Di Kafe Magnolia
Di Kafe Magnolia
Keputusan Altair untuk membawa sweater terbukti tepat. Angin Moravia yang bertiup di akhir musim semi ini memang sangat dingin dan terasa menusuk tulang. Namun demikian, cuaca cukup cerah dan matahari yang bersinar terang di atas mereka membuat pemandangan kota tua Almstad yang indah menjadi semakin menawan.
Keduanya berjalan tenang dengan tangan di dalam saku, tidak mempedulikan pandangan orang-orang yang terpukau saat melihat Alaric dan Altair melangkah santai di area Kota Tua.
"Ini tempatnya," komentar Altair saat melihat sebuah kafe berukuran sedang di depan mereka. Alaric tidak menjawab. Ia sudah melangkah masuk ke dalam.
Seorang pelayan berambut kemerahan segera menyambut mereka. "Selamat sore. Meja untuk dua orang?"
Alaric mengangguk. Dengan penuh hormat sang pelayan mempersilakan kedua tamu itu mengikutinya dan membawa mereka ke sebuah meja bagus yang terletak di sisi jendela. Alaric menyadari ini adalah salah satu meja terbaik di kafe itu.
Ia lalu duduk dengan anggun dan segera meminta dibuatkan secangkir teh terbaik dari Kafe Magnolia, tanpa melihat menunya.
"Uhm.. Tuan tidak mau makan siang di sini atau memesan makanan yang lain?" tanya sang pelayan.
"Mungkin nanti," kata Alaric. Ia melayangkan pandangannya ke luar jendela dan mengamati sekitar Kafe Magnolia itu. Mencoba membayangkan kehidupan anak perempuannya di Almstad selama ia bekerja di kafe ini.
Mengapa Vega dibiarkan bekerja di tempat seperti ini? pikir Alaric kesal. Ia mengetahui bahwa putrinya telah menikah dengan Ren sejak lama, tetapi Ren bukan saja menyembunyikan pernikahan mereka dan bersikap seperti seorang pangeran single di luar sana, tetapi juga ia membiarkan Vega bekerja sebagai pelayan??
Altair dapat menebak isi hati ayahnya, karena ia juga berpikiran serupa. Ia tidak habis pikir. Ia memutuskan untuk menyimpan pertanyaannya ini dan menanyakan sendiri kepada Vega atau Ren, apa yang terjadi sebenarnya.
"Aku mau memesan sesuatu," kata Altair ramah kepada pelayan itu. Ia membuka-buka menu dan menunjuk sepotong kue strawberry. "Aku mau kue ini dan teh terbaik kalian juga."
Pelayan itu tersenyum manis sekali saat mendengar suara Altair yang ramah. Ah... pemuda tampan berambut platinum dan bermata biru ini jauhhhhh lebih ramah dari kakaknya, pikir sang pelayan.
Tadi ketika ia menyapa Alaric dan menanyakan pesanannya, entah kenapa ia merasa jerih. Sorot mata ungu pria tampan itu seolah menusuk hingga ke jiwanya. Dan pandangannya yang dingin serta mengintimidasi itu benar-benar menakutkan.
Untunglah adiknya tidak seperti itu...
"Baik, Tuan. Jadi sepoci teh terbaik kami dengan dua buah cangkir serta sepotong kue strawberry. Apakah ada lagi yang Tuan inginkan?" tanya sang pelayan dengan suara gembira. Ia menatap Altair dengan penuh perhatian, seolah berusaha memasukkan wajah pria tampan itu ke dalam hatinya.
"Uhm... ada satu hal," kata Altair kemudian. "Tahun lalu kami datang ke sini dan ada seorang pelayan yang bernama... Fee? Apakah ia masih bekerja di sini? Kami ingin sekali bertemu dengannya."
Senyum di wajah pelayan itu seketika menghilang. Fee Lynn-Miller bekerja di tempat ini sebelum ia masuk dan sepertinya sangat disukai para tamu. Alaric dan Altair bukanlah orang pertama yang datang untuk makan dan minum di Kafe Magnolia lalu menanyakan tentang Fee.
Ada pasangan Italia yang pernah dibantunya memilih menu karena mereka tidak dapat berbicara bahasa Inggris atau Jerman, beberapa keluarga turis yang menjadi langganan kafe ini karena Fee, dan masih banyak lagi.
"Kalian mengenal Fee?" tanya gadis itu akhirnya. "Kalian bukan tamu pertama yang menanyakan tentang dirinya. Sepertinya Fee cukup populer dengan tamu. Uhm... sayangnya Fee sudah tidak bekerja di sini."
"Oh... kenapa ia berhenti? Apa boleh kami tahu?" tanya Altair lagi.
"Ah, aku kurang tahu tentang alasan mengapa ia berhenti," kata sang pelayan. "Dia sudah keluar sebelum aku bekerja di sini. Tapi mungkin manajerku Ella akan dapat memberi tahu kalian. Silakan tunggu, aku akan memanggil Ella."
"Terima kasih banyak," Altair tersenyum dan mengangguk untuk menunjukkan rasa terima kasihnya.
Ah.. ia tidak heran jika Vega sangat disukai orang-orang. Adik kembarnya itu sangat menyenangkan dan selalu membawa aura kebahagiaan bersamanya kemana pun ia pergi.
