Mengenang Masa Lalu
Mengenang Masa Lalu
"Hmm.. kurasa sementara ini jangan dulu mengumumkan apa pun kepada publik," kata Aleksis. "Suamiku dan aku sudah membahas ini tadi malam. Selama kami belum dapat menemukan informasi tentang siapa penculik Vega sebenarnya. Kami tidak ingin menarik perhatian lebih lanjut."
Ren mengangguk. "Aku mengerti."
Ia mencium Vega lalu pamit untuk pergi. Ia akan diantar helikopter keluarga Linden untuk pulang ke Singapura dan kemudian berangkat ke Moravia.
Setelah Ren pergi, seisi keluarga Vega berusaha mengalihkan perhatian Vega dengan mengajaknya bersenang-senang di pantai.
Altair yang sangat merindukan adik perempuannya merasa agak lega karena Ren sudah tidak ada. Sedari kemarin sebenarnya ia ingin menghabiskan banyak waktu bersama Vega, tetapi ia tidak enak mengganggu di antara pasangan suami istri. Dengan kepergian Ren, ia dapat memonopoli Vega tanpa harus menguatirkan suaminya.
"Vega... kau berubah ya..." kata Altair sambil mengusap rambut Vega yang berwarna pirang, lebih gelap dari warna rambutnya sendiri yang tampak berwarna platinum. "Sejak kapan rambutmu berwarna seperti ini?"
Vega menarik segenggam rambutnya dan mengerutkan kening. "Aku tidak tahu. Sejak awal aku hanya ingat punya rambut berwarna cokelat tua. Baru beberapa waktu terakhir saja rambutku berubah menjadi semakin terang. Apakah dulu rambutku warnanya sama dengan rambutmu?"
Altair mengangguk. "Aku punya banyak foto-foto dan video lama. Kau sudah melihat sebagian kan?"
Vega mengiyakan. Ia juga sudah melihat berbagai foto dan video keluarga, tetapi sayangnya ia tidak dapat mengenali satu pun hal yang dilihatnya di situ. Ia sangat berharap ingatannya segera kembali.
"Aku benci keadaanku yang tidak dapat mengingat apa-apa..." keluhnya. "Apakah aku mempunyai teman?"
"Ada, kok. Dulu di sekolah kau mempunyai beberapa teman dekat. Ahh.. Tatiana pasti akan senang kalau mengetahui kau sudah kembali."
"Siapa Tatiana?" tanya Vega.
"Sebentar.. aku akan menunjukkan videonya kepadamu. Dia itu seorang influencer terkenal di internet. Sayangnya aku sudah tidak boleh melanjutkan sekolah umum setelah kau menghilang. Ayah dan Ibu sangat kuatir akan keselamatanku..." kata Altair. "Tapi aku masih bisa melihat kabar teman-teman lama kita di internet."
Ia membuka Splitz dan menunjukkan channel Tatiana Petrova, seorang sosialita yang sangat terkenal di internet dengan puluhan juta followers. Tatiana banyak memposting video kuliner, gaya, hidup, dan perjalanan wisata.
Vega tercengang melihatnya. Ia telah mendengar tentang Tatiana sebelumnya karena Tatiana Petrova memang sangat terkenal. Ia sama sekali tidak mengira Tatiana adalah sahabatnya di sekolah dulu.
"Kau mau lihat videonya dari enam tahun lalu? Tatia banyak mengambil video perjalanan kita di Paris dan Bordeaux, dan kau ada di berbagai videonya."
Altair mencari beberapa video dari tahun 2056 di tablet dan memutarnya untuk Vega. Mereka sedang duduk di pantai berdua dan berbincang-bincang tentang masa lalu.
Keluarga besarnya menyadari bahwa kedua bersaudara itu memerlukan waktu untuk berdua saja, maka mereka membiarkan Vega dan Altair di pantai menghabiskan waktu bersama, tanpa diganggu siapa pun.
Bahkan Ireland dan Scotland yang juga sangat merindukan kakak perempuan mereka dengan patuh menjauh dan memutuskan bermain dengan Lily dan Summer.
Vega memperhatikan berbagai video itu dengan ekspresi kaget dan kagum. Ia sama sekali tidak mengira Tatiana Petrova yang terkenal itu adalah sahabatnya. Vega berkali-kali menekap bibirnya dan memperhatikan video demi video lama yang ada di channel Tatiana.
"Astaga... ini aku?" tanya Vega berkali-kali dengan nada suara tidak percaya. Ia membulatkan matanya dan menyaksikan semua video itu dengan air mata menggenang. Sungguh, hidupnya yang sepi di Salzsee terasa begitu jauh sekarang.
Ia melihat di banyak video itu betapa ia ternyata memiliki banyak teman dekat dan mereka tampak bersenang-senang dan tertawa bersama. Vega dapat melihat bahwa dirinya semasa remaja memang memiliki penampilan yang sangat berbeda dari sekarang.
Rambutnya berwarna platinum indah dan sering dikepang dua dengan cuek. Wajahnya selalu tersenyum dan tampak bahagia. Ia juga dikelilingi beberapa teman yang terlihat sangat peduli kepadanya.
Sementara Vega memperhatikan video Tatiana, di Bordeaux, Altair justru terus memperhatikan Vega. Ia merasa sangat terharu karena akhirnya mereka dapat menemukan adik perempuannya itu.
Ia sungguh berharap adiknya akan dapat diobati dan ingatannya semua akan kembali. Ia sangat merindukan Vega yang dulu yang selalu ceria dan penuh semangat hidup. Vega yang sekarang benar-benar hampir tidak dikenalnya. Ia menjadi pendiam dan tidak banyak tertawa seperti dulu.
"Sepertinya kita bersenang-senang ya di Bordeaux," kata Vega sambil mengamati sebuah video di tabletnya. Altair melongok ke arah tabletnya dan kemudian tertawa.
"Oh.. video ini. Lucu sekali. Di situ kau menipu Kak Mischa," katanya kemudian.
Vega mengerutkan keningnya keheranan. "Aku? Menipu Mischa? Bagaima bisa?"
"Kau tonton saja sampai selesai."
Vega akhirnya memusatkan perhatiannya pada video itu. Tampak ia dan teman-temannya berkeliling tempat pembuatan keju dan mencoba mencicipi blue cheese yang terkenal berbau busuk namun banyak disukai orang. Kemudian mereka diberi waktu bebas untuk mengunjungi pusat kota dan berbelanja oleh-oleh.
Vega yang sudah lancar berbahasa Prancis dan Jerman sejak kecil sama sekali tidak kesulitan berkomunikasi dengan para pedagang souvenir dan makanan kecil yang mereka lewati. Ia menjelaskan berbagai keju yang mereka temui di pasar, dalam bahasa Inggris dan Prancis, dan Tatiana merekam semuanya dengan antusias.
"Heii... lihat, di sebelah kanan kalian..." bisik Tatiana dengan antusias. "Ada cowok ganteng!!"
Vega, Sharon, Ellen dan Stu yang berada dalam rombongan Tatiana segera mencuri pandang ke arah yang dimaksud gadis itu. Sepasang mata Vega dalam video tampak membulat besar ketika ia menoleh ke arah yang ditunjuk Tatiana. Tampaknya ia mengenali lelaki yang dimaksud sahabatnya.
Mischa tampak duduk santai di sebuah kafe sambil mengawasi ke arah mereka secara tidak kentara. Ia asyik membaca berita di tabletnya sambil menikmati sparkling wine. Seperti biasa, ia mengenakan pakaian hitam-hitam.
Dengan lincah kamera Tatiana berhasil menangkap sosok pria itu dan memperbesar lensanya untuk menampilkan Mischa secara penuh.
Lengan kemeja pria tampan itu digulung hingga siku dan membuatnya terlihat sangat keren. Beberapa kancing atas pakaiannya juga dibuka karena udara yang cukup panas.
Saat lensa kamera memutar zoom hingga 40x, mereka dapat melihat ada kalung dreamcatcher menggantung di lehernya dan sebentuk tato di dada kanannya.
Vega terlonjak kaget dan menatap Altair yang duduk di sebelahnya dengan wajah bingung. "Mischa juga ikut ke Bordeaux?"
Altair mengangguk. "Benar. Ia mengawasi kita di sana, karena Papa Nic sedang sibuk mengurusi Tante Marie dan Summer."
"Wahh... aku tidak ingat ini sama sekali," keluh Vega dengan nada menyesal.
Ia mengerling ke arah vila, tempat Mischa dan Alaric sedang duduk berbincang-bincang di teras sambil menikmati wine.
Mischa sekarang dan dulu sama sekali tidak berubah. Ia masih sama tampannya dan selalu mengenakan pakaian serba hitam. Bahkan kalung dreamcatcher-nya juga masih dipakai.
Ahh.. Vega tiba-tiba teringat bahwa Mischa pernah menceritakan kepadanya asal muasal kalung dream catcher itu...
Rupanya ayah angkat yang Mischa ceritakan dulu itu adalah ayah kandung Vega sendiri...
Tanpa sadar Vega tersenyum mengingat hal itu.
Ia kembali memusatkan perhatiannya pada video di tablet. Ahh.. Tatiana memang agak genit, pikirnya sambil tersenyum semakin lebar.
Dengan lincah kamera Tatiana telah mengambil berbagai zoom wajah dan tubuh Mischa menjadi berjarak dekat. Para penonton videonya tampak sangat menikmati pemandangan indah yang ditampilkannya karena mereka banyak yang menuliskan komentar memuja Om ganteng yang berhasil ditangkap kameranya.
[Oh... Tatiana kau memang pandai sekali mengambil angle... Om ini sangat seksi!]
[Tatiana apa kau tahu tato apa yang ada di dadanya? Kelihatanya maskulin sekali. Aku ingin sekali melihatnya tanpa kemeja. Apa kau bisa menemukan identitasnya? Aku akan mencari foto-fotonya di internet.]
Vega memicingkan matanya dan memperhatikan gambar Mischa di video itu. Ia baru memperhatikan tato yang terlihat di balik kemeja Mischa yang sedikit terbuka. Ah.. memang benar. Mischa terlihat seksi sekali di sini. Ia begitu tampan, dewasa, maskulin, dan tidak acuh pada sekelilingnya. Pantas saja video ini disukai oleh puluhan ribu follower wanita.
Ahh... Vega ingat bahwa ayahnya, Alaric, juga memiliki tato serupa, ketika tadi ayahnya berjemur bersama ibunya di tepian kolam renang. Ia tidak tahu mengapa ayahnya dan Mischa memiliki tato naga seram yang sama.
Apakah ada arti tertentu di balik tato itu? Ia sangat ingin tahu.
.
.
>>>>>>>
Dari penulis:
Cie... abis ini Vega lihat dia tertangkap kamera sengaja mau ngerjain Mischa waktu di Bordeaux wkwkw...