersenyum tipis saat ia mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Hannah, memberitahunya kabar baik ini.     

[Kabar bagus. Kantin perusahaan membutuhkan pekerja pengganti selama beberapa bulan karena salah seorang staf akan segera melahirkan dan ia akan mengambil cuti agak panjang. Kau bisa mulai bekerja dua minggu lagi.]     

Friedrich sengaja menunda agar Hannah baru mulai bekerja dua minggu lagi karena ia ingin memastikan Valentino dan keluarga Hannah sudah tidak mencurigainya dan tidak mengawasi kantornya di Atlas X.     

Kalau sampai mereka melihat Hannah di Atlas X beberapa hari setelah ia dikabarkan menghilang, maka tentu mereka akan segera menemukannya. Jadi, saat ini, lebih baik jika Hannah menenangkan diri dulu dan bersembunyi di rumah Friedrich. Setelah situasinya menjadi tenang, ia dapat keluar dan bekerja.     

[Ah, benarkah? Terima kasih banyak. Aku akan bekerja dengan baik. Nanti aku juga akan sambil mencari pekerjaan lain, jadi kalau staf itu kembali aku dapat pindah ke tempat lain.]     

Friedrich hanya menatap ponselnya dan membaca pesan Hannah berulang-ulang. Kalau ia tidak mengalami ini sendiri, rasanya sangat sulit dipercaya bahwa seorang gadis bangsawan yang pasti tidak pernah bekerja seumur hidupnya dan selalu mendapatkan kemudahan, bersedia bekerja sebagai pelayan kantin dan bahkan terdengar sangat bersemangat dengan pekerjaan rendahan itu.     

Ia merasa tidak salah telah membantu orang. Kalau Hannah adalah seorang gadis manja dan merepotkan, Friedrich akan buru-buru menyuruhnya keluar dan mencari pertolongan ke pusat krisis atau lembaga bantuan untuk wanita. Untungnya Hannah tidak manja dan ia tahu berterima kasih.     

Friedrich masih ingat rasa masakan Hannah tadi pagi saat sarapan yang sangat enak. Ia tahu Hannah sengaja memasakkan sarapan untuknya dan Karl sebagai bentuk ucapan terima kasih.     

***     

Hannah sangat senang karena Friedrich berhasil mencarikannya pekerjaan. Ia sama sekali tidak menanyakan gajinya berapa. Yang penting sekarang ia akan memperoleh penghasilan walaupun sedikit. Sambil jalan, ia akan memikirkan cara lain untuk mendapatkan uang dan kemudian pindah mencari apartemennya sendiri.     

Ia memutuskan untuk memasak sesuatu bagi Friedrich dan Karl untuk merayakan pekerjaan barunya. Ketika Karl pulang sekolah, ia menemukan Hannah sedang sibuk di dapur dan membuat kue.     

"Kak Hannah sedang apa?" tanyanya keheranan.     

"Oh, hai, Karl. Kau sudah pulang?" Hannah tersenyum lebar. "Aku sedang membuat cake strawberry. Harley mengatakan kakakmu menyukai kue ini. Apakah itu benar?'     

"Benar." Karl menyipitkan matanya. "Kenapa Kak Hannah repot-repot membuat kue kesukaan kakakku? Apakah..."     

Ia tidak melanjutkan ucapannya. Hannah tampak tersipu-sipu, seolah ia tertangkap basah melakukan sesuatu hal yang memalukan. Ah... rupanya walaupun masih remaja, Karl sudah mengerti hal-hal semacam itu.     

"Apakah menurutmu aku berlebihan?" tanya Hannah dengan suara pelan. "Apa menurutmu sebaiknya aku tidak usah membuatkan kue ini? Aku juga tadi berencana memasakkan sesuatu untuk makan malam."     

Karl menggeleng kuat-kuat. "Tidak berlebihan sama sekali. Menurutku apa yang Kak Hannah lakukan itu sudah benar. Aku justru senang kalau ada yang memperhatikan Kak Friedrich. Dia terlalu sibuk dan tidak pernah memperhatikan kondisi tubuhnya sendiri."     

"Menurutmu begitu?" tanya Hannah. Ia terdengar sangat lega karena adik dari lelaki penyelamatnya tampak tidak merasa terganggu atas kehadirannya di rumah mereka, dan ia justru terlihat mendukung Hannah melakukan berbagai hal untuk Friedrich.     

"Benar. Kakakku itu tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Dia juga tidak pernah punya kekasih," Karl mengedip ke arah Hannah dan segera membuat wajah gadis itu memerah karena malu. "Kalau Kak Hannah ingin mengejar kakakku.. aku memberikanmu restuku."     

"Ah... kau ini bisa saja," kata Hannah. "Dia sepertinya lebih tertarik pada pekerjaannya. Aku tidak tahu apakah ia akan dapat menyukaiku. Aku juga tidak berharap apa-apa. Aku memasak begini karena aku ingin membalas kebaikannya kepadaku dengan cara yang aku bisa. Kebetulan.. aku hanya bisa memasak."     

"Kak Hannah jangan menyerah dulu," kata Karl menyemangati. "Pepatah mengatakan cara mendapatkan hati lelaki adalah melalui perutnya. Jadi kurasa, Kakak sudah ada di jalan yang tepat."     

Hannah teringat suasana sarapan tadi pagi saat ia melihat Friedrich makan dengan lahap. Ahh.. semoga saja pepatah itu benar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.