Ia lalu duduk di seberang ayahnya dan ikut mengamati pemandangan di luar. Orang-orang tampak sibuk berlalu-lalang di luar melintasi jalan-jalan berbatu khas Kota Tua. Mereka juga melihat banyak turis yang mulai berdatangan dari seluruh dunia.
Pintu kafe dibuka dan mereka melihat ada pasangan turis yang masuk dan pelayan yang sama segera menyambut mereka untuk dibawa ke meja kosong.
Lima belas menit kemudian teh dan kue yang dipesan Altair tiba. Pelayan yang tadi menerima pesanan mereka datang membawakannya dengan sebuah baki kayu yang cantik, diikuti oleh seorang wanita berambut pendek dan mengenakan pin bertuliskan manajer di kemejanya.
"Hallo, selamat sore, Tuan. Namaku Ella," sapa sang manajer dengan suara ramah. Untuk sesaat tampak wajahnya terpukau melihat dua pria yang demikian mengesankan dan berwajah mirip duduk di kafenya. Ella menyipitkan mata dan berusaha mengingat-ingat di mana ia pernah melihat mereka.
"Selamat sore, Ella," Altair balas menyapa sang manajer. "Aku tidak melihat Fee di sini. Apakah ia sedang libur?"
Ella yang sempat tertegun segera tegugah dari lamunannya dan buru-buru menggeleng. "Oh, Tuan berdua pasti sudah lama tidak datang kemari sehingga tidak tahu bahwa Fee sudah berhenti bekerja."
"Kami dari luar negeri," Altair menjelaskan. "Sudah berapa lama Fee berhenti bekerja? Apakah kau tahu tempat kerjanya yang baru? Setahuku Fee sangat menyukai bekerja di tempat ini, lalu mengapa ia berhenti? Apakah ada tawaran baru yang lebih menarik?"
Ella menggeleng. Wajahnya tampak prihatin. "Uhm.. sebenarnya Fee kurang beruntung. Ia bekerja dengan sangat baik dan Stefan, GM kafe ini hendak mengangkatnya sebagai manajer, walaupun Fee hanya bekerja paruh waktu, tetapi terjadi perkelahian di kafe ini karena dirinya dan Stevan ditekan oleh walikota untuk memecat Fee."
"Apa? Mengapa walikota melakukan itu?"
Ekspresi Ella kemudian dipenuhi kekuatiran dan suaranya berubah menjadi bisikan. "Aku seharusnya tidak memberi tahu ini kepada kalian, tetapi aku kasihan kepada Fee. Laki-laki yang dipukuli di sini karena dirinya itu ternyata anak walikota Almstad."
Anak laki-laki walikota Almstad. Alaric mencatat dalam hati.
Ia benar-benar menjadi kesal saat mengetahui Ren membiarkan Vega ditindas seperti itu. Kalau Alaric melihat istri maupun anaknya ditindas orang lain, sang pelaku tidak akan hidup untuk melihat hari esok.
.
.
>>>>>>
From the author:
Teman-teman, yuhuuuu!! Ada event dari Webnovel, yang ternyata menggabungkan lokal dan global. Jadi ini khusus untuk pembeli Privi. Author yang berhasil update ceritanya setiap hari tanpa henti selama bulan September dan dapat pembeli privi di atas 500 akan dapat banyak feature dan promosi untuk bukunya.
Kalian bisa lihat pengumumannya di "Win Win Event".
Nah, saya mau kasi giveaway untuk teman-teman yang support saya di event ini. Kalau kalian beli privi yang paling rendah aja, yang 1 coin, dan beli satu saja bab di dalam privi, kalian kirim skrinsyot beli privinya ke email saya di: [email protected], atau Whatsapp Mbak Deasy di: 0812-8226-7045 dengan menyebutkan username kalian, nanti kalian memenangkan beberapa giveaway dari saya.
Kalau kita mencapai target 500 support untuk The Alchemists, saya akan kasi 5 hadiah yang akan diundi untuk teman-teman yang sudah kirim skrinsyot dan usernamenya ke Mbak Deasy ya.
Kalau kita mencapai target 1000 support, saya akan kasih 10 giveaway.
Hadiahnya silakan pilih:
1. Pulsa Rp 100.000
2. Buku Cetak "The Alchemist"
3. Buku Cetak "Ludwina & Andrea" + buku cetak "Glass Heart: Kojiro Nana"
Kalau pilih buku, nanti bukunya saya kirim ke seluruh Indonesia, ongkir ditanggung oleh saya.
Saya juga minta dukungannya untuk beli privi tier 1 coin aja dan satu bab untuk buku "The Prince Who Cannot Fall In Love & The Missing Heiress", buku "Finding Stardust" (bahasa Inggris) dan "Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang"
Kalau kalian beli privi minimal tier yang 1 coin untuk keempat novel tersebut, artinya kalian akan mendapatkan empat kesempatan untuk menjadi pemenang giveaway di masing-masing novel. Makanya, kita usahakan menang di event ini ya.
PS: Privilege untuk Finding Stardus dan Putri Akkadia belum ready ya. Silakan dibeli mulai tanggal 2 September saja :